Anda di halaman 1dari 5

TATA LAKSANA GIZI BURUK PADA

BALITA USIA 6-59 BULAN DI LAYANAN


RAWAT JALAN
No. Dokumen : 015/SOP/2020
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 1 April 2020
Halaman : 1/4

UPTD dr. Kadek Ayu Dewi Damayanti


PUSKESMAS I NIP. 19800612 201101 2 011
MENDOYO

1.Pengertian Tata laksana gizi buruk pada balita usia 6-59 bulan di layanan rawat jalan adalah
kegiatan melakukan perawatan pada baIita gizi buruk usia 6-59 bulan tanpa komplikasi
medis dengan cepat dan tepat sesuai 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk di
layanan rawat jalan.

2.Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk melakukan tata laksana gizi
buruk pada balita usia 6-59 bulan dilayanan rawat

3.Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas I Mendoyo No: 013/Pusk I Mdy/2020


tentang Penetapan Jenis Pelayanan Yang Disediakan

4.Referensi - Kementerian Kesehatan RI Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelayanan Anak


Gizi Buruk
- Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia 2012
- Buku Saku Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita di Layanan
Rawat Jalan Bagi Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 2020
- SOP Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita Usia 6-59 bulan di layanan Rawat
Jalan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2020

5.Langkah- 1. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan persiapan awal tatalaksana
langkah gizi buruk sesuai protokol tatalaksana dilayanan rawat jalan
2. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) menyiapkan logistic yang dibutuhkan
3. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan anamnesis riwayat
kesehatan balita (riwayat kelahiran, imunisasi, menyusui dan makan termasuk
nafsu makan, penyakit dan riwayat keluarga
4. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan pemeriksaan fisik secara
umum dan khusus ( Pemeriksaan fisik umum meliputi kesadaran, suhu tubuh,
pernafasan, dan nadi, pemeriksaan fisik khusus seperti tercantum pada
formulir MTBS
5. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan pemeriksaan penunjang
sesuai indikasi
6. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan pemberian obat sesuai hasil
pemeriksaan :
a. Antibiotika berspektrum luas diberikan saat pertama kali balita masuk
rawat jalan, walaupun tidak ada gejala klinis infeksi : Amoksilin (15 mg/kg
per oral setiap 8 jam) selama 5 hari
b. Bila balita sebelumnya di rawat inap, maka pemberian antibiotika
merupakan lanjutan dari pengobatan sebelumnya dirawat inap
c. Parasetamol hanya diberikan pada demam lebih dari 380 C, bila demam >
390 C rujuk balita ke rawat inap. Berikan penjelasan cara menurunkan suhu
tubuh anak dirumah kepada pengasuh
d. Vitamin dan zat gizi mikro (sesuai 10 langkah tatalaksana gizi buruk) pada
balita gizi buruk pasca rawat inap, pemberian vitamin A dan asam folat
merupakan lanjutan dari pemberian dirawat inap
e. Pemberian vitamin A :
- Bila tidak ditemukan tanda defisiensi vitamin A dan riwayat campak
dalam 3 bulan terakhir, vitamin A dosis tinggi diberikan pada hari
pertama dengan dosis sesuai umur
- Bila ditemukan tanda defisiensi vitamin A seperti rabun senja atau ada
riwayat campak dalam 3 bulan terakhir, vitamin A dosis tinggi
diberikan sesuai usia anak pada hari ke1-, ke-2 dan ke-15
f. Pemberian asam folat setiap hari minimal 2 minggu, dengan dosis
pemberian 5 mg pada hari ke-1 selanjutnya 1 mg/hari
g. Pemberian zat besi dengan dosis 3 mg/kg/BB/hari diberikan setelah
mengalami kenaikan berat badan (fase rehabilitasi)
7. Tenaga pelaksana gizi menghitung kebutuhan gizi balita dengan cara :
a. Jumlah zat gizi yang diperlukan sebagai terapi gizi untuk memenuhi
kebutuhan balita gizi buruk usia 6-59 bulan yaitu : energi
150-220kkal/kgBB/hari, protein 4-6 gr/kgBB/hari, cairan 15-200
ml/kgBB/hari
b. Pemenuhan kebutuhan gizi tersebut dapat diperoleh dari Formula 100 atau
Ready to Use Therapeutic Food (RUTF) serta makanan padat gizi
8. Tenaga pelaksana gizi melakukan tes nafsu makan dengan menggunakan
F100 atau RUTF
9. Tenaga pelaksana gizi melakukan konseling gizi kepada pengasuh, tentang
cara pemberian F100 atau RUTF dan makanan padat gizi untuk balita 6-59
bulan
10. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) mencatat hasil layanan dalam rekam
medis dan formulir rawat jalan
11. Tenaga pelaksana gizi melakukan pencatatan dan pelaporan :
a. Jumlah kasus pasca rawat inap pada bayi gizi buruk usia < 6 bulan dan
balit gizi buruk usia > 6 bulan dengan berat badan < 4 kg yang dirawat
jalan :
- Sembuh
- Masih dirawat
- Drop out
- Meninggal
- Pindah ke layanan rawat inap
- Pindah ke layanan rawat jalan lainnya
b. Penyakit penyerta atau penyulit
c. Lama hari perawatan
d. Rata-rata kenaikan berat badan per hari atau per minggu
6. Bagan Alir
Melakukan persiapan Menyiapkan logistic yang
awal tatalaksana gizi dibutuhkan
buruk sesuai protokol
tatalaksana dilayanan
rawat jalan

Melakukan pemeriksaan fisik Melakukan anamnese


secara umum dan khusus riwayat ksehatan balita

Melakukan pemberian obat


Melakukan pemeriksaan
sesuai hasil pemeriksaan atau
penunjang sesuai indikasi
lanjutan

Melakukan tes nafsu makan Menghitung kebutuhan gizi


dengan menggunakan F100 balita
atau RUTF

Melakukan konseling gizi kepada Mencatat hasil layanan dalam


pengasuh, tentang cara pemberian rekam medis dan formulir
F100 atau RUTF dan makanan rawat jalan
padat gizi untuk balita 6-59 bulan

Melakukan
pencatatan dan
pelaporan
7.Hal-hal yang Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah dimengerti pasien, bisa bahasa
perlu Indonesia, Bahasa Bali atau bahasa lainnya yang dimengerti pasien dan petugas
diperhatikan
8.Unit Terkait Semua unit di Puskesmas, ruang promkes terpadu dan puskesmas pembantu

9 .Dokumen Rekam medis pasien, register konsultasi gizi, formulir konseling PMBA
terkait
10. Rekaman
historis No Yang dirubah Isi perubahan Tgl mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai