Disusun Oleh:
(Kelompok 6)
Agustina Ariani
Aulia Rahmi
Hana Askita NIM P07131216106
Devina Amadea Setyastrid NIM P
Najla Afifah NIM P07131216121
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji Syukur Kita Panjatkan Atas kehadirat ALLAH S.W.T Karena , atas Rahmat-Nya kita dapat
menyelesaikan tugas makalah Penilaian Status Gizi yaitu tentang NRS 2002.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih Kepada Allah S.W.T karena atas rahmat-Nya kami
diberikan kesehatan untuk menyelesaikan tugas ini, Kepada teman-teman yang kami cintai karena telah
menyuport kami .
Akhir kata , kami mengucapkan banyak terimakasih dan perlu diketahui makalah ini kurang dari
sempurna . kritik dan saran terhadap kami kami terima .
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
Kelompok 6
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................4
B. Tujuan..........................................................................................4
A.Pengertian Skrining..............5
DAFTAR PUSTAKA...........14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada negara maju, umumnya proses skrining/penapisan dilakukan pada penyakit
tidak menular, misalnya kanker payudara yang dilakukan pada kelompok beresiko seperti
wanita terlahir kembar, ada genetik keluarga, wanita yang tidak menikah, wanita yang
tidak menyusui (red ngASI) anaknya dan pola diet dan gaya hidup yang tidak sehat,
wanita pengguna KB hormonal, wanita yang menstruasi pertama dibawah 12 tahun dan
menopause diatas 55 tahun.
Skrining/penapisan merupakan proses pendeteksian kasus/kondisi kesehatan pada
populasi sehat pada kelompok tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang akan dideteksi
dini dengan upaya meningkatkan kesadaran pencegahan dan diagnosis dini bagi
kelompok yang termasuk resiko tinggi.
NRS (Nutritional Risk Skrining)NRS-2002 dikembangkan pada tahun 2002 oleh
Kondrup dkk dan ESPEN (European Society of Parenteral and Enteral Nutrition). Pada
saat itu, kedua tim tersebut bertujuan untuk mengembangkan system skrining yang
menggunakan analisis retrospektif, dengan menggunakan subjek-subjek percobaan yang
dikondisikan / diatur, serta melihat dari karakteristik gizi dan manifestasi klinis pada
subjek-subjek tersebut. Alat skrining ini dikembangkan dengan asumsi bahwa kebutuhan
terhadap pengobatan gizi ditandai oleh tingkat keparahan malnutrisi dan tingkat
peningkatan akan asupan gizi yang terjadi karena penyakit yang diderita tersebut
(Kondrup, 2003).
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui tentang NRS 2002.
A. Pengertian Skrining
Skrining/penapisan merupakan proses pendeteksian kasus/kondisi kesehatan pada
populasi sehat pada kelompok tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang akan dideteksi
dini dengan upaya meningkatkan kesadaran pencegahan dan diagnosis dini bagi
kelompok yang termasuk resiko tinggi.
Menurut Komisi Penyakit Kronis AS (1951) dalam kamus Epidemiologi (A
Dictionary of Epidemiology), skrining/penapisan didefinisikan sebagai "identifikasi
dugaan penyakit atau kecacatan yang belum dikenali dengan menerapkan pengujian,
pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat diterapkan dengan cepat. Tes
skrining/penapisan memilah/memisahkan orang-orang yang terlihat sehat untuk
dikelompokkan menjadi kelompok orang yang mungkin memiliki penyakit dan kelompok
orang yang mungkin sehat. Sebuah tes skrining/penapisan ini tidak dimaksudkan untuk
menjadi upaya diagnosa. Orang dengan temuan positif menurut hasil skrining/penapisan
atau suspek suatu kasus harus dirujuk ke dokter untuk diagnosis dan menjalani
pengobatan yang diperlukan.
Menurut Bonita et.al (2006), skrining/penapisan adalah proses menggunakan tes
dalam skala besar untuk mengidentifikasi adanya penyakit pada orang sehat. Tes
skrining/penapisan biasanya tidak menegakkan diagnosis, melainkan untuk
mengidentifikasi faktor resiko pada individu, sehingga bisa menentukan apakah individu
membutuhkan tindak lanjut dan pengobatan. Untuk yang terdeteksi sebagai individu yang
sehat pun, bukan berarti terbebas 100% dari suatu penyakit karena tes skrining/penapisan
dapat salah.
Menurut Webb (2005), skrining/penapisan merupakan metode test sederhana
yang digunakan secara luas pada populasi sehat atau populasi yang tanpa gejala penyakit
(asimptomatik). Skrining/penapisan tidak dilakukan untuk mendiagnosa kehadiran suatu
penyakit, tetapi untuk memisahkan populasi subjek skrining/penapisan menjadi dua
kelompok yaitu orang-orang yang lebih beresiko menderita penyakit tersebut dan orang-
orang yang cenderung kurang beresiko terhadap penyakit tertentu. Mereka yang mungkin
memiliki penyakit (yaitu, mereka yang hasilnya positif) dapat menjalani pemeriksaan
diagnostik lebih lanjut dan melakukan pengobatan jika diperlukan.
B. Prinsip Dalam Skrining (Penapisan)
Untuk menghasilkan program skrining/penapisan yang bermanfaat bagi
masyarakat luas, harus ada kriteria tertentu dalam memilih penyakit apa yang akan
diskrining/penapisan. Berikut beberapa katrakteristik penyakit yang harus
dipertimbangkan dalam memutuskan kebijkan skrining/penapisan.
Nama : Usia :
(L / P)
Bangsal : Diagnosis :
Tanggal masuk RS : Tanggal skrining :
1. Skrining Awal
N
o Jawaban
. Kriteria
Ya Tidak
3. Skrining Lanjut II
Risiko Kriteria
Gizi
Absen Kebutuhan gizi normal
(Skor = 0)
Ringan Fraktur, pasien kronik (sirosis hati, COPD, HD
(Skor = 1) rutin, DM, kanker)
Sedang Bedah mayor, stroke, pneumonia berat, kanker
(Skor = 2) darah
Berat Cedera kepala, transplantasi sumsum, pasien
(Skor = 3) ICU
NRS-2002 dikembangkan pada tahun 2002 oleh Kondrup dkk dan ESPEN (European
Society of Parenteral and Enteral Nutrition). Pada saat itu, kedua tim tersebut bertujuan
untuk mengembangkan system skrining yang menggunakan analisis retrospektif, dengan
menggunakan subjek-subjek percobaan yang dikondisikan/diatur, serta melihat dari
karakteristik gizi dan manifestasi klinis pada subjek-subjek tersebut. Alat skrining ini
dikembangkan dengan asumsi bahwa kebutuhan terhadap pengobatan gizi ditandai oleh
tingkat keparahan malnutrisi dan tingkat peningkatan akan asupan gizi yang terjadi karena
penyakit yang diderita tersebut.(Kondrup 2003, p.3) NRS-2002 biasa digunakan pada
orang-orang yang menjadi pasien dirawat di rumah sakit.
Kedua skor tersebut dijumlah menjadi skor akhir, dan apabila hasil skor yang didapat
adalah 3, maka angka tersebut menunjukkan bahwa pasien membutuhkan terapi gizi
segera. Petunjuk pada alat ini menyatakan bahwa rencana asuhan gizi dibutuhkan pada
semua pasien yang malnutrisi berat (skor 3 untuk status gizi) dan/atau sakit parah (skor 3
untuk tingkat keparahan penyakit) atau malnutrisi sedang dan sakit ringan (total skor 3
[2+1]) atau malnutrisi ringan dan sakit sedang (total skor 3 [1+2]) (Anthony, 2014).
NRS 2002 memiliki kelebihan bahwa penilaiannya tidak tergantung pada IMT, cukup
menggunakan perubahan berat badan juga bisa. Namun kelemahannya, NRS-2002 hanya
bisa mengetahui siapa yang mendapatkan manfaat dari intervensi gizi, tetapi tidak bisa
mengelompokkan risiko malnutrisinya menjadi berat, sedang, ringan.
B. Saran
1. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajar bagi mahasiswa Gizi khususnya
dalam mata kuliah Penilaian Status Gizi