Anda di halaman 1dari 3

TATALAKSANA GIZI BURUK

PASCA RAWAT INAP PADA


BAYI USIA < 6 BULAN DAN
BALITA USIA > 6 BULAN
DENGAN BERAT BADAN < 4
KG DI LAYANAN RAWAT
JALAN
No. Dok. :
No.
:
Revisi
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman :

PUSKESMAS Indra Jaya, S.E


TANJUNG BATU NIP 196509161988121001

1. Pengertian Gizi Buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP)
tingkat berat yang disebabkan kekurangan asupan energi dan protein
juga zat gizi mikro dalam waktu yang lama.
Gizi buruk biasanya terjadi pada anak balita, yang ditandai dengan
status gizi sangat kurus atau adanya edema pada kedua punggung
kaki sampai seluruh tubuh dan secara antropometri BB/TB-PB < - 3
SD, dapat terjadi BB/TB-PB >-3 SD apabila terjadi edema berat.
Tata laksana gizi buruk adalah upaya untuk menemukan, menangani
secara dini dan tepat penderita gizi buruk.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan tindak lanjut pada bayi gizi buruk usia
< 6 bulan dan balita > 6 bulan dengan berat badan < 4 kg pasca rawat
inap
yang dirujuk ke fasiltas pelayanan kesehatan
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tanjung Batu Nomor :
UKP/SK/158/ BKK/V/2020 tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 90 Tahun
2015
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
1. Alat
a. Alat Antropometri (Timbangan Digital/Manual Bayi, Length
Board, pita LiLA) sesuai standar
b. Tabel Z-Skor sederhana
c. Home economic set
5. Alat dan 2. Bahan
Bahan a. F100 atau formula untuk gizi buruk lainnya
b. Obat-obatan (Antibiotik, Obat Cacing dan Vitamin)
c. Kartu MTBS
d. Tabel F100 dan Tabel Dosis RUTF
e. Formulir pasien, formulir rujukan, formulir pencatatan
dan pelaporan (W1)
6. Langkah- Penanganan sesuai 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk di Layanan
langkah Rawat Jalan :
a. Melakukan anamnesa riwayat kesehatan balita.
Meliputi riwayat kelahiran, imunisasi, pemberian ASI dan
makan (nafsu makan), penyakit dan riwayat keluarga
b. Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan khusus
 pemeriksaan umum meliputi kesadaran, suhu tubuh,
pernafasan, dan nadi.
 Pemeriksaan fisik khusus seperti tercantum pada formulir
MTBS
c. Melakukan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi.
d. Melakukan pemberian obat sesuai hasil pemeriksaan
 Pemberian antibiotika merupakan lanjutan dari
pengobatan sebelumnya di rawat inap
 Parasetamol hanya diberikan pada demam lebih dari
38⁰C. Bila demam > 39⁰C rujuk balita ke rawat inap.
Berikan penjelasan cara menurunkan suhu tubuh anak di
rumah kepada pengasuh.
 Vitamin dan zat gizi mikro (sesuai 10 langkah tata
laksana gizi buruk) pemberian vitamin A dan asam folat
merupakan lanjutan dari pemberian di rawat inap.
e. Menghitung kebutuhan gizi bayi usia < 6 bulan dan balita > 6
bulan dengan berat badan < 4
 Bayi < 6 bulan dan balita ≥ 6 bulan dengan BB < 4 kg
pasca rawat inap yang tidak ada kemungkinan
mendapatkan ASI diberikan susu formula bayi atau F100
yang diencerkan : kebutuhan energy 150 kkal/kgBB/hari
atau 200 ml/kgBB/hari (sesuai table petunjuk pemberian
F100 yang diencerkan atau susu formula bayi pada fase
rehabilitasi.

f. Melakukan konseling gizi kepada pengasuh


1. Cara pembuatan F100 yang diencerkan
2. Cara pemberian F100 yang diencerkan
3. Akses mendapatkan F100
4. Bayi usia < 6 bulan pasca rawat inap yang mendapatkan
ASI:
 Menilai kenaikan berat badan
 Menilai dan melanjutkan pemberian ASI
 Konseling pemberian MP-ASI
5. Bayi pasca rawat inap yang mendapat susu formula bayi
atau F100 yang diencerkan:
 Menilai kenaikan berat badan
 Menilai pemberian formula/asupan zat gizi bayi
 Kebutuhan energy 150 kkal/kgBB/hari atau 200
ml/kgBB/hari
 Konseling pemberian MP-ASI
6. Mencatat hasil layanan dalam rekam medis dan formulir
rawat jalan
g. Melakukan pencatatan dan pelaporan
Hal-hal berikut penting untuk didokumentasikan, termasuk
diantaranya:
1. Jumlah kasus pasca rawat inap pada bayi gizi buruk usia
< 6 bulan dan balita gizi buruk usia ≥ 6 bulan dengan
berat badan < 4 kg yang dirawat jalan:
 Sembuh
 Masih dirawat
 Drop out
 Meninggal
 Pindah ke layanan rawat inap
 Pindah ke layanan rawat jalan lain
2. Penyakit penyerta atau penyulit
 Lama hari perawatan
 Rata-rata kenaikan berat badan per hari atau per
minggu
7. Unit Terkait 1. Dokter Umum Puskesmas
2. TPG Puskesmas
3. Bidan Desa
4. Kader Posyandu

Anda mungkin juga menyukai