Anda di halaman 1dari 43

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................1
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian...................................................................................1
B. Fokus Permasalahan............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................4
D. Kegunaan Penelitian............................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................6
A. Hakekat Admnistrasi Negara..............................................................................6
1. Pengertian Admnistrasi...................................................................................6
2. Unsur-Unsur Admnistrasi...............................................................................7
3. Pengertian Admnistrasi Negara......................................................................8
4. Ruang Lingkup Admnistrasi Negara..............................................................9
5. Keterkaitan Antara Administrasi Negara Dengan Efektivitas Program...11
B. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN............................................................12
1. Pengertian Sistem...........................................................................................13
2. Pengertian Informasi.....................................................................................14
3. Pengertian Manajemen..................................................................................15
4. Sistem Informasi Manajemen........................................................................16
5. Karakteristik Sistem Informasi Manajemen................................................16
C. Efektivitas Program...........................................................................................18
a. Pengertian Efektivitas Program....................................................................18
b. Dimensi Efektivitas Program........................................................................19
c. Hambatan-hambatan Dalam Pelaksanaan Program...................................19
d. Upaya-Upaya Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Program.......................21
D. Kajian Penelitian Terdahulu.............................................................................21
E. Kerangka Pemikiran Dan Pertanyaan Penelitian............................................24
1. Kerangka Pemikiran.........................................................................................24

i
2. Kisi-Kisi Pertanyaan Penelitian........................................................................28
BAB III...........................................................................................................................32
METODOLOGI PENELITIAN...................................................................................32
A. Desain Penelitian................................................................................................32
B. Penentuan Sasaran Dan Informan Penelitian..................................................33
1. Penentuan Sasaran............................................................................................33
2. Informan Penelitian..........................................................................................34
C. Teknis Pengumpulan Data.................................................................................35
1. Studi kepustakaan.............................................................................................35
2. Studi lapangan..................................................................................................35
D. Prosedur Pengolahan Data................................................................................36
1. Data reduction (Reduksi Data).........................................................................37
2. Data display (Penyajian Data)..........................................................................37
3. Conclusion drawing/Verification (Penarikan kesimpulan/Verifikasi)..............37
E. Lokasi Dan Jadwal Penelitian...........................................................................37

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian

Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi telah menuntut


manajemen di bidang pemerintahan khususnya di bidang kepegawaian untuk
menyediakan data dan informasi kepegawaian dalam rangka tercapainya data
pegawai aparatur sipil Negara yang relevan, tepat waktu, akurat dan lengkap
untuk dapat beroperasi lebih efektif, efisien dan terkendali melalui sistem
informasi manajemen. Penggunaan teknologi informasi melalui sistem informasi
manajemen bukan saja akan meningkatkan kualitas serta informasi yang
dihasilkan bagi manajemen, akan tetapi dengan teknologi informasi yang sesuai
akan dapat menciptakan suatu sistem informasi manajemen yang mampu
meningkatkan integritas di bidang penyedia data dan layanan informasi.

Dari manajemen kepegawaian negeri sipil di kelola secara optimal,


pemerintah pun telah memberikan wadah untuk mengelola data kepegawaian,
yaitu Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) untuk mengelola
data dan informasi ASN. Keputusan menteri dalam negeri No. 17 tahun 2000
pasal 1 tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian departemen dalam
negeri dan pemerintahan daerah mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian adalah sebagai berikut : “Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) adalah suatu totalitas yang terpadu terdiri atas perangkat
pengolah meliputi pengumpul, prosedur, tenaga pengolah dn perangkat lunak ;
perangkat yang mnyimpan meliputi pusat data dan bank serta perangkat
komunikasi yang saling berkaitan, bergantungan dan saling menentukan dalam
rangka penyediaan informasi di bidang kepegawaian”.

1
2

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian merupakan salah satu bentuk


sistem informasi sebagai sebuah inovasi dari pengembangan teknologi informasi
kepegawaian di bidang pemerintahan (e-government), untuk menyediakan data
dan informasi ASN secara keseluruhan melalui sistem aplikasi sistem informasi
manajemen kepegawaian. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian yang meliputi sumber daya manusia, teknologi informasi untuk
menghasilkan database (basis data). Setiap data base kepegawaian yang di
hasilkan harus di proses sesuai prosedur yang telah ditentukan, apabila dari
prosesnya sudah tidak efektif maka berimplikasi terhadap tidak akuratnya suatu
informasi yang di hasilkan.

Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manuasia


Kabupaten Sumedang telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 14
Tahun 2011 tentang Pengembangan Database Pegawai Negeri Sipil Atau
Aparatur Sipil Negara. Salah satu unsur yang krusial dalam pelaksanaan Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian adalah mengenai penyedia data dan
informasi Kepegawaian Aparatur Sipil Negara, karena data dan informasi menjasi
sumber untuk proses pengambilan keputusan atau penentu kebijakan oleh
pimpinana dalam pengelolaan organisasi atau manajemen kepegawaian. Semua
proses pengambilan keputusan memerlukan keterpaduan informasi yang akurat
dan terpercaya agar keputusan yang dihasilkan dapat berdaya guna.

Oleh sebab itu, pelaksanaan sistem informasi manajemen kepegawaian


harus dilakukan secara efektif dan efisien dari mulai input, proses sampai output
yang dihasilkan. Dengan adanya sistem informasi manajemen kepegawaian
(SIMPEG) di Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manuasia
Kabupaten Sumedang diharapkan dapat terciptanya manajemen kepegawaian
yang efektif, efisien dan terkendali di kabupaten sumedang dalam upaya
penyempurnaan keadaan pegawai ASN sebagai penunjang dalam pengambilan
keputusan dan penentu kebijakan.
3

Keberhasilan suatu program dapat dilihat melalui pengukuran


efektivitas, karena efektivitas menunjukan, tercapai atau tidaknya suatu program
yang telah ditetapkan tersebut. Efektivitas sebagai tingkat perwujudan sasaran
yang menunjukan sejauh mana sasaran program dapat dilaksanakan dengan baik.
Efektivitas juga digunakan sebagai patokan untuk membandingkan antara proses
yang dilakukan dengan tujuan dan sasaran yang dicapai. Suatu program dapat 5
dikatakan efektif apabila usaha atau tindakan yang dilakukan sesuai dengan hasil
yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti melihat adanya indikasi atau


fenomena masalah yang berkaitan dengan Sistem Informasi Kepegawaian
(SIMPEG) di Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Sumedang yang belum efektif, dengan indikasi-indikasi sebagai
berikut:

1. Belum optimalnya layanan data dan informasi kepegawaian ASN secara


akurat. Hal ini dikarenakan adanya ketidaksesuaian di lapangan dengan
database yang dihasilkan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Apabila di lapangan terjadi perubahan data kepegawaian maka
untuk melakukan perubahan data pegawai di Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia tidak bisa secara langsung terjadi
perubahan karena memerlukan proses untuk melakukan data kepegawaian pada
setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
2. Masih perlu integrasi dengan pusat dan sistem yang ada di Kabupaten
Sumedang agar peningkatan performa bisa lebih cepat dan data yang dihasilkan
lebih akurat.
3. User belum secara langsung menggunakan Sistem Informasi Kepegawaian
(SIMPEG) karena hak aksesnya dibatasi dari pengelola kepegawaian dari
masing-masing SKPD. Penerimaan data kepegawaian dari setiap SKPD
Kabupaten Sumedang harus melewati beberapa proses dalam penerimaannya
untuk sampai kepada operator SIMPEG, sehingga terciptanya ketidakefektifan
waktu dalam pengumpulan data kepegawaian.
4

Berdasarkan permasalahan di atas , peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian yang berjudul “EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) DI BADAN KEPEGAWAIAN
DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KABUPATEN
SUMEDANG”.

B. Fokus Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas dan hasil observasi di Badan


Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, maka yang menjadi
fokus permasalahannya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Efektivitas Sistem Informasi Kepegawai ( SIMPEG ) di


Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Sumedang ?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam Efektivitas Sistem
Informasi Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Sumedang ?
3. Upaya-upaya apa saja yang di lakukan untuk mengatasi hambatan dalam
Efektivitas Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) Di Badan
Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Sumedang ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui Efektivitas Sistem Informasi Pegawai (SIMPEG) di Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Sumedang.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam Efektivitas
Sistem Informasi Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Sumedang.
5

3. Untuk mengetahui Upaya-upaya apa saja yang di lakukan untuk mengatasi


hambatan dalam Efektivitas Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) Di
Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Sumedang.

D. Kegunaan Penelitian

Diharapkan dari hasil penelitian ini, dapat berguna bagi berbagai pihak
baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun kegunaan penelitian yang
diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis
Hasil penelitian di harapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan konsep-konsep dan teori-teori ilmu admnistrasi Negara
khususnya yang berkenaan dengan Efektivitas Sistem Informasi Kepegawaian
(SIMPEG) Di Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Sumedang.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
memecahakan masalah bagi objek penelitian dan bagi pihak yang terlibat
langsung dalam hal yang berkaitan dengan Efektifitas Sistem Informasi
Kepegawaian (SIMPEG) Di Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kabupaten Sumedang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakekat Admnistrasi Negara
1. Pengertian Admnistrasi

Administrasi secara luas pada dasarnya semua mengandung unsur pokok


yang sama yaitu adanya kegiatan tertentu, adanya manusia yang melakukan kerja
sama serta mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelunnya.
Menurut Gie ( dalam Silalahi, 2003 : 9) mengemukakan bahwa pengertian
administrasi secara luas adalah sebagai berikut : “administrasi adalah segenap
rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang di dilakukan oleh
sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu”.
Kemudian menurut Siagan (dalam Silalahi, 2003 : 9) mengemukakan
bahwa pengertian administrasi secara luas adalah sebagai berikut : ‘administrasi
adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang di lakukan oleh dua orang
atau lebih yang terlibat dalam suatau bentuk usaha kerja sama demi tercapainya
tujuan yang di tentukan sebelumnya”.
Adapun menurut Robbins ( dalam Silalahi, 2003 : 9) mengemukakan
bahwa pengertian administrasi secara luas adalah sebagai berikut : “administrasi
adalah keseluruhan proses dari aktivitas-aktivitas pencapaian tujuan secara efisien
dengan dan melalui orang lain”.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian administrasi secara luas adalah keseluruhan kegiatan kerja sama yang
di lakukan oleh dua orang atau lebih berdasarkan pembagian kerja sebagaimana
yang telah di tentukan dengan memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan.
Selain berdasarkan definisi dari para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
administrasi secara luas memiliki beberapa ciri pokok adalah sebagai berikut :
1). Sekelompok orang.

6
7

2). Kerja sama.


3). Pembagian tugas.
4). Kegiatan yang runtut
5). Adanya penggunaan sumber daya.
6). Adanya tujuan

2. Unsur-Unsur Admnistrasi
Ilmu administrasi dari beberapa unsur, yang dapat menggambarkan
bahwa administrasi adalah ilmu yang luas dan komplek. Menurut Thoha ( dalam
Silalahi, 2003 : 92) mengemukakan bahwa unsur-unsur administrasi terdiri dari :
1). Organisasi
2). Manajemen
3). Komunikasi
4). Kepegawaian
5). Keuangan
6). Perbekalan
7). Tata usaha
8). Perwakilan atau Hubungan masyarakatSedangkan menurut Siagan (dalam
Silalahi, 2003, : 92) mengemukakan bahwa unsur-unsur administrasi
terdiri dari :
a. Filsafat administrasi
b. Kepemimpinan
c. Hubungan manusia
d. Organisasi
e. Administrasi negara
f. Administrasi Niaga

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat di simpulkan oleh


Gie ( dalam Silalahi, 2003 : 92) yang mengemukakan bahwa unsur-unsur
administrasi terdiri dari cabang-cabang ilmu administrasi dan jenis-jenis
ilmu administrasi adalah sebagai berikut :
8

1). Yang terdalam cabang-cabang ilmu administrasi adalah :


a. Ilmu Organisasi
b. Ilmu Manajemen
c. Ilmu Komunikasi Administrasi
d. Ilmu Administrasi Keterangan
e. Ilmu Administarasi kepegawaian
f. Ilmu Administrasi Keuangan
g. Ilmu Administrasi Perbekalan
h. Ilmu Hubungan Masyarakat
2). Sedangkan yang termasuk dalam jenis-jenis ilmu administrasi adalah :
a. Ilmu Administrasi Negara
b. Ilmu Administrasi Perusahaan atau Niaga
c. Ilmu Administrasi Sosial

3. Pengertian Admnistrasi Negara

Menurut Dimock dan Dimock (1992 : 19), admnistrasi negara


merupakan bagian dari admnistrasi umum yang mempunyai lapangan
lebih luas yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana lembaga-
lembaga nulai dari satu keluarga hingga perserikatan bangsa-bangsa
disusun, di gerakan dan kemudikan. Admnistrasi Negara juga merupakan
bagian ilmu politik yang mempelajari penentuan kebijaksanaa Negara
dalam suatu proses. Oleh sebab itu, sebagai suatu ilmu yang di peroleh
dari kedua ilmu pengetahuan ini, admnistrasi negra menghendaki macam
syarat jika hendak di pahami. Pertama, perlu mengetahui suatu mengenai
admnistrasi umum. Kedua, harus di akui bahwa banyak masalah
admnistrasi Negara timbul dalam kerangka politik.

Selanjutnya, Menurut Dimock dan Dimock (1992 : 20),


menambahkan bahwa admnistrasi Negara adalah ilmu yang mempelajari
apa yang dikendaki rakyat melalui pemerintah,dan cara mereka
memperolehnya. Oleh sebab itu, ilmu admnistrasi Negara tidak hanya
9

mempersoalkan apa yang dipersoalkan pemerintah, tetapi juga bagaimana


melakukakanya. Sejalan dengan pendapat diatas, Thoha (1997 : 10)
mengemukakan bahwa ilmu admnistrasi Negara diturunkan dari ibu
admnistrasi dan ayah politik. Dengan demikian, pengetahuan admnistrasi
yang diterapkan dalam kegiatn politik atau Negara atau pemerintahan
itulaha admnistrasi Negara.

Waldo (1996 : 17) mendefinisikan admnistrasi Negara sebagai


organisasi dan manajemen manusia dalam pemerintahan guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, admnistrasi Negara merupakan
seni dan ilmu tentang manajemen yang digunakan untuk mengatur urusan-
urusan negara.

4. Ruang Lingkup Admnistrasi Negara

Ruang lingkup admnistrasi Negara sangat kompleks sesuai dengan


perkembangan kebutuhan dan dinamika masalah yang di hadapi
masyarakat. Oleh karena itu, untuk melihatv ruang lingkup admnistrasi
Negara atau admnistrasi publik yaitu dengan mengati lembaga-lembaga
pemerintah dan non pemerintah. Menurut LAN RI dalam Syafri (2012 :
115) mengemukakan bahwa ditinjau dari segi unsurnya yang pokok dalam
kehadirannya sebagai disiplin dan sebagai sistem lingkup perhatian
admnistrasi tersebut meliputi hal-hal sebagi berikut :

a. Tata nilai : menyangkut nilai kultural, spiritual, etika, falsafah hidup yang
menjadi dasar dan tujuan serta acuan perilaku dan sistem dalam proses
admnistrasi Negara.
b. Organisasi administrasi Negara : terdiri dari administrasi lembaga eksekutip
(pemerinthaan) legislatif ( badan perwakilan rakyat), yudikatif ( badan
peradilan) dan lembaga lainnya yang diperlukan serta saling berhubyngan
dalam rangka penyelenggaraaan termasuk organisasi kesekretariatan
lembaga-lembaga tersebut.
10

c. Manajemen pemerintahan Negara : meliputi kegiatan pngelolaan pelaksanaan


tugas pemerintahan umum dan pembangunan dalam berbagai bidang
kehidupan dan wilayah pemerintahan, merupakan pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen pemerintahan, seperti pengelolaan kebijakan, perencanaan
pembiayaan, pelaksanaan pengendalian, pelayanan, pengawasan, dan
pertanggungjawaban hasil-hasilnya dari setiap atau keseluruhan organisasi
pemerintahan Negara.
d. Sumber daya aparatur negra : sumber daya manusia sebagai unsur dominana
dalam penyelenggaraan pemerintah Negara, pengelilaan dan pembinaannya
mendapatkan perhatian dalam keseluruhan aspek dan dimensinya, mulai dari
rekrutment, pengembangan kompetensi, pengembangan karier, dan
kesejahteraan serta pemensiunannya.
e. Sistem dan proses kebijakan Negara : sebagai sistem dan proses kebijakan
Negara, peran administrasi Negara terutama dalam fungsi dan proses: a).
perumusan kebijakan; b). penempatan kebijakan; c). pelaksanaan kebijakan;
d). pengawasan dan pengendalaian pelaksanaan kebijakan; e). penilaian hasil
(evaluasi kerja) pelaksanaan berbagai kebijakan dalam beerbagai aspek
kehidupan masyarakat ( sosial, ekonomi, politik, hukum, agama, lingkungan
hidup, dan lain sebagainnya).
f. Posisi, kondisi dan peran masyarakat bangsa dalam bernegara. Negara
didirikan oleh rakyat bangsa untuk mencapai tujuan bersama sehingga
rakyatlah pemilik kedauylatan. Dengan demikian, organisasi manajemen
pemerintahan tidak dapat mengabaikan aspirasi peran masyrakat atau rakyat
dalam penyelenggaraan pemeriuntahan Negara.
g. Hukum administrasi Negara : menyangkut dimensi hukum yang bertalian
dengan pengaturan sistem dan proses penyelenggaraan Negara, termasuk
mengenai eksistensi, tugas, fungsi lembaga-lembaga pemerintahan Negara,
saling hubungannya dengan yang lain agar kelembagaan Negara tersususn
dan terselenggara secra efisien, proposional, efektif, dan legitimate.
11

Menurut Henry (2009 : 5) ruang lingkup administrasi Negara


dapat dilihat topic-topik yang dibahas (selain berkembangan ilmu
administrasi itu sendiri) antara lain sebagai berikut :

1. Organisasi publik, yang pada prinsipnya berkenaan denagn model-model


organisasi dan perilaku organisasi.
2. Manajemen publik, yaitu berkenaan dengan sistem dan ilmu manajemen,
evaluasi program dan produktifitas, anggaran publik dan manjemen
sumberdaya manusaia,
3. Impelemtasi yaitu menyangkut pendekatan terhadap kebijakan publik dan
impelementasinya, privatisasi, administrasi antar pemerintah dan etika
birokrasi.

Sedangkan menurut Golembiewski ( anggara,2012 ; 158) sebagai


disiplin ilmu admisnistrasi Negara meliputi :

1. Publik manajement core ( kepegawaian, teori organisasi, keuangan Negara


dan sebagainya).
2. Manjemen specialization (pemerosessan data, sistem informasi dan
sebagainya).
3. Police spelialization ( kebijakan pemerintah dibidang tertentu, seperti
kebijaksanaan di bidang transportasi, perumahan, lapangan kerja, dan
sebagainya).

Berdasarkan rumusan berbagai ahli diatas mengenai ruang lingkup


administrasi Negara, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup administrasi
Negara secara umum adalah organisasi dan manjemen. Karena organisasi
dan manajemen dianggap sebagai inti dari suatu organisasi, organisasi dan
manajemen dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Organisasi menjelaskan mengenai struktur atau pemebagian pekerjaan,
sedangkan manajemen merupakan fungsi dari suatu organisasi.oleh karena
itu ruang lingkup terdiri dari organisasi dan manajemen.

5. Keterkaitan Antara Administrasi Negara Dengan Efektivitas Program


12

Administrasi Negara merupakan salah satu bagian dari Ilmu


Administrasi yang erat kaitannya dengan proses politik. Terutama
kaitannya dengan perumusan berbagai program kerja hingga pelaksaan
suatu program atau kebijakan, sehingga Administrasi Negara itu sudah
diknal sejak peradaban sistem politik di suatu Negara. Administrasi Publik
sangat berpengaruh tidak hanya terhadap tingkat perumusan kebijakan,
melainkan pula pada tingkatan implementasi kebijakan, karena memang
Administrasi Publik untuk mencapcai tujuan program yang telah
ditentukan oleh pembuat kebijakan publik. Oleh karena itu, Adminitrasi
Negara sangatlah berpengaruh tidak hanya terhadap tingkat perumusan
kebijakan, melaikan pula pada tingkat implementasi program, karena
memang Administrasi Negara berfungsi untuk mencapai tujuan program
yang telah ditentukan.
Dalam perumusan dan pelaksaan suatu kebujakan atau program
sudah tentu harus sesuai dengan perencanaan awal dan harus dapat diukur
tingkat keberhasilannya agar dapat diketahui apakah kebijakan atau
program yang dijalankan sudah tepat dan efektif untuk mengatasi
permasalahan yang melatar belakangi dikeluarkannya kebijakaan atau
program tersebut. Hal tersebut diatas dapat dipahami, karena berdasarkan
perkembangan perkembangan paradigma administrasi, administrasi
Negara berasal dari ilmu politik yang di tujukan agar proses kegiatan
kenegaraan agar dapat berjalan secara efektif dan efesien sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Administrasi Negara menurut Keban ( 2004: 3 ) yang
dikutip Pasolong ( 2016: 7 ) yaitu : “ Semua proses dimana sumber daya
dan personel publik di organisir dan dikoordinasikan untuk
mempormulasikan, mengiplementasikan, dan mengelola ( manage )
keputusan keputusan dalam kebijakan publik “. Sehingga, peneliti
beranggapan bahwa Administrasi Negara merupakan suatu kegiatan
melaksanakan kebijakan atau melaksanakan program Negara secara efektif
dan efesien untuk mencapai tujuan Negara.
13

B. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Pada umumnya, apabila orang membicarakan sistem informasi


manajemen, yang tergambar adalah suatu sistem yang diciptakan untuk
melaksanakan pengolahan data yang dimanfaatkan oleh suatu organisasi.
Pemanfaatan data disini dapat berarti penunjang pada tugas-tugas rutin,
evaluasi terhadap prestasi organisasi, atau untuk pengambilan keputusan
oleh organisasi tersebut kini kalo orang mendengar istilah sistem informasi
manajmen biasanya mereka juga membayangkan suatu sistem komputer

Pengertian tentang sistem informasi manajamen di dalam


organisasi telah ada sebelum perangkat computer diciptakan. Inti
pengertian sistem informasi manajemen konvensional tentunya saja
terkandung dalam pekerjaan-pekerjaan sistematis seperti pencatatan
agenda, kearsipan, komunikasi di antara manajer-manajer organisasi,
penyajian informasi untuk pengambilan keputusan, dan lain sebagainya.
Secara harfiah sekali lagi di ungkapkan sistem informasi manajmen adalah
ssebuah bentuk sistem informasi yang di tujukan untuk melayani para
manajer. Sebenarnya, sistem informasi manajemen tersebut terfokus pada
alat bantu untuk mempercepat para manajer memperoleh informasi.

1. Pengertian Sistem
Menurut Prof. Sumantri, ( 2007 : ) mengemukakakn bahwa pengertian
sistem sebagai berikut : “Sistem adalah Sekelompok bagian-bagian yang bekerja
bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. Apabila suatu bagian rusak atau
tidak dapat menjalankan tugasnya, maka maksud yang hendak dicapai tidak akan
terpenuhi, atau setidak-tidaknya sistem yang telah terwujud akan mendapat
gangguan”.

Sistem dibangun sebagai pedoman untuk mencapai suatu tujuan.


Hal ini berarti kalau tidak adanya tujuan, tidak ada sistem. Sistem
diperlukan sebagai pedoman bagi organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah di tetapkan.
14

Selain itu, Menurut Musanef (2007 : ) mengemukakan bahwa


pengertian sistem adalaha sebagai berikut : “Sistem adalah Suatu sasaran
yang menguasai keadaan dan pekerjaan dar dalam menjalankan tugansya
dapat teratur. Suatu tatanan dari hal-hal yang paling berkaitan dan
berhubungan sehingga membentuk kesatuan dan satu keseluruhan”.

Adapun menurut lucas (1987 : 5) mengemukkan bahwa


pengertian sistem sebagai berikut : “Sistem diartikan suatu kumpulan atau
himpunan dari unsur, komponen, atau variable-variabel yang terorganisasi,
saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa


pengertian sistem adalah suatu kesatuan atau kumpulan yang teratur dari
gagasan yang saling bergantung satu sama lain dan terpadu yang terdiri
dari bagian-bagian, komponen, atau variable yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan bersama.

2. Pengertian Informasi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak


semua hasil dari pengolahan data tersebut dapat menjadi imformasi. Hasil
pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak
bermanfaat bagi seseorang bukanlah informasi bagi orang tersebut.

Menurut susanto (2016 : 40) mengemukakan bahwa pengertian


informasi adalah sebagai berikut : “Informasi merupakan hasil dari
pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut
bisa menjadi informasi, hasil pengolahan data yang tidak memberikan
makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan
informasi bagi orang tersebut”.

Menurut Davis (2005 : 10) ) mengemukakan bahwa pengertian


informasi adalah sebagai berikut : “ Informasi adalah data yang telah di
15

olah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat
dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

Selain itu, menurut Mc Leod (2005 : 10) ) mengemukakan bahwa


pengertian informasi adalah sebagai berikut : “ Informasi adalah data yang
telah di proses, atau data yang memiliki arti”.

Hubungan antara data dengan informasi adalah seperti bahan baku


sanpai dengan barang jadi. Dengan kata lain, sistem pengolahan informasi
mengolah data menjadi informasi informasi atau lebih tepatnya sistem
pengolahan data dari bentuk yang tidak berguna menjadi berguna atau
informasi bagi penggunanya. Hubungan antara data dengan informasi
menurut susanto (2016 : 42) dapat dilihat pada gambar berikut :

Data Proses Informasi

Gambar 2.
Transformasi data menjadi informasi

Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa pengertian


informasi adalah data yang telah di olah menjadi bentuk yang berarti dan
bermakna bagi penerimanya untuk tujuan informative atau kesimpulam,
argumentasi atau sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang
bermanfaat saat ini atau mendatang.

3. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.


Pengaturan di lakukan melalui proses dan di atur berdasarkan urutan dari
fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses
untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

Menurut G.R. Terry (2019 : 2-3) mengemukakan bahwa


pengertian manajemen adalah sebagai berikut : “Management is a distinct
16

prosses consisting of planning, organizing, actuating and controlling


perfomed to determine and accomplish stated objectives vy the use of
human being and other resources. Artinya, manajemen adalah suatu proses
yang khas yang terdiri dari tindakab-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang di lakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah di tentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya”.

Selain itu, menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel (2019 : 3)


mengemukakan bahwa pengertian manajemen adalah sebagai berikut :
“Management is gettings things done though people. In bringing about this
coordinating of group activity, the manager plants, organizes, staffs,
direct, and control the activities other people. Artinya manajemen adalah
usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan
demikian, manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan,
dan pengendalian”.

Adapun menurut drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2019 : 2)


mengemukakan bahwa pengertian manajemen adalah sebagai berikut :
”Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.”

Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa pengertian


manajemen adalah suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan
dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian yang di lakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran
yang telah di tentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber lainnya secara efektif dan efisien.

4. Sistem Informasi Manajemen


17

Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem informasi yang


selain melakukan semua pengolahan transaksi yang diperlukan dalam
sebuah organisasi, juga dapat memberikan dukungan informasi dan
pengolahan untuk fungsi manajemen.

Menurut susanto (2016 : 68) mengemukakan bahwa Sistem


informasi manajemen adalah sebagai berikut : “Sistem informasi
manajemen (SIM) merupakan kumpulan sub-sub sistem yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara harmonis untuk
mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang
diperlukan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan saat
melaksanakan fungsinya”.

5. Karakteristik Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen dalam tahapannya dapat


digambarkan sebagai struktur dalam bentuk piramida, dengan lapisan
paling bawah meliputi pengolahan transaksi berrupa pemberian informasi
(tanggapan atau pertanyaan). Tahapan berikutnya meliputi informasi
manajemen untuk perencanaan personal, pengambilan keputusan dan
pengendalian. Tahap berikutnya meliputi informasi manajemen untuk
taktis dan pengambilan keputusan. Thap puncak yaitu sistem informasi
manajemen untuk perencanaan strategis dan kebijakan serta pengambilan
keputusan.

Menurut Sutabri (2005 : 92-93) guna mendapatkan sinyal yang


lebih dini tentang keberadaan dan kondisi sistem informasi manajemen di
organisasi, berikut dijelaskan karakteristik sistem informasi manajemen
adalah sebagai berikut :

a. Sistem informasi manajemen membantu manajer secara terstruktur pada


tingkat operasional dan tingkat control saja. Meskipun demikian, Sistem
informasi manajemen dapat di gunakan pula sebagai alat untuk perencanaan
bagi staff senior.
18

b. Sistem informasi manajemen si desain untuk memberikan laporan operasional


sehari-hari sehingga dapat memberikan informasi untuk mengontrol operasi
tersebut dengan lebih baik.
c. Sistem informasi manajemen sangat bergantung pada keberadaan data
oraganisasi secara keseluruhan, serta bergantung pada alur informasi yang di
miliki oleh organisasi tersebut.
d. Sistem informasi manajemen biasanya tidak memiliki kemampuan untuk
menganalisis masalah. Kemampuan untuk menganalisis masalah terletak pada
decition support systems.
e. Sistem informasi manajemen biasanya berorientasi pada data-data yang sudah
terjadi atau data-data yang sedang terjadi, bukan dat-data yang akan terjadi
seperti forecasting.
f. Sistem informasi manajemen juga berorientasi pada data-data di dalam
organisasi di banding data-data dari luar organisasi. Oleh karena itu,
informasi yang diperlukan oleh Sistem informasi manajemen adalah
informasi yang sudah diketahui formatnyaserta relative stabil.
g. Sistem informasi manajemen biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-
laporan yang dihasilkan banyak sudah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa
Sistem informasi manajemen memiliki kemampuan agar manjer dapat
membuat laporannya sendiri, tetapi sebenarnya data-data yang diperlukan
manajer tersebut sudah ada dan sudah disiapkan terlebih dahulu.
h. Sebagaimana problematika yang telah disebutkan diatas, Sistem informasi
manajemen memerlukan perencanaan yang sangat matang dan panjang,
sambil memperhitungkan perkembangan organisasi di masa mendtang.
Sebuah literature menyebutkan bahwa analisis dan desain Sistem informasi
manajemen biasanya memerlukan waktu antara satu sampai dua tahun.

C. Efektivitas Program
a. Pengertian Efektivitas Program
Penilaian terhadap tingkat kesesuaian program merupakan salah satu cara
untuk mmengukur efektivitas program. Pengertian efektivitas program menurut
19

direktorat jendral pembinaan pelatihan dan produktivitas departemen


Ketenagakerjaan (Setiawan, 2005: 74) bahwa : “Efektivitas program, merupakan
penilaian terhadap tingkat kesesuaian program merupakan salah satu cara
mengkur efektivitas program. Efektivitas program tersebut dapat diketahui dengan
membandingkan tujuan program dengan output program”.

Selain itu, menurut Julia (2010: 26) menyatakan bahwa efektivitas


program dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang
menunjukan sejauhmana sasaran program yang telah ditetapkan.

Adapun Menurut Tulus (Tangklilisan, 2005: 64)


menyatakan bahwa “bermanfaatkah dan puaskah peserta program
palatihan merupakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijadikan sebagai
alat untuk mengukur reaksi peserta terhadap program pelatihan”.

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan


bahwa efektivitas program merupakan suatu penilaian tehadap sejauh
mana kegiatan dalam program-program yang telah dilaksanakan dengan
mencapai tujuan awal dari program tersebut memberi dampak bagi sasaran
tersebut.

b. Dimensi Efektivitas Program

Menurut James L. Gibson (Dalam Atmawati, 2019: 5-6) ukuran


efektivitas program adalah sebagai berikut :

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, berhubungan dengan kinerja program


yang dilaksanakan dengan kesesuaiannya dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, berhubungan dengan cara-cara yag akan
digunakan dalam mencapai tujuan.
c. Proses analisis dan perumusan kebijakan, yaitu untuk menghubungkan tujuan
dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional.
d. Perencanaan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan berkaitan dengan
proses pengambilan keputusan sebelum menjalankan sebuah program.
20

e. Penyusunan program yang tepat, rencana di susun dengan baik masih harus di
bawakan dan di aplikasikan dalam bentuk program.
f. Tersediannya sarana dan prasarana yang merupakn faktor pendukung
keberhasilan suatu program. Sarana dan prasarana adalah alat dan fasilitas
yang digunakan untuk melaksanakan segala kegiatan yang berkenaan dengan
program tersebut.
g. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik, untuk menjaga
pelaksanaan program agar tetap dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
strategi yang telah di susun sebelumnya.

c. Hambatan-hambatan Dalam Pelaksanaan Program

Dalam proses pelaksanaan program akan selalu ditemukan


hambatan, Menurut Gow dan Morss (Pasolong, 2019: 69) hambatan dalam
pelaksanaan suatu program publik terdiri dari :

a. Faktor Internal
Hambatan dari dalam atau yang sering disebut faktor internal yaitu
hambatan yang ada dalam suatu organisasi/ instansi atau suatu daerah yang sedang
melaksanakan suatu program/kebijakan publik dari pemerintah. Menurut Gow dan
Morss (Pasolong, 2019: 69) hambatan dari dalam dapat dilihat dari ketersediaan
dan kualitas input yang digunakan seperti sumber daya manusia, dana, struktur
organisasi, informasi, saran, dan fasilitas yang dimiliki, serta aturan, sistem dan
prosedur yang harus digunakan. Sedangkan menurut Abidin (Tahir, 2014: 57)
faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan/ program yaitu
berkaitan dengan kebijakan yang akan dilakukan dan faktor-faktor pendukung
lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hambatan dari dalam dapat menjadi
hambatan dalam pelaksanaan program oleh pelaku kebijakan. Hal tersebut juga
berkaitan dengan indikator hambatan dari dalam yaitu SDM, dana, struktur
organisasi informasi dan saran, fasilitas yang dimiliki, dan aturan/ sistem dan
prosedur yang harus digunakan.
b. Faktor Eksternal
21

Hambatan dari luar atau yang sering disebut faktor eksternal yaitu
hambatan yang berasal dari lingkungan luar suatu organisasi/ instansi atau suatu
daerah yang sedang melaksanakan suatu program dari pemerintah yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan suatu program. Menurut Gow dan Morss (dalam
Pasolong, 2019: 69) hambatan dari luar dapat dibedakan atas semua kekuatan
yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung kepada pelaksanaan program
itu sendiri, seperti peraturan atau kebijakan pemerintah, kelompok sasaran,
kecenderungan ekonomi, politik, kondisi sosial budaya dan sebagainya.
Selanjutnya, menurut Abidin (Tahir, 2014: 57) faktor eksternal yang
mempengaruhi pelaksanaan program yaitu berkaitan dengan kondisi lingkungan
dan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan program. Sedangkan menurut
Keban (2017: 16) kategori faktor di luar kebijakan yang mempengaruhi
pelaksanaan program antara lain ditunjukan melalui: a) kondisi sosial ekonomi, b)
dukungan publik, c) sikap dan sumber daya yang dimiliki kelompok, d) dukungan
dari pejabat dan atasan, dan e) komitmen dan kemampuan kepemimpinan pejabat
pelaksana. Jadi dapat disimpulkan bahwa hambatan dari luar dapat menjadi
hambatan dalam pelaksanaan program oleh pelaku kebijakan. Hal tersebut juga
berkaitan dengan indikator hambatan dari luar yaitu peraturan atau kebijakan
pemerintah, kelompok sasaran, kecenderungan ekonomi dan politik, serta kondisi
sosial budaya.

d. Upaya-Upaya Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Program

Ketika terjadi hambatan dalam pelaksanaan program, maka akan


diadakan suatu upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi,
sunggono (1994:149-154) upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-
hambatan efektivitas program, sebagai berikut :

a. Isi kebijakan, yaitu upaya mengatasi hambatan tentang isi kebijakan bahwa isi
kebijakan perlu adanya beberapa faktor pendukung untuk melihat
keberhasilan suatu program yang di implementasikan yaitu, kepentingan dari
isi kebijakan, program tersebut karena suatu kebijakan dalam pelaksanaan
22

nya melibatkan banyak kepentingan, dan sejauh mana kepentingan tersebut


membawa pengaruh kepada implementasiannya.
b. Informasi, dalam mengatasi hambatan komunikasi cara mengatasinya yaitu
dengan melakukan tindakan dengan membuat prosedur-prosedur melalui
penataan yang jelas mengenai persyaratan, tujuan menghilangkan pilihan dari
multi interpetensi atau penafsiran informasi, melaksanakan prosedur dengan
hati-hati dan mekanisme pelaporan secara terperinci.
c. Dukungan, yaitu proses implementasi tentu harus adanya dukungan untuk
mengatasi hambatan diatas, salah satunya yaitu fasilitas, yang diharapkan
untuk mendukung pelaksanaan suatu peraturan hukum.
d. Pembagian potensi. Yaitu upaya-upaya untuk mengatasinya yaitu dalam
menjalankan suatu kebijakan atau program harus didukung dengan adany
pelaksanaan kebijakan yang kompeten demi keberhasilan suatu kebijakan.

D. Kajian Penelitian Terdahulu

Dalam menyusun penelitian ini, peneliti terlebih dahulu


melakukan kajian terhadap penelitian yang terdahulu. Hal ini dimaksudkan
untuk dijadikan pedoman penelitian dan dijadikan sebagai perbandingan
hasil antara penelitian yang sudah dilakukan dengan penelitian yang
hendak peneliti lakukan.

Berikut adalah hasil-hasil penelitian terdahulu yang disajikan


dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2. 1
Kajian penelitian terdahulu
Hasil
Nama Dan Perbedaa Penelit
Persamaan
No Judul n ian
Penelitian
Penelitian Penelitian Terda
hulu
1. Eka Zatnika, a. Metode a. Lokus Progra
23

STIA Sebelas penelitian penelitian m


April Sumedang kualitatif b. Informan Genre
(2017) dengan b. Pengumpulan c. Hasil di
judul penelitian data penelitian Kabupa
“Efektivitas c. Teknik d. Objek ten
Program pengambilan penelitian Sumed
Generasi sampel ang
Berencana telah
(Genre) Pada berjala
Bidang n
Keluarga efektif,
Berencana Di akan
Dinas tetapi
Pengendalian masih
Pendudukdan belum
Keluarga optimal
Berencana .
Kabupaten
Sumedang.”
2 Yudi Permana, a. Metode a. Lokus Progra
STIA Sebelas penelitian penelitian m
April Sumedang kuantitatif b. Informan PPDB
(2021) dengan b. Pengumpulan c. Hasil mengg
judul penelitian data penelitia unakan
“Efektivitas c. Teknik d. Objek sistem
Program pengambilan penelitian zonasi
Penerimaan sampel di
Peserta Didik Kabupa
Baru (PPDB) ten
Menggunakan Sumed
Sistem Zonasi ang
Pada Jenjang sudah
Sekolah berjala
Menengah n
Pertama Negeri secara
(SMP) di Dinas efektif
Pendidikan akan
24

Kabupaten tetapi
Sumedang” masih
belum
optimal
/maksi
mal
dalam
proses
pengim
plemen
tasiandi
karena
kan
masala
h
transpa
ransi
dan
akunta
bilitas
PPDB
masih
rawan
terjadi
kecura
ngan
dan
kebutu
han
sarana
prasara
na
yang
dilakuk
an oleh
penyele
nggara
25

untuk
mewuj
udkan
visi
dan
misi
progra
m
PPDB
sejauh
ini
belum
terpenu
hi
dengan
maksi
mal
karena
masih
terjadi
kesenja
nganku
alitas
sarana
dan
prasara
na.
3 Nur Rahma Diani a. Metedologi a. Lokus Efektiv
Universitas Hasanuddin penelitian penelitian itas
(2017) dengan judul kualitatif b. Informan penera
penelitian “ Efektivitas b. Objek c. Hasil pan
penerapan Sistem penelitian penelitian Sistem
Informasi Manajemen c. Pengumpulan Inform
Kepegawaian (SIMPEG) data asi
pada Badan Manaje
Kepegawaian dan Diklat men
Daerah (BKDD) Kepega
26

Kabupaten Enerekang waian


(SIMP
EG)
pada
Badan
Kepega
waian
dan
Diklat
Daerah
Kabupa
ten
Enerek
ang
belum
efektif
dari
segi
adaptas
i,
integra
si dan
produk
si,

Dari tabel 2. tersebut dapat diketahui beebrapa persamaan dan


perbedaan anatara penelitian yang dilakukan dengan ketiga penelitian
tersebut. Persamaan dan perbedaaan dapat diketahui sebagai berikut :

1. Persamaan
Persamaan penelitian pertama dengan penelitian yang dilakukan yaitu
sama-sama meneliti tentang efektivitas program akan tetapi program yang diteliti
berbeda, menggunakan metedologi penelitian yang sama yaitu penelitian
kualitatif, menggunakan teknik pengumpulan data dan pengambilan sampel yang
sama. Penelitian kedua, memiliki objek penelitian yang berbeda. Menggunakan
27

metodologi penelitian yang sama yaitu penelitian kualitatif, dan menggunakan


teknik pengumpulan data dan pengambilan sampel yang sama. Penelitian ketiga,
memiliki objek penelitian yang sama yaitu tentang sistem informasi manajemen
kepegawaian (SIMPEG), menggunakan metedologi penelitian kualitatif dan
pengumpulan data yang sama.
2. Perbedaan
Selain memiliki persamaan, penelitian ini sudah tentu memiliki
perbedaan. Perbedaan. Pada penelittian pertama dan kedua yaitu lokus penelitian,
informan, hasil penelitian dan objek penelitian. Sedangkan pada penelitian ketiga,
memiliki perbedaan lokus penelitian, informan penelitian, dan juga hasil
penelitian yang berbeda.

E. Kerangka Pemikiran Dan Pertanyaan Penelitian


1. Kerangka Pemikiran

Sumber daya manusia merupakan unsur pokok dalam suatu


organisasi, baik swasta maupun pemerintahan. Hal ini dikarenakan sumber
daya manusia, yang selanjutnya disebut sebagai pegawai atau aparatur
sipil Negara dapat menetukan berkembang atau tidaknya suatu organisasi.
Pegawai yang berkualitas dapat membuat organisasi berkembang dan
bertahan hidup dari persaingan yang ada. Semakin meningkatya jumlah
pegawai ASN mengakibatkan sulitnya memperoleh data-data kepegawaian
ASN. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang dapat mengelola
database kepegawaian secara mudah dan cepat. Salah satu sistem yang
dapat mempermudah dalam mengelola database kepegawaian adalah
sistem informasi manajmen kepegawaian (SIMPEG).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi


manajemen merupakan sistem pengolahan data yang dapat menyediakan
data dan informasi kepada pimpinan sebagai bahan untuk pengambilan
keputusan dan menentukan kebijakan.
28

Admnistrasi Negara telah menjawab tantangan kemajuan


teknologi dengan cara meneraapkan sistem informasi manajemen
kepegawaian (SIMPEG) sebagai salah satu bentuk dari implementasi e-
government di bidang kepegawaian. Tujuan di bentuknya sistem informasi
manajemen kepegawaian adalah supaya organisasi memiliki suatu sistem
yang dapat diandalkan dalam mengolah data kepegawaian menjadi suatu
informasi yang relevan, tepat waktu, akurat, dan lengkap seta bermanfaat
dalam berbagai aktivitas manajemen.

Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia


(BKPSDM) Kabupaten Sumedang dalam mengefektifitaskan tugasnya
memerlukan suatu sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG)
yaitu pengolahan yang berhubungan dengan peningkatan informasi
kepegawaian di pemerintah daerah yang efektif dan efisien oleh teknologi
dan sumber daya manusia. Tanpa adanya sumber daya manusia, maka
pengelolaan atau manjemen kepegawaian tidak akan berjalan dengan baik.
Selain sumber daya manusia, fasilitas yang digunakan dalam sisitem
informasi manajemen kepegawaian sangat berpengaruh dalam proses
pelaaksaanaan sistem informasi kepegawaian tersebut. Begitu juga
ketetapan sistem informasi manajmeen kepegawaian yang dilaksanakan
sesuai dengan tahapan prosedur sangat berpengaruh bagi output yang
dihasilkan nanti.

Keberhasilan program sistem informasi manajemen kepegawaian


(SIMPEG) salah satunya dapat dilihat dari seberapa efektif pada tahapan
pelaksanaan program tersebut. Suatu program di katakan berjalan dengan
efektif apabila rencana yang telah dibuat sesuai dengan tujuan program
atau dengan kata lain dapat di ukur dengan membandingkan hasil
pelaksanaan program dengan rencana dan tujuan program tersebut.

Pada penelitian ini untuk melihat keefektifan sistem informasi


manajemen kepegawaian (SIMPEG) Badan Kepegawaian dan
29

Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sumedang,


maka diperlukan ukuran efektivitas program. Menurut James L. Gibson
(Dalam Atmawati, 2019: 5-6) ukuran efektivitas program adalah sebagai
berikut :

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai


b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan
c. Proses analisis dan perumusan kebijakan
d. Perencanaan yang berkaitan dengan pengambilan.
e. Penyusunan program yang tepat
f. Tersediannya sarana dan prasarana
g. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

Dalam proses pelaksanaan sistem informasi manajemen


kepegawaian terdapat beberapa hambatan-hambatan dalam pelaksanaan
sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG). Hambatan tersebut
meliputi hambatan dari dalam seperti sumber daya manusia, informasi,
sarana dan fasilitas yang belum memadai, aturan, sistem dan prosedur dan
hambatan dari luar yang meliputi peraturan atau kebijakan pemerintah dan
kelompok sasaran. Untuk mengatasi hambatan- hambatan tersebut ada
beberapa upaya yang diambil. Menurut Sunggono (2014 : 149-153) upaya
untuk mengatasi faktor penghambat adalah isi kebijakan meliputi
berhasilnya suatu kebijakan yang dilaksanakan dan program kebijakan
sudah sesuai dengan kebutuhan, informasi meliputi prasarana yang di
miliki sangat memadai dan stakeholder sangat memiliki peran dalam
melaksanakan kebijakan, dukungan terkoordinasi melaksanakan kebijakan
dengan baik dan memiliki hubungan dari berbagai unsur yang mendukung
kebijakan dilaksanakannya kebijakan. Pembagian potensi yang meliputi
wewenang dalam melaksanakan suatu kebijakan sudah baik dan
pembagian tugas dalam melaksanakan kebijakan sudah sesuai dengan
SOP.
30

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan pemikiran bahwa


keefektivan sistem informasi manajemen kepegawaian menurut James L.
Gibson (Dalam Atmawati, 2019: 5-6) yaitu kejelasan tujuan yang hendak
dicapai, kejelasan strategi pencapaian tujuan, proses analisis dan
perumusan kebijakan, perencanaan yang berkaitan dengan pengambilan,
penyusunan program yang tepat, tersediannya sarana Adapun bagan
dalam kerangka pemikiran dari sistem informasi manajemen kepegawaian
adalah sebagai berikut :

Bagan 2. 1
Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian

Efektivitas Sistem Informasi


Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)

Efektivitas Program Faktor-faktor Upaya untuk mengatasi


menurut James L. penghambat Efektivitas faktor penghambat
Gibson (dalam Program menurut Gow menurut Sunggono
Atmawati 2019 : 5-6) : dan Morss (Pasolong, (2014 : 149-153) :
2019 : 69) :
1. Kejelasan 1. Isi kebijakan
tujuan 1. Hambatan dari 2. Informasi
2. Kejelasan dalam 3. Dukungan
strategi 2. Hambatan dari 4. Pembagian
pencapaian luar potensi
tujuan
3. Perencanaan
yang matang
31

2. Kisi-Kisi Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, peneliti membuat kisi-kisi


pertanyaan untuk digunakan sebagai bahan pengamatan penelitian secara
langsung pada objek penelitian mengenai variable penelitian efektivitas
program yang di sajikan seperti dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2. 2
Kisi-kisi Pertanyaan
Fokus
Dimensi Indikator Item
Permasalahan

Efektivitas 1. Kejelasan tujuan a. Tujuan 1


Program,
b. Kemampuan 2
Menurut James
melakukan tugas sesuai
L. Gibson
dengan tujuan yang
(Dalam
ditetapkan Kejelasan tujuan
32

Atmawati, 2019: c. Melakukan kerjasama 3


5-6) dengan baik

2. Kejelasan a. adanya suatu 4


Strategi pencapaian perencanaan yang matang
tujuan dalam mencapai tujuan

b. Meningkatkan kualitas 5
dan kuantitas

a. Mengikuti langkah 6
3. Perencanaan langkah atau prosedur yang
yang matang telah ditentukan

b. Menggambarkan hasil 7
yang akan dicapai

4. Tersedianya a. Mendukung 8
sarana dan prasarana pelaksanaan tugas

b. Kemudahan dalam 9
akses yang memadai

Faktor-Faktor 1. Hambatan dari dalam a. Sumber daya manusia 10


Penghambat
b. Informasi 11
Efektivitas
Program c. Sarana dan fasilitas 12
Menurut Gow yang dimiliki
Dan Morss
d. Aturan, sistem dan 13
(Pasolong, 2019:
Prosedur
69)

2. Hambatan dari Luar a. Peraturan atau 14


kebijakan pemerintah
b. Kelompok sasaran 15

Upaya Untuk 1. Isi kebijakan a. Berhasilnya suatu 16


Mengatasi kebijakan yang dilaksanakan
33

Faktor b. Program kebijakan 17


Penghambat sudah sesuai dengan kebutuhan
Menurut
2. Informasi a. Prasarana yang dimiliki 18
Sunggono
sangat memadai
(2014 : 149-153)
b. Steakholder sangat 1
memiliki peran dalam 9
melaksanakan kebijakan

3. Dukungan a. Terkoordinasi 20
melaksanakan kebijakan
dengan baik

b. Memiliki dukungan 21
dari
berbagai unsur yang
mendukung kebijakan
dilaksanakan

4. Pembagian a. Wewenang dalam 22


Potensi melaksanakan suatu
kebijakan sudah baik.

b. Pembagian tugas dalam 23


melaksanakan kebijakan
sudah sesuai dengan
SOP
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian

Dalam metode ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian


kualitatif atau sering disebut metode naturalistic, karena penilaiannya pada
kondisi yang alamiah (natural setting) dan hasil dari penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna dari pada generalisasi.

Menurut Sugiyono (2012 : 9) pengertian dari metode penelitian kualitatif


adalah sebagai berikut : “Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrument lunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan apada generalisasi”.

Menurut Bogdan and Biklen (dalam sugiyono, 2012: 13) penelitian


kualitatif memiliki sejumlah karakteristik tertentu yaitu sebagai berikut :

1. Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and
researcher is the key instrument. (Dilakukan pada kondisi yang alamiah,
sebagai lawannya adalah eksperimen, langsung ke sumber data peneliti
adalah instrument kunci).
2. Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of words
of pictures rather then number. (Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif.
Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak
menekankan pada angka).

34
35

3. Qualitative research are concerned with process rather than simply with
outcomes or products. (Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses
daripada produk atau outcome).
4. Qualitative research tend to analyze their data inductively. (Penelitian
kualitatif melakukana analisisi adata secara induktif ).
5. “Meaning” is of essebtial to the qualitative approach. (Penelitian kualitatif
lebih menekankan makna data di balik yang teramati).

Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dikemukakan di sisni


bahawa penelitian kualaitatif itu adalah sebagai berikut :

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah


eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalaha instrument kunci.
2. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau
outcome.
3. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
4. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

Dalam penelitian ini yang diamati adalah efektif atau tidaknya


pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) yang
dilakukan oleh Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kabupaten Sumedang, sehingga peneliti pun menggunakan jenis
penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah meneyajikan
gambaran yang lengkap mengenai setting social dan hubungan-hubungan
yang terdapat dalam penelitian.

B. Penentuan Sasaran Dan Informan Penelitian


1. Penentuan Sasaran

Dalam melaksanakan penelitian, setiap kegiatan pengumpulan


data selalu berhadapan dengan obyek yang diteliti baik berupa manusia,
benda maupun aktivitas-aktivitas atau kejadian-kejadian dimana suatu
masalah dapat untuk keseluruhan karakteristik objek, penelitian ini disebut
objek penelitian.
36

Dalam peneliataian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,


tetapi oleh spradley yang dikutif oleh Sugiyono (2012:215) dinamakan
“social situatin” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu :
tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi
secara sinergis.

Social situation dalam penelitian ini adalah Aparatur Sipil Negara


pada Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Sumedang Di Bidang Pengadaan, Pemberhentian Dan
Informasi ASN.

2. Informan Penelitian

Dalam rangka memperoleh informasi yang akurat serta data


diperoleh dari informan serta sampel. Informan adalah aparatur sipil
Negara yang benar-benar memahami permasalahan dengan argument
bahwa mereka mengetahui banyak mengenai fenomena yang terjadi di
lapangan, sedangkan sampel adalah wakil populasi yang akan diteliti.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah


Purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012 : 218) teknik yang
digunakan dalam mengambil sampel dengan menggunakan purposive
Sampling adalah sebagai berikut : “Purposive Sampling adalah teknik
mengambilan sampel sumber data dengan mempertimbangan tertentu”,
sehingga jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 4
orang. Sebagaimana terlihat dalam tabel berikut :
37

Tabel 3.1
Informan Penelitian
No Unsur Jumlah (Orang)
Kepala bidang pengadaan, pemberhentian
1. 1
dan informasi
2. Analis data kepegawaian SIMPEG 1
3. Analis Sumber Daya Manusia Ahli Muda 1
4. Staff operator SIMPEG 1
Jumlah 4

Peneliti mengambil sejumlah 4 (empat) orang diatas, berdasarkan


pertimbangan bahwa yang bersangkutan berkompeten dan
bertanggungjawab mengenai pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) yang di laksanakan di Badan Kepegawaian Dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Sumedang baik secara
keseluruhan maupun sebagian tergntung tupoksi dan tingkat wewenang
serta tannggungjawabnya.

C. Teknis Pengumpulan Data

Untuk menujang metode yang digunakan guna memperoleh


informasi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data sebgai berikut:

1. Studi kepustakaan
Teknik pengumpulan data dengan mempelajari literature, buku-buku
ilmiah, laporan-laporan, arsip serta dokumen-dokumen tertulis yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti yang dapat menunjang kelancaran pencarian
data.
2. Studi lapangan
Teknik pengumpulan data yang diperoleh langsung di lapangan, dengan
cara :
38

a. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada objek


penelitian untuk mencatat segala kegiatan yang berhubungan dengan
permasalahan yang di teliti, dimana peneliti tidak ikut terlibat dalam proses
kerja.
b. Wawancara mendalam yaitu teknik pengumpulan data dengan cara meminta
penjelasan kepada berbagai pihak yang berhubungan dengan masalah yang di
teliti dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, mendalam serta
terarah sesuai dengan pedoman wawancara.
c. Dokumentasi yaitu pengumpulan data berupa rekaman hasil wawancara, foto-
foto, catatan harian lapangan yang merupakan perlengkapan hasil wawancara
dan observasi.

D. Prosedur Pengolahan Data

Untuk mengolahdata hasil wawancara dan observasi, peneliti


melakukan pengolahan data yang ditempuh dengan mengacu pada operasi
dasar yang menghasilkan keluaran penting yang mengutip dari model
miles and huberman (1984) yang diterjemahkan oleh Sugiyono (2012 :
246-252) adalah sebagai berikut :

Data Collection

Data Display

Data Reduction

Conclusion

Dringa/Verifying
39

1. Data reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,


memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya serta
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.

2. Data display (Penyajian Data)

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,


hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Melalui penyajian data
tersebut, maka data terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan sehingga
akan semakin mudah dipahami.

3. Conclusion drawing/Verification (Penarikan kesimpulan/Verifikasi)

Kesimpulan dalam penelitian yang di harapkan adalah merupakan


temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran objek yang sebelumnya masih belum jelas
sehingga diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis dan teori.

E. Lokasi Dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini di laksanakan Di Badan Kepegawaian Dan


Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Sumedang, dengan
jadwal penelitian sebagai berikut :
K Waktu Pelaksanaan
egiatan November
40
e
s
e
m
b
e
r

9
T
ahap
persiapa
n
a.
S
tudi
kepustak
aan
a.
O
bservasi
awal
b.
P
engajuan
judul
T
ahap
Pelaksa
naan
a.
O
bservasi
b.
W
awancara
c.
P
engmpul
41

Tabel 3.2
Jadwal Penelitian

Anda mungkin juga menyukai