Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Dosen Pengampu : dr. Rani Kusumaningrum, M.MRS

Disusun oleh :

Ega Permatasari ( 21001139 )


Indra Prayitno ( 21001141 )
M Rafi Junjunan ( 21001143 )
Robiyatul Adawiyah ( 21001146 )
Hana Try Ananda ( 21001149 )
Fathan Nasrulloh Al Adnan ( 22001149 )
M Aqila Triagung D ( 21001151 )

Politeknik Kesehatan Yayasan Bina Administrasi Bandung

Jl. CipagaloGirang No. 24, Margasari, Buah Batu


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Taufik serta Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran Surveilans. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih terhadap bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dan ucapan terima kasih pula kami kepada Dosen Pengampu yaitu
Ibu dr. Rani Kusumaningrum, M.MRS.

Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Maka dari itu kami mengharapkan saran
dan kritik demi perbaikan makalah ini di masa mendatang. Tak ada gading yang tak retak.
Tak ada yang sempurna di dunia ini. Demikian pula dengan penulisan makalah ini. Oleh
karena itu saya berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk melengkapi makalah ini.

Bandung, 29 April 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii

BAB I ....................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................................1

C. Tujuan ........................................................................................................................... 1

BAB II ......................................................................................................................................2

PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2

A. Pengertian Surveilans Epidemologi ..............................................................................2

B. Tujuan Surveilans Epidemologi ....................................................................................2

C. Jenis Surveilans Epidemologi ....................................................................................... 3

D. Sasaran Surveilans Epidemologi ...................................................................................5

E. Sistem Manajemen Surveilans Epidemologi ................................................................ 6

F. Prinsip Surveilans Epidemologi ....................................................................................6

G. Fungsi Surveilans Epidemologi .................................................................................... 7

H. Langkah Surveilans Epidemologi ................................................................................. 8

I. Hambatan Surveilans Epidemologi ...............................................................................9

J. Ruang Lingkup Surveilans Epidemologi .................................................................... 10

BAB III ...................................................................................................................................13

ii
PENUTUP ..............................................................................................................................13

Kesimpulan .........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi resiko
terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya pemberantasan


penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans mutlak diperlukan pada setiap upaya
kesehatan masyarakat, baik upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, maupun
terhadap upaya kesehatan lainnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan Surveilans Epidemiologi ?
2. Apa tujuan dari Surveilans Epidemiologi ?
3. Ada berapa jenis dari Surveilans Epidemiologi ?
4. Apa sasaran Surveilans Epidemilogi ?
5. Bagaimana Sistem Manajemen Surveilans Epidemilogi ?
6. Apa saja hambatan yang terjadi dalam Surveilans Epidemiologi ?
7. Apa saja ruang lingkup Surveilans Epidemiologi ?
C. Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang disampaikan dalam
makalah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai Surveilans Epidemiologi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Surveilans Epidemologi


Surveilans Kesehatan di-definisikan sebagai kegiatan pengamatan yang sistematis dan
terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien. Surveilans Kesehatan diselenggarakan agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data, dan diseminasi kepada pihak-pihak terkait
yang membutuhkan.

Adapun beberapa definisi surveilans :


“Pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, serta
desiminasi informasi tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahui sehingga dapat
diambil Tindakan yang tepat” -WHO-

“Suatu kegiatan penelitian yang terus menerus atas distribusi dan trend dari insiden, melalui
pengumpulan data secara sistematik, konsolidasi (penggabungan) dan evaluasi pada laporan
kesakitan dan kematian serta data lain yang terkait secara bersamaan dengan diseminasi
informasi yang regular dan tepat waktu kepada stakeholder yang membutuhkan” -Alexander
Langmuir-

B. Tujuan Surveilans Epidemologi


Tujuan surveilans epidemiologi adalah tersedianya data dan informasi epidemiologi
sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta
respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.

Tujuan Surveilans Epidemiologis ( menurut WHO, 2002 ) :


1. Memprediksi dan mendeteksi dini Epidemi ( Outbreak ).
2. Memonitor, mengevaluasi, dan memperbaiki program pencegahan dan pengendalian
penyakit.
3. Sebagai sumber informasi untuk penentuan prioritas pengambilan kebijakan,
perencanaan, implementasi, dan alokasi sumber daya kesehatan.

2
3

4. Monitoring kecenderungan penyakit Endemis dan mengestimasi dampak penyakit di


masa mendatang.
5. Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih lanjut.

Adapun tujuan khusus surveilans kesehatan masyarakat adalah:


a. Menilai status kesehatan masyarakat
b. Mendefinisikan prioritas kesehatan
c. Memonitor dan mengevaluasi program
d. Melakukan penelitian
e. Mengidentifikasi masalah

Contoh aksi surveilans :


a. Mendeteksi outbreak dan mengawasi intervensi
b. Mengawasi strategi vaksinasi
c. Mengawasi manajemen klinis dalam menghadapi perkembangan
d. resistensi antimikroba
e. Mengevaluasi intervensi untuk perbaikan
f. Menetapkan eliminasi/eradikasi
g. Mendeteksi dan merespon emerging infections

C. Jenis Surveilans Epidemologi


1. Surveilans Individu
Surveilans individu (individual surveillance) mendeteksi dan memonitor individu
yang mengalami kontak dengan penyakit serius, misalnya pes, cacar, tuberkulosis, tifus,
demam kuning, sifilis. Surveilans individu memungkinkan dilakukannya isolasi
institusional segera terhadap kontak, sehingga penyakit yang dicurigai dapat
dikendalikan. Sebagai contoh, karantina merupakan isolasi institusional yang membatasi
gerak dan aktivitas orang – orang atau binatang yang sehat tetapi telah terpapar oleh
suatu kasus penyakit menular selama periode menular. Tujuan karantina adalah
mencegah transmisi penyakit selama masa inkubasi seandainya terjadi infeksi (Last,
2001).

2. Surveilans Penyakit
Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan terus-menerus
terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit, melalui pengumpulan
sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian, serta
data relevan lainnya. Jadi focus perhatian surveilans penyakit adalah penyakit, bukan
individu. Di banyak negara, pendekatan surveilans penyakit biasanya didukung melalui
program vertical (pusat- daerah).
4

3. Surveilans Sindromik
Syndromic surveillance (multiple disease surveillance) melakukan pengawasan
terus- menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan masing-masing
penyakit. Surveilans sindromik mengandalkan deteksi indikator-indikator kesehatan
individual maupun populasi yang bias diamati sebelum konfirmasi diagnosis. Surveilans
sindromik mengamati indikator-indikator individu sakit, seperti pola perilaku, gejala-
gejala, tanda, atau temuan laboratorium, yang dapat ditelusuri dari aneka sumber,
sebelum diperoleh konfirmasi laboratorium tentang suatu penyakit.

4. Surveilans Berbasis Laboratorium


Surveilans berbasis laboartorium digunakan untuk mendeteksi dan menonitor
penyakit infeksi. Sebagai contoh, pada penyakit yang ditularkan melalui makanan
seperti salmonellosis, penggunaan sebuah laboratorium sentral untuk mendeteksi strain
bakteri tertentu memungkinkan deteksi outbreak penyakit dengan lebih segera dan
lengkap daripada system yang mengandalkan pelaporan sindroma dari klinik-klinik.
(DCP2, 2008).

5. Surveilans Terpadu
Surveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan memadukan semua
kegiatan surveilans di suatu wilayah yurisdiksi (negara/ provinsi/ kabupaten/ kota)
sebagai sebuah pelayanan public bersama. Surveilans terpadu menggunakan struktur,
proses, dan personalia yang sama, melakukan fungsi mengumpulkan informasi yang
diperlukan untuk tujuan pengendalian penyakit. Kendatipun pendekatan surveilans
terpadu tetap memperhatikan perbedaan kebutuhan data khusus penyakit-penyakit
tertentu. (WHO, 2001, 2002; Sloan et al., 2006). Karakteristik pendekatan surveilans
terpadu: a. Memandang surveilans sebagai pelayanan bersama (common services); b.
Menggunakan pendekatan solusi majemuk; c. Menggunakan pendekatan fungsional,
bukan struktural; d. Melakukan sinergi antara fungsi inti surveilans (yakni,
pengumpulan, pelaporan, analisis data, tanggapan) dan fungsi pendukung surveilans
(yakni, pelatihan dan supervisi, penguatan laboratorium, komunikasi, manajemen
sumber daya); e. Mendekatkan fungsi surveilans dengan pengendalian penyakit.
Meskipun menggunakan pendekatan terpadu, surveilans terpadu tetap memandang
penyakit yang berbeda memiliki kebutuhan surveilans yang berbeda. (WHO, 2002)

6. Surveilans Kesehatan
Perdagangan dan perjalanan internasional di abad modern, migrasi manusia dan
binatang serta organisme, memudahkan transmisi penyakit infeksi lintas negara.
Konsekuensi nya, masalah-masalah yang dihadapi negara-negara berkembang dan
Negara maju di dunia makin serupa dan bergayut. Timbulnya epidemic global (pandemi)
khususnya menuntut dikembangkannya jejaring yang terpadu di seluruh dunia, yang
5

menyatukan para praktisi kesehatan, peneliti, pemerintah, dan organisasi internasional


untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan surveilans yang melintasi batas-batas
negara. Ancaman aneka penyakit menular merebak pada skala global, baik penyakit-
penyakit lama yang muncul kembali (re- emerging diseases), maupun penyakit-penyakit
yang baru muncul (new emerging diseases), seperti HIV/AIDS, flu burung, dan SARS.
Agenda surveilans global yang komprehensif melibatkan aktor-aktor baru, termasuk
pemangku kepentingan pertahanan keamanan dan ekonomi (Calain, 2006; DCP2, 2008).

D. Sasaran Surveilans Epidemologi


1. Individu
 Pengamatan dilakukan terhadap individu yang ter infeksi dan mempunyai
potensi untuk menularkan penyakit.
 Pengamatan ini dilakukan sampai individu tersebut tidak membahayakan dirinya
maupun lingkungannya.
 Dalam pengamatan individu ini dilakukan pengelompokan / identifikasi mana
yang merupakan Penderita, Karier,
 Surveilans Epidemiologis pada Individu dimaksudkan untuk mengetahui :
1. Contact Person
2. Terjadinya infeksi lebih lanjut,
3. Pengobatan / Keteraturan Pengobatan yang dilakukan
4. Pengamatan lanjutan.

2. Populasi Lokal
Populasi Lokal adalah kelompok penduduk yang terbatas pada orang – orang dengan
resiko terkena suatu penyakit . ( Population at Risk ).

Sasaran pengamatan Populasi Lokal dilakukan pada :


1. Individu yang kontak dengan penderita atau karier.
2. Penjamu yang rentan. Misalnya : Bayi
3. Anak yang belum mendapat imunisasi atau belum pernah menderita penyakit yang
dapat menimbulkan kekebalan seperti : Morbilli, Tetanus, Pertusis dan Varisela.
4. Orang yang menderita penyakit yang mudah selapse.
5. Kelompok individu yang mempunyai peluang untuk kontak dengan penderita

3. Populasi Nasional
Pengamatan Populasi Nasional adalah Pengamatan yang dilakukan terhadap semua
penduduk secara nasional. Dilakukan setelah program pemberantasan dilaksanakan,
Misalnya Pengamatan penyakit malaria

4. Populasi Internasional
6

 Kegiatan ini berupa pengamatan terhadap penyakitt yang dilakukan oleh


berbagai negara secara bersama – sama, yang ditujukan pada penyakit – penyakit
yang mudah menimbulkan epidemi atau pandemic.
 Untuk saling memberikan informasi tentang epidemi yang timbul di suatu negara
agar negara lain yang tidak terkena dapat melakukan upaya pencegahan.
 Untuk menjamin kelancangan upaya ini, dibuat undang undang yang berlaku,
secara internasionaal yang dikenal sebagai Undang undang karantina.
 Tujuan Undang – undang Karantina : Untuk mengadakan pengawasan terhadap
segala sesuatu yang datang dari negara yang terkena wabah agar tidak menjalar
ke negara lain.

E. Sistem Manajemen Surveilans Epidemologi


1. Kegiatan Inti ( Core Activities ) :

1. Surveilans Kesehatan Masyarakat ( Public Health Surveilans )


Mencangkup : Deteksi, pencacatan, pelaporan data, analisis data, konfigurasi
epidemiologi, laboratories,

2. Tindakan Kesehatan Masyarakat ( Public Health Action )

2. Kegiatan Pendukung ( Support Activities )


Mencangkup : pelatihan, supervise, penyediaan SDM dan laboratorium, manajemen
sumber dayan dan komunikasi.

F. Prinsip Surveilans Epidemologi


Prinsip umum surveilian epidemiologi adalah sebagai berikut (Eko Budiarto, 2003) :

a. Pengumpulan data Pencatatan insidensi terhadap population at risk.


Pencatatan insidensi berdasarkan laporan rumah sakit, puskesmas, dan sarana
pelayanan kesehatan lain, laporan petugas surveilans di lapangan, laporan masyarakat,
dan petugas kesehatan lain; Survei khusus; dan pencatatan jumlah populasi berisiko
terhadap penyakit yang sedang diamati. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan wawancara dan pemeriksaan. Tujuan pengumpulan data adalah menentukan
kelompok high risk; Menentukan jenis dan karakteristik (penyebabnya); Menentukan
reservoir; Transmisi; Pencatatan kejadian penyakit; dan KLB.

b. Pengelolaan data
7

Data yang diperoleh biasanya masih dalam bentuk data mentah (row data) yang
masih perlu disusun sedemikian rupa sehingga mudah dianalisis. Data yang terkumpul
dapat diolah dalam bentuk tabel, bentuk grafik maupun bentuk peta atau bentuk lainnya.
Kompilasi data tersebut harus dapat memberikan keterangan yang berarti.

c. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan


Data yang telah disusun dan dikompilasi, selanjutnya dianalisis dan dilakukan
interpretasi untuk memberikan arti dan memberikan kejelasan tentang situasi yang ada
dalam masyarakat.

d. Penyebarluasan dan data dan keterangan termasuk umpan balik


Setelah analisis dan interpretasi data serta telah memiliki keterangan yang cukup
jelas dan sudah disimpulkan dalam suatu kesimpulan, selanjutnya dapat disebarluaskan
kepada semua pihak yang berkepentingan, agar informasi ini dapat dimanfaatkan sebagai
mana mestinya.

e. Evaluasi
Hasil evaluasi terhadap data sistem surveilans selanjutnya dapat digunakan untuk
perencanaan, penanggulangan khusus serta program pelaksanaannya, untuk kegiatan
tindak lanjut (follow up), untuk melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan program dan
pelaksanaan program, serta untuk kepentingan evaluasi maupun penilaian hasil kegiatan.

G. Fungsi Surveilans Epidemologi


Surveilans epidemiologi pada umumnya berfungsi untuk (Amiruddin, 2013) :
 Mengetahui dan melengkapi gambaran epidemiologi dari suatu penyakit
 Menentukan penyakit apa yang diprioritaskan untuk diobati atau diberantas
 Meramalkan kejadian wabah
 Menilai dan memantau pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular, serta
program-program kesehatan lainnya seperti program mengatasi kecelakaan, program
kesehatan gigi, dan program gizi
 Mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan
8

H. Langkah Surveilans Epidemologi


1. Pengumpulan data & Pengolahan Data
Pengumpulan Data dilakukan dengan mengadakan pencatatan insidensi terhadap
Population at Risk melalui kunjungan rumah atau pencatatan insidensi berdasarkan
laporan rutin dari sarana pelayanan Kesehatan
Unsur yang diamati adalah 10 Elemen Langmuir :
1. Data Mortalitas
2. Data Morbiditas
3. Data Pemeriksaan Laboratorium
4. Laporan Penyakit
5. Penyelidikan Peristiwa Penyakit
6. Laporan Wabah
7. Laporan Penyelidikan wabah
8. Survey Penyakit, Vektor dan Reservoir
9. Penggunaan Obat, Vaksin dan Serum
10.Demografi dan Lingkungan

2. Analisis & Interpretasi data


Analisa data dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Analisa Deskriptif
Berrdassarrkaan variabel orang, tempat dan waktu. Visualisasi dalam bentuk
Grafik, Tabel, Diagram yang disertai Uraian/Penjelasan.
2. Analisa Analitik
Dengan cara Uji Komparasi, Korelasi dan Regresi. Uji Komparasi untuk
membandingkan kejadian penyakitt pada kondisi yang berbeda. Uji Korelasi
untuk membuktikan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Uji
Regresi untuk membuktikan pengaruh suatu variabel (kondisi) terhadap kejadian
penyakit.
Kunci keberhasilan :
Data lengkap, Cepat, Tahu cara memanfaatkannya.. Tahap – tahapnya meliputi :
9

 Coding : membuat kode – kode dari data yang ada


 Editing : melengkapi dan memperjelas tulisan
 Entry : memasukkan dalam program pengolahan data
 Pengolahan secara Diskriptif, Analitik.
3. Penyebaran Informasi
 Sasarannya adalah : Instansi terkait baik secara vertikal maupun horisontal.
 Tujuan : untuk memperoleh kesepahamaan dan feedback dalam perumusan
kebijakan.
 Manfaat : Mendapatkan respon dari instansi terkait sebagai feed back, tindak
lanjut dan kesepahaman.
 Metode : tertulis dan desiminasi laporan, verbal dalam rapat, media cetak dan
elektronik

I. Hambatan Surveilans Epidemologi


Ada beberapa hambatan surveillans epidemiologi, diantaranya:
1) Kerjasama lintas sectoral
Surveillens epidemiologi harus bekerjasama dengan berbagai sektor yang
berkaitan dengan kesehatan, kerjasama tersebut membutuhkan partisipasi yang penuh
untuk tercapai nya pemecahan masalah kesehatan, kadang kala sektor yang lain
mempunyai partisipasi yang rendah dalam kerjasama lintas sektoral tersebut.

2) Partisipasi masyarkat rendah


Surveillens epidemiologi yang memang menangani masalah kesehatan masyarakat
seharusnya benar-benar menggali informasi dari masyarakat dan penanganan nya pun
harus dengan masyarakat, sering dijumpai partisipasi masyarakat dalam pengambilan
informasi dari petugas kesehatan berbelit-belit dan cenderung menutup-nutupi.

3) Sumber daya
Hambatan yang paling menonjol dari hasil penelitian ini adalah sumber daya manusia.
Hambatan yang berhasil di identifikasi berdasarkan persepsi responden adalah sebagai
berikut :
 Jumlah tenaga yang kurang untuk meng-cover kegiatan PE
 Banyaknya tugas rangkap.
 Sarana Komputer, biasanya komputer bergantian untuk menyelesaikan tugas lain.
10

4) Ilmu pengetahuan dan teknologi


Surveillans epidemiologi membutuhkan teknologi teknologi untuk mempercepat deteksi
din, analisis penanggulangan dan penanggulangan masalah kesehatan, kondisi di
lapangan seringkali teknologi di laboratorium sering lambat sehingga mengganggu tahap
deteksi dini dan penanganan kasus akan terlambat.

5) Kebijakan
Seringkali kebijakan dari pemerintah dirasa masih menghambat dalam pelaksanaan
surveilans. Contohnya saja baru ditangani apabila memang sudah menjadi KLB.
Birokrasi pemerintahan yang rumit sering menjadi kendala dalam melakukan surveilans.
Kebijakan yang belum dipahami petugas juga menjadi kendala dalam pelaksanaan
surveilans.

6) Dana
Kegiatan surveilans ini tidak membutuhkan dana yang sedikit juga. Sering kali
permasalahan dana menjadi penghambat dalam melakukan surveilans.

7) Jarak dan Transportasi


Lokasi yang jauh dari perkotaan dan minimnya transportasi membuat kegiatan surveilans
terhambat. Sering kali jarak membuat kegiatan surveilans berlangsung berhari-hari
karena transportasi yang minim dan jarak yang jauh. Kondisi jalan juga mempengaruhi.

J. Ruang Lingkup Surveilans Epidemologi


1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular dan factor
risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular
Ruang lingkupnya antara lain :
 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
 AFP
 Penyakit potensial wabah atau klb penyakit menular dan keracunan
 Penyakit DBD/DSS
 Malaria
 Penyakit zoonosis, antraks, rabies, leptospirosis, dsb.
 Penyakit filariasis
 Penyakit tuberculosis
 Penyakit diare, tifus perut, kecacingan, dan penyakit perut lainnya
 Penyakit kusta
 Penyakit HIV/AIDS
 Penyakit Menular Seksual
11

 Penyakit pneumonia, termasuk penyakit pneumonia akut berat (termasuk SARS)

2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular


Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan
faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak menular.
Ruang lingkupnya antara lain :
 Hipertensi, Stroke dan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
 Diabetes Mellitus
 Neoplasma
 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
 Gangguan mental
 Masalah kesehatan akibat kecelakaan

3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku


Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan factor risiko
untuk mendukung program penyehatan lingkungan.
Ruang lingkupnya antara lain :
 Sarana Air Bersih
 Tempat-tempat umum
 Pemukiman dan Lingkungan Perumahan
 Limbah industri, RS dan kegiatan lainnya
 Vektor penyakit
 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 RS dan sarana yankes lain, termasuk Infeksi Nosokomial (INOS).

4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan


Merupakan analisis terus-menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan factor
risiko untuk mendukung program-program kesehatan tertentu.
Ruang lingkupnya antara lain:
 Surveilans gizi dan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)
 Gizi mikro (Kekurangan yodium, anemia zat Besi KVA)
 Gizi lebih
 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk kesehatan reproduksi (Kespro)
 Penyalahgunaan napza
 Penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisional, bahan kosmetika serta
peralatan
 Kualitas makanan dan bahan tambahan makanan

5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra


12

Merupakan analisis terus-menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan factor
risiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra.
Ruang lingkunya antara lain:
 Kesehatan Haji
 Kesehatan Pelabuhan dan Lintas Batas Perbatasan
 Bencana dan masalah social
 Kesehatan matra laut dan udara
 KLB Penyakit dan Keracunan
13

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Surveilans Kesehatan di definisikan sebagai kegiatan pengamatan yang sistematis dan
terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien. Surveilans Kesehatan diselenggarakan agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data, dan diseminasi kepada pihak-pihak terkait
yang membutuhkan.

Tujuan surveilans epidemiologi adalah tersedianya data dan informasi epidemiologi


sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta
respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.

Jenis-jenis Surveilans Epidemiologi


1. Surveilans individu
2. Surveilans penyakit
3. Surveilans sindromik
4. Surveilans Berbasis Laboratorium
5. Surveilans terpadu
6. Surveilans Kesehatan

Sasaran Surveilans Epidemologi


1. Individu
2. Polpulasi Lokal
3. Populasi Nasional
4. Populasi Internasional

Sistem Manajemen Surveilans Epidemologi


1. Kegiatan Inti ( Core Activities ) :
a) Surveilans Kesehatan Masyarakat ( Public Health Surveilans )
b) Tindakan Kesehatan Masyarakat ( Public Health Action )

2. Kegiatan Pendukung ( Support Activities )


Mencangkup : pelatihan, supervise, penyediaan SDM dan laboratorium, manajemen
sumber dayan dan komunikasi.
14

Prinsip Surveilans Epidemologi


Prinsip umum surveilian epidemiologi adalah sebagai berikut (Eko Budiarto, 2003) :

a) Pengumpulan data Pencatatan insidensi terhadap population at risk.


b) Pengelolaan data
c) Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan
d) Penyebarluasan dan data dan keterangan termasuk umpan balik
e) Evaluasi

Fungsi Surveilans Epidemologi


Surveilans epidemiologi pada umumnya berfungsi untuk (Amiruddin, 2013) :
 Mengetahui dan melengkapi gambaran epidemiologi dari suatu penyakit
 Menentukan penyakit apa yang diprioritaskan untuk diobati atau diberantas
 Meramalkan kejadian wabah
 Menilai dan memantau pelaksanaan program pemberantasan penyakit menular,
serta program-program kesehatan lainnya seperti program mengatasi kecelakaan,
program kesehatan gigi, dan program gizi
 Mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan

Langkah Surveilans Epidemologi


1. Pengumpulan data & Pengolahan Data
2. Analisis & Interpretasi data
3. Penyebaran Informasi

Hambatan Surveilans Epidemologi


Ada beberapa hambatan surveillans epidemiologi, diantaranya:
1) Kerjasama lintas sectoral
2) Partisipasi masyarkat rendah
3) Sumber daya
4) Ilmu pengetahuan dan teknologi
5) Kebijakan
6) Dana
7) Jarak dan Transportasi
15

Ruang Lingkup Surveilans Epidemologi


1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
DAFTAR PUSTAKA

Media Online

Rini Handayani. (2020). “PRINSIP DASAR DAN KONSEP SURVEILANS”. Universitas


Esa Unggul, Diakses dari
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=89803pada 30
April 2023 pukul 09.24

Nurul Hidayat. “MAKALAH SURVEILANS EPIDEMIOLOGI. Diakses dari


https://dokumen.tips/documents/makalah-surveilens-epidemiologi.html
pada 30 April 2023 pukul 10.12

Amiruddin, R. (2013). “Surveilans Kesehatan Masyarakat”. PT Penerbit IPB Press.


Diakses dari

Budiarto, Eko dan Dwi Anggraeni. 2003.Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: EGC

16

Anda mungkin juga menyukai