Di Susun Oleh :
Faishal Tri Aditama (C1B020094)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah untuk memenuhi ujian tengah semester (UTS) dengan berjudul
“HUBUNGAN PEKERJA DAN PERSETUJUAN KOLEKTIF” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas dari bapak Dr. Rahab, S.E., M.Sc.
pada mata kuliah Manajemen Kualitas Total. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca dan penulis.
Saya menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................... 3
BAB I.............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................ 4
Latar Belakang .............................................................................................................................................. 4
BAB II............................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .............................................................................................................................................. 5
A. Standar Pelayanan Kesehatan ............................................................................................................. 5
B. Klasifikasi/kategori standar ................................................................................................................. 5
C. Standar Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat ........................................................................... 6
STUDI KASUS................................................................................................................................................. 8
BAB III ........................................................................................................................................................... 9
PENUTUP ...................................................................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang semakin baik dan terbaru akan menaikkan
kebutuhan dan tuntutan warga akan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau sinkron
menggunakan kemampuan warga . Hal ini sejalan menggunakan meningkatnya kemampuan warga
pada membayar porto pemeliharaan kesehatan. Dalam UU Nomor 23 tahun 1992 mengenai
kesehatan dikemukakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan buat menaikkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hayati sehat bagi setiap orang supaya terwujud derajat kesehatan warga
secara optimal. Langkah-langkah yang diambil buat mewujudkan tujuan pemerataan kesehatan itu
diantaranya merupakan pengembangan puskesmas, peningkatan kiprah dan warga , dan
pengembangan system acum. Puskesmas dijadikan ujung tombak buat memeratakan pelayanan
kesehatan dasar hingga ke desa-desa dan Umum terpencil. Peran dan warga terwujud pada bentuk
berdirinya posyandu pada semua tanah air.
Rumah sakit dijadikan tumpuan system acum medis, khususnya pada kasus penyembuhan
dan pemulihan kesehatan perorangan. Untuk memacu pemerataan pembangunan wahana dan
fasilitas pelayanan kesehatan, pemerintah membuka kesempatan bagi pihak partikelir buat bisa
turut berpartisifasi pada menaruh pelayanan kesehatan sinkron kebutuhan dan permintaan warga.
Pelayanan kesehatan masih permanen hak masyarakat Negara. (UU No.23/1992). Tetapi
hak disini bukan berarti dihasilkan secara cuma-cuma, namun bisa diartikan bahwa pelayanan
kesehatan yang tersedia, gampang dijangkau, bermutu baik, dan menggunakan harga yang terbayar
sang seluruh lapisan warga . Pengelolaan wahana kesehatan misalnya tempat tinggal sakit diruntut
buat dikelola menggunakan manajemen terbaru dan bersifat sosio-ekonomi. Sebuah tempat tinggal
sakit wajib selalu tanggap akan perubahan-perubahan yang terjadi relatif cepat dan lalu segera
mengantisipasinya sinkron menggunakan impian dan kebutuhan warga menggunakan selalu
mengacu dalam kepuasan konsumen (Customer satisfaction). Tuntutan warga ketika ini
merupakan pelayanan kesehatan yang gampang, cepat dan nyaman, yang dalam akhirnya bisa
menaruh kepuasan pada output perawatan sinkron menggunakan penyakit yang dideritanya. Oleh
karenanya tempat tinggal sakit menjadi suatu organisasi yang beranjak dibidang layanan kesehatan
public makin dituntut buat menaruh layanan kesehatan yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Standar pelayanan kesehatan merupakan bagian dari layanan kesehatan itu sendiri dan
memainkan peranan yang penting dalam mengatasi masalah mutu layanan kesehatan.
Standar pelayanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan, yang
menyangkut masukan, proses, dan keluaran (outcome) sistem layanan kesehatan. Standar
pelayanan kesehatan merupakan alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan
kesehatan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam
layanan kesehatan akan terikat dalam suatu sistem.
B. Klasifikasi/kategori standar
• Standar Output/Outcome
Standar output merupakan hasil akhir atau akibat dari layanan kesehatan. Standar
keluaran akan menunjukkan apakah layanan kesehatan berhasil atau gagal. Keluaran
(outcome) adalah apa yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil dari layanan kesehatan
yang diselenggarakan dan terhadap apa keberhasilan tersebut akan diukur. Tentang
output/outcome, Donabedian memberikan penjelasan bahwa outcome secara tidak
langsung dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai pelayanan kesehatan. Dalam
menilai apakah hasilnya bermutu atau tidak, diukur dengan dengan standar hasil (yang
diharapkan) dari pelayanan medis yang telah dikerjakan.
Dua jenis layanan dan mutu Bidang Kesehatan mencakup pelayanan kesehatan bagi
penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana atau berpotensi bencana provinsi, dan
pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.
Sementara itu, untuk tingkat kabupaten/kota, ada 12 jenis SPM yang mencakup
pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan
bayi baru lahir, pelayanan kesehatan balita, pelayanan kesehatan pada usia pendidikan
dasar, pelayanan kesehatan pada usia produktif, pelayanan kesehatan pada usia lanjut,
pelayanan kesehatan penderita hipertensi, pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus,
pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat, pelayanan kesehatan orang
terduga tuberculosis, dan pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV.
Contoh dalam pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Ada beberapa hal yang harus
diberikan dalam pelayanan kesehatan ibu hamil, yakni barang yang dibutuhkan untuk
preventif terhadap penyakit tetanus dan difteri berupa vaksin tetanus difteri dengan jumlah
vaksin sesuai jumlah sasaran ibu hamil yang ada di kabupaten/kota tersebut.
Contoh lain terkait pelaksanaan pelayanan SPM pada penderita hipertensi. Dalam
pelaksanaan SPM ini membutuhkan pedoman pengendalian hipertensi dan media KIE, dan
Tensimeter. Selain itu dibutuhkan juga standar jumlah dan kualitas SDM kesehatan yang
meliputi dokter, Bidan, Perawat, dan Tenaga kesehatan masyarakat.
Sumber Daya Manusia kesehatan yang dibutuhkan dalam pelayanan terhadap ibu hamil
yaitu dokter/dokter spesialis kebidanan, dan perawat. Apabila dalam pelayanan SPM ibu
hamil didapatkan kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut, maka pemerintah
daerah berkewajiban untuk memberikan penanganan lanjutan ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang sesuai. Apabila dalam pelayanan SPM hipertensi didapatkan kondisi yang
membutuhkan penanganan lebih lanjut, maka pemerintah daerah berkewajiban untuk
memberikan penanganan lanjutan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai.
STUDI KASUS
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam rangka meningkatkan mutu layanan Rumah Sakit umum, pihak pengelola
seharusnya berupaya melakukan dan mensinergikan manajemen mutu terpadu rumah Sakit
berdasarkan ketersediaan fasilitas dan peralatan medis yang didukung oleh tenaga medis yang
cukup handal dalam bidangnya. Langkah yang ditempuh oleh pihak rumah sakit antara lain bekerja
sama dengan pemerintah, membuka peluang bagi hubungan kemitraan bagi investor asing untuk
mengembangkan Rumah sakit ini menjadi lebih baik dimasa datang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan manajemen mutu terpadu antara
kurangnya fasilitas medis, kurangnya tenaga medis spesialisasi penyakit, kurangnya dana
pemerintah, dan masih terbatasnya peralatan yang mendukung peningkatan pelayanan medis.