Oleh:
Teknik Informatika
OKTOBER 2015
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan
kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang
dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain
efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara
cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada
masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan
menguntungkan.
Sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan, Rumah Sakit sering mengalami kesulitan dalam
pengelolaan informasi baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal. Salah satu
bentuk penerapannya melalui sistem pelayanan dengan memanfaatkan teknologi
informasi melalui penggunaan sistem Sistem Informasi berbasis komputer.
Menurut Abdul Kadir (2003, p114) Sistem Informasi Manajemen (SIM)
adalah system informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi biasanya, SIM menyediakan
informasi untuk operasi organisasi. Menurut Haag (2000, p 114) SIM juga sering
disebut sebagai sistem peringatan manajemen karena sistem ini memberikan
peringatan kepada pemakai terhadap masalah maupun peluang.
Pada rumah sakit pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) yang optimal sangat dibutuhkan, karena SIMRS mempunyai modul lengkap
dan terintegrasi, modul sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, mudah dalam
pengoperasian aplikasi.
Pemanfaatan teknologi informasi menggunakan sistem yang baik
merupakan solusi paling tepat dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan,
koordinasi, efisiensi, responsibilitas, pengawasan serta penyediaan informasi secara
cepat, tepat dan akurat. Kebutuhan Sistem Informasi pada Rumah Sakit bahkan telah
ditetapkan sebagai suatu kewajiban, seperti yang tertuang pada Undang-Undang No
1
44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, pasal 52 ayat 1: “Setiap Rumah Sakit wajib
melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan
Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit”. Pada
umumnya SIMRS dirancang dengan arsitektur yang difungsikan untuk pengaksesan
data dan transaksi dengan kapasitas besar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diperoleh
adalah “ Bagaimana penjelasan dan gambaran dari suatu Arsitektur Informasi Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIMRS)?”
Makalah ini memiliki batasan masalah sebagai berkut :
1. Penjelasan dan gambaran Arsitektur Sistem Informasi Rumah Sakit menggunakan
Arsitektur Client/Server.
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan penjelasan dan gambaran tentang Arsitektur Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIMRS).
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Pembaca dapat memperoleh penjelasan dan gambaran Arsitektur Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIMRS).
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
a. Pengertian Arsitektur Informasi
Arstiketur Informasi (atau kadang disebut arsitektur teknologi Informasi,
arsitektur sistem Informasi ataupun Infrastruktur teknologi Informasi adalah suatu
pemetaan atau rencana kebutuhan – kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi
(Turban, McLean, Wetherbe,1999). Arsitektur ini berguna sebagai penuntun bagi
operasi sekarang atau menjadi cetak biru (blueprint) untuk arahan di masa
mendatang. Tujuan dari arsitektur ini adalah agar bagian teknologi informasi
memenuhi kebutuhan – kebutuhan bisnis strategis organisasi. Oleh karena itu,
arsitektur informasi memadukan kebutuhan informasi, komponen sistem informasi,
dan teknologi pendukung.
b. Arsitektur Client/Server
Pada saat ini, konektivitas antara berbagai macam komputer sangatlah tinggi.
Beragam komputer dari vendor yang bermacam – macam bisa saling berinteraksi.
Istilah Interoperabilitas sering dipakai untuk menyatakan keadaan ini. Perkembangan
ini akhirnya juga disusul oleh kemudahan perangkat lunak untuk saling berinteraksi.
Suatu basis data pada prinsipnya dapat diakses oleh perangkat lunak apa saja.
Kebebasan diatas merupkan ciri – ciri khas pada arsitektur dinamakan client/server.
Pada arsitektur ini ada bagian yang disebut Client dan ada yang disebut Server.
3
a. Server : adalah sebarang sistem atau proses yang menyediakan data atau
layanan yang diminta oleh client. Secara fisik, sebuah server dapat berupa
komputer (mainframe, minikomputer, workstation, ataupun PC) atau piranti
lain (misalnya printer).
b. Client : mempunyai kemampuan untuk melakukan proses sendiri, Ketika
suatu client meminta suatu data ke server, server akan menanggapi nya
dengan memberikan data yang diminta ke client yang bersangkutan. Setelah
data diterima, clientt segera melakukan pemrosesan.
4
sentral, rekam medis, manajemen keperawatan, kasir / mobilisasi dana, pelayanan
piutang, manajemen material, stok barang/obat, akuntansi dan keuangan,
kepegawaian, gizi, linen / laundry, dan fungsi pelayanan rumah sakit lainnya.
SIMRS seharusnya dapat dimanfaatkan oleh seluruh unit kerja di rumah sakit, antara
lain:
a. Bagian Front Office , yang meliputi:
1) Unit Customer Service (pusat informasi)
2) Unit pendaftaran pasien rawat inap
7
3) Unit pendaftaran pasien rawat jalan
4) Unit pendaftaran pasien rawat darurat
5) Unit pendaftaran pasien di Unit Penunjang
Arsitektur Informasi SIMRS yang akan digambarkan adalah jenis arsitektur Client –
Server. Dimana para petugas dari masing seluruh unit kerja di rumah sakit (pada bagian
front office maupun back office) akan bertindak sebagai Client dan akan meminta kepada
server untuk mengirimkan modul – modul yang di butuhkan. Dengan demikian sistem yang
ada adlah Multi User – Multi Tasking. Sistem dapat dioperasikan oleh pengguna (user)
secara bersama-sama (concurrent) tanpa menimbulkan interupsi sehingga proses data lebih
cepat dan efektif. Modul-modul dibuat dengan fleksibilitas yang tinggi sehingga
memudahkan implementasi, pemeliharaan dan penambahan modul baru.
Setiap Rumah Sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan lainnya),
tetapi secara umum/generik memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama yaitu proses
pendaftaran, proses rawat (jalan atau inap) dan proses pulang (seperti pada gambar berikut).
Data yang dimasukan pada proses rawat akan digunakan pada proses rawat dan
pulang. Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan
dan tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah, invasive,
diagnostic non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter
(misalnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat.
Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit
(seluruh order berasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini sebagai
order communation system.
Gambar : Contoh Pelayanan Utama (Front Office) dari pasien datang sampai pulang
10
Pelayanan Administratif (Back-Office)
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang,
mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai
dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses
umum, diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory,
pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan
lainnya). Proses back office ini berhubungan/link dengan proses pada front office,
digambarkan berikut ini.
Proses-proses bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-data terstruktur, yang dapat
dikelola dengan relational database management system, selain itu terdapat proses bisnis
yang melibatkan data yang tidak terstruktur seperti alur kerja, surat diposisi, email,
manajemen proyek, kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan sejenisnya.
(Permenkes No. 82)
11
Contoh : Manajemen Bed pada Front Office.
Selain aplikasi SIMRS yang mendukung proses bisnis pada front office dan back
office diperlukan infrastruktur jaringan komputer bukan hanya untuk kebutuhan Sistem
informasi RS saja, tetapi juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur
telepon IP, CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dan lain-lain.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit.
Abdul Kadir. 2014. Pengenalan Konsep Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.
Dinas Kesehatan DI Yogyakarta.2015. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di unduh
pada http://dinkes.jogjaprov.go.id pada tanggal 17 Oktober 2015
14