Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DASAR EPIDEMIOLOGI

"EPIDEMIOLOGI SKRINING"

DISUSUN OLEH :

ISLA MAISHARA NIM: 1913201037


IRA KHAIRANI NIM: 1913201036
INDAH AZZAHRA NIM: 1913201010
ZALZA FAZILA NIM: 1913201055
NESA RIANTI NIM: 1913201040
M. HAKIM ISKANDAR NIM: 1913201013
HASCO ALWIS NIM: 1913201035
HIDAYAH FITRA NIM: 1913201031

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
KAMPAR
T.A. 2020

KATA PENGANTAR
ِ‫الرحِ ي ِْم‬
َّ ‫ن‬ِِ ‫الرحْ َم‬
َّ ِ‫لل‬
ِ ‫ْــــــــــــــــــم‬
ِِ ‫بِس‬

Assalamualaikum Wa Rohmatullahi Wa Barokatuh

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’alaِyang telah melimpahkan hidayah, taufik,
dan inayahnya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan
ridhonya. Syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
rencana dengan bertemakan “ِEPIDEMIOLOGI SKRINING “.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Shalallahu Alaihi Wa Sallam. Karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu memberikan
syafa’at kelak di hari kiamat. Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ade
Dita Puteri, MPH selaku dosen pengampu mata kuliah Epidemiologi, yang telah membimbing kami
dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini hingga selesai.

Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan didalamnya. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi tercapainya kesempurnaan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis umumnya dan khususnya bagi pembaca.
Amiiin...
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................. 2
C. TUJUAN........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. RUANG LINGKUP SKRINING..................................................................... 3
B. TUJUAN SKRINING....................................................................................... 3
C. SYARAT-SYARAT SKRINING..................................................................... 4
D. MACAM-MACAM SKRINING...................................................................... 5
E. TES SKRINING................................................................................................ 6
F. CONTOH SKRINING...................................................................................... 11

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN................................................................................................ 14
B. SARAN............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan


mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan
diselenggarakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( Public Health Service ) yang sebaik –
baiknya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan ( Health Needs ) dari masyarakat.
Namun dalam praktek sehari – hari ternyata tidaklah mudah untuk menyediakan dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang maksimal. Masalah pokok yang
dihadapi adalah sulitnya merumuskan kebutuhan kesehatan yang ada dalam masyarakat
karena pola kehidupan masyarakat yang beraneka ragam sehingga mengakibatkan kebutuhan
kesehatan yang ditemukan juga beraneka ragam.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan
kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan yang ada di
masyarakat. Misalnya; apabila dalam suatu masyarakat banyak ditemukan masalah kesehatan
berupa penyakit menular ( TBC ), maka pelayanan kesehatan yang disediakan akan lebih
diarahkan kepada upaya untuk mengatasi masalah penyakit menular tersebut.
Penyaringan atau screening adalah upaya mendeteksi/mencari penderita dengan
penyakit tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala
yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang
kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.
Skrining atau penyaringan merupakan suatu tes yang sederhana dan relatif murah,
dapat diterapkan pada populasi tertentu yang relatif sehat. Program skrining sangat
dibutuhkan karena adanya isu yang mendasari penemuan gejala penyakit secara dini akan
lebih baik dibandingkan dalam waktu yang lama, pencegahan sebelum terjadinya penyakit
akan lebih baik dibandingkan dengan sudah terjadinya penyakit serta pencegahan
memerlukan biaya yang relatif ringan sehingga diagnosis lengkap kepada orang yang
mempunyai faktor resiko tinggi dan pengobatan kepada penderita dapat dilakukan secara dini
(Noor, 2008).
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari penulisan makalah ini yaitu sebagai
berikut:
1. Apa definisi dari skrining?
2. Apa saja ruang lingkup skrining?
3. Apa saja jenis-jenis skrining?
4 Apa saja tujuan skrining?
5 Apa saja sasaran skrining?
6. Bagaimana kriteria evaluasi skrining?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui:


1. Mengetahui definisi skrining
2. Mengetahui ruang lingkup skrining
3. Mengetahui jenis jenis skrining
4. Mengetahui tujuan skrining
5. Mengetahui sasaran skrining
6. Mengetahui bagaimana kriteria evaluasi skrining
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Skrining dalam Epidemiologi

Screening adalah suatu strtegi yang digunkan dalam suatu


populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala
penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau mencari
pendeerita penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam
suatu masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaan
yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat
terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya diproses
melalui diagnosis dan pengobatan.

Screening dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur


sederhana dan cepat untuk mengidentifikasikan dan memisahkan orang yang
tampaknya sehat, tetapi kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka
yang mungkin tidak terkena penyakit tersebut. Screening dilakukan untuk
mengidentifikasi mereka yang diduga mengidap penyakit sehingga mereka
dapat dikirim untuk menjalani pemeriksaan medis dan studi diagnostik yang
lebih pasti.

Uji tapis bukan untuk mendiagnosis tapi untuk menentukan apakah


yang bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi yang diagnosisnya
positif dilakukan pengobatan intensif agar tidak menular dengan harapan penuh
dapat mengurangi angka mortalitas.
Screening pada umumnya bukan merupakan uji diagnostic dan oleh
karenanya memerlukan penelitian follow-up yang cepat dan pengobatan yang
tepat pula.

Menurut WHO pengertian skrining adalah upaya pengenalan penyakit atau kelainan
yang belum diketahui dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat
secara cepat membedakan orang yang tampak sehat benar-benar sehat dengan orang yang
tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan.

B. RUANG LINGKUP SKRINING


1. Penyakit yang dipilih merupakan masalah kesehatan perioritas
2. Tersedia obat potensiaal untuk terapinya
3. Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan terapinya
4. Penyakit lama dan dapat dideteksi dengan tes khusus
5. Skriningnya memenuhi syarat sensitivitas, spesifisitas,
6. Teknik dan cara skrining harus dapat diterima oleh masyarakat
7. Sifat perjalanan penakit dan dapat diketahui dengan pasti.
8. Ada SOP tentang penyakit tersebut
9. Biaya skrining harus seimbang (lebih rendah) dengan resiko biaya jika tanpa
skrining.
10. Penemuan kasus terus menerus.

C. JENIS-JENIS SKRINING

Macam skrining dibagi berdasarkan sasaran atau populasi yang akan di


skriningyaitu sebagai berikut.

1. Mass screening
Skrining yang dilakukan pada seluruh populasi. Misalnya, mass X-ray
surveyatau blood pressure skrining pada seluruh masyarakat yang
berkunjungpada pelayanan kesehatan.

2. Selective screening
Populasi tertentu menjadi sasaran dari jenis skrining ini, dengan target populasi
berdasarkan pada risiko tertentu. Tujuan selective screening pada
kelompok risikotinggi untuk mengurangi dampak negatif dari skrining.
Contohnya, Pap’s smear skrining pada wanita usia > 40 tahun untuk mendeteksi Ca
Cervix, atau mammography skrining untuk wanita yang
punya riwayat keluarga menderita Ca.

3. Single disease screening


Jenis skrining yang hanya dilakukan untuk satu penyakit. Misalnya,
skriningterhadap penderita penyakit TBC, jadi lebih tertuju pada satu jenis
penyakit.

4. Case finding screening


Case finding adalah upaya dokter atau tenagga kesehatan untuk
menyelidiki suatu kelainan yang tidak berhubungan dengan kelompok pasien yang
datang untuk kepentingan pemeriksaan kesehatan. Penderita yang datang
dengankeluhan diare kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap
mamografi atau rongen torax.
5. Multiphasic screening
Pemeriksaan skrining untuk beberapa penyakit pada satu kunjungan waktu
tertentu. Jenis skrining ini sangat sederhana, mudah dan murah serta
diterima secara luas dengan berbagai tujuan seperti pada evaluasi
kesehatan dan asuransi. Sebagai contoh adalah pemeriksaan kanker disertai
dengan pemeriksaan tekanan darah, gula darah dan kolesterol.

Proses pelaksanaan skrining adalah :


a. Tahap 1: melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai
resiko tinggi menderita penyakit.
1) Apabila hasil negatif, dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.
2) Apabila hasil positif dilakukan pemeriksaan tahap 2
b. Tahap 2 : pemeriksaan diagnostic.
1) Hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan.
2) Hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit (dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik).
D. TUJUAN SKRINING
1. Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar terapinya sesegera mungkin dilakukan
2. Mencegah meluasnya penyakit.
3. Mendidik masyarakat melakukan general checkup
4. Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit dan
menghindari sejak dini
5. Memperoleh data epidemiologi untuk peneliti klinis

E. SASARAN SKRINING

Sasaran utama uji tapis atau skrining yaitu pada penderita penyakit kronis
seperti:
1. Infeksi bakteri ( Lepra,TBC, dll)
2. Infeksi Virus ( hepatitis )
3. Penyakit non infeksi seperti :
a. Hipertensi.
b. Diabetes melitus
c. Penyakit jantung
d. Karsinoma serviks
e. Prostate
f. Glaukoma
g. Aids
F. KRITERIA EVALUASI SKRINING

A. Validitas adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang
benar sakit terhadap yang sehat. Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan setiap
individu dalam keadaan yang sebenarnya (sehat atau sakit). Validitas dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan di luar tes penyaringan untuk diagnosa pasti, dengan
ketentuan bahwa biaya dan waktu yang digunakan daripada yang dibutuhkan pada
penyaringan (Noor, 2002).
Validitas berguna karena biaya screening lebih murah daripada test diagnostik. Komponen
Validitas :
1) Sensitivitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang positif
betul-betul sakit.
2) Spesifisitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang negatif
betul-betul tidak sakit
Hasil skrining:

Keadaan Penderita
Hasil Tes Jumlah
Sakit Tidak Sakit
Positif a b a+b

Negatif c d c+d

Jumlah a+c b+d N

a = positif benar
b = positif semu
c = negatif semu
d = negatif benar
N=a+b+c+d

Sensitivitas = a/(a + b)
Spesifisitas = d/(b + d)
Proporsi negatif semu = c/(a + c)
Proporsi positif semu = b/(b + d)
Penilaian hasil screening test dengan menghitung sensitivitas dan spesifisitas
menggunakan perhitungan di atas mempunyai beberapa kelemahan yaitu:
1) Tidak semua hasil pemeriksaan dapat dinyatakan dengan tegas “Ya” atau “Tidak”.
2) Perhitungan ini tidak sesuai dengan kenyataan karena perhitungan sensitivitas dan
spesifisitas dilakukan setelah penyakit diketahui atau didiagnosis, sedangkan
tujuan screening adalah untuk mendeteksi penyakit yang belum tampak dan bukan untuk
menguji kemampuan alat tes yang digunakan.

B. Reliabilitas : adalah bila tes yang dilakukan berulang-ulang menunjukkan


hasil yang konsisten. Ada 2 faktor yg mempengaruhi;

1. Variasi cara screening: stabilitas alat; fluktuasi keadaan (demam)


2. Kesalahan/perbedaan pengamat: pengamat beda/ pengamat sama dengan
hasil beda

Upaya Meningkatkan Reliabilitas

 Pembakuan/standarisasi cara screening


 Peningkatan ketrampilan pengamat
 Pengamatan yg cermat pada setiap nilai pengamatan
 Menggunakan dua atau lebih pengamatan untuk setiap pengamatan
 Memperbesar klasifikasi kategori yang ada, terutama bila kondisi penyakit juga
bervariasi/ bertingkat
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Skrining merupakan suatu pemeriksaan asimptomatik pada satu
atausekelompok orang untuk mengklasifikasikan mereka dalam kategori
yangdiperkirakan mengidap atau tidak mengidap penyakit.
Macam-macam skrining meliputi Mass Screening adalah screening yang
dilakukan secara masal (melibatkan populasi secara keseluruhan), Selectiv Screening
adalah screening yang dilakukan pada kelompok tertentu, Singgle Disease Screening
adalah screening yang dilakukan pada satu jenis penyakit saja, Multiphasic
Screening adalah screening yang dilakukan dengan menggunakan berbagai metode
tertentu dan Chase Finding Screning adalah screening yang dilakukan karena
penemuan kasus baru.
Beberapa manfaat tes skrining di masyarakat antara lain, biaya
yangdikeluarkan relatif murah serta dapat dilaksanakan dengan efektif, selain
itumelalui tes skrining dapat lebih cepat memperoleh keterangan tentang sifat
dansituasi penyakit dalam masyarakat untuk usaha penanggulangan penyakit
yangakan timbul. Skrining juga dapat mendeteksi kondisi medis pada tahap
awalsebelum gejala ditemukan sedangkan pengobatan lebih efektif ketika
penyakittersebut sudah terdeteksi keberadaannya.

B. Saran
Dalam membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diharapkaan tenaga
kesehatan lebih peduli terhadap pelayanan yang berkualitas melalui skrining
kesehatan guna wujud dari deteksi dini kelainan atau penyakit yang menyertai ibu dan
anak
DAFTAR PUSTAKA

dr.suparyanto.2010.screening di http:// blogspot.com(di akses 02 Maret 2010)


metopidfkmunsri. 2014. sensitivitas-dan-spesifisitas di http://blogspot.com(di
akses 04 oktober 2014)
Nurfaizin yunus. 2015. screening-penapisan di http://blogspot.com(diakses 01 Juli
2015
Viftiani Yuni Aris.2016.Makalah-Skrining di https://www.scribd.com(diakses
09 februari 2015)

Anda mungkin juga menyukai