PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin
maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah
sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari
dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat
mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat
menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen
Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah
sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan
ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data
di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen
(SIM) rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit
dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem Informasi
Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat
penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit. Sistem
informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam
mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara
umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem
dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Selain itu,
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi
yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan
dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk
mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
1
B. Tujuan
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi Manajemen di
Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja
yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di Rumah Sakit Permata Hati
C. Ruang Lingkup
Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan panduan bagi
pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
c. Penyusunan berbagai program kerja SIM.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan Rs
Permata Hati
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM-RS.
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan yang
menggunakan aplikasi tersebut.
3. Monitoring dan Evaluation
SIM-RS Permata Hati me-monitoring penggunaan aplikasi SIM, me-maintenance
aplikasi SIM, dan mendiskusikan dengan apabila ada permintaan yang berkaitan
dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM.
4. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring
yang dilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis data tersebut kemudian berdiskusi
dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi
perbaikan sistem pelayanan.
3. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan
agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih baik
atau unggul.
D. Batasan Operasional (Definisi Operasional)
1. Sistem
2
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau
variable yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain,
dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi
untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
4. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem perencanaan bagian dari
pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia,
dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk
memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi
bisnis.
5. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam
sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide
Web (WWW) di dalam internet.
6. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang
didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan
dapat mengakses informasi.
E. Landasan Hukum (Referensi)
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah
Sakit Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik adalah setiap
Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau
disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya,
yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau
Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar,
peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol
3
atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang
yang mampu memahaminya.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah
Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik adalah serangkaian
perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan,
mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan,
mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Rumah
Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik
adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan
Usaha, dan/atau masyarakat.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit wajib melakukan
pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit
dalam bentuk Sistem
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
5
jawab perusahaan, jadi tingkat kesadaran mereka terhadap kesehatan semakin
meningkat.
Selain itu pembangunan Rumah Sakit Permata Hati mengacu pada konsep
pembangunan rumah saki tumum professional yang sejalan dengan peningkatan
kondisi sosial ekonomi serta pendapatan masyarakat di kotaDuri, dan juga di kota
Duri belum tercukupinya fasilitas kesehatan terutama untuk masyarakat golongan
ekonomi menengah keatas.
Rumah Sakit Permata Hati memiliki ruangan poliklinik dan rawat inap dengan
jumlah tempat tidur 87 Unit dan telah mendapatkan penetapan kelas Tipe C oleh
KEMENKES RI Tahun 2010 dan izin tetap dari BUPATI BENGKALIS tahun
2011.
Rumah Sakit Permata Hati sebagai rumah sakit swasta terbesar di Kota Duri
sudah selayaknya rumah sakit ini memegang peranan yang sangat penting dalam
konteks pelayanan kesehatan rujukan. Disamping itu, mengingat kesehatan
merupakan kebutuhan yang sangat penting, maka masyarakat pasti akan menuntut
pelayanan kesehatan yang optimal dari institusi pelayanan kesehatan tersebut.
Mengingat pentingnya kebutuhan masyarakatakan pelayanan kesehatan, maka
diperlukan perhatian yang serius terhadap kenyamanan fisik, privasi dan suasana
psikologis yang sangat mendukung keberhasilan manajemen rumah sakit.
Perencanaan sebagai salah satu unsur manajemen harus dibuat sedemikian rupa
sehingga kegiatan rumah sakit mampu diarahkan untuk mengantisipasi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan.
6
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, DAN MOTTO RUMAH SAKIT PERMATA HATI
A. Visi
Rumah Sakit Permata Hati menjadi rumah sakit swasta terbaik dalam
memberikan pelayanan paripurna kepada masyarakat.
B. Misi
1. Memberikan pelayanan dari hati untuk setiap yang datang ke Rumah Sakit
Permata Hati
2. Meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit Permata Hati dengan
meningkatkan SDM, fasilitas, dan gedung Rumah Sakit Permata Hati
3. Meningkatkan kekompakan dan rasa memiliki karyawan terhadap Rumah
Permata Hati agar tercipta loyalitas yang tinggi serta suasana kerja yang
nyaman.
4. Meningkatkan nilai spiritual agar tertanam dalam jiwa setiap orang yang
bekerja di Rumah Sakit Permata Hati adalah ibadah
C. Motto
Motto “ Kami siap melayani anda dengan sepenuh hati “
D. Falsafah
1. Kepentingan pelanggan adalah hukum tertinggi tanpa mengabaikan kepuasan
keluarga pelanggan.
2. Senantiasa menjujung tinggi nilai kejujuran
3. Profresionalisme merupakan dasar bersikap & berprilaku .
4. Pengembangan wawasan yang yang positif & kinerja yang optimal.
5. Mengembangkan iklim yang sehat sesama karyawan.
6. Menumbuhkan semangat persaudaraan.
7
BAB IV
PENGORGANISASIAN UNIT KERJA SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
SIM RS adalah sebuah Unit Kerja yang berguna untuk menata manajemen
RS yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Tiga poin penting dari sebuah
Rumah Sakit adalah pasien dan pegawai sebagai subjek, serta segala aktivitas di
Rumah Sakit.
Pasien yang datang memiliki data pasien, seperti nama, alamat, tempat
tanggal lahir, dan seterusnya.Pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit
kerja, pangkat, dan seterusnya. Informasi-informasi yang demikian itu harus valid
dan konsisten. Karena itulah diperlukan sebuah sistem untuk menjaga kondisi yang
demikian itu.
Informasi ini bukan hanya terkait antara pasien dan karyawan tapi juga
kepada tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain. Sumber
informasi ini harus dikelola dengan rapi dan baik agar pengelolaan Rumah Sakit bisa
ditingkatkan menjadi Rumah Sakit yang unggul dan profesional.
1. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Permata Hati bertanggung jawab
dalam pengelolaan aplikasi SIM RS,seperti yang berhubungan dengan hak akses
user, data pasien, tarif rumah sakit, dan pemasangan SIM pada unit pelayanan
terkait.
2. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Permata Hati bertanggung jawab
pengelolaan dan pengembangan website Rs Permata Hati Website merupakan
sarana untuk berbagi informasi. Informasi-informasi yang dibagikan tersebut ada
yang bersifat statis dan dinamis.
B. Visi
Menjadi pelopor terpercaya dalam penerapan sistem teknologi informasi dalam
mendukung pelayanan rumah sakit.
C. Misi
1. Memberikan dukungan pengelolaan informasi untuk mendukung kegiatan
pemeliharaan kesehatan.
2. Mempelopori inovasi pengembangan sistem teknologi informasi rumah sakit.
8
D. Falsafah Unit
Falsafah SIM RS:
Memberikan pelayanan SIM RS yang paripurna, guna mendukung dan menunjang
pelayanan unit-unit terkait di rumah sakit, agar pelayanan medis dan non-medis yang
diberikan kepada pasien dapat dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.
E. Nilai Unit
Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya, SIMRS mendukung
penyediaan informasi, terutama tentang pasien, dalam cara yang benar, relevan
terbarukan, mudah diakses oleh orang yang tepat pada tempat/lokasi yang berbeda
dan dalam format yang dapat digunakan. Transaksi data pelayanan dikumpulkan,
disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk menghasilkan informasi tentang
kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit serta biaya. Ini
mengisyaratkan bahwa sistem informasi rumah sakit harus mampu
mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara berbagai unit di rumah sakit.
F. Budaya Unit
‘Tulus Melayani’ sebagai tagline dari Rumah Sakit Permata Hati mendasari budaya
unit yang berlaku di SIM RS. Meskipun posisi SIM RS berada di belakang layar,
SIM RS harus memahami bahwa keberadaannya merupakan salah satu penegak
tiang keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efektif,
efisien, cepat dan tepat kepada pasien. Di sisi yang lain, SIM RS sebagai pusat
informasi dan manajemen juga menjadi salah satu penentu keberhasilan manajemen
rumah sakit dalam mengelola tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan
lain-lain. Sumber informasi ini harus dikelola dengan rapi dan baik agar pengelolaan
Rumah Sakit bisa ditingkatkan menjadi Rumah Sakit yang unggul dan profesional.
G. Tujuan
Menciptakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang akurat, tepat waktu,
serta terintegrasi untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan
pemeliharaan kesehatan di Rumah Sakit Permata Hati.
H. Tupoksi Dan Uraian Tugas
1. Kepala Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS Perata Hati
a. Tupoksi
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS
b. Uraian Tugas
1. Membuat perencanaan kegiatan SIM RS Rs Permata Hati
9
2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS Rs Permata Hati
3. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegitan di unit kerja
SIM RS Rs Permata Hati
2. Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS Permata Hati
a. Tupoksi
1. Mengelola aplikasi SIM RS
2. Mengelola dan mengembangkan website Rs Permata Hati
b. Uraian Tugas Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Permata
Hati
1. Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada aplikasi SIM RS
jika diperlukan
2. Input master tarif tindakan pada aplikasi SIMRS
3. Melakukan upgrade versi aplikasi SIMRS pada tiap-tiap unit pelayanan
4. Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan aplikasi SIM
RS pada tiap-tiap unit pelayanan
5. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan
6. Update defenition Anti Virus Microsoft Security Essential pada
komputer/PC pada tiap-tiap unit pelayanan
7. Mengikuti rapat
c. Uraian Tugas Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS Permata
Hati
1. Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada aplikasi SIM RS
jika diperlukan
2. Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan aplikasi SIM
RS pada tiap-tiap unit pelayanan
3. Melakukan void obat pada aplikasi SIM RS jika diperlukan
4. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan
5. Mengikuti rapat
I. Tata Hubungan Kerja
a. Tata Hubungan Kerja Internal
Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di dalam suatu
organisasi merupakan tata hubungan kerja internal. Berdasarkan pengertian
tersebut tata hubungan kerja perlu dibuat untuk unit-unit kerja yang cenderung
tumpang tindih atau memang memerlukan kerjasama yang harus diatur dengan
10
tata hubungan kerja. tata hubungan kerja perlu dibuat terutama untuk tugas-tugas
yang bersifat strategis yang memerlukan kejelasan peran, wewenang dan
tanggung jawab dari masing-masing unit kerja.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan tata hubungan
kerja internal adalah :
1. Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau benar-
benar memerlukan pengaturan kerja sama.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas.
3. Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan setiap tugas.
4. Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk
melaksanakan/menyelesaikan setiap tugas, sesuai dengan peran masing-
masing unit.
b. Tata Hubungan Kerja Eksternal
Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja antara unit-unit
kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar organisasi tersebut.
Hubungan kerja dengan unit organisasi lain tersebut dapat berupa kerjasama
lintas program ataupun lintas sektor.
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi dapat
berbentuk:
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antara dua atau lebih unit organisasi yang secara teknis
mempunyai fungsi yang sama.
2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya
dan daya yang kedudukannya sederajat atau setara.
J. Pertemuan/Rapat (Rapat Rutin,Insidentil)
Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang
untuk membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui
rapat berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan
organisasi dapat dirumuskan. Pada unit kerja SIMRS Permata Hati, rapat internal
dilakukan setiap minggu dengan tujuan untuk membahas dan mengevaluasi kerja
staf SIMRS. Selain itu, dalam rapat tersebut membahas tentang masalah-masalah
yang terjadi selama satu minggu dan mencari pemecahan masalahnya. Rapat
internal tersebut dihadiri oleh direktur, kepala unit kerja SIM-RS , staf SIM-RS,
maupun staf dari unit terkait yang berkaitan dengan pembahasan pada saat rapat.
11
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
DIREKTUR
dr.Efrianti,M.Kes
KABAG
Yeni Yesi,A.Md
KASUBAG
Muhammad Zen,S.Kom
PELAKSANA
Arief Fazry,S.Kom
12
BAB VI
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual Basiq/Java
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa
jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang proses
pengelolaan SIM-RS Permata Hati dan tugas-tugas yang dilakukan oleh petugas
SIM-RS Permata Hati. Hal ini dapat dilihat dari jumlah staf SIM-RS yang saat ini
berjumlah 2 orang dengan jadwal kerja shift yang telah ditetapkan.
C. Jadwal Kerja
Jam : 07.30 – 16.00
Jam : 16.00 - 07.30 On Call
13
BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN PERSONIL
14
BAB VIII
STANDAR FASILITAS
15
dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di
dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang
dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk
efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database
Management System).
d. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
temperatur, air, debu, kecurangankecurangan, kegagalankegagalan sistem itu
sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian
perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan
dapat langsung cepat diatasi.
16
BAB IX
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis
lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada
di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di
sana perlu dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun
non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain
sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-
hak pasien yang masuk kedalam program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber “best
practices” yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for Occupational
Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), the Occupational
Safety and Health Administration (OSHA), the US Environmental Protection Agency
(EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah petugas medis. Dari
laporan yang dibuat oleh The National Safety Council (NSC), 41% petugas medis
mengalami absenteism yang diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan injury dan angka
ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan
terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa injury yang
terbanyak adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan
tergores (21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang merupakan
faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo
merupakan representasi dari low back injury yang banyak didapatkan di kalangan petugas
rumah sakit.
Keselamatan Kerja pada Unit Kerja SIM RS
Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan-peralatan
utama dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama melaksanakan tugasnya.
Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM RS juga turut memengaruhi
keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi psikologis.
- Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja
Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM RS, penggunaan dan
peletakan kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf.
17
Misalnya kabel-kabel yang tidak rapi dan dibiarkan berserakan begitu
saja.
Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan
staf juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa
tahun yang akan datang.
Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari
sisi penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang
lama.
- Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja
Budaya dan perilaku staf SIM RS memengaruhi keselamatan psikologis staf.
Pengaturan jadwal shift dan jam kerja yang tidak tepat akan mengganggu
kenyamanan staf dalam bekerja.
18
BAB X
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada unit SIM RS Permata Hati akan mengarah pada
keakuratan data atau informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdapat dalam
sistem meliputi data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya.
Juga data pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat, serta tagihan
pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain.
A. Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and
Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran informasi.
Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya bagi
pemakai informasi, sulit mengukurnya.
1. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya
mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifatnya
ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
2. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran
informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya
terjasi dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan
perhitungan.
3. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan
permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah
yang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi masalah
mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
4. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada
siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan
keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya
siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.
19
5. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang
tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
6. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak
hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari
seorang pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi dalam
banyak hal dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
7. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji
keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
8. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi
guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
9. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi
formal. meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan
sebagainya sering dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar
lingkup pembicaraan kita.
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan
untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang “rata-rata”
akan menjadi optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang akan
mengakibatkan suatu kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak
memberikan perkiraan daripada memberikan angka yang pasti.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon B. Davis,
adalah sebagai berikut :
1. Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas kemungkinan-
kemungkinan sebelumnya.
2. Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi sampel.
3. Tentukan ukuran sampel yang optimal.
4. Sampel
5. Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data sampel.
B. Mutu Informasi
20
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau
kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang
salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi melalui
prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan menyesuaikannya.
Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan intern dan extern
3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar para pemakai
dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
21
PPedoman pengorganisasian unit kerja SIM-RS Permata Hati diharapkan dapat
memberikan kejelasan peran, fungsi dan kewenangan unit kerja SIM-RS sehingga dapat
meningkatkan kinerja dari unit ini.
Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah
mengikuti perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi,
kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan . Untuk itu pedoman ini harus
dievaluasi secara berkala.
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana kebijakan
dan program di lingkungan Rs Permata Hati.
Ditetapkan di : Duri
Pada Tanggal : 1 Desember 2018
Direktur RS Permata Hati Duri
22