Anda di halaman 1dari 9

EPIDEMIOLOGI

“ SKRINING”
TESYA ALVIS PRATIWI
20190046
A. DEFINISI SKRINING

Menurut WHO pengertian skrining adalah upaya pengenalan penyakit atau


kelainan yang belum diketahui dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur
lain yang dapat secara cepat membedakan orang yang tampak sehat benar-benar sehat
dengan orang yang tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan.
Skrining adalah pemeriksaan orang-orang asimptometik untuk
mengklasifikasikan mereka dalam kategori yang diperkirakan mengidap atau
diperkirakan tidak mengidap penyakit yang menjadi objek skrining (Sulistiani, 2012).
B. TUJUAN SKRINING

Skrining menpunyai tujuan diantaranya (Rajab, 2009) :


1) Menemukan orang yang terdeteksi menderita suatu penyakit sedini mungkin
sehingga dapat dengan segera memperoleh pengobatan
2) Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat
3) Mendidik dan membiasakan msyarakat untuk memeriksa diri sedini mungkin
4) Mendidik dan memberikan gambara kepada petugas kesehatan tentang sifat
penyakit dan untuk selali waspada melakukan pengamatan terhadap gejala dini.
5) Mendapatkan keterangan epidemiologi yang berguna bagi klinis dan
penelitian.
C. SYARAT- SYARAT SKRINING

Menurut Noor (2008).


1. Penyakit yang dituju harus merupakan masalah kesehatan yang berarti dalam masyarakat dan dapat mengancam derajat
kesehatan masyarakat tersebut,
2. Tersedianya obat yang potensial dan memungkinkan pengobatan bagi mereka yang dinyatakan menderita penyakit yang
mengalami tes. Keadaan penyediaan obat dan jangkauan biaya pengobatan dapat mempengaruhi tingkat atau kekuatan
3. Tersedianya fasilitas dan biaya untuk diagnosis pasti bagi mereka yang dinyatakan positif serta tersedianya biaya pengobatan
bagi mereka yang dinyatakan positif melalui diagnosis klinis,
4. Tes penyaringan terutama ditujukan pada penyakit yang masa latennya cukup lama dan dapat diketahui melalui pemeriksaan
atau tes khusus.
5. Tes penyaringan hanya dilakukan bila memenuhi syarat untuk tingkat sensitivitas dan spesifitasnya karena kedua hal tersebut
merupakan standar untuk mengetahui apakah di suatu daerah yang dilakukan skrining berkurang atau malah bertambah
frekuensi endemiknya,
6. Semua bentuk atau teknis dan cara pemeriksaan dalam tes penyaringan harus dapat diterima oleh masyarakat secara umum,
7. Sifat perjalanan penyakit yang akan dilakukan tes harus diketahui dengan pasti,
8. Adanya suatu nilai standar yang telah disepakati bersama tentang mereka yang dinyatakan menderita penyakit tersebut,
9. Biaya yang digunakan dalam melaksanakan tes penyaringan sampai pada titik akhir pemeriksaan harus seimbang dengan
resiko biaya bila tanpa melakukan tes tersebut,
10. Harus dimungkinkan untuk diadakan pemantauan (follow up) terhadap penyakit tersebut serta penemuan penderita secara
berkesinambungan. Keberhasilan suatu tes skrining berhubungan dengan tujuan skrining.
D. MACAM-MACAM SKRINING

• Mass screening
Skrining yang dilakukan pada seluruh populasi. Misalnya, mass X-ray survey atau blood pressure skrining

• Selective screening
Populasi tertentu menjadi sasaran dari jenis skrining ini, dengan target populasi berdasarkan pada risiko
tertentu.

• Single disease screening


Jenis skrining yang hanya dilakukan untuk satu penyakit. Misalnya, skrining terhadap penderita penyakit TBC,
jadi lebih tertuju pada satu jenis penyakit. 

• Case finding screening


Case finding adalah upaya dokter atau tenagga kesehatan untuk menyelidiki suatu kelainan yang
tidak berhubungan dengan kelompok pasien yang datang untuk kepentingan pemeriksaan kesehatan.

• Multiphasic screening
Pemeriksaan skrining untuk beberapa penyakit pada satu kunjungan waktu tertentu.
E. TES SKRINING

• Tes ini merupakan salah satu cara yang digunakan dalam epidemiologi untuk
mengetahui prevelensi suatu penyakit yang tidak dapat di diagnosis atau keadaan
ketika angka kesakitan tinggi pada suatu individu atau masyarakat berisiko tinggi
serta pada keadaan yang kritis dan serius yang memerlukan penanganan segara.
Namun dengan demikian masih harus dilengkapi dengan pemeriksaaan lain untuk
menentukan diagnosis definit (Chandra, 2009).
• Karakteristik tes skrining
a. Validitas
1. Sensitivitas
2. Spesifisitas
b. Reliabilitas
F. PROSES PELAKSANAAN SKRINING

Bagan proses pelaksanaan skrining (Noor, 2008).


G. CONTOH SKRINING

1. Mammografi untuk Ca mammae


2. Pap Smear untuk Ca cervix
3. VCT untuk HIV/AIDS
4. Uji latih jantung untuk mendeteksi penyakit jantung koroner
SEKIAN TERIMAKASIH

WASSALAMUALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai