RS KH ABDURRAHMAN SYAMSURI
JL RAYA DEANDLES KM 74
PACIRAN - LAMONGAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang
makin maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan
daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang
dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis
antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta
harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif,
inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi
pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan
oleh pemerintah maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi
pula pelayanan rumah sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi
tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan
data di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi
Manajemen (SIM) rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting
suatu rumah sakit dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana
pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk
operasional rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu
komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu
tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk
mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah
informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi
yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan
kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara
cepat, tepat dan akurat.
B. TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi
Manajemen di Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur
dan program kerja yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di Rumah Sakit KH
Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY) paciran.
C. RUANG LINGKUP
Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan panduan
bagi pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
c. Penyusunan berbagai program kerja SIM.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan RS
KH Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY).
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf
SIM-RS.
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan yang
menggunakan aplikasi tersebut.
3. Monitoring dan Evaluation
SIM-RS RS KH Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY) me-monitoring
penggunaan aplikasi SIM, me-maintenance aplikasi SIM, dan
mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada permintaan yang berkaitan
dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM.
4. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil
monitoring yang dilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis data tersebut
kemudian berdiskusi dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk
mencari solusi dan rekomendasi perbaikan sistem pelayanan.
5. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan
perbaikan agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan
yang lebih baik atau unggul.
C. MISI
1. Memberikan dukungan pengelolaan informasi untuk mendukung
kegiatan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
2. Mempelopori inovasi pengembangan sistem teknologi informasi rumah
sakit.
3. Menciptakan lingkungan akademik sebagai pusat pembelajaran
pengembangan sistem teknologi informasi rumah sakit.
D. FALSAFAH UNIT
Falsafah SIM RS:
Memberikan pelayanan SIM RS yang paripurna, guna mendukung dan
menunjang pelayanan unit-unit terkait di rumah sakit, agar pelayanan medis
dan non-medis yang diberikan kepada pasien dapat dengan cepat, tepat,
efektif dan efisien.
E. NILAI UNIT
Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya, SIMRS
mendukung penyediaan informasi, terutama tentang pasien, dalam cara yang
benar, relevan terbarukan, mudah diakses oleh orang yang tepat pada
tempat/lokasi yang berbeda dan dalam format yang dapat digunakan.
Transaksi data pelayanan dikumpulkan, disimpan, diproses, dan
didokumentasikan untuk menghasilkan informasi tentang kualitas perawatan
pasien dan tentang kinerja rumah sakit serta biaya. Ini mengisyaratkan bahwa
sistem informasi rumah sakit harus mampu mengkomunikasikan data
berkualitas tinggi antara berbagai unit di rumah sakit.
F. BUDAYA UNIT
‘Islami Manfaat Akurat dan Nyaman’ sebagai tagline dari RS KH
Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY) mendasari budaya unit yang berlaku di
SIM RS. Meskipun posisi SIM RS berada di belakang layar, SIM RS harus
memahami bahwa keberadaannya merupakan salah satu penegak tiang
keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
efektif, efisien, cepat dan tepat kepada pasien. Di sisi yang lain, SIM RS
sebagai pusat informasi dan manajemen juga menjadi salah satu penentu
keberhasilan manajemen rumah sakit dalam mengelola tagihan pasien, Rekam
Medis, pembukuan RS dan lain-lain. Sumber informasi ini harus dikelola
dengan rapi dan baik agar pengelolaan Rumah Sakit bisa ditingkatkan
menjadi Rumah Sakit yang unggul dan profesional.
G. TUJUAN
Menciptakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang akurat, tepat
waktu, serta terintegrasi untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian,
dan pemeliharaan kesehatan di Rumah Sakit KH Abdurrahman Syamsuri (RS
ARSY).
Direktur
dr. H. Moch. Rosidi
Ka Unit Humas
Astutik Ningsih S.HI
Koordinator SIM RS
Rohmatullah S.Kom
Staf SIM RS
Rohmatullah S.Kom
I. TUPOKSI DAN URAIAN TUGAS
1. Kepala Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS KH
Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY).
a. Tupoksi
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS
b. Uraian Tugas
1. Membuat perencanaan kegiatan SIM RS RS KH Abdurrahman
Syamsuri (RS ARSY).
2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS RS KH
Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY).
3. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegitan di
unit kerja SIM RS RS KH Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY).
2. Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS KH Abdurrahman
Syamsuri (RS ARSY)
a. Tupoksi
1. Mengelola aplikasi SIM RS
2. Mengelola dan mengembangkan website RS KH Abdurrahman
Syamsuri (RS ARSY)
b. Uraian Tugas Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS
KH Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY)
1. Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada aplikasi
SIM RS jika diperlukan
2. Input master tarif tindakan pada aplikasi SIMRS
3. Update master data Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota
seluruh Indonesia pada aplikasi SIM RS
4. Melakukan upgrade versi aplikasi SIMRS pada tiap-tiap unit
pelayanan
5. Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan aplikasi
SIM RS pada tiap-tiap unit pelayanan
6. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan
7. Update defenition Anti Virus Microsoft Security Essential pada
komputer/PC pada tiap-tiap unit pelayanan
8. Mengikuti rapat
9. Melakukan registrasi sidik jari pada mesin absensi untuk
karyawan
c. Uraian Tugas Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS
KH Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY)
1. Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada aplikasi
SIM RS jika diperlukan
2. Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan aplikasi
SIM RS pada tiap-tiap unit pelayanan
3. Melakukan void obat pada aplikasi SIM RS jika diperlukan
4. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan
5. Mengikuti rapat
6. Perancangan dan Development Website KH Abdurrahman
Syamsuri (RS ARSY)
7. Maintenance dan Update Data Website KH Abdurrahman
Syamsuri (RS ARSY)
8. Maintenance dan Repair PC Sistem Operasi serta Update
defenition Anti Virus Microsoft Security pada Komputer Unit KH
Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY)
9. Setup dan Maintenance Internet Information di Instalasi SIM KH
Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY)
10. Input master tarif tindakan pada aplikasi SIM RS
11. Menangani kuitansi pembayaran yang salah dari kasir
12. Setup dan Maintenance Internet Information di Instalasi SIM KH
Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY)
B. INDIKATOR PROSES
3. Persentase Laporan yang Diselesaikan Tepat Waktu Unit Kerja SIM
Judul Persentase pengumpulan laporan
Dimensi mutu Ketepatan
Mengetahui persentase pengumpulan laporan setiap
Tujuan
unit kerja secara tepat waktu.
Laporan yang berisi tingkat perkembangan ketepatan
Definisi operasional
penyelesaian laporan triwulan selama satu tahun
Frekuensi pengumpulan data 1 Tahun
Periode analisis 2 Minggu
Jumlah laporan yang terkumpul tepat waktu selama 1
Numerator
tahun pertriwulannya
Jumlah laporan keseluruhan yang seharusnya
Denominator
terkumpul (4 buah)
Sumber data Unit Kerja SIM
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM
C. INDIKATOR OUTPUT
5. Kepuasan pengguna SIM RS
Judul Kepuasan Pengguna SIM RS
Dimensi mutu Kenyamanan
Terselenggaranya penggunaan SIM RS yang mampu
Tujuan
memberikan kepuasan pelanggan
Kepuasan adalah pernyataan puas oleh pengguna
Definisi operasional
terhadap SIM RS
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan
Periode analisis 1 Minggu
Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan
Numerator pengguna SIM
Denominator Jumlah seluruh pengguna SIM RS
Sumber data Survei
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Humas
b. KPI INDIVIDU
L. KEGIATAN ORIENTASI/DIKLAT
Rumah Sakit KH Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY) senantiasa
mengembangkan manajemen sumber daya manusia yang baik, agar
terwujud kuantitas dan kualitas pegawai yang mampu melaksanakan tugas
dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Salah satu tahapan manajemen sumber daya manusia yang dilaksanakan di
RS KH Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY) adalah program orientasi baik
untuk pegawai baru atau pegawai lama. Program ini dapat dilakukan
manakala rumah sakit memperoleh pegawai baru ataupun tidak.
Orientasi umum berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja
secara non teknis, terutama memahami company profile dan team work
building. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Bagian SDM bekerjasama
dengan Bagian Diklat dan Instalasi Diklat. Sedangkan orientasi khusus
berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara teknis dan
dilaksanakan oleh unit kerja dimana pegawai baru tersebut ditempatkan.
Melalui program orientasi umum, pegawai baru diperkenalkan dengan
struktur organisasi, visi, misi, falsafah, tujuan, nilai-nilai dan budaya
organisasi KH Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY)
. Disamping itu, pegawai yang mengikuti orientasi juga dibekali
pemahaman tentang produk layanan, sistem keselamatan pasien dan
prinsip-prinsip kerjasama tim.
A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Diutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual
Basiq/Java
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan
bahwa jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang
proses pengelolaan SIM-RS RS KH Abdurrahman Syamsuri (RS ARSY) dan
tugas-tugas yang dilakukan oleh petugas SIM-RS RS KH Abdurrahman
Syamsuri (RS ARSY). Hal ini dapat dilihat dari jumlah staf SIM-RS yang
saat ini berjumlah 1 orang dengan jadwal kerja yang telah ditetapkan.
C. JADWAL KERJA
Jadwal Normal : Senin – Jumat : 07.30 – 16.00
On call
BAB IV
STANDAR FASILITAS
Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan
seluruh data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan
ruang SIM RS agar lebih mudah dimonitoring dan dijangkau bila terjadi
masalah. Selain itu, di dalam ruangan server perangkat elektronik yang ada
harus tetap menyala 24 jam. Karena itu untuk mencegah kerusakan perangkat
akibat suhu yang panas, ruangan harus tertutup dan dingin.
.
B. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-komponen
berikut ini:
a. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan
scanner.
b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses
data, menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian
dari sistem secara keseluruhan.
c. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan
dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan
sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi
basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management
System).
d. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam,
api, temperatur, air, debu, kecurangankecurangan, kegagalankegagalan
sistem itu sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain sebagainya.
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa halhal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila
terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung cepat diatasi.
BAB V
TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN
PENELITIAN SERTA
PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS
3. Komponen Penunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu
teknis tugas-tugas SIM RS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat
tulis kantor yang standar.
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,
menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan
atau meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah
kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya
sendiri.
B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap
keselamatan pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien
dalam setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD), serta untuk melaksanakan program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis
lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya
yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan
kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap
penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat
pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas
medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah
sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-hak pasien yang masuk kedalam
program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa
sumber “best practices” yang berlaku secara Internasional, seperti National
Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease
Control (CDC), the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the
US Environmental Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4%
pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The National
Safety Council (NSC), 41% petugas medis mengalami absenteism yang
diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh lebih besar
dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan terhadap 165
laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak
adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan
tergores (21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang
merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot
dan keseleo merupakan representasi dari low back injury yang banyak didapatkan
di kalangan petugas rumah sakit.
Keselamatan Kerja pada Unit Kerja SIM RS
Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan-peralatan
utama dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama melaksanakan
tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM RS juga turut
memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi
psikologis.
- Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja
Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM RS, penggunaan dan
peletakan kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf.
Misalnya kabel-kabel yang tidak rapi dan dibiarkan berserakan
begitu saja.
Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat
dengan staf juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat
beberapa tahun yang akan datang.
Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan
staf dari sisi penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam
jangka waktu yang lama.
B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah
yang salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program
komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi
melalui prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan
menyesuaikannya. Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan intern dan extern
3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para
pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
BAB X
PENUTUP