Anda di halaman 1dari 10

Makalah Epidemiologi

“Stratregi Epidemiologi”
Dosen Pengampu : IRMAN, S.KM., M.Ked.Trop.

Disusun Oleh:
Nama : Nindi Pricilia Poli
Nim : J1A120197
Kelas :D

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Halu Oleo
Kendari
2020
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat
dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan rangkuman tentang Lingkungan Maritim
ini dengan baik meskipun masih terdapat banyak kekurangan didalamnya.

Makalah dengan materi Strategi Epidemiologi yang dibuat untuk menambah wawasan
kita tentang Screening yang mencangkup seperti definisi Screening, apa saja tujuan dan
sasaran dari Screening, bagaiamana bentuk pelaksanaan dan validitas dari Screeening .
Penulis juga berterimakasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini, karena dengan
adanya tugas ini dapat menambah wawasan penulis. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam rangkuman ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, besar harapan penulis berharap agar pembaca memberikan
kritikan dan masukan agar kedepannya penulis dapat semakin baik lagi.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi siapa pun yang
membacanya.

Kendari, April 2021

Nindi Pricilia Poli


Daftar Isi

Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
Bab II Isi
2.1 Definisi Screening...................................................................................................5
2.2 Tujuan dann Sasaran Screening...............................................................................6
2.3 Bentuk Pelaksanaan Screening................................................................................6
2.4 Validitas Screening..................................................................................................7
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................9
Daftar Pustaka......................................................................................................................10
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Banyak alasan yang menyebabkan masih tingginya angka penderita. Diantaraalasan
tersebut adalah belum adanya sistem pelayanan yang terorganisasi baik mulai dari deteksi
dini sampai penanganan kanker leher rahim stadium lanjut. Selain itu terbatasnya sarana dan
prasana termasuk tenaga ahli yang kompeten menangani penyakit ini secara merata menjadi
tantangan tersendiri (Eaker et al.,2001).

Screening atau uji tapis adalah suatu usaha mendeteksi atau menemukan penderita
penyakit tertentu yang tanpa gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atau kelompok
penduduk tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaansecara singkat dan sederhana untuk
dapat memisahkan mereka yang betul-betulsehat terhadap mereka yang kemungkinan besar
menderita (Noor, 2008).

Screening test merupakan suatu tes yang sederhana dan relatif murah yangditerapkan
pada sekelompok populasi tertentu (yang relatif sehat) dan bertujuan untuk mendeteksi
mereka yang mempunyai kemungkinan cukup tinggi menderita penyakit yang sedang diamati
(disease under study) sehingga kepada merekadapat dilakukan diagnosis lengkap dan
selanjutnya bagi mereka yang menderita penyakit tersebut dapat diberikan pengobatan secara
dini (Noor, 2008). Oleh karena itu screening test merupakan cara yang paling tepat dalam
usaha pencegahan penyakit berbahaya yang terkadang tanpa menunjukkan gejala.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa definisi dari Screening?
3. Apa saja tujuan dan sasaran dari Screening?
4. Bagaimana bentuk dari pelaksanaan Screening?
5. Bagaimana validitas Screening?
Bab II

Isi

2.1 Definisi Screening


Skrining merupakan suatu pemeriksaan pada satu atau sekelompok orang untuk
mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang diperkirakan mengidap atau tidak mengidap
penyakit (Rajab, 2009). Tes skrining merupakan salah satu cara yang dipergunakan pada
epidemiologi untuk mengetahui prevalensi suatu penyakit yang tidak dapat didiagnosis atau
keadaan ketika angka kesakitan tinggi pada sekelompok individu atau masyarakat berisiko
tinggi serta pada keadaan yang kritis dan serius yang memerlukan penanganan segera.
Namun demikian, masih harus dilengkapi dengan pemeriksaan lain untuk menentukan
diagnosis definitif (Chandra, 2009).

Berbeda dengan diagnosis, yang merupakan suatu tindakan untuk menganalisis suatu
permasalahan, mengidentifikasi penyebabnya secara tepat untuk tujuan pengambilan
keputusan dan hasil keputusan tersebut dilaporkan dalam bentuk deskriptif (Yang dan
Embretson, 2007). Skrining bukanlah diagnosis sehingga hasil yang diperoleh betul-betul
hanya didasarkan pada hasil pemeriksaan tes skrining tertentu, sedangkan kepastian diagnosis
klinis dilakukan kemudian secara terpisah, jika hasil dari skrining tersebut menunjukkan
hasilyang positif (Noor, 2008).

Uji skrining digunakan untuk mengidentifikasi suatu penanda awal perkembangan


penyakit sehingga intervensi dapat diterapkan untuk menghambat proses penyakit.
Selanjutnya, akan digunakan istilah “penyakit” untuk menyebut setiap peristiwa dalam proses
penyakit, termasuk perkembangannya atau setiap komplikasinya. Pada umumnya, skrining
dilakukan hanya ketika syarat-syarat terpenuhi, yakni penyakit tersebut merupakan penyebab
utama kematian dan kesakitan, terdapat sebuah uji yang sudah terbukti dan dapat diterima
untuk mendeteksi individu-individu pada suatu tahap awal penyakit yang dapat dimodifikasi,
dan terdapat pengobatan yang aman dan efektif untuk mencegah penyakit atau akibat-akibat
penyakit (Morton, 2008). Contoh Uji screening antara lain yaitu pemeriksaan
rontgen,pemeriksaan sitologi, dan pameriksaan tekanan darah. Uji screening tidaklahbersifat
diagnostik. Orang-orang dengan temuan positif atau mencurigakan harus dirujuk ke Dokter
untuk diagnosis dan pengobatannya.
2.2 Tujuan dan Sasaran Screening
A. Tujuan dari screening:
a. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak
khasterhadap orang- orang yang tampak sehat, tetapi mungkin
menderitapenyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi terkena
penyakit(Population at risk)
b. Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara
tuntas sehingga tidak membahayakan dirinya atau lingkungandan tidak menjadi
sumber penularan penyakit.
c. Mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
d. Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini
mungkin.

B. Sasaran dari Screening


Sasaran penyaringan adalah penyakit kronis seperti :
a. Penyakit kronis
b. Keadaan yg potensial/high risk
c. Penyaringan yg dpt dilakukan scr:
d. Infeksi Bakteri (Lepra, TBC dll.)
e. Infeksi Virus (Hepatitis)
f. Penyakit Non-Infeksi : (Hipertensi, Diabetes mellitus, Jantung Koroner,Ca
Serviks, Ca Prostat, Glaukoma)
g. HIV-AIDS

2.3 Bentuk Pelaksanaan Screening


Pada sekelompok individu yang tampak sehat dilakukan pemeriksaan (tes)dan hasil tes
dapat positif dan negatif. Individu dengan hasil negatif pada suatu saat dapat dilakukan tes
ulang, sedangkan pada individu dengan hasil tes positif dilakukan pemeriksaan diagnostik
yang lebih spesifik dan bila hasilnya positif dilakukan pengobatan secara intensif, sedangkan
individu dengan hasil tes negatif dapat dilakukan tes ulang dan seterusnya sampai penderita
semua penderita terjaring.

Tes skrining pada umumnya dilakukan secara masal pada suatu kelompok populasi
tertentu yang menjadi sasaran skrining. Namun demikian bila suatu penyakit diperkirakan
mempunyai sifat risiko tinggi pada kelompok populasi tertentu, maka tes ini dapat pula
dilakukan secara selektif (misalnya khusus padawanita dewasa) maupun secara random yang
sarannya ditujukan terutama kepada mereka dengan risiko tinggi. Tes ini dapat dilakukan
khusus untuk satu jenis penyakit tertentu, tetapi dapat pula dilakukan secara serentak untuk
lebih dari satu penyakit (Noor, 2008).

Uji skrining terdiri dari 2 tahapan yaitu :


1. Tahap 1 : melalukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap
mempunyai resiko tinggi menderita penyakit.
a. Apabila hasil negatif, dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.
b. Apabila hasil positif dilakukan pemeriksaan tahap 2
2. Tahap 2 : pemeriksaan diagnostika.
a. Hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan.
b. Hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit (dilakukan pemeriksaan ulang secara
periodik).

2.4 Validitas Screening


Validitas adalah kemampuan dari tes penyaringan untuk memisahkan mereka yang
benar-benar sakit terhadap yang sehat. Validitas merupakan petunjuk tentang kemampuan
suatu alat ukur (test) dapat mengukur secara benar dan tepat apa yang akan diukur.
Validitas mempunyai 2 komponen, yaitu:
1. Sensitivitas: kemampuan untuk menentukkan orang sakit.
2. Spesifisitas: kemampuan untuk menentukan orang yang tidak sakit
Besarnya nilai kedua parameter tersebut tentunya ditentukan dengan alat diagnostik di
luar tes penyaringan. Kedua nilai tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya,
yakni bila sensitivitas meningkat, maka spesifisitas akan menurun, begitu pula sebaliknya.
Untuk menentukan batas standar yang digunakan pada tes penyaringan, harus ditentukan
tujuan penyaringan, apakah mengutamakan semua penderita terjaring termasuk yang tidak
menderita, ataukah mengarah pada mereka yang betul-betul sehat.

Nilai prediktif adalah besarnya kemungkinan dengan menggunakan nilai sensitivitas


dan spesivitas serta prevalensi dengan proporsi penduduk yang menderita. Nilai prediktif
dapat positif artinya mereka dengan tes positif juga menderita penyakit, sedangkan nilai
prediktif negatif artinya mereka yangdinyatakan negatif juga ternyata tidak menderita
penyakit. Nilai prediktif positif sangat dipengaruhi oleh besarnya prevalensi penyakit dalam
masyarakat dengan ketentuan, makin tinggi prevalensi penyakit dalam masyarakat, makin
tinggi pula nilai prediktif positif dan sebaiknya.
Disamping nilai sensitivitas dan nilai spesifisitas, dapat pula diketahui beberapa nilai
lainnya seperti:
a. True positive (TP), yang menunjuk pada banyaknya kasus yang benar-benar menderita
penyakit dengan hasil tes positif pula.
b. False positive (FP), yang menunjukkan pada banyaknya kasus yang sebenarnya tidak
sakit tetapi test menunjukkan hasil yang positif.
c. True negative (TN), menunjukkan pada banyaknya kasus yang tidak sakit dengan hasil
test yang negatif pula.
d. False negative (FN), yang menunjuk pada banyaknnya kasus yang sebenarnya menderita
penyakit tetapi hasil test negatif
Bab III
Penutup
3.2 Kesimpulan
1. Skrining merupakan suatu pemeriksaan pada satu atau sekelompok orang untuk
mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang diperkirakan mengidap atau tidak
mengidap penyakit (Rajab, 2009).
2. Tujuan Screening adalah menemukan orang terkena penyakit sedini
mungkin,mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat, membiasakan
masyarakatuntuk memeriksakan diri sedini mungkin, dan mendapatkan
keteranganepodemiologis yang berguna bagi klinis dan peneliti. Sedangkan
manfaatskrining adalah biaya yang dikeluarkan relatif murah, mendeteksi
kondisimedis pada tahap awal sebelum gejala menyajikan sedangkan
pengobatanlebih efektif daripada untuk nanti deteksi
3. Proses Screening dilakukan dengan mengacu pada kriteria Sensitivitas dan
Spesifisitas.
4. Uji Screening terdiri dari dua tahap, tahap pertama melakukan pemeriksaan
terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita
penyakit tahap kedua yaitu pemeriksaan diagnostik yang bila hasilnya positif maka
dianggap sakit danmendapatkan pengobatan, tetapi bila hasilnya negatif maka
dianggap tidak sakit dan tidak memerlukan pengobatan.
Daftar Pustaka

Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan.Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC

Budiarto dan Anggraeni, 2003.Pengantar Epidemiologi Edisi 2.Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Bustan. 2000. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta

Rianti, Emi.dkk. 2009.Epidemiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: Transinfo media

Anda mungkin juga menyukai