Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makala ini.
Makala ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat guna menempuh mata
kuliah sejarah pendekatan kesmas pada pendidikan Strata I Universitas Muslim
Indonesia Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Penulis
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
1
DAFTAR ISI……………………………………………………………..............
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………....................
3
B. Tujuan……………........………………………………….........................
4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Skrining………..………………………………........................
5
B. Tujuan Dan Manfaat skrining (Screening) ………........….........................
6
C. Jenis-jenis skrining (Screening) ………........…………………..................
7
D. Sasaran skrining (Screening) ………........………………………..............
7
E. Program skrining (Screening) ………........…………………………..........
9
F. Pelaksanaan skrining (Screening) ………........…………….......................
10.............................................................................................................
G. Kriteria Evaluasi………........……………………………….......................
14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………......………………………………….........................
21
B. Saran………........………........………………………….........................
21
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak kami capai dengan penulisan makala ini adalah:
1. Mengetahui definisi skrining
2. Mengetahui tujuan dan manfaat skrining
3. Mengetahui syarat skrining
4. Mengetahui proses pelaksanaan skrining
5. Mengetahui kriteria evaluasi
PEMBAHASAN
A. Pengertian Skrining
4. Skrining akan sangat bermanfaat jika dilakukan pada saat yang tepat.
Periode antara kemungkinan diagnosis awal dapat dilakukan dan periode
kemunculan gejala merupakan waktu yang sangat tepat (lead time).
Namun jika penyakit berkembang dengan cepat dari tahap pra-klinis ke
tahap klinis maka intervensi awal kurang begitu manfaat, dan akan jauh
lebih sulit untuk membuat penyakit tersebut jauh lebih jinak.
2. Skrining harus aman dan dapat diterima oleh masyarakat luas. Karena
kita menyarankan orang yang tampaknya cocok untuk menjalani
pemeriksaan, tidak harus menawarkan mereka sebuah tes yang mungkin
mempengaruhi kesehatan mereka.
3. Proses skrining harus mudah dan murah. Jika kita akan melakukan
skrining dalam jumlah proporsi yang besar maka skrining harus murah
dan mudah untuk diselenggarakan.
Meskipun penyakit yang muncul dapat diskrining dan ada tes yang
valid dan dapat diterima, ini tidak menjamin bahwa masyarakat akan
mendapatkan manfaat dari program skrining. beberapa kekhawatiran besar di
luar nilai-nilai prediktif bahwa:
Program ini terbukti efektif dan dapat diimplementasikan, yaitu semua
sesuai dengan perencanaan, menyelamatkan hidup, morbiditas berkurang
dan biaya sesuai
G. Kriteria Evaluasi
Suatu alat (test) skrining yang baik adalah mempunyai tingkat
validitas dan reliabilitas yang tinggi, yaitu mendekati 100%. Selain kedua
nilai tersebut, dalam memilih tes untuk skrining dibutuhkan juga nilai
prediktif (Predictive Values).
1. Validitas
Validitas adalah kemampuan dari tes penyaringan untuk
memisahkan mereka yang benar-benar sakit terhadap yang sehat. Validitas
merupakan petunjuk tentang kemampuan suatu alat ukur (test) dapat
mengukur secara benar dan tepat apa yang akan diukur. Validitas
mempunyai 2 komponen, yaitu:
a. Sensitivitas: kemampuan untuk menentukkan orang sakit.
Menurut A Dictionary of Epidemiology, sensitivitas adalah
proporsi orang yang benar-benar sakit dalam populasi disaring yang
diidentifikasi sebagai orang sakit oleh tes skrining. Sensitivitas adalah
ukuran probabilitas benar terdiagnosis kasus, atau probabilitas bahwa
setiap kasus tertentu akan diidentifikasi dengan uji (frase: tingkat positif
benar). Hal yang sama yang disampaikan oleh webb, et.al (2005) bahwa
sensitivitas merupakan ukuran yang mengukur seberapa baik sebuah tes
skrining mengklasifikasikan orang yang sakit sebagai penderita
penyakit yang digambarkan sebagai persentase orang dengan penyakit
yang secara test positif.
PENYAKIT JUMLAH
POSITIF NEGATIF
(F/T) (F/T)
HASIL POSITIF A B A+B
PEMERIKSAAN NEGATIF C D C+D
JUMLAH A+C B+D A+B+C+D
Contoh soal 1:
64.810 wanita usia 40-46 tahun mengikuti program skrining untuk
mendeteksi kanker payudara melalui mamografi dengan pemeriksaan fisik.
Setelah 5 tahun, dari 1115 hasil tes skrining yang positif dikonfirmasi 132
terdiagnosis pasti kanker payudara.Sementara pada 63.695 peserta yang
hasil tes skriningnya negatif, ternyata hanya 45 orang yang menderita
kanker payudara. Hitunglah
a. Jumlah positif palsu
b. Nilai sensitivitas tes
c. Jumlah negatif palsu
d. Nilai spesifisitas tes
e. Nilai prediktif (+)
f. Nilai prediktif (-)
Kanker payudara JUMLAH
POSITIF NEGATIF
TES POSITIF 132 983 1115
MAMOGRAFI NEGATIF 45 63.650 63.695
JUMLAH 177 64.633 64.810
Hitunglah nilai-nilainya.
A 6
a. Sensitivitas = x 100 % = x 100 % = 66,67 %
A +C 6+3
B 67
b. Spesifisitas = x 100 % = x 100 % = 73,62 %
B+ D 24+67
c. True positive = 6
24
d. False positive = 24 → %FP = x 100% = 26,37%
24+67
e. True negative = 67
3
f. False negative = 3 → %FN = x 100% = 33,33%
3+6
True positive
g. Positive predictive value = x 100%
True positive+ false positive
6
= x 100% = 20%
6+24
True negative
h. Negative predictive value = x 100%
True negative+ false negative
67
= x 100% = 95,7%
67+3
2. Reliabilitas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Skrining merupakan suatu pemeriksaan asimptomatik pada satu atau
sekelompok orang untuk mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang
diperkirakan mengidap atau tidak mengidap penyakit.
2. Tujuan skrining adalah menemukan orang terkena penyakit sedini
mungkin, mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat,
membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin, dan
mendapatkan keterangan epodemiologis yang berguna bagi klinis dan
B. Saran
Dalam proses skrining hendaknya betul-betul menggunakan alat dengan nilai
sensivitas dan spesifitas tinggi.
DAFTAR PUSTAKA