Anda di halaman 1dari 17

Konsep

SKRINING
Dosen pembimbing :

Lisma Ningsih, S.KM., A.MD. Kep.,


М.КМ.
Kelompok 11

Intan Ramanita Utami (P01770223069)


Laila Rahmawati (P01770223073)
Dwina Nabila Maharani (P01770223061)
Defina Dwi Putri (P01770223058)
Latar Belakang

Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, kanker


serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara, yaitu
sebanyak 36.633 kasus atau 17,2% dari seluruh kanker pada wanita.
Tingginya angka kejadian kanker serviks di Indonesia dipengaruhi oleh
cakupan skrining yang masih rendah. Maka perlunya Metode skrining
dan pendekatan pencegahan yang inovatif perlu dikembangkan agar
lebih efektif, terjangkau, dan deteksi atau menemukan penderita
penyakit tertentu yang tanpa gejala atau tidak tampak . Melihat kondisi
tersebut kami tertarik untuk membahas mengenai konsep skrining.
Rumusan Malasah

Dengan Latar Belakang di atas maka kami rumuskan


masalah ini menjadi :
1. Apa pengertian Skrining?
2. Apa tujuan dan manfaat Skrining?
3. Apa syarat dan prinsip Skrining?
4. Bagaimana proses pelaksanaan Skrining?
5. Apa saja macam-macam Skrining?
6. Bagaimana analisis Skrining?
7. Apa peralatan dalam Skrining Epidemiologi?
Pengertian skrining

Skrining merupakan pemeriksaan sekelompok orang untuk


memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai
keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai
resiko tinggi.

proses ini ditujukan untuk mengidentifikasi penyakit penyakit


yang tidak diketahui atau tidak terdeteksi dengan menggunakan
berbagai test ataupun uji yang dapat diterapkan secara tepat
dalam sebuah skala yang besar
Tujuan Skrining

• Menemukan orang yang terdeteksi menderita suatu penyakit sedini mungkin


• Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat
• Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin
• Mendapatkan keterangan epidemiologis yang berguna bagi klinis dan peneliti
• Mendidik dan memberikan gambaran kepada petugas kesehatan tentang sifat penyakit dan untuk
selalu waspada melakukan pengamatan terhadap gejala dini
Manfaat Skrining

• Biaya yang dikeluaran relative murah serta dilaksanakan dengan efektif


• Tes skrining dapat lebih cepat memperoleh keterangan tentang sifat dan
situasi penyakit dalam masyarakat untuk usaha penanggulangan penyakit
yang akan timbul.
Prinsip Skrining

Pedoman prinsip skrining yang diterbitkan oleh WHO pada tahun 1968, tetapi masih berlaku hari
ini, yaitu
• Penyakit yang dituju harus merupakan masalah kesehatan yang berarti dalam masyarakat dan
dapat mengancam derajat kesehatan masyarakat tersebut
•Test cukup sensitif dan spesifik.
• Tersedianya obat yang potensial dan memungkinkan pengobatan bagi mereka yang dinyatakan
menderita penyakit yang mengalami tes.
• Semua bentuk atau teknis dan cara pemeriksaan dalam tes skrining harus dapat diterima oleh
masyarakat secara umum, aman, tidak berbahaya, murah dan sederhana.
Syarat Skrining

• penyakit tersebut merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan,


• terdapat sebuah uji yang sudah terbukti dan dapat diterima untuk
mendeteksi individu-individu pada suatu tahap awal penyakit yang dapat
dimodifikasi dan
• pengobatan yang aman dan efektif untuk mencegah penyakit atau akibat-
akibat penyakit
Proses Pelaksanaan Skrining

Uji skrining terdiri dari 2 tahap, yaitu

•Tahap pertama melakukan pemeriksaan terhadap


sekelompok penduduk yang dianggap mempunyai
risiko tinggi menderita penyakit dan bila hasil tes
negatif, maka dianggap orang tersebut tidak
menderita penyakit.
Bila hasil tes positif, maka dilakukan pemeriksaan

• tahap kedua, yaitu pemeriksaan diagnostik.


Apabila hasil tes positif maka dianggap sakit dan
mendapatkan pengobatan, tetapi bila hasil tesnya
negatif, maka dianggap tidak sakit dan tidak
memerlukan pengobatan. Bagi hasil pemeriksaan
negatif, dilakukan pemeriksaan ulang secara
periodik.
Macam - macam Skrining

Ada bermacam-macam skrining, yaitu :


• Mass screening
• Selective screening
• Single disease screening
• Case detection screening
• Multiphase screening
Analisis Skrining
• Bias lead time
Menyebabkan kelangsungan hidup lebih lama dirasakan dengan skrining, bahkan jika perjalanan
penyakit tidak diubah
• Seleksi bias
Seleksi bias, membuat ujian terlihat lebih baik dari pada yang sebenarnya.

• Overdiagnosis
dapat mengidentifikasi kelainan yang tidak akan menyebabkan masalah dalam hidup seseorang.
Peralatan dalam Skirining Epidemilogi

Berikut ini contoh beberapa skrining beserta alat yang digunakan :


• Mammografi dan Termografi untuk mendeteksi Ca Mammae.
• Papanicolau test.
• VCT untuk HIV/AIDS
• Sphygmomanometer dan Stetoscope
• Photometer
• Plano Test
• EKG (Elektrokardiogram)
• Pita Ukur LILA
• X-ray
• Rectal toucher
• Pervasive Developmental Disorders Screening Test PDDST – II
Sesi Tan ya
Ja w ab
Kesimpulan
Skrining merupakan pengenalan dini secara proaktif
untuk menemukan adanya masalah atau faktor resiko.
Sehingga skrining dapat dikatakan sebagai usaha untuk
mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara
klinis belum jelas, dengan menggunakan tes atau
prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat
untuk membedakan orang yang terlihat sehat atau
benar-benar sehat tapi sesungguhnya menderita
kelainan.
Saran
1. Jika mengalami gejala – gejala yang menujukkan
bahwa kondisi badan sedang tidak sehat diharapkan
untuk memeriksakan ke puskesmas atau rumah sakit
terdekat sehingga dapat diketahui penyakitnya dan
dapat di tanggani dengan penggobatan.

2. Menerapkan perilaku hidup sehat sehingga terhindar


dari berbagai macam jenis penyakit.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai