Anda di halaman 1dari 4

TATA LAKSANA GIZI BURUK PASCA

RAWAT INAP PADA BAYI USIA < 6


BULAN DAN BALITA USIA ≥ 6 BULAN
DENGAN BERAT BADAN < 4 KG
DILAYANAN RAWAT JALAN
No. Dokumen : 016/SOP/2020
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 1 April 2020
Halaman : 1/4

UPTD dr. Kadek Ayu Dewi Damayanti


PUSKESMAS I NIP. 19800612 201101 2 011
MENDOYO

1.Pengertian Tata laksana gizi buruk pasca rawat inap pada bayi usia < 6 bulan dan balita ≥ 6
bulan dengan berat badan < 4 kg di layanan rawat jalan adalah kegiatan
melakukan perawatan pada bayi gizi buruk usia < 6 bulan dan balita ≥ 6 bulan
dengan berat badan < 4 kg pasca rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan

2.Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah tindakan tindak lanjut pada
bayi gizi buruk usia < 6 bulan dan balita ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg
pasca rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan

3.Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas I Mendoyo No: 013/Pusk I Mdy/2020


tentang Penetapan Jenis Pelayanan Yang Disediakan

4.Referensi - Kementerian Kesehatan RI Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelayanan Anak


Gizi Buruk
- Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia 2012
- Buku Saku Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita di Layanan
Rawat Jalan Bagi Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 2020
- SOP Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita Usia 6-59 bulan di layanan Rawat
Jalan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2020

5.Langkah- 1. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan persiapan awal tatalaksana
langkah gizi buruk sesuai protokol tatalaksana dilayanan rawat jalan
2. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) menyiapkan logistic yang dibutuhkan
3. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan anamnesis riwayat
kesehatan balita (riwayat kelahiran, imunisasi, menyusui dan makan termasuk
nafsu makan, penyakit dan riwayat keluarga
4. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan pemeriksaan fisik secara
umum dan khusus ( Pemeriksaan fisik umum meliputi kesadaran, suhu tubuh,
pernafasan, dan nadi, pemeriksaan fisik khusus seperti tercantum pada
formulir MTBS
5. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan pemeriksaan penunjang
sesuai indikasi
6. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan pemberian obat sesuai hasil
pemeriksaan :
a. Antibiotika berspektrum luas diberikan saat pertama kali balita masuk
rawat jalan, walaupun tidak ada gejala klinis infeksi : Amoksilin (15
mg/kg per oral setiap 8 jam) selama 5 hari
b. Bila balita sebelumnya di rawat inap, maka pemberian antibiotika
merupakan lanjutan dari pengobatan sebelumnya dirawat inap
c. Parasetamol hanya diberikan pada demam lebih dari 380 C, bila demam >
390 C rujuk balita ke rawat inap. Berikan penjelasan cara menurunkan suhu
tubuh anak dirumah kepada pengasuh
d. Vitamin dan zat gizi mikro (sesuai 10 langkah tatalaksana gizi buruk) pada
balita gizi buruk pasca rawat inap, pemberian vitamin A dan asam folat
merupakan lanjutan dari pemberian dirawat inap
e. Pemberian vitamin A :
- Bila tidak ditemukan tanda defisiensi vitamin A dan riwayat campak
dalam 3 bulan terakhir, vitamin A dosis tinggi diberikan pada hari
pertama dengan dosis sesuai umur
- Bila ditemukan tanda defisiensi vitamin A seperti rabun senja atau ada
riwayat campak dalam 3 bulan terakhir, vitamin A dosis tinggi
diberikan sesuai usia anak pada hari ke1-, ke-2 dan ke-15
f. Pemberian asam folat setiap hari minimal 2 minggu, dengan dosis
pemberian 5 mg pada hari ke-1 selanjutnya 1 mg/hari
g. Pemberian zat besi dengan dosis 3 mg/kg/BB/hari diberikan setelah
mengalami kenaikan berat badan (fase rehabilitasi)
7. Tenaga pelaksana gizi menghitung kebutuhan gizi bayi usia < 6 bulan dan
balita usia balita ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg :
a. Bayi < 6 bulan pasca rawat inap yang mendapat ASI dilakukan penilaian
pemberian ASI Eksklusif
b. Bayi < 6 bulan dan balita ≥ 6 bulan dengan BB < 4 kg pasca rawat inap
yang tidak ada kemungkinan mendapatkan ASI diberikan susu formula
bayi atau F100 yang diencerkan, kebutuhan energi 150 kkal/kgBB/hari
atau 200 ml/kgBB/hari (sesuai tabel petunjuk pemberian F100 yang
diencerkan atau susu formula bayi pada fase rehabilitasi)
8. Tenaga pelaksana gizi melakukan konseling gizi kepada pengasuh :
a. Cara pembuatan F100 yang diencerkan
b. Cara pemberian F100 yang diencerkan
c. Akses mendapatkan F100
d. Bayi usia < 6 bulan pasca rawat inap yang mendapatkan ASI (menilai
kenaikan berat badan, menilai dan melanjutkan pemberian ASI, konseling
pemberian MP-ASI)
e. Bayi pasca rawat inap yang mendapat susu formula bayi atau F100 yang
diencerkan (menilai kenaikan berat badan, menilai pemberian
formula/asupan gizi bayi, kebutuhan energi 150 kkal/kgBB/hari atau 200
ml/kgBB/hari, konseling MP-ASI)
f. Mencatat hasil layanan dalam rekam medis dan formulir rawat jalan
9. Tenaga pelaksana gizi melakukan pencatatan dan pelaporan :
a. Jumlah kasus pasca rawat inap pada bayi gizi buruk usia < 6 bulan dan
balit gizi buruk usia ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg yang dirawat
jalan :
- Sembuh
- Masih dirawat
- Drop out
- Meninggal
- Pindah ke layanan rawat inap
- Pindah ke layanan rawat jalan lainnya
b. Penyakit penyerta atau penyulit
c. Lama hari perawatan
d. Rata-rata kenaikan berat badan per hari atau per minggu

6. Bagan Alir
Melakukan persiapan Menyiapkan logistic yang
awal tatalaksana gizi dibutuhkan
buruk sesuai protokol
tatalaksana dilayanan
rawat jalan

Melakukan pemeriksaan fisik Melakukan anamnese riwayat


secara umum dan khusus ksehatan balita

Melakukan pemeriksaan Melakukan pemberian obat sesuai


penunjang sesuai indikasi hasil pemeriksaan atau lanjutan

Melakukan tes nafsu makan Menghitung kebutuhan gizi bayi


dengan menggunakan F100 atau usia < 6 bulan dan balit gizi
RUTF buruk usia ≥ 6 bulan dengan
berat badan < 4 kg

Melakukan konseling gizi


tentang cara pembuatan dan Mencatat hasil layanan dalam rekam
cara pemberian F100 yang medis dan formulir rawat jalan
diencerkan

Melakukan
pencatatan dan
pelaporan
7.Hal-hal yang Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah dimengerti pasien, bisa bahasa
perlu Indonesia, Bahasa Bali atau bahasa lainnya yang dimengerti pasien dan petugas
diperhatikan

8.Unit Terkait Semua unit di Puskesmas, ruang promkes terpadu dan puskesmas pembantu

10.Dokumen Rekam medis pasien, register konsultasi gizi, formulir konseling PMBA
terkait

11.Rekaman
historis No Yang dirubah Isi perubahan Tgl mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai