Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,
yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI
berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik,
tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan. Kualitas dan jumlah
makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada jumlah ASI yang
dihasilkan, ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 700
Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktifitas ibu itu
sendiri (Sujiyatini, dkk, 2010).

Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan


metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui
akan meningkat, karena berguna untuk peroses penyembuhan sehabis
melahirkan dan untuk memproduksi ASI yang cukup untuk menyehatkan bayi
(Ambarwati, Wulandari, 2009).

Pada ibu yang menyusui memerlukan penambahan kalori, dimana tiap


100 cc ASI memiliki 67-77 kkal dan dapat diperkirakan besarnya energi yang
diperlukan untuk memproduksi ASI sehari sebanyak 850 cc (Arisman, 2007).
Di samping perawatan pada bayi, yang juga sangat penting diperhatikan
adalah merawat kesehatan ibu. Sebab, kesehatan bayi sedikit banyak juga
tergantung pada kondisi ibunya. Demikian pula pada asupan, terutama bagi
ibu yang menyusui. ASI yang diberikan ibu memang berkualitas dan sangat
berguna bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi, namun mutunya harus
tetap dijaga. Santapan yang sebaiknya dikonsumsi ibu yang sedang menyusui
harus mengandung makanan bergizi seimbang.

Selama masa laktasi, dimana wanita yang mengalami peningkatan berat


badan yang optimal maka setelah melahirkan akan memiliki berat badan yang
lebih tinggi dari pada awal masa kehamilan. Sehingga sering kali ibu

1
mengurangi konsumsi makanannya, akibatnya dapat menghambat produksi
susu atau mengganggu status gizi ibu, selain itu rasa letih yang sering
dirasakan ibu seiring dengan penurunan berat badan yang cepat akan
berdampak buruk pada pengeluaran ASI (Bobak, 2005).

Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan


pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang
anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial
menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang. Oleh karena itu diet pada
masa nifas perlu mendapat perhatian yang serius, karena diet yang diharapkan
harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak
mengandung cairan, tapi bukan diet yang mengurangi konsumsi zat-zat gizi.
Menu makanan yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak
terlalu asin, pedas dan berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin, serta
bahan pengawet atau pewarna (Saleha, 2009).

Status gizi ibu setelah peristiwa kehamilan dan persalinan kemudian


diikuti masa laktasi, tidak segera pulih dan ditambah lagi pemenuhan gizi
yang kurang, serta jumlah paritas yang banyak dengan jarak kehamilan yang
pendek, akan menyebabkan ibu mengalami gangguan penyerapan gizi,
akibatnya ibu akan berada dalam status gizi yang kurang baik dengan akibat
lebih lanjut pada ibu dan anaknya. Oleh karena itu, ibu yang menyusui
anaknya khususnya pada masa nifas harus diberikan pengetahuan tentang
asupan nutrisi yang baik. Berdasarkan uraian diatas maka kami tertarik untuk
melakukan penyuluhan mengenai gizi ibu menyusui di Ruang Mawar RSUD
dr. Soedono Madiun.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan Ibu menyusui/ Pasca melahirkan,
ataupun Ibu hamil tentang pentingnya gizi bagi ibu menyusui.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran:
a. Mengetahui alasan pentingnya memperhatikan gizi bagi ibu menyusui

2
b. Mengetahui kebutuhan zat gizi ibu menyusui
c. Mengetahui jenis bahan makanan yang menjadi sumber zat gizi
d. Mengetahui beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui
e. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui
f. Mengetahui dampak kekurangan gizi ibu menyusui
g. Mengetahui contoh menu makanan bagi ibu menyusui

C. Manfaat
1. Bagi Peserta Penyuluhan
Agar dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta
terhadap pentingnya gizi ibu menyusui.
2. Bagi Pemateri (Mahasiswa)
Penyuluhan ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman kepada
pemateri dan juga sebagai bahan pembelajaran bagi pemateri.

3
BAB II

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Rencana Kegiatan
Bidang Studi : Gizi Klinik
Materi : Gizi Ibu Menyusui
Sasaran : Pasien (Ibu Menyusui/ Pasca Melahirkan, ataupun Ibu
hamil)
Pemberi Materi : Mahasiswa Poltekkes Banjarmasin
Hari/tanggal : Kamis, 20 Desember 2018
Waktu : 09.00-09.40 WIB
Tempat : Ruang Mawar
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media/Alat Bantu : Leaflet

B. Rincian Kegiatan Penyuluhan


Tabel 2.1 Rincian Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan :
a. Memberi Salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan Diri b. Mendengarkan dan
c. Menjelaskan Tujuan memperhatikan
Penyuluhan c. Mendengarkan dan
d. Menyebutkan Materi memperhatikan
Pokok Bahasan Yang d. Mendengarkan dan
Akan Disampaikan memperhatikan
2. 20 Menit a. Pelaksanaan :
b. Menjelaskan materi a. Mendengarkan dan
penyuluhan, meliputi: memperhatikan
c. Alasan pentingnya b. Bertanya jika ada
memperhatikan gizi yang kurang jelas
bagi ibu menyusui
d. Kebutuhan zat gizi
ibu menyusui
e. Jenis bahan makanan
yang menjadi sumber
zat gizi

4
f. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan
oleh ibu menyusui
g. Factor – factor yang
mempengaruhi gizi
ibu menyusui
h. Dampak Kekurangan
Gizi Ibu Menyusui
i. Contoh Menu
Makanan Bagi Ibu
Menyusui
3. 10 Menit Evaluasi:
a. Menanyakan kepada a. Menjawab
peserta tentang materi pertanyaan
yang telah diberikan.
4. 5 Menit Penutup:
a. Memberikan a. Mendengarkan
kesimpulan dan saran b. Menjawab salam
b. Memberikan salam
penutup

5
BAB II

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Pelakanaan Penyuluhan
1. Hari/Tanggal : Kamis, 20 Desember 2018
2. Waktu : 09.15 – 09.55 WIB
3. Tempat : Ruang Mawar
4. Materi : Gizi Ibu Menyusui
5. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
6. Media : Leaflet
7. Jumlah Peserta : 9 orang
8. Hasil diskusi :
a. Pertanyaan :
1) Apakah benar makan kacang tanah goreng tidak bermasalah
setelah operasi ?
2) Makanan apa yang dapat meperlancar ASI?
b. Jawaban :
1) Tidak bermasalah. Kacang tanah juga merupakan sumber protein
nabati dimana salah satu fungsi protein memperbaiki jaringan
yang rusak. Bahan makanan yang baik untuk ibu setelah operasi
adalah putih telur yang mengandung albumin untuk mempercepat
penyembuhan luka setelah operasi
2) Makanan yang dapat memperlancar ASI salah satunya adalah
daun katuk. Namun, selain itu bayi harus sering dirangsang dengan
disusui agar dapat ASI dapat keluar.

6
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penyuluhan yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan ibu mengenai
pentingnya gizi ibu menyusui
2. Dalam pelaksanaan penyuluhan tidak ada hambatan.

B. Saran
Sebaiknya ibu memperhatikan asupan energi dan zat gizi selama masa laktasi
sehingga dapat memenuhi kebutuhan ibu dan bayi secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai