No. Revisi :-
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/6
PUSKESMAS dr. Hj Elis Carmanah
CITALEM NIP. 19790924 200901 2005
1. Pengertian Gizi Buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat
badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang merupakan padanan istilah gizi
kurang (kurus) dan gizi buruk (sangat kurus). Balita disebut gizi buruk
apabila indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) kurang dari -3
SD.
2. Tujuan a. Petugas Gizi mampu melakukan perawatan pada bayi gizi buruk usia <
6 bulan dan balita usia > 6 bulan dengan berat badan < 4 kg secara cepat
dan tepat sesuai 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk dilayanan rawat
jalan
b. Petugas Gizi mampu melakukan perencanaan, persiapan logistik,
pemantauan dan evaluasi manajemen layanan rawat jalan.
3. Kebijakan a.Undang-undang Nomor 36 tentang Kesehatan Tahun2009
b.Undang-undang Nomor 25 tentang Pelayanan Publik tahun 2019
c.Peraturan Pesiden No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan nasional
percepatan perbaikan gizi yang menitik beratkan pada penyelamatan
1000 HPK
d.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 tahun 2013
tentang Kecukupan Gizi yang di anjurkanbagi bangsa Indonesia
e.Peraturan Menteri Kesehatan No.23 tahun 2014 Upaya Perbaikan Gizi
Keluarga
f.Peraturan Menteri Kesehatan No 29 tahun 2019 tentang masalah gizi
bagi anak akibat penyakit
4. Referensi a. Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku 1, Kemenkes RI Dirjen Bina
Gizi dan KIA, 2011
b. Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kemenkes RI Dirjen Bina Gizi
dan KIA, 2014
c. Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada balita di layanan rawat
jalan bagi tenaga kesehatan,Kementrian Kesehatan RI 2020
5. Menghitung kebutuhan gizi bayi usia < 6 bulan dan balita usia 6 bulan
dengan berat badan < 4 kg
- Bayi 6 bulan pasca rawat Inap yang mendapat ASI dilakukan
penilaian pemberian ASI Eksklusif
- Bayi 6 bulan dan Balita > 6 bulan dengan BB < 4 kg pasca rawat
Inap yang tidak ada kemungkinan mendapatkan ASI diberikan susu
formula bayi atau susu yang direkomendasikan oleh rumah sakit
Catatan:
Pada masa pandemi COVID-19, pastikan petugas kesehatan
menggunakan APD lengkap dan memperhatikan protokol keamanan dan
kesehatan saat menangani balita, serta memastikan orang tua/ pengasuh
menerapkan protokol yang sama saat berkunjung ke fasilitas pelayanan
kesehatan. Minta kader untuk sebelumnya membuat janji hari dan jam
kunjungan balita dan orang tua/ pengasuh ke fasilitas pelayanan
kesehatan. Lakukan pemisahan ruang pemeriksaan untuk balita yang
dirujuk dengan kemungkinan gizi buruk, gizi kurang atau hambatan
pertumbuhan dengan balita sakit lainnya.
7. Bagan alir
8. Hal-hal yang
perlu 1.
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Puskesmas
1. 2. Kader posyandu
2. 3. Gizi
3. 4. Dokter
4. 5.
10. Dokumen 1. Kartu Managemen Terpadu Balita Sakit
2. Formulir Pasien
terkait
3. Formulir Rujukan
4. Formulir pencatatan dan pelaporan