Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TUGAS UAS

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA


PERUSAHAAN XYZ

Disusun Oleh :
MIFTAHUS SURUR ( 202422053 )

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA MATARAM
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Sistem
Informasi Pembelian dan Persediaan Barang Pada Perusahaan XYZ” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas UAS
pada mata kuliah Analisis Perancangan Sistem Informasi. Selain itu, laporan ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang rancang bangun sistem informasi
di sebuah perusahaan dan juga penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Masrul Indrayana,
S.T, M.T, selaku Dosen Analisis Perancangan Sistem Informasi yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Klaten, 29 Juni 2022

Miftahus Surur

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan ........................................................................................................1
1.3 Ruang Lingkup ..........................................................................................2
1.4 Definitions, Acronyms, Abbreviations .......................................................2
BAB II GENARAL PROJECT DISCRIPTION ................................................... 11
BAB III MODELING SYSTEM REQUIREMENTS .......................................... 13
3.1 Use Case Modelling ................................................................................13
3.2 Data Base Entity Relationship Diagram .................................................15
3.3 Data Flow Diagram ................................................................................15
3.4 Normalisasi ..............................................................................................17
3.5 User Interface Design ..............................................................................19

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Use Case Diagram Pembelian dan Persediaan Barang .....................14


Gambar 3. 2 Entity Relationship Diagram Pembelian dan Persediaan Barang .....15
Gambar 3. 3 Context Diagram Sistem Pembelian dan Persediaan Barang ............15
Gambar 3. 4 DFD Level 1 Sistem Pembelian dan Persediaan Barang/Part ...........16
Gambar 3. 5 DFD Level 2 Sistem Pembelian dan Persedian Barang/Part.............16
Gambar 3. 6 Form Master Sistem Informasi Pembelian Part ................................17
Gambar 3. 7 Bentuk Pertama Pernomalisasian dari Form Master .........................18
Gambar 3. 8 Bentuk Kedua Pernomalisasian dari Form Master ............................19
Gambar 3. 9 Perancangan Menu Utama ................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belakangan ini semua bidang pekerjaan dekat sekali dengan yang namanya
sistem informasi. Sangat begitu penting sistem informasi ini harus ada pada
semua bidang usaha, baik kecil maupun yang besar hal ini karena sistem
informasi merupakan bidang ilmu yang menjembatani bisnis dengan teknologi.
Bidang ilmu ini bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap kebutuhan
(demands) bisnis harus didukung oleh investasi (supplies) teknologi yang
efektif dan sesuai. Mengingat biaya investasi teknologi bukanlah hal yang
murah, semakin banyak perusahaan menjaga agar setiap investasi teknologi
ditempat mereka dilakukan dengan cermat.
Oleh karena itu mata kuliah analisis perancangan sistem informasi sangat
penting dan bermanfaat untuk memberi pengetahuan dasar tentang filosofi dan
skills yang diperlukan bagi pengembang dan pemanfaatan sistem informasi
yang berbasis komputer. Kemajuan dari teknologi tersebut digunakan untuk
memperlancar akses informasi dan komunikasi sehingga segala hal menjadi
efektif dan efisien.
Dengan demikian proyek mendesain sebuah sistem informasi dilakukan
supaya mampu menggambarkan sistem secara konsep dan membuat analisa
suatu sistem dalam bentuk laporan.

1.2 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan laporan ini yaitu
1. Untuk memenuhi syarat tugas mandiri UAS
2. Untuk merancang sistem pembelian, dan persediaan
3. Untuk mengetahui sistem pembelian dan persediaan

1
1.3 Ruang Lingkup
Agar laporan ini lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan , maka
perlu adanya ruang lingkup yang dibahas dalam pembuatan sistem informasi,
adapun ruang lingkup pada laporan ini adalah analisis terhdapa sistem infromasi
pembelian dan persediaan barang pada perusahaan secara umum dengan
menggunakan Use Case modelling, Entity Relationship Diagram, Data Flow
Diagram, Normalisasi dan User Interface Design.

1.4 Definitions, Acronyms, Abbreviations


1.4.1 Pengertian Sistem
Lucas mendefinisikan, “Sistem sebagai suatu komponen atau
variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu
samalain dan terpadu”.

1.4.2 Pengertian Informasi


“Informasi adalah Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”.

1.4.3 Pengertian Sistem Informasi


Pengertian sistem informasi menurut Robert A. Leitch & K. Roscoe
Davis, “Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi
yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategi-strategi
dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan”.

1.4.4 Pengertian Perancangan


”Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk
mendesign sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif
sistem yang terbaik”.

2
Tahapan perancangan sistem adalah tahapan untuk memberikan
gambaran mengenai sistem informasi pengolahan data penjualan,
pembelian dan persediaan suku cadang yang akan diusulkan. Tahapan
perancangan sistem merupakan penerjemah dari keperluan atau data
yang telah dianalisis ke dalam bentuk yang mudah di mengerti oleh
pemakai (user). Perubahan sistem yang dilakukan pada pengolahan data
pembelian adalah pembuatan data pesanan suku cadang secara
terkomputerisasi, penginputan data pembelian. Adapun perancangan
proses ini mencakup Flow map, Context Diagram, Data Flow Diagram,
Relasi Tabel dalam Database dan ERD yang dapat menjelaskan aliran
data yang diproses hingga menghasilkan informasi yang di inginkan.

1.4.5 Pengertian Use Case Diagram


Use case diagram merupakan diagram yang menggambarkan
hubungan antara aktor dengan sistem. Use case diagram bisa
mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan
sistem yang akan dibuat. Use case diagram juga bisa digunakan untuk
mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem dan bisa
juga mempresentasikan sebuah interaksi aktor dengan sistem.
Komponen tersebut kemudian menjelaskan komunikasi antara
aktor, dengan sistem yang ada. Dengan demikian, use case dapat
dipresentasikan dengan urutan yang sederhana, dan akan mudah
dipahami oleh para konsumen. Manfaat dari use case sendiri adalah
untuk memudahkan komunikasi dengan menggunakan domain expert
dan juga end user, memberikan kepastian pemahaman yang pas tentang
requirement atau juga kebutuhan sebuah sistem.
Use case diagram mempunyai 3 komponen ,yaitu :

1. Sistem
Menyatakan batasan sistem dalam relasi dengan aktor-aktor

3
yang menggunakannya (di luar sistem) dan fitur-fitur yang
harus disediakan (dalam sistem).
2. Aktor
Aktor adalah segala hal diluar sistem yang akan menggunakan
sistem tersebut untuk melakukan sesuatu. Bisa merupakan
manusia, sistem, atau device yang memiliki peranan dalam
keberhasilan operasi dari sistem.
3. Use Case
Use Case sendiri adalah gambaran fungsional dari sebuah
sistem. Dengan demikian, antara konsumen dan juga pengguna
pada sistem tersebut, akan mengerti atau paham mengenai
fungsi sistem yang tengah dibangun.
Use case diagram juga mempunyai beberapa relasi, yaitu:
1. Association
Teknik mengindentifikasi interaksi yang dilakukan oleh actor
tertentu dengan use case tertentu. Hal ini digambarkan dengan
garis antara aktor terhadap use case tersebut.
2. Generalization
Mendefinisikan relasi antara dua aktor atau dua use case yang
mana salah satunya meng-inherit dan menambahkan atau
override sifat dari yang lainnya.
3. Dependency
Dependency ini terbagi menjadi 2 macam, yaitu include dan
jugaextend.
Include :
Berfungsi untuk mengindentifikasi hubungan antara 2 use case,
dimana use case yang satu akan memanggil use case yang
lainnya.
Extend :
Apabila pemanggilan, memerlukan kondisi tertentu maka akan
berlaku dependensi.

4
1.4.6 Pengertian Entity Relationship Diagram
ERD adalah pemodelan data atau sistem dalam database, Fungsi
ERD adalah untuk memodelkan struktur dan hubungan antar data yang
relatif kompleks. Keberadaan sistem Entity Relationship Diagram
sangat penting untuk perusahaan dalam mengelola data yang
dimilikinya.
Bentuknya seperti diagram yang menjelaskan hubungan antar objek
data. Untuk menggambarkannya dibutuhkan:
a. Notasi ialah seperangkat lambang yang menggambarkan data
b. Simbol sebagai lambang sebagai penanda
c. Bagan merupakan rancangan atau skema untuk mempermudah
penafsiran
d. dan lain sebagainya.
Komponen Umum Penyusunan ERD:
Untuk membuat Entity Relationship Diagram dibutuhkan tiga
komponen utama sebagai penyusunnya atau bisa juga disebut sebagai
notasi.
1. Entitas (entity)
Entitas adalah sebuah objek berwujud nyata yang dapat dibedakan
dengan objek lainnya. Objeknya dapat bersifat konkret maupun abstrak.
Data konkret adalah sesuatu yang benar-benar ada atau dapat dirasakan
oleh alat indra, sedangkan abstrak tidak berwujud. Orang, buku,
pegawai, perusahaan merupakan jenis entitas konkret. Berbeda dengan
mata kuliah, kejadian, pekerjaan adalah benda tak berwujud.
2. Atribut (Field)
Pengertian ERD kedua yaitu field atau disebut sebagai atribut.
Setiap entitas memiliki atribut untuk mendeskripsikan karakteristik dari
suatu entitas. Untuk jenisnya dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu
Atribut key, atribut yang unik dan berbeda. Misalnya, Nomor pokok
mahasiswa (NPM), NIM dan nomor pokok lainnya.

5
Atribut Composite, atribut yang terdiri dari beberapa sub atribut yang
memiliki arti tertentu. Contohnya, nama lengkap yang dipecah menjadi
nama depan, tengah, dan belakang.
Dan atribut deviratif, yang dihasilkan dari atribut atau relasi lain. Jenis
atribut ini tidak wajib ditulis dalam diagram ER atau pun disimpan
dalam database. Sebagai contoh deriative attribute adalah usia, kelas,
selisih harga, dan lain-lain.
3. Relasi (Relation)
Selanjutnya ada relasi, hubungan antar entitas untuk menunjukkan
adanya koneksi di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan
entitas berbeda. Misalnya, dalam hubungan entitas sistem akademik
antara mahasiswa dan mata kuliah adalah “mengambil”. Mahasiswa
mengambil mata kuliah.
Dalam ERD terdapat kardinalitas relasi atau rasio kardinalitas untuk
memetakan bagaimana data berhubungan satu sama lain yang terbagi
menjadi empat, yaitu:
a. Relasi Pertama, One to One (1:1). Apa maksud dari satu ke satu ini?
Misalnya terdapat entitas A dan B. Setiap entitas pada himpunan
entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada
himpunan entitas B, begitu pun sebaliknya. Jadi, setiap anggota
entitas A hanya boleh berhubungan dengan satu anggota entitas B
saja. Contohnya, satu siswa (1) memiliki satu nomor siswa (1), dan
sebaliknya.
b. Relasi Kedua, One to many (1:M). Satu ke Banyak ini maksudnya
adalah setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan
dengan banyak entitas pada himpunan entitas B. Dengan kata lain,
setiap anggota entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu
anggota entitas B. Akan tetapi, tidak sebaliknya. Contoh dari relasi
One to Many ini adalah satu kelas (1) berisi banyak siswa (M), atau
siswa mengikuti banyak ekstrakurikuler.
c. Relasi Ketiga, Many to One (M:1). Relasi ini merupakan kebalikan

6
dari relasi sebelumnya. Untuk contohnya, yaitu banyak pegawai (M)
bekerja dalam satu departemen (1), atau banyak dosen mengajar
dalam satu mata kuliah.
d. Relasi Keempat, Many to Many (M:N). Setiap entity pada kumpulan
entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada kumpulan
data entitas B. Misalnya, banyak siswa (M) mempelajari banyak
pelajaran (N). Demikian pula sebaliknya, banyak pelajaran (N)
dipelajari banyak siswa (M).
4. Garis
Fungsi dari garis ini tidak hanya sebatas penghubung antar
himpunan relasi dengan himpunan entitas, serta himpunan entitas
dengan atributnya. Garis dapat mempermudah pengguna untuk melihat
dan mengetahui alur sebuah ERD sehingga nampak jelas awal dan
akhirnya.

1.4.7 Pengertian Data Flow Diagram (DFD)


DFD adalah gambaran alur informasi dari pemrosesan input sampai
ke output pada suatu sistem. DFD digunakan karena banyak alur kerja
yang lebih sulit digambarkan dengan deskripsi kata dan akan lebih
efektif bila menggunakan diagram.
Pada proses software development, DFD adalah alat untuk
menjabarkan dan menganalisis lebih dalam sebuah sistem informasi.
Analisis inilah yang kemudian diserahkan kepada programmer guna
membuat coding.
Terdapat beberapa notasi simbol DFD yang perlu kamu ketahui,
yakni sebagai berikut.
1. Data store
Data store dalam simbol DFD adalah file penyimpanan seluruh
informasi yang akan menjadi input pada proses selanjutnya. Karena
fungsinya ini, data store berbentuk file dinamis dan dapat

7
disesuaikan dengan progress kerja. Data store dalam simbol DFD
adalah dua garis sejajar horizontal.
2. Data flow
Nah, jika ada data store atau penyimpan basis data, maka untuk
mengalirkan alur informasi dari sistem satu ke sistem lainnya
diperlukan sebuah data flow. Data flow dalam simbol DFD adalah
arus data yang berbentuk tanda panah.
3. Process
Process dalam DFD adalah berbentuk bangun ruang
berkesinambungan seperti lingkaran atau persegi ditambah dengan
sudut bulat. Process mewakili sebuah alur untuk mengolah input
menjadi output.
4. External entity
Dalam alur kerja tentu ada kehadiran pihak ketiga. Sebutan untuk
pihak ketiga dalam DFD adalah external entity atau terminator.
Bukan hanya klien, pihak ketiga juga termasuk divisi lain atau sistem
lain. Agak mirip dengan process, external entity dilambangkan
dengan kotak dan persegi panjang.
Jenis-jenis DFD yaitu:
1. DFD level 0
DFD level 0 atau biasa disebut diagram konteks adalah diagram
paling dasar yang memberi gambaran interaksi dengan pihak
eksternal. Untuk keperluan tertentu, setiap informasi dari DFD level
0 tidak berkorelasi terhadap basis data pada data store.
2. DFD level 1
Sesuai dengan penamaannya, DFD level 1 adalah proses penjabaran
informasi setelah melewati DFD level 0. Informasi pada DFD level
1 dirancang untuk lebih mudah dimengerti, sehingga informasi
dipecah-pecah menjadi unit lebih kecil.

8
3. DFD level 2
Pada beberapa alur kerja, sebuah tim akan membuat DFD level 2
hanya jika diperlukan deskripsi lebih detail dari proses DFD level 1.
Dapat dikatakan bahwa tidak semua sistem memiliki DFD level 2.

1.4.8 Pengertian Normalisasi


Normalisasi merupakan sebuah teknik dalam logical desain sebuah
basis data yang mengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga
membentuk struktur relasi yang baik (tanpa redudansi).

Normalisasi adalah proses pembentukan struktur basis data sehingga


sebagian besar ambiguity bisa dihilangkan.

Tujuan Normalisasi:

1. Untuk menghilang kerangkapan data


2. Untuk mengurangi kompleksitas
3. Untuk mempermudah pemodifikasian data

Tahapan Normalisasi
Untuk melakukan proses tersebut dibutuhkan beberapa tahapan khusus
sesuai prosedur sehingga prosesnya bisa dilakukan dengan baik. Jika Anda
membaca setiap contoh normalisasi maka Anda akan menemukan beberapa
tahapan yang akan dilalui oleh kasus atau contoh masalah yang akan melalui
proses tersebut. Tahapannya dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Unnormalized Form (UNF) : Bentuk tidak normal berdasarkan data
yang diperoleh dan mengandung kerangkapan data.
2) First Normal Form (1NF) : Entitas yang dilakukan akibat atribut yang
dimiliki tidak lebih dari 1 nilai untuk contoh tunggal dari entitas
tersebut.
3) Second Normal Form (2NF) : Entitas yang didalamnya terdapat atribut
non-primary key yang tergantung hanya pada full primary key.

9
4) Third Normal Form (3NF) : Entitas yang memiliki atribut non-primary
key yang tidak bergantung pada atribut nonprimary key yang lain.

1.4.9 Pengertian User Interface Design


Desain User Interface (UI) adalah proses yang digunakan desainer
untuk membuat tampilan dalam perangkat lunak atau perangkat
terkomputerisasi, dengan fokus pada tampilan atau gaya. Tujuan dari
desainer UI adalah untuk membuat desain antarmuka yang membuat
pengguna mudah untuk digunakan dan menyenangkan.
Desain UI pun dibagi menjadi 3 format yaitu:
1. Graphical User Interfaces (GUIs)
2. Voice-controlled Interfaces (VUIs)
3. Gesture-based Interfaces.
Untuk mendesain UI, kita harus mempertimbangkan beberapa
pertimbangan:
1) Pengguna menilai desain dengan cepat dan peduli
dengan Usability dan Likeability. Mereka tidak peduli dengan desain,
namun mereka ingin menyelesaikan tugas dengan mudah dan dengan
sedikit usaha.
2) UI juga harus menyenangkan. Ketika desain yang kita buat dapat
dengan memprediksi kebutuhan pengguna, mereka akan senang dan
akan terus kembali.

3) UI harus mengomunikasikan nilai dari brand dan memperkuat


kepercayaan pengguna.

10
BAB II

GENARAL PROJECT DISCRIPTION

Usaha dagang part motor ini merupakan perusahaan yang bergerak di


bidang usaha otomotif yang melayani penjualan suku cadang untuk berbagai
merek dan pelayanan jasa servis. Suku cadang yang terdapat di perusahaan
cukup banyak dan komplit untuk berbagai sepeda motor dari mulai suku
cadang mesin, cover body motor, variasi motor dan lain-lain. Namun dalam
proses bisnisnya, usaha dagang ini belum menggunakan teknologi
informasi, sehingga terdapat beberapa kendala yang ditemukan dalam
proses bisnisnya, pencatatan data transaksi penjualan membutuhkan waktu
yang cukup lama karena data ditulis secara manual sehingga banyak data
yang masih tercecer.
Kemudian untuk pengecekan, update dan pencarian stok part
membutuhkan waktu yang lama, karena tidak adanya laporan stok part yang
akan segera habis atau sudah habis., sehingga apabila terdapat konsumen
yang membutuhkan suku cadang sering kali konsumen menunggu cukup
lama karena perusahaan mengecek secara manual dengan cara mengecek
langsung ke gudang.
Dengan demikian kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme
pengelolaan proses penjualan, pembelian dan persediaan suku cadang
dengan memanfaatkan teknologi informasi menjadi hal yang perlu
dipertimbangkan.
Sehingga permasalahan yang terjadi pada perusahaan tersebut dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Terjadinya keterlambatan dalam pelayanan pembelian part motor.
Karena pencarian stok barang berupa lembaran dokumen yang
menggunakan waktu yang cukup lama.
2. Masih terjadi kesulitan dalam pengontrolan stok part yang masuk
ataupun keluar, karena sistem yang berjalan masih secara manual.

11
3. Adanya keterlambatan dalam pembuatan laporan stok barang yang ada
di gudang dan data penjualan kepada pemilik perusahaan. Di karenakan
pengolahan laporan data masih menggunakan pencatatan manual.

Dari masalah yang telah diidentifikasikan, tujuan yang ingin dicapai


pada penelitian ini adalah :
1. Mengetahui sistem penjualan, pembelian dan persediaan suku cadang
sepeda motor berbasis web di Bengkel Tiga Putra Motor.
2. Membuat perancangan sistem informasi penjualan, pembelian dan
persediaan suku cadang sepeda motor berbasis web yang sesuai untuk
diterapkan di Bengkel Tiga Putra Motor.
3. Membangun Aplikasi Sistem Informasi Penjualan, Pembelian dan
Persediaan Suku Cadang sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.

12
BAB III

MODELING SYSTEM REQUIREMENTS

3.1 Use Case Modelling

 Use case diagram bagian gudang


Use case ini menggambarkan interaksi antara bagian gudang
dengan sistem dimana untuk masuk ke sistem diharuskan
melalkukan login terlebih dahulu, bagian gudang memiliki akses
untuk membuka hak akses sebagai berikut: data order, data
barang, faktur pembelian barang, membuat laporan, simpan
laporan dan data retur.

 Use case diagram bagian purchassing


Use case ini menggambarkan interaksi antara supplier dengan
sistem dimana untuk masuk ke sistem juga harus login terlebih
dahulu, supplier tidak memiliki hak akses penuh seperti bagian
gudang yang hanya bisa membuka beberapa halaman saja,
sebagai berikut: data order, data barang, faktur pembelian
barang, dan data retur.

 Use case diagram bagian pemilik

Use case ini menggambarkan interaksi antara pemilik dengan


sistem dimana untuk masuk ke sistem pemilik juga harus login
terlebih dahulu, pemilik juga hanya memiliki hak akses untuk
beberapa halaman saja, sebagai berikut: data barang, Acc order,
simpan data yang sudah Acc, dan laporan pembelian.

Berikut di bawah ini merupakan penggambaran use casenya:

13
Gambar 3. 1 Use Case Diagram Pembelian dan Persediaan Barang

14
3.2 Data Base Entity Relationship Diagram

Entity relationship diagram menggambarkan hubungan antara satu


tabel dengan tabel lainnya di dalam database. Berikut merupakan ERD
dari sistem pembelian dan persediaan barang.

Gambar 3. 2 Entity Relationship Diagram Pembelian dan Persediaan Barang

3.3 Data Flow Diagram

Di bawah ini adalah context diagram sistem informasi pengolahan


data pembelian dan persediaan barang atau part.

15
3.3.1 Context Diagram

Gambar 3. 3 Context Diagram Sistem Pembelian dan Persediaan Barang

Data Flow Diagram atau dapat disebut Diagram aliran data merupakan
teknik yang menjelaskan keadaan sebenarnya yang dibuat untuk menggambarkan
dari mana asal dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data
disimpan, proses apa yang mengahsilkan data tersebut dan interaksi antara data
yang tersimpan dan proses yang di kenakan pada data tersebut.
Gambar berikut adalah DFD untuk sistem pembelian dan persediaan barang
atau part yang dapat dilihat pada gambar 4 dan gambar 5.
3.3.2 Level-1 DFD

Gambar 3. 4 DFD Level 1 Sistem Pembelian dan Persediaan Barang/Part

16
3.3.3 Level-2 DFD

Gambar 3. 5 DFD Level 2 Sistem Pembelian dan Persedian Barang/Part

3.4 Normalisasi

Dibawah ini merupakan tabel master sistem informasi pembelian part,


dan tabel di bawah ini belum normal. Sehingga langkah pertama yaitu
melakukan pernomalisasian from bentuk pertama, yaitu dengan mengisi
atribut yang kosong.

17
Gambar 3. 6 Form Master Sistem Informasi Pembelian Part

Berikut di baawah ini adalah pernomalisasian bentuk pertama dari form master.

Gambar 3. 7 Bentuk Pertama Pernomalisasian dari Form Master

Selanjutnya ada bentuk kedua pernomalisasian from, langkah yang


pertama yaitu menentukan ada berapa entitas yang berada pada tabel
bentuk pertama ini yaitu dengan mencari atribut yang unik seperti no.
Pelanggan, ID karyawan dan bukti transaski. Kemudian bikin kelompok
per tabel yaitu ada tabel pelanggan, tabel karyawan, tabel part dan tabel
kontak.

18
Gambar 3. 8 Bentuk Kedua Pernomalisasian dari Form Master

3.5 User Interface Design


Berikut merupakan gambaran rancangan tampilan menu utama
aplikasinya.

Gambar 3. 9 Perancangan Menu Utama

19

Anda mungkin juga menyukai