Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MUTU STANDAR PELAYANAN MINIMAL KIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada penulis,sehingga dengan izin-Nya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul.

MUTU STANDART PELAYANAN MINIMAL KIA.

Makalah ini disusun dengan acuan silabus mata kuliah Asuhan Kebidanan Mutu

Pelayanan Kebidanan sebagai pelengkap acuan pembelajaran. Penulis juga menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik yang siftanya membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Langsa, 15 November 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 3
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................... 3
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................ 5
1.3 TUJUAN......................................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 6


2.1 PENGERTIAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN................................................... 6
2.2 MUTU STANDAR PERSYARATAN MINIMAL KIA.................................................. 7
2.3 MANFAAT PROGRAM PENJAMINAN PENJAMIN STANDAR MINIMAL KIA.... 9
BAB III PENUTUP.......................................................................................
11
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................ 11
3.2 SARAN............................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Program menjaga mutu adalah suatu proses yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan
penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang telah ditetapkan,
menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki, serta menilai hasil yang dicapai guna menyusun saran tindak lanjut untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (Syaifuddin, 2002).
Banyak hal yang perlu diperhatikan untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting
ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Adapun yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat (Syaifuddin, 2002).
Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh (comprehensive
heallth care services) kepada seluruh masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas
menjalankan beberapa usaha pokok (gasic health care services) yang meliputi beberapa
program, salah satunya yaitu Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (Muninjaya, 1999).
Peningkatan kualitas Kesehatan Ibu dan Anak sangat berkaitan dengan pelayanan kebidanan.
Pada pertemuan pengelola Safe Motherhood dari negara-negara di wilayah SEARO / Asia
Tenggara pada tahun 1995, disepakati bahwa kualitas pelayanan kebidanan yang diberikan
kepada setiap ibu yang memerlukannya perlu diupayakan agar memenuhi standar tertentu
agar aman dan efektif. Sebagai tindak lanjutnya, WHO SEARO mengembangkan standar
pelayanan kebidanan (DepKes RI, 2002).
Mutu pelayanan kebidanan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kebidanan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien
sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan yang
telah ditetapkan.
Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena
kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab
masalah,menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan saran
perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya
sebagai alat menuju terjaminnya mutu.
Standarisasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting artinya sebagai salah
satu alat yang efektif dan efisien guna menggerakkan kegiatan organisasi, dalam
meningkatkan produktifitas dan menjamin mutu produk dan / atau jasa, sehingga dapat
mingkatkan daya saing, melindungi konsumen, tenaga kerja, dan masyarakat baik
keselamatan maupun kesehatannya. (Djoko Wijono, 1999 : 623).
Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar.
Angka kematian ibu ( AKI) yang menurut SKRT 1986 adalah 450 per 100.000 kelahiran
hidup, mengalami penurunan yang lambat, yaitu menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup
(SKRT 1995). Angka ini 3-6 kali lebih besar dari Negara diwilayah ASEAN dan lebih dari 50
kali dari angka dinegara maju.
Angka kematian bayi (AKB) di indinesia, menurut hasil Survey Demografi Kesehatan
Indonesia 1997 adalah 52/100 kelahiran hidup, dengan Angka Kematian Neonatal 25 per
1000 kelahiran hidup. Dibandingaka Negara ASEAN lainnya, AKB indonesia2-5 kali lebih
tinggi. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, gangguan perinatal
merupakan penyebab utama kematian bayi (33,5%) di luar pulau jawa bali dan merupakan
penyebab kematian kedua (26,9%) diluar jawa bali.
Mutu Standar pelayanan kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan
kompetensi yang diperlukan bidan dalalm menjalani praktek sehari-hari. Standar ini juga
dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan
pengembangan kurikulum pendidikan. Selain itu, standar pelayanan dapat membantu dalam
penentuan kebutuhan operasional untuk penerapannya , misalnya kebutuhan akan
pengorganisasian , mekanisme, peralatan dan obat yang diperlukan. Ketika audit terhadap
pelaksana kebidanan dilakukan, maka berbagai kekurangan yang berkaitan dengan hal-hal
tersebut akan ditemukan sehingga perbaikannya dapat dilakukan secara lebih spesifik. Salah
satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan perorangan di puskesmas adalah kepuasan
pasien. (Djoko Wijono, 1999 : 623).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Mutu Standar Persyaratan Minimal KIA ?
2. Sebut dan jelaskan bagian bagian dari Mutu standar persyaratan minmal KIA !

1.3 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini :
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Mutu standar persyaratan minmal KIA
2.Untuk dapat menjelaskan dan memahami bagian bagian dari Mutu standar persyaratan
minimal KIA

.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Pengertian Mutu Pelayanan Kebidanan
Menurut Din ISO 8402 (1986) : Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu
barang atau jasa, yang di dalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau
pemenuhan kebutuhan para pengguna Mutu merujuk pada tingkat kesempurnaan dalam
memberikan kepuasan pada pengguna layanan.
Mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan, yang di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Syarat pelayanan kesehatan yang baik setidak-tidaknya dapat dibedakan atas 13 macam,
yakni tersedia (availabel), menyeluruh (comprehensive), terpadu (integrated),
berkesinambungan (continue), adil dan merata (equity), mandiri (sustainable), wajar
(aapropriate), dapat diterima (acceptable), dapat dipahami (accessible), dapat dijangkau
(affordable), efektif (effective), efisien (efficient), serta bermutu (quality) (Syaifuddin, 2002).
Ketiga belas syarat pelayanan kesehatan ini sama pentingnya. Namun pada akhir ini, dengan
makin majunya ilmu dan teknologi kedokteran disatu pihak serta makin baiknya tingkat
pendidikan serta keadaan sosial ekonomi penduduk dipihak lain, tampak syarat mutu makin
bertambah penting. Mudah dipahami karena apabila pelayanan kesehatan yang bermutu dapat
diselenggarakan, bukan saja akan dapat menghindari terjadinya pelbagai efek samping (side
effect) karena penggunaan pelbagai kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran, tetapi sekaligus
juga akan dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan masyarakat (heallth needs and
demands) yang semakin meningkat (Syaifuddin, 2002)
Mutu standar pelayanan kebidanan adalah tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna
dalam pelaksanaan praktik kebidanan yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal,
atau disebut pula sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima oleh masyarakat.

Mutu standar pelayanan kebidanan juga digunakan untuk :

a. Menentukan kompetensi yg diperlukan bidan dalam menjalankan praktik sehari-hari

b. Menilai mutu pelayanan

c. Menyusun rencana diklat bidan

d. Pengembangan kurikulum pendidikan bidan


B. MUTU STANDAR PERSYARATAN MINIMAL KIA
Mutu standar minimal KIA adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan
sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal, atau disebut pula sebagai
kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Practice Guideline, 1990).Berdasarkan
batasan tersebut di atas sekalipun rumusannya berbeda, namun terkandung pengertian yang
sama, yaitu menunjuk pada tingkat ideal yang diinginkan. Lazimnya tingkat ideal tersebut
tidak disusun terlalu kaku, namun dalam bentuk minimal dan maksima
Mutu standar Persyaratan Minimal KIA adalah yang menunjuk pada keadaan minimal
yang harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu,
yang dibedakan dalam :

a. Standar masukan

Standar struktur / masukan menentukan tingkat sumber daya yang diperlukan agar standar
layanan kesehatan dapat dicapai, contohnya Personal, pasien, peralatan, bahan, gedung,
pencatatan dan keuangan, singkatnya semua sumber daya yang dapat digunakan untuk
melakukan layanan kesehatan seperti yang tersebut dapam standar layanan kesehatan. Contoh
yang lain, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. jenis, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana

- Generalis (pelaksana)

- Spesialistik (pengelola)

- konsultan

2. Jenis, jumlah dan spesifikasi sarana

Fasilitas yg mendukung terlaksananya pelayanan kebidanan sesuai standart seperti :

- Peralatan

- Tempat

3. Jumlah dana (modal)

Jika menunjuk pada tenaga pelaksana di sebut standar ketenagaan (standard of personnel) dan
Sedangkan jika standar masukan merujuk pada sarana dikenal dengan nama standar sarana
(standard of facilities). Untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang
bermutu, standar masukan tersebut haruslah dapat ditetapkan.
b. Standar lingkungan
Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan
untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu terdiri dari :
- Garis-garis besar kebijakan (policy)
- Pola organisasi (organization)
- Sistem manajemen (management) yang harus dipatuhi oleh setiap pelaksana pelayanan
kesehatan.
Standar lingkungan ini populer dengan sebutan standar organisasi dan manajemen (standard
organization and management). Sama halnya dengan masukan, untuk dapat menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, maka standar lingkungan harus
ditetapkan.
Standar Lingkungan :
- Kebersihan
- Proses kerja
- Tata letak
- Kedisiplinan
- Keramahan

c. Standar proses
Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus dilakukan
untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni :
1. tindakan medis (standard of medical procedure) diantaranya tata cara anamnesa,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnose terpai, dan pelayanan tindakan
lanjut.
2. Tindakan non medis pelayanan kesehatan ( standard non medical procedure) diantaranya
tata cara pendaftaran, konseling, penyuluhan, dan pengaturan.

Standar proses ini dikenal dengan nama standar tindakan (standard of conduct), karena baik
dan tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar
proses, maka haruslah dapat di upayahkan tersusunya standar proses tersebut.
Standar proses menentukan kegiatan apa yang harus dilakukan agar standar layanan
kesehatan dapat dicapai. Proses akan menjelaskan apa yang dikerjakan, untuk siapa, siapa
yang mengerjakan, kapan dan bagaimana standar layanan kesehatan dapat dicapai.

C. Manfaat program penjaminan mutu Standard Minimal KIA


Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang dilakukan secara berkesinambungan,
sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu
pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan
melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta
menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran-saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan
mutu pelayanan.
Adapun manfaat dari program jaminan mutu :
a. Dapat meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan Peningkatan efektifitas pelayanan
kesehatan ini erat hubungannya dengan dapat di atasinya masalah kesehatan secara tepat,
karena pelayanan kesehatan yang diselenggarakan telah sesuai dengan kmajuan ilmu dan
teknologi dan ataupun standar yang telah ditetapkan.
b. Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan
Peningkatan efisiensi yang dimaksudkan ini erat hubungannya dengan dapat dicegahnya
pelayanan kesehatan yang dibawah standar dan ataupun yang berlebihan. Biaya tambahan
karena harus menangani efek samping atau komplikasi karena pelayanan kesehatan dibawah
standar dapat dihindari. DemiKIAn pula halnya mutu pemakaian sumber daya yang tidak
pada tempatnya yang ditemukan pada pelayanan yang berlebihan.
c. Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah sesuainya pelayanan kesehatan
dengan kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan penerimaan ini
dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti akan berperanan besar dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
d. Dapat melindungi penyelenggara pelayanan kesehatan dan kemungkinan timbulnya gugatan
hukum
Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat pendidikan masyarakat, maka kesadaran
hukum masyarakat juga telah semakin meningkat. Untuk mencegah kemungkinan gugatan
hukum terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan, antara lain karena ketidak puasan
terhadap pelayanan kesehatan, perlulah diselenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-
baiknya. Dari uraian ini, mudah dipahami bahwa terselenggaranya program menjaga mutu
pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang amat besar dalam melindungi penyelenggara
pelayanan kesehatan dan kemungkinan timbulnya gugatan hukum, karena memang pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan telah terjamin mutunya.
e. Menyadarkan kembali para petugas kesehatan terutama di Puskesmas agar selalu
memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar.
f. Pelayanan kesehatan akan menjadi efisien dan efektif sehingga pelayanan kesehatan dapat
menjangkau lebih banyak orang (pemerataan sumberdaya kesehatan)dan hasil (out come)
pelayanan akan lebih memenuhi harapan masyarakat.
g. Menimbulkan rasa kepuasan dan terlindungi dalam memberikan pelayanan kesehatan karena
pelayanan kesehatan yang diberikan berdasarkan standar, sehingga angka kesembuhan akan
meningkat.
h. Pelayanan kesehatan akan mampu bersaing dalam masyarakat.
i. Mempermudah mendapat akreditasi.
j. Melaksanakan jaminan mutu berarti kita telah melaksanakan amanat Undang- undang
kesehatan No. 23/1992.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan, yang di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan

Mutu Standart pelayanan minimal KIA berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja
yang di perlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penerapan standart pelayanan akan
sekaligus melindungi masyarakat, karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat
dilakukan dengan dasar yang jelas. Dengan adanya standart pelayanan, yang dapat di
bandingkan dengan pelayanan yang diperoleh, maka masyarakat akan mempunyai
kepercayaan yang lebih mantap terhadap pelaksana pelayanan.

Mutu Standar Persyaratan Minimal KIA adalah yang menunjuk pada keadaan minimal yang
harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yang
dibedakan dalam : standar masukan, standar lingkungan dan standar proses.

3.2 SARAN
Bagi pembaca :
Semoga dengan adanya makalah ini mahasiswi dapat mengetahui tentang mutu Standart
pelayanan Minimal KIA
Semoga mahasiswi dapat menjelaskan dan memahami bagian bagian dari Mutu standar
persyaratan minimal KIA

DAFTAR PUSTAKA

dr wijono, wibisono. 2006. Buku 1 standar pelayanan kebidanan, Jakarta: pengurus pusat
ikatan kebidanan
Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Tjiptono, F. dan Diana,A. 1998. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi Offset.
Muninjaya, Gde, A. 2001. Manajemen Kesehatan. EGC : Jakarta.
Mubarak, ikbal, wahid, SKM dan Chayatin, Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Salemba Medika
Koentjoro, Tjahjono. 2007. Regulasi Kesehatan di Indonesia. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Rachmad, habib. 2005. Pembangunan Kesehatan di Indonesia. Jakarta: Gajah mada Press.
Pohan, Imbalo, S. 2002. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC.
Vincent G. 2005. Total Quality Management, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Sallis E. 2008. Total Quality Management, Jakarta: Gramedia.
http://www.raport.ga/2014/03/makalah-mutu-pelayanan-kesehatan.html
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/strategi-dan-upaya-peningkatan-
mutu.html#ixzz3Tqqej3o0
http://arsimurti.blog.ugm.ac.id/2013/01/18/pelayanan-prima-dalam-konteks-pelayanan-
publik/

Anda mungkin juga menyukai