Anda di halaman 1dari 56

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang. ............................................................................................. 1

1.2 Tujuan Kegiatan. ........................................................................................... 3

1.2.1 Tujuan Umum. ........................................................................................ 3

1.2.2 Tujuan Khusus. ....................................................................................... 3

1.3 Manfaat. ......................................................................................................... 4

1.3.1 Bagi Mahasiswa. ..................................................................................... 4

1.3.2 Bagi Lembaga Politeknik Negeri Jember. .............................................. 4

1.3.3 Bagi Rumah Sakit. .................................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5

2.1 Rumah Sakit. ................................................................................................. 5

2.1.1 Definisi Rumah Sakit. ............................................................................. 5

2.1.2 Klasifikasi Rumah Sakit. ........................................................................ 5

2.1.3 Fungsi Rumah Sakit. ............................................................................... 7

2.1.3 Tujuan Rumah Sakit. .............................................................................. 8

2.2 Rekam Medis. ................................................................................................ 8

2.2.1 Definisi Rekam Medis. ........................................................................... 8

2.2.2 Isi Rekam Medis. .................................................................................... 8

2.2.3 Tujuan Dan Kegunaan Rekam Medis. .................................................. 10

2.2.4 Kompetensi Perekam Medis. ................................................................ 11

i
BAB 3 HASIL KEGIATAN ................................................................................. 13

3.1 Deskripsi Tempat PKRM 1. ........................................................................ 13

3.1.1 Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Malang. ................... 13

3.1.2 Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. ................................................ 19

3.2 Hasil Pelaksanaan PKRM 1. ....................................................................... 33

3.2.1 Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Malang. ................... 33

3.2.2 Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. ................................................ 36

3.3 Perbedaan Pelaksanaan UKRM di 2 Rumah Sakit. ..................................... 40

3.4 Isu Strategis. ................................................................................................ 41

A. Rumah Sakit Jiwa dr.Radjiman wediodiningrat. ...................................... 41

B. Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. .................................................... 41

BAB 4 PENUTUP ................................................................................................ 43

4.1 Kesimpulan. ................................................................................................. 43

4.2 Saran. ........................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 45

LAMPIRAN .......................................................................................................... 46

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 1. Cover Dokumen Rekam Medis RSJ Lawang


Gambar 2. Data Pengunjung RSJ Lawang
Gambar 3 Algoritma Code Blue RSJ Lawang
Gambar 4. Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis
Gambar 5. ALur Pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar RSJ Lawang
Gambar 6. Alur Pelayanan Instalasi RI I RSSA Malang
Gambar 7. Alur Peminjaman Berkas Rekam Medis RSSA Malang
Gambar 8. Alur Pasien BPJS / JKN Rawat Jalan RSSA Malang
Gambar 9. Alur Pelayanan RSJ Lawang
Gambar 10. Alur Pelayanan Pasien Umu, Askes, dan JamKesMas
Gambar 11. SOP Triage Non Psikiantri RSJ Lawang.
Gambar 12. SOP Triage Non Psikiatri RSJ Lawang.
Gambar 13. Buku Register Peminjaman dan Pengembalian DRM RSJ Lawang
Gambar 14. KIB RSJ Lawang.
Gambar 15. KIB RSJ Lawang.

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Kesehatan adalah hak asasi manusia sekaligus investasi keberhasilan
pembagunan bangsa. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Undang-Undang
No.23, 1992). Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara
menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004).

Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki peran sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan. Definisi rumah sakit sendiri menurut (Undang-
Undang No. 44, 2009) adalah instutusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit
juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
(World Health Organization).

Rumah Sakit mempunyai fungsi dan tujuan sebagai sarana pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa pelayanan rawat
jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan rujukan yang
mencakup pelayanan rekam medis dan penunjang medis serta dimanfaatkan untuk
pendidikan, pelatihan, dan penelitian bagi para tenaga kesehatan. Dalam
penyelenggaraan kesehatan di Rumah Sakit. Berbagai tenaga kesehatan saling
berintegrasi satu sama lain untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik
kepada pasien.

1
Rekam medis sebagai salah unit di rumah sakit yang mendukung kegiatan
Rumah Sakit. Unit rekam medis merupakan unit yang mempunyai kegiatan yang
beragam, tidak hanya terpaku pada kegiatan pencatatan saja tetapi rekam medis
adalah unit yang mengelola berkas beserta isi dari rekam medis itu sendiri.
Pengelolaan yang dimaksud adalah proses pengelolaan berkas rekam medis pasien
dari awal berkas diberikan sampai berkas tersebut disimpan dalam rak
penyimpanan. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan,
serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
(PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008).

Tujuan utama dari rekam medis itu sendiri adalah membantu dokter untuk
memberikan perawatan kesehatan yang berkualitas kepada para pasien mereka
(CPSO, 2012). Rekam medis digunakan sebagai acuan dalam memberikan
tindakan atau terapi kepada pasien. Tenaga kesehatan akan sulit dalam melakukan
tindakan atau terapi sebelum mengetahui sejarah penyakit, tindakan atau terapi
yang pernah diberikan kepada pasien yang terdapat di dalam berkas rekam medis.
Dalam suatu rumah sakit, sarana komunikasi antar petugas kesehatan diakomodasi
dalam bentuk rekam medis rumah sakit.

Rekam medis juga digunakan pihak-pihak terkait lainnya sebagai bahan


perimbangan dalam pelayanan medik maupun kegiatan administratif (Abdullah,
2011). Selain itu juga sebagai sumber data pada bagian rekam medis dalam
pengolahan data yang kemudian akan menjadi informasi yang berguna bagi pihak
manajemen dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk pengembangan
pelayanan kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan kunjungan


lapang di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Malang dan RS dr. Saiful Anwar
Malang.

2
1.2 Tujuan Kegiatan.

1.2.1 Tujuan Umum.


Mengidentifikasi gambaran keseluruhan dan ketrampilan mengenai
pelaksanaan pengelolaan manajemen rekam medis dan informasi kesehatan di
Rumah Sakit Saiful Anwar Malang dan Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang.

1.2.2 Tujuan Khusus.


A. Mendeskripsikan pelaksanaan manajemen rekam medis dan informasi
kesehatan di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang dan Rumah Sakit Jiwa dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang.
B. Mendeskripsikan gambaran tentang proses pengelolaan data kesehatan,
khususnya statistik kesehatan dan analisis berkas rekam medis di Rumah Sakit
Saiful Anwar Malang dan Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang.
C. Mendeskripsikan gambaran tentang aspek-aspek apa saja yang berkaitan
dengan manajemen informasi kesehatan di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
dan Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
D. Mendeskripsikan aspek manajemen informasi kesehatan dengan memahami
manajerial administrasi rekam medis di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang dan
Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
E. Mendeskripsikan secara detail kebutuhan perangkat lunak TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) yang diperlukan dalam rangka penerapan rekam
medis elektronik di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang dan Rumah Sakit Jiwa
dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

3
1.3 Manfaat.

1.3.1 Bagi Mahasiswa.


Adapun manfaat kunjungan lapang bagi mahasiswa :

1. Menambah pengetahuan tentang manajemen informasi kesehatan, bagian-


bagian instalasi rekam medis, sistem dan subsistem rekam medis yang ada di
rumah sakit.
2. Menambah pengalaman dan dapat membandingkan antara teori yang diajarkan
dengan keadaan dilapangan.
3. Melatih dan mengembangkan sikap dan keterampilan mahasiswa dan
mahasiswi dalam pemberian pelayanan.

1.3.2 Bagi Lembaga Politeknik Negeri Jember.


Menambah referensi bagi perpustakaan dan sebagai masukkan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan kelulusannya.

1.3.3 Bagi Rumah Sakit.


1. Dari RS mendapatkan kritik dan saran dari mahasiswa untuk
mempertimbangkan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya
dalam bidang perekam medis.
2. Dengan kedatangan mahasiswa untuk melakukan kunjungan lapang, rumah
sakit mendapatkan kas dari institusi yang melaksanakan kunjungan lapang.

4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit.

2.1.1 Definisi Rumah Sakit.


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
rumah sakit, bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu
dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.

Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 adalah “Rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
dan gawat darurat”.

Dari pengertian diatas, rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan


diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan,
pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat
pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat penelitian
dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari
risiko dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu
adanya penyelenggaan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan
persyaratan kesehatan.

2.1.2 Klasifikasi Rumah Sakit.


Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan Rumah Sakit dibedakan menjadi 2
yaitu Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Umum adalah
rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar,
spesialistik dan subspesialistik. Rumah sakit umum memberi pelayanan kepada
berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit, memberi pelayanan diagnosis

5
dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik,
psikiatrik, ibu hamil, dan sebagainya. Sedangkan, Rumah Sakit Khusus adalah
rumah sakit yang mempunyai fungsi primer, memberikan diagnosis dan
pengobatan untuk penderita yang mempunyai kondisi medik khusus, baik bedah
atau non bedah.

Berdasarkan kepemilikan, rumah sakit dibedakan menjadi 2 yaitu rumah sakit


pemerintah dan rumah sakit swasta. Rumah Sakit Umum Pemerintah adalah
rumah sakit umum milik pemerintah, baik pusat maupun daerah, Departemen
Pertahanan dan Keamanan, maupun Badan Usaha Milik Negara. Rumah sakit
umum pemerintah dapat dibedakan berdasarkan unsur pelayanan, ketenagaan,
fisik dan peralatan menjadi empat kelas yaitu rumah sakit umum Kelas A, B, C,
dan D. Sedangkan, Rumah Sakit Umum Swasta adalah rumah sakit yang dimiliki
oleh perusahaan keuntungan atau perusahaan nirlaba dan swasta dibiayai melalui
pembayaran untuk layanan medis oleh pasien itu sendiri, oleh penanggung
asuransi, atau oleh kedutaan asing.

Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan menurut Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit dibagi menjadi:

1. Klasifikasi Rumah Sakit Umum.


a. Rumah Sakit Umum Kelas A yaitu harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar, 5 (lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua
belas) Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik
Sub Spesialis.
b. Rumah Sakit Umum Kelas B yaitu harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8
(delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik
Subspesialis Dasar.

6
c. Rumah Sakit Umum Kelas C yaitu harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik.
d. Rumah Sakit Umum Kelas D yaitu harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar.
2. Klasifikasi Rumah Sakit Khusus.
a. Rumah Sakit Khusus Kelas A.
b. Rumah Sakit Khusus Kelas B.
c. Rumah Sakit Khusus Kelas C.
Pengklasifikasian Rumah Sakit Khusus ditetapkan berdasarkan pelayanan,
Sumber Daya Manusia, peralatan, sarana dan prasarana, serta administrasi dan
manajemen.

2.1.3 Fungsi Rumah Sakit.


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009,
rumah sakit umum mempunyai fungsi :

1. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna.
3. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
4. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

7
2.1.3 Tujuan Rumah Sakit.
Tujuan Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44
tahun 2009 tentang rumah sakit adalah:

1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.


2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.
3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.
4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya
manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.

2.2 Rekam Medis.

2.2.1 Definisi Rekam Medis.


Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud
rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas
pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan-
tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai tindakan-tindakan yang
dilakukan kepada pasien dalam rangka palayanan kesehatan.

Sedangkan, menurut Gemala Hatta rekam medis merupakan kumpulan fakta


tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit,
pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan
dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

2.2.2 Isi Rekam Medis.


Menurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 data-data yang harus
dimasukkan dalam Medical Record dibedakan untuk pasien yang diperiksa di unit
rawat jalan dan rawat inap dan gawat darurat. Setiap pelayanan baik di rawat
jalan, rawat inap dan gawat darurat dapat membuat rekam medis dengan data-data
sebagai berikut:

8
1. Pasien Rawat Jalan.
Data pasien rawat jalan yang dimasukkan dalam medical record sekurang-
kurangnya antara lain:
a. Identitas Pasien.
b. Tanggal dan waktu.
c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
d. Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis.
f. Rencana penatalaksanaan.
g. Pengobatan dan atau tindakan.
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
i. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik.
j. Persetujuan tindakan bila perlu.

2. Pasien Rawat Inap


Data pasien rawat inap yang dimasukkan dalam medical record sekurang-
kurangnya antara lain:
a. Identitas Pasien.
b. Tanggal dan waktu.
c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.
d. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis.
f. Rencana penatalaksanaan.
g. Pengobatan dan atau tindakan.
h. Persetujuan tindakan bila perlu.
i. Catatan obsservasi klinis dan hasil pengobatan.
j. Ringkasan pulang (discharge summary).
k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan ksehatan.
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.
m. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik.

9
3. Ruang Gawat Darurat
Data pasien rawat inap yang harus dimasukkan dalam medical record
sekurang-kurangnya antara lain:
a. Identitas Pasien.
b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan.
c. Identitas pengantar pasien.
d. Tanggal dan waktu.
e. Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.
f. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
g. Diagnosis.
h. Pengobatan dan/atau tindakan.
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat
darurat dan rencana tindak lanjut.
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan.
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke
sarana pelayanan kesehatan lain.
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.

2.2.3 Tujuan Dan Kegunaan Rekam Medis.


Menurut Depkes RI (1994) tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya
tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah
sakit.

Menurut Depkes RI (1994) kegunaan berkas rekam medis dapat di lihat dari
berbagai aspek, diantaranya adalah :

a. Aspek Administrasi.
Berkas rekam medik mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab sebagai tenaga medik dan
paramedik dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

10
b. Aspek Hukum.
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut
masalah adanya kepastian hukum atas dasar keadilan. Dalam rangka usaha
menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan
keadilan.
c. Aspek Penelitian.
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai penelitian, karena isinya
mengandung data atau informasi tentang perkembangan kronologis dari
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut
dapat digunakan sebagai bahan referensi pengajaran di bidang profesi si
pemakai.
d. Aspek Dokumentasi.
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menjadi sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
e. Aspek Medik.
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai medik karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar merencanakan pengobatan atau perawatan yang
diberikan kepada pasien.

2.2.4 Kompetensi Perekam Medis.


Kemenkes RI No 377/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Perekam
Medis dan Informasdi Kesehatan.

Kompetensi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan pengetahuan,


ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang profesi Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan dalam melakukan tanggung jawab diberbagai
tatanan pelayanan kesehatan. Ada 2 kategori kompetensi yang harus dimiliki
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Kategori tersebut adalah kompetensi
pokok dan kompetensi pendukung yang kedua-duanya harus dimiliki oleh seorang
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan untuk menjalankan tugas di sarana
pelayanan kesehatan.

11
1. Kompetensi Pokok Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, meliputi:
a. Klasifikasi& Kodifikasi Penyakit, Masalah-masalah Yang Berkaitan
Dengan Kesehatan dan Tindakan Medis.
b. Aspek Hukum & Etika Profesi.
c. Manajemen Rekam Medis & Informasi Kesehatan.
d. Menjaga Mutu Rekam Medis.
e. Statistik Kesehatan.

2. Kompetensi Pendukung Perekam Medis meliputi:


A. Menajemen Unit Rekam Medis.
B. Kemitraan Profesi.

12
BAB 3 HASIL KEGIATAN

3.1 Deskripsi Tempat PKRM 1.

3.1.1 Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Malang.

A. Kepemilikan.
Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat dimiliki oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

B. Letak RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat.


Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat terletak di Jalan Jendral
Ahmad Yani No. 1 Malang, Jawa Timur, Indonesia. 65208.

C. Status RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat.


Akreditasi Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat menurut KARS
telah terakreditasi “Paripurna” pada tanggal 24 November 2015.

D. Visi, Misi dan Motto RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat.

Visi :
Menjadi Rumah Sakit pusat rujukan nasional psikogreriatri pada tahun 2019.

Misi :
1. Mengembangkan Rumah Sakit pusat rujukan nasional dalam pelayanan
kesehatan jiwa yang prima dengan unggulan usia lanjut.
2. Mewujudkan sistem manajemen Rumah Sakit yang menjamin kepastian hukum
secara efektif, efisien, transparan, akuntabel, dan responsif menjawab tuntunan
masyarakat.
3. Mengembangkan pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang terintegrasi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
4. Meningkatkan upaya pengangulan masalah psikosial di masyarakat dan
mengembangkan jejaring kesehatan jiwa.

13
Mottto :
Motto dari RSj dr. Radjiman Wediodiningrat adalah PASTI

P = Profesional, adalah modalku.

A = Anda puas adalah tekatku.

S = Sejahtera bersama adalah tujuanku.

T = Teknologi kedokteran modern adalah sarana kemajuanku.

I = Informasi dan komunikasi adalah alat mempercepat pelaksanaan tugasku.

E. Struktur Organisasi.

14
F. Tenaga Kerja.
1. Dokter Umum : 37 orang.
2. Dokter Spesialis : 20 orang.
 Spesialis – Penyakit Dalam : 3 orang.
 Spesialis – Bedah : 1 orang.
 Spesialis – Anastesi : 1 orang
 Spesialis – Obsgin : 1 orang.
 Spesialis – Psikiatri : 11 orang.
 Spesialis – Radiologi : 1 orang.
 Spesialis – Syaraf : 1 orang.
3. Dokter Gigi : 2 orang.
4. Dokter Spesialis Gigi : 1 orang.
5. Dokter Spesialis Gigi – Radiologi : 1 orang.
6. Perawat : 354 orang.
7. Pegawai Khusus Medis : 12 orang.
8. Teknisi Medis : 23 orang.
9. Pegawai Khusus Bidan : 1 orang.
10. Pegawai Khusus Gizi : 15 orang.
11. Pegawai Khusus Kefarmasian : 17 orang
12. Pegawai Khusus Kesehatan Masyarakat : 9 orang.
13. Pegawai Non Kesehatan : 331 orang.

G. Pelayanan dan Fasilitas.


1. Instalasi Gawat Darurat dan Rawat Jalan.

A. Klinik Kesehatan Jiwa.


B. Klinik Napza.
C. Klinik Anak dan Remaja.
D. Klinik Perawatan Kulit dan Kecantikan.
E. Klinik Geriatri (lanjut usia).
F. Klinik Umum.
G. Klinik KIA.

15
H. Klinik Bedah dan Kamar Operasi.
I. Klinik Kulit.
J. Klinik Tumbuh Kembang Anak.
K. Klinik Fisioterapi.
L. Klinik Foto Aura.
M. Mobil Ambulance 24 jam.
N. Ventilator.
O. Bank Darah.
P. Defibrilator.
Q. Layanan Apotek 24 jam.

2. Rawat Inap.
Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodingrat Malang menyediakan kamar
perawatan yang dibedakan menajadi 4 kelas, namun pelayanan yang diberikan
kepada pasien tidak berbeda di semua kelas. Kapasitas tempat tidur yang
tersedia pada pelayanan rawat inap adalah 700 tempat tidur. 700 tempat tidur
ini dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu :
A. VIP = 10 Tempat Tidur.
B. Kelas I = 42 Tempat Tidur.
C. Kelas II = 185 Tempat Tidur.
D. Kelas III = 463 Tempat Tidur.
Sedangkan dalam pelayanan rawat inap dibedakan menjadi :
A. Rawat Inap IPCUP.
B. Rawat Inap Zieken zaal.
C. Rawat Inap Napza.
D. Rawat Inap Psikogeriatri.
E. Rawat Inap Anak dan Remaja.
F. Rawat Inap Mental Organik.
G. Autis.
H. Intalasi Pelayanan Umum.

16
3. Pelayanan Spesialis.
a. Spesialis Bedah.
b. Spesialis Anestesi.
c. Spesialis Obsgin.
d. Spesialis Penyakit Dalam.
e. Spesialis Syarat.
f. Spesialis Radiologi.
g. Spesialis Psikiatri.

4. Pelayanan Pendukung.
A. Pos Penjagaan.
Memberikan keamanan untuk pasien pengunjung yang memerlukan
keamanan dalam pelayanan rumah sakit adalah tugas dari tim penjagaan.
B. Pemulasan Jenazah.
C. Museun Kesehatan Jiwa.
Museum Kesehatan Jiwa ini merupakan wahana pembelajaran dan
perkembangan sejarah teknologi kedokteran khususnya di bidang kesehatan
jiwa. Sedikitnya tersimpan sekitar 700 koleksi yang terdiri dari benda-benda
dan dokumen lawas yang berkaitan dengan riwayat masa lampau berdirinya
RSJ ini. Termasuk tempat menyimpan alat-alat kesehatan jiwa sejak masa
pendudukan Belanda. Terdapat pula dokumentasi dan riwayat RSJ dr.
Radjiman Wediodiningrat dari masa ke masa.

5. Pelayanan Penunjang.
A. ECT dan HI-TOP (Brain Mapping).
ECT adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan
menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik. Tindakan ini
adalah bentuk terapi pada klien dengan mengalirkan arus listrik melalui
elektroda yang ditempelkan pada pelipis klien untuk membangkitkan kejang
grandmall.

17
B. Elektromedis Pemeriksaan Kekeroposan Tulang.
C. Laboratorium.
D. CT-Scan.
CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
E. X-Ray.
Pemeriksaan X-Raya adalah tes umum yaang digunakan untuk membantu
para doktermelihat bagian dalam tubuh pasien tanpa perlu melakukan insisi.
F. MRI.
MRI atau magnetic resonance imaging merupakan salah satu tindakan atau
prosedur diagnostik berupa alat pemindai yang memanfaatkan medan
magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar sturktur
dan organ tubuh yang tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan lain.
G. USG 4 Dimensi.
USG adalah pemeriksaan kondisi janin yang dikandung dengan
menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi. USG setidaknya
dilakukan sebelum usia kehamilan mencapai 3 bulan untuk mengetahui usia
kandungan dan lokasi janin, lalu saat trimester kedua untuk mengetahui ada
kelainan atau tidak. Pada pemeriksaan USG 4D gambar yang dihasilkan
lebih detail dan akurat serta bisa bergerak sehingga terlihat seperti sebuah
film.
H. Electrocardiogram (ECG).
Electrocardiogram adalah tes medis untuk mendeteksi kelainan jantung
dengan mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan oleh jantung,
sebagaimana jantung berkontraksi.
I. Elektroensefalogram (EEG).
Elektroensefalogram adalah salah satu tes yang dilakukan untuk mengukur
aktivitas kelistrikan dari otak untuk mendeteksi adanya kelainan dari otak.

18
3.1.2 Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang.

a. Kepemilikan.
Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Timur.

b. Letak RS dr. Saiful Anwar Malang.


Rumah Sakit dr. Saiful Anwar terletak di Jalan Jaksa Agung Suprapto No.2,
Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65112.

c. Status RS dr. Saiful Anwar Malang.


RSUD Dr. Saiful Anwar ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama
Akreditasi A.

Sertifikat Nomor 123/MENKES/SK/I/2011 berlaku mulai 20 Januari 2011 s/d


20 Januari 2016. Sertifikasi ini diberikan sebagai pengakuan bahwa RSSA telah
memenuhi Standar Rumah Sakit Pendidikan yang meliputi: Visi, Misi, Komitmen
dan Persyaratan, Manajemen dan Administrasi, Sumber Daya Manusia untuk
Program Pendidikan Klinik, Penunjang Pendidikan, Perancang, dan Pelaksanaan
Program Pendidikan Klinik yang Berkualitas.

d. Visi, Misi dan Motto.

Visi :
Menjadi rumah sakit berstandar kelas dunia pilihan masyarakat.

Misi :
1. mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan
keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan.
2. mewujudkan penyelenggaraan pendidikan dan penelitian kesehatan berkelas
dunia.
3. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional, akuntabel, dan
transparan.
4. Meningkatkankualitas sumber daya manusia melalui pemenuhan tenaga yang
terlatih dan terdidik secara profesional.

19
Motto :
Kepuasan dan keselamatan pasien adalah tujuan kami.

e. Struktur Organisasi.

f. Tenaga Kerja.
1. Dokter Umum : 36 orang.
2. Dokter Spesialis : 240 orang.
 Dokter Sp Og : 19 orang.
 Dokter Sp Pd : 25 orang.
 Dokter Sp B : 2 orang.
 Dokter SpRad : 10 orang.
 Dokter Sp RM : 5 orang.
 Dokter Sp A : 11 orang.
 Dokter Sp Jp : 3 orang.
 Dokter Sp M : 19 orang.
 Dokter Sp A : 24 orang.
 Dokter Sp Urologi : 5 orang.

20
 Dokter Sp Orthopedi : 2 orang.
 Dokter Sp Kulit dan Kelamin : 10 orang.
 Dokter Sp Forensik : 5 orang.
 Dokter Sp Psikiatri : 4 orang.
 Dokter Sp Patologi Anatomi : 8 orang.
 Dokter Sp THT : 9 orang.
 Dokter SP PK : 13 orang.
 Dokter SP Paru : 9 orang.
 Dokter SP Bedah Thoraks : 2 orang.
 Dokter SP Bedah Anak : 2 orang.
 Dokter SP Bedah Orthopedi : 9 orang.
 Dokter Sp Saraf : 13 orang.
 Dokter Sp Lainnya : 18 orang.
 Dokter SP Bedah Saraf : 4 orang.
 Dokter SP Bedah Plastik : 3 orang
 Dokter Sub Spesialis : 6 orang.
3. Dokter Gigi : 4 orang.
4. Dokter Gigi Spesialis : 12 orang.
 Dokter Gigi Sp Bedah Mulut : 3 orang.
 Dokter Gigi Sp Konservasi : 3 orang.
 Dokter Gigi Sp Karang Gigi : 3 orang.
 Dokter Gigi Sp Anak : 2 orang.
 Dokter Gigi Sp Gigi Tiruan : 1 orang.
5. Perawat dan Spesialis : 1082 orang.
 Ners : 94 orang.
 Perawat Bedah : 3 orang.
 Perawat Gigi : 11 orang.
 Perawat Lainnya : 974 orang.
6. Bidan Pendidik : 3 orang.
7. Farmasi : 169 orang.

21
 Apoteker : 58 orang.
 Analis Farmasi : 121 orang.
8. Keteknisian Medis : 154 orang.
 Radiografer : 45 orang.
 Elektromedis : 6 orang.
 Teknisi Gigi : 2 orang.
 Analis Kesehatan : 48 orang.
 Refraksionis : 4 orang.
 Rekam Medik : 43 orang.
 Ortotik : 1 orang.
 Teknisi Transfusi Darah : 5 orang.
9. Tenaga Kesehatan Lainnya : 81 orang.
 Sanitasi : 6 orang.
 Terapi Wicara : 1 orang.
 Nutrisionis : 57 orang.
 Fisioterapi : 14 orang.
 Terapi Okupasi : 2 orang
 Akupunturis : 1 orang.
10. Tenaga Non Medis : 1172 orang.
 Administrasi Keuangan : 52 orang.
 Humas : 9 orang.
 Perencanaan : 5 orang.
 Pelaporan : 8 orang.
 Informasi Teknologi : 9 orang.
 Pekarya : 423 orang.
 Perpustakaan : 1 orang.
 Tenaga Non Kes : 665 orang.

22
g. Pelayanan dan Fasilitas.
1. Instalasi Rawat Jalan.
Instalasi Rawat Jalan (IRJ) memiliki 19 poli yang terdiri atas: poli Penyakit
Dalam, poli Bedah, poli Onkologi, poli anak, poli Kebidanan dan Kandungan,
poli THT, poli Mata, poli Kulit dan Kelamin, poli Syaraf, poli Jiwa, poli Paru,
poli Jantung, poli Komplementer, poli Gizi, poli GCU, Poli PTRM, Poli Gigi
dan Mulut, Poli Rehabilitasi Medik dan poli Karyawan. Di samping itu di
berbagai poli melayani kelainan subspesialistik, di antaranya poli ortopedi,
urologi, bedah plastik, bedah saraf, endokrinologi, geriatri, dan spesialistik
lainnya.
a. Poli Mata
Poliklinik Mata RSUD Dr. Saiful Anwar Malang menyediakan berbagai
macam layanan pengobatan untuk penanganan kelainan penglihatan dan
penyakit seputar mata dengan dukungan peralatan diagnostik mata yang
lengkap. Tim dokter spesialis mata serta konsultan dari berbagai keahlian
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang siap memberikan konsultasi mata terpadu
dalam mengatasi berbagai permasalahan mulai dari radang mata, katarak,
glaukoma, layanan rekonstruksi mata.
Tindakan yang dilakukan mulai dari pengukuran tekanan bola mata dengan
Tono Metri; pemeriksaan untuk melihat luasnya kerusakan saraf mata
dengan Perimetry; pemeriksaan tajam penglihatan atau Visus; pengukuran
minus atau silinder mata dengan Refraksi, pemeriksaan untuk mendeteksi
dini kelainan pada kornea mata dengan Slit Lamp. Hadir pula teknik Phaco
Emulsificasi untuk bedah katarak dengan sayatan +/- 2 mm dan risiko
minimal.
b. Poli Paru.
Poliklinik Paru yang dimiliki RSUD Dr. Saiful Anwar malang meliputi :
Konsultasi asma dan penyakit paru obstruktif kronik, Terapi Inhalasi
Penyakit tuberculosis, infeksi paru dan pernapasan, Pemeriksaan faal paru,
Konsultasi gangguan tidur, Konsultasi berhenti merokok. Dilengkapi

23
dengan alat diagnosa, Spirometri, Bronkoskopi dan penanganan lebih lanjut
oleh para dokter ahli.
c. Poli THT.
Poliklikink THT adalah layanan diagnosa dan terapi berbagai gangguan dan
penyakit organ-organ telinga, hidung, dan tenggorokan.
d. Poli Jiwa.
Poliklinik Jiwa RSUD Dr. Saiful Anwar Malang didukung oleh tim dokter
ahli kesehatan jiwa dewasa dan dokter ahli kesehatan jiwa anak, serta
psikolog berpengalaman siap membantu pasien dewasa dan anak-anak
dengan problema tumbuh kembang anak seperti kesulitan makan, belajar,
autisme, hiperaktif, dll.
Klinik ini selalu berupaya memberikan layanan konsultasi terbaik bagi
pasien yang membutuhkan dengan pendekatan holistik. Ruang konsultasi
yang tenang dan nyaman membuat pelayanan bisa ditangani secara
profesional, tenang dan nyaman sekalipun bagi anak-anak.
e. Poli Onkologi.
Adalah sub bagian bidang medis yang mempelajari dan merawat kanker.
Poli onkologi di RSUD Dr. Saiful Anwar telah dioperasikan pada tahun
2007 yang merupakan poliklinik yang khusus melayani kasus yang
berhubungan dengan benjolan dengan diameter > 3 cm, seperti :
Fibroadenoma Mammae, Carcinoma Mammae, Struma, Carcinoma
Epidermoid, Carcinoma Colli, dan lain lain.
f. Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM).
Merupakan salah satu program WHO yang bekerjasama dengan Depkes RI.
PTRM di RSSA didirikan pada bulan april 2010 dengan sasaran pengguna
NAPZA suntik golongan opioid (Morfin dan Heroin). Pada prinsipnya
metadon dipilih sebagai terapi utama substitusi karena memiliki efek
menyerupai morfin dan heroin dengan masa kerja yang lebih panjang
sehingga dapat diberikan satu kali sehari dan penggunaannya dengan cara
oral (diminum). Kegiatan rutin yang dilakukan oleh PTRM adalah
mengadakan pertemuan jejaring dengan pasien dan keluarganya.

24
g. Poliklinik General Check Up.
Merupakan poliklinik yang melakukan tindakan preventive yang berfungsi
untuk mengetahui dan mengukur kesehatan fisik tubuh secara laboratoris,
khususnya dengan kinerja faal organ dalam tubuh (Jantung, Paru-paru, Hati,
Ginjal dan Organ tubuh yang lain) dan untuk mengetahui kekurangan
ataupun kelebihan produk kimia klinik dalam darah (kadar gula, lemak,asam
urat dan produk kimia dalam darah).
h. Poli Geriatri.
Merupakan poli baru yang khusus menangani penyakit pada lansia (lanjut
usia) yang berusia ≥ 60 tahun dan memiliki penyakit komplikasi lebih dari 1
(satu) jenis.
i. Poli Komplementer.
Adalah poli yang memberikan pelayanan kesehatan sebagai pelengkap
pelayanan konvensional. Jenis pelayanan yang diberikan, antara lain:
 Herbal: obat yang berasal dari tanaman tradisional.
 Akupuntur:sistem pengobatan dengan cara menusukkan jarum di titik-
titik tertentu pada tubuh (meridian) guna mendapatkan kesembuhan dari
suatu penyakit atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan.
j. Klinik Estetika.
Merupakan salah satu bagian dari Poli Kulit dan Kelamin. Klinik ini
memberikan pelayanan kepada pasien yang memiliki masalah dengan kulit
atau yang hanya menginginkan pelayanan kosmetik medik. Jenis pelayanan
yang diberikan antara lain:
 Microdermabrasi, yaitu perawatan untuk mengangkat jerawat, komedo,
serta peremajaan kulit.
 Acne footlight.
 Peeling.
 Kimia.
 Facial.
 Laser Nd: YAG, yaitu perawatan yang ber-guna untuk menghilangkan
pigmentasi seperti tanda lahir, flek, atau tato.

25
 Laser Co2 flactional, yaitu perawatan yang berguna untuk
menghilangkan lubang bekas jerawat.
 Ultraviolet B, NB yang berfungsi untuk menghilangkan psoriasis
 Vitiligo, yang berguna untuk menghilangkan pigmentasi.
 Bedah listrik berguna untuk menghilangkan kutil.
k. Hemodialisis.
RSSA menyelenggarakan layanan cuci darah (hemodialysis) dan Chronic
Ambulatoir Peritoneal Dialysis (CAPD). Jumlah mesin cuci darah yang
tersedia di RSSA saat ini adalah 32 mesin HD. Telah ada penambahan
sebanyak 6 buah mesin HD di tahun 2012 mengingat setiap tahun terjadi
peningkatan jumlah pasien gagal ginjal.
l. Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut.
Layanan kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan di lantai 2 bersamaan dengan
Instalasi Rawat Jalan. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan
berupa pelayanan dasar yang terdiri dari tindakan medik dasar umum dan
tindakan dasar khusus.Yang termasuk dalam tindakan medik dasar umum
adalah pelayanan untuk gigi dengan tumpatan tetap pada gigi permanen,
pencabutan gigi, pengobatan periodontal, scaling, dan pengobatan abses.
Sedangkan untuk tindakan dasar khusus terdiri dari bedah mulut, konservasi
gigi, periodonsia, prothodonsia, dan orthodonsia.
m. Poli Kebidanan dan Kandungan.
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan menyediakan pelayanan paripurna
untuk berbagai masalah kesehatan kewanitaan, alat reproduksi atau
kandungan sampai persalinan.
Untuk paripurnanya layanan disediakan berbagai program khusus wanita
hamil dan ibu paska persalinan mulai dari senam hamil dan nifas, informasi
tentang nutrisi, nifas, pemberian ASI, konsultasi IMD (Inisiasi Menyusui
Dini), memandikan dan pijat bayi, perawatan tali pusat, perawatan
payudara, dll. Klinik ini didukung dokter ahli kebidanan dan
penyakitkandungan serta berbagai konsultan/ subspesialis, bidan dan
perawat terampil.

26
n. Poli Bedah.
o. Poli Syarat.
2. Instalasi Rawat Inap.
Pelayanan di instalasi rawat inap dibagi menjadi 3 kelas, yakni :
a. Kelas I.
 1 kamar terdiri 2 orang pasien, yang diberi pembatas.
 Kamar mandi dalam.
 Lemari pakaian.
 Tempat tidur terdiri dari kasur, guling, bantal, dan selimut wool.
 Alat makan berupa piring.
 Fan.
 Meja dan kursi bagi penunggu.
b. Kelas II.
 1 kamar terdiri dari 4 – 6 pasien.
 Kamar mandi dalam untuk 4 – 6 orang pasien.
 Lemari pakaian.
 Tempat tidur terdiri dari kasur, bantal, dan selimut wool.
 Alat makan berupa piting.
 Fan.
 Meja dan kursi bagi penunggu.
c. Kelas III.
 Ruang panjang terdiri dari 20 orang bahkan lebih tergantung kapasitas
ruangan.
 Kamar mandi untuk 10 – 15 orang.
 Tempat tidur terdiri dari kasur, bantal, dan selimut bermotif garis.
3. Instalasi Gawat Darurat.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSSA memberikan Pelayanan
Kegawatdaruratan dengan standar tinggi bagi semua pasien. Pelayanan ini
didukung oleh sumber daya manusia yang handal dan memiliki kompetensi
penanganan pasien gawat darurat dan tersertifikasi dengan pelatihan BCLS,

27
BTLS, PPGD, Triage, ECG, dan Resusitasi Trauma. IGD juga dilengkapi
dengan alat-alat, antara lain: Bed Site Monitor, EKG, Difibrilator, Infus Pump,
Syringe Pump, WSD, Suction Pump, Emergency Kid, X-Ray, CT Scan,
Ventilator, Infrant Warmer, Incubator,dan Mobil Marlip.
Selain itu juga di IGD terdapat 3 kamar operasi lengkap dengan peralatannya
(mesin anastesi, meja operasi, lampu operasi, Electrocauter, Suction Pump).
IGD RSUD Dr. Saiful Anwar terdapat 3 ruangan tindakan yang disesuaikan
dari kegawatan kondsi pasien, yakni :

a. Kasus pasien dengan kondisi gawat darurat berat (Kritis).


b. Kasus pasien dengan kondisi gawat darurat sedang (Kritis).
c. Kasus pasien dengan kondisi gawat darurat ringan.
4. Pelayanan Penunjang.
a. Penunjang Medis.
 Instalasi Rehabilitasi Medik.
Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan terhadap gangguan fisik
dan fungsional yang diakibatkan oleh keadaan atau kondisi sakit,
penyakit atau cedera melalui panduan intervensi medik, keterapian fisik
dan atau rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal.
 Isntalasi Gizi.
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan kegiatan pelayanan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit
dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun kuratif.
Program RSSA adalah :
A. Program Dapur Bersih (Open Kitchen).
Program Dapur Bersih “ OPEN KITCHEN “ peluang sebagai tempat
rujukan bagi rumah sakit atau Instansi pendidikanuntuk belajar
Managemen Penyelenggaraan Makanan dan Hospital culinary.
B. Nutrition Corner.
Melalui nutrition corner, instalasi gizi menghadirkan konsep pelayanan
gizi yang komprehensip dalam mengatasi masalah obesitas.Pelayanan

28
yang diberikan mulai dari perencanaan program penurunan berat
badan,konseling, monitoring dan evaluasi, cooking class serta jasa
catering diet.
C. Produksi dan Distribusi Makanan.
Bagian Produksi dan distribusi makanan di Instalasi Gizi
mengembangkan berbagai formula diet, khususnya formula makanan cair
seperti Formula WHO, Cair DM, cair Rendah Lactosa, Cair Nitrogen 80,
Cair Rendah Natrium, dan cair Rendah Protein. Keistimewaan formula
ini adalah dalam bentuk siap seduh dengan daya simpan yang lebih lama
dan dapat diberikan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan
D. Asuhan Gizi.
Sejak tahun 2006 kegiatan Asuhan Gizi mengacu pada Nutritional Care
Procces (NCP) yang terdiri dari 4 langkah kegiatan yaitu anamnesa,
diagnosis gizi, intervensi,monitoring,dan evaluasi gizi.Edukasi kepada
pasien dilakukan dengan cara konseling (rawat jalan) dan bed-site
teaching(rawat inap). Untuk mempemudah proses pengkajian data, dan
perencanaan intervensi gizi instalasi Gizimenerbitkan beberapa buku
yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan Ahli gizi dan penggunaan
software yang dapat diaplikasikan oleh seluruh ahli gizi baik rawat inap
maupun rawat jalan.
E. Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan.
Beberapa Hasil penelitiandan pengembangan gizi terapan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
 Meniadakan deviasi pemberian formula WHO 75 pada pasien Gizi
Buruk sebesar 100%.
 Pengaruh pemberian sari ikan Gabus terhadap peningkatan kadar
albumin serum pasien Sirosis Hepatis.
 Meniadakan kejadian gangguan saluran pencernaan pada pasien
dewasa yang mengkonsumsi makanan cair sebesar 100%.

29
 Instalasi Gigi dan Mulut.
Layanan kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan di lantai 2 bersamaan
dengan Instalasi Rawat Jalan.Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
diberikan berupa pelayanan dasar yang terdiri dari tindakan medik dasar
umum dan tindakan dasar khusus.
Yang termasuk dalam tindakan medik dasar umum adalah pelayanan
untuk gigi dengan tumpatan tetap pada gigi permanen, pencabutan gigi,
pengobatan periodontal, scaling, dan pengobatan abses.Sedangkan untuk
tindakan dasar khusus terdiri dari bedah mulut, konservasi gigi,
periodonsia, prothodonsia, dan orthodonsia.
 Isntalasi Kedokteran Forensik.
RSSA memberikan pelayanan kedokteran forensik, yang meliputi:
pemeriksaan jenasah luar dan dalam, perawatan jenasah, pengawetan
(embalming), penggalian, membuat visum et repertum, dan konsultasi
medis untuk asuransi. Selain itu juga memiliki pelayanan laboratorium
serologis (untuk penentuan golongan darah), toksikologi sederhana,
penentuan kadar zat adiktif berbahaya, dan disediakan juga penyewaan
ruang duka dan penitipan jenasah di lemari pendingin. Lebih kurang
dalam setahun layanan kedokteran forensik melakukan 1263 kegiatan
autopsi , penggalian, penyimpanan sampai pengawetan jenazah.
 Laboratorium Sentral.
Laboratorium Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan laboratorium
secara Profesional, bermutu dan senantiasa mengutamakan kepuasan dan
keselamatan pelanggan.
Laboratorium Sentral memiliki 3 jenis pelayanan :
A. Pelayanan Cito → melayani IRD, ICU, dan CVCU.
B. Pelayanan Rutin Prioritas → ICU, CVCU, R 26, Paviliun.
C. Pelayanan Rutin → meliputi semua ruangan rawat inap selain ICU,
CVCU, R 26, dan Paviliun.

30
Laboratorium sudah mengembangkan beberapa pemeriksaan
laboratorium yang bersifat unggulan yakni :
A. Bone Marrow Punctions.
B. PCR Real Time.
C. Hormonal.
D. Rheumatology.
E. HLA Typing & Matching.
 Isntalasi Bedah.
Layanan pembedahan RSSA diselenggarakan di Instalasi Bedah Sentral
(IBS), kamar bedah Pavilyun, kamar bedah Mata, kamar bedah THT, dan
kamar bedah Luka Bakar. Sedangkan pelayanan khusus untuk
pembedahan darurat diselenggarakan di kamar bedah IGD. RSSA
memiliki 15 kamar operasi elektif dan 3 kamar bedah darurat. Kamar
bedah elektif menyelenggarakan pembedahan dari pembedahan kecil,
sedang, besar, hingga pembedahan khusus (canggih) dari berbagai
disiplin ilmu bedah.
Pembedahan canggih ada beberapa macam, yaitu mulai dari endourologi,
laparoskopi urologi, laparoscopy gynecology, hysteroscopy, endoscopy
neurology, CUSA, liposuction, athroscopy, microdisectomi, scalpel
ultrasonic, artroskopi, operasi invasive minimal pada tulang belakang,
endoskopi transanal (TEO), pendekatan Keyhole pada pembedahan
invasive minimal Neurosurgery, Endoscopy Third Ventriculostomy
(ETV), Functional Endoscopy Sinus Surgery (FESS), Bedah Laring
Mikroskopik (BLM).
 Isntalasi Anastesional.
 Isntalasi Radiologi.
 Laboratorium Mikrobiologi Klinik.
Laboratorium Mikrobiologi Klinik memberikan pelayanan yang berupa
pemeriksaan kepuasan langsung. Identifikasi mikroba penyebab infeksi
dengan pemeriksaan kultur, tes kepekaan antibiotic dengan menggunakan
peralatan canggih VITEK.

31
Pemeriksaan khusus untuk MDR-TB dengan menggunakan alat
genecpert.Pemerikasaan mikroba lingkungan dan pemeriksaaan serologi
infeksi. Laboratorium Mikrobilogi Klinik juga dilengkapi dengan
fasilitas peralatan canggih yang berupa Jitek 2 cnupact yang berfungsi
untuk pemeriksaan kultur dan sensitivitas antibiotika secara otomatis.
Gen expert yang merupakan alat cepat untuk memeriksa TB yang
memenuhi 9 kriteria yang ditentukan sehingga dapat langsung
mendeteksi pasien positif atau negative bakteri mycobacterium
tubercolosis.
 Isntalasi Farmasi.
Pelayanan farmasi merupakan kegiatan terpadu dengan filosofi asuhan
kefarmasian (Pharmaceutical care) yang bertujuan untuk
mengindentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan per-masalahan terkait
obat (Drug Related Problems) dan masalah yang berhubungan dengan
kesehatan, serta menjamin mutu setiap tahap proses penggunaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan di rumah sakit. Instalasi Farmasi juga
ditunjang dengan sistem komputerisasi menggunakan Aplikasi Inventori
dan Aplikasi Klaim.
 Isntalasi Patologi Anatomi.
Laboratorium Patologi Anatomi memiliki pelayanan unggulan yaitu
pengecatan immunohistokimia yang bermanfaat untuk diagnose dan
terapi. Pengecatan immunohistokimia adalah pemeriksaan immune yang
dilakukan pada lapisan sitologi yang diambil dengan cara FNAB. Jenis
pengecatan yang sudah dilakukan pada laboratorium patologi anatomi
terdiri dari : ER, PR, HER-2, LCA, CD-20, VIMENTIK, DESMIA,
CYTOKNATIN, P-53, S100 dan CD-34.
b. Penunjang Non Medis.
 Penyehatan Lingkungan.
 Pemeliharaan Saranan Non Medik.
 Pemeliharaan Saranan Alat Medik.
 Teknologi dan Komunikasi.

32
 Laundry, Sterilisasi, dan Sanitasi.

3.2 Hasil Pelaksanaan PKRM 1.

3.2.1 Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Malang.

3.2.1.1 Sistem Pendaftaran.


Sistem pendaftaran di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat sudah
terkomputerisasi. Sistem pendaftaran terdiri atas rawat jalan, rawat inap, dan
gawat darurat. Pendaftaran pasien dibedakan menjadi pasien baru, pasien lama
berdasarkan jenis kedatangannya. Selain itu pendaftaran pasien dibedakan juga
menjadi pasien umum dan pasien BPSJ. Pasien baru ialah pasien yang belum
pernah berobat ke RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat. Sedangkan, pasien lama
ialah pasien yang sudah pernah berobat sebelumnya. Untuk pasien umum,
terdapat beberapa persyaratan yang harus dibawa saat mendaftar adalah fotocopy
KTP, fotocopy KTP penganggung jawab, dan fotocopy kartu keluarga. Sedangkan
untuk pasien BPJS, persyaratan yang harus dibawa saat mendaftar adalah rujukan
asli dari PPK 1 atau PPK 2, fotocopy kartu peserta BPJS, fotocopy KTP
penanggung jawab, dan fotocopy kartu keluarga.

1. Sistem Pendaftaran Rawat Jalan.


Pada pendaftaran rawat jalan dibedakan menjadi pasien umum dan BPJS atau
AsKes. Untuk pasien yang pernah berobat sebelumnya, pasien menyerahkan
KIB kepada petugas pendaftaran. Sedangkan, untuk pasien baru akan
dibuatkan KIB dan dokumen rekam medis baru.
2. Sistem Pendaftaran Rawat Inap.
Pasien rawat inap berasal dari IGD dan rawat jalan yang membutuhkan
perawatan lebih lanjut.
3. Sistem Pendaftaran IGD.
Pasien gawat darurat diberikan pelayanan terlebih dahulu oleh dokter. Pada
unit IGD petugas akan melakukan triase untuk menentukan parah tidaknya
cedera atau penyakit yang dialami pasien.

33
Alur Pelayanan RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat :

34
3.2.1.2 Kondisi Umum Di Ruang Filling.
1. Sistem Pengkodean.
Sistem pengkodean di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Malang
menggunakan ICD elektronik untuk mengkode penyakit.
2. Sistem Penomeran.
Sistem penomeran yang digunakan di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman
Wediodiningrat Malang adalah Serial Unit Numbering System dengan 6 digit
angka. Serial Unit Numbering System adalah gabungan dari unit numbering
system dan serial numbering system, setiap kali pasien datang diberikan nomor
rekam medis baru, tetapi dokumen rekam medis yang baru digabung dengan
dokumen rekam medis terdahulu dibawah nomer yang paling baru.
3. Sistem Penamaan.
Sistem penanamaan di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Malang
sesuai dengan kartu identitas pasien yang sah. Dapat berupa KTP, SIM , dan
passport bagi warga negara asing.
4. Sistem Penyimpanan.
Sistem penyimpanan di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat
Malang menggunakan sentralisasi. Yaitu dokumen rekam medis rawat jalan,
rawat inap, dan UGD ditempatkan dalam satu ruangan.
5. Sistem Penjajaran.
Sistem penjajaran di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Malang
menggunakan Terminal Digit Filling System. Yaitu sistem penjajaran dokumen
rekam medis berdasarkan nomor rekam medis pada 2 angka kelompok akhir.
6. Sistem Retensi dan Pemusnahan Dokumen Rekam Medis.
Sistem retensi adalah kegiatan memisahkan antara dokumen rekam medis aktif
dan inaktif. Sedangkan, pemusnahan dokumen adalah kegiatan memusnakan
dokumen rekam medis agar mengurangi beban penyimpanan dokumen rekam
medis. Pemusnahan dokumen rekam medis di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman
Wediodiningrat Malang tidak dilakukan 5 tahun sekali sesuai dengan
PERMENKES No. 269/MenKes/Per/III/2008, melainkan lebih dari 5 tahun.
Pada tahun 2005 dr. Radjiman Wediodiningrat Malang melakukan pemusnahan

35
dokumen rekam medis dan sampai tahun 2017 belum melakukan pemusnahan
kembali. Alasannya adalah masih adanya ketersediaan tempat untuk
menyimpan dokumen rekam medis.

3.2.2 Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang.

3.2.2.1 Sistem Pendaftaran.


Sistem pendaftaran rumah sakit saiful anwar sudah terkomputerisasi. Sistem
pendaftarannya terdiri dari sistem pendaftaran Rawat Jalan, Rawat Inap dan
Rawat Darurat. Pendaftaran pasien dibedakan menjadi pendaftaran pasien umum
dan pasien asuransi. Pasien umum meliputi masyarakat umum , guru PNS, Swasta
dan non-BPJS. Pasien asuransi terdiri dari BPJS dan asuransi lainnya.

1. Sistem Pendaftaran Rawat Jalan.


Pada pendaftaran Rawat Jalan antara pasien umum dan pasien BPJS memiliki
loket pendaftaran tersendiri.

Pasien datang

Loket JKN/BPJS

Polikllinik

Apotik Rawat Inap

Pulang

36
2. Sistem Pendaftaran Rawat Inap.
Pasien rawat inap berasal dari IGD dan rawat jalan yang membutuhkan
perawatan lebih lanjut.

pasien

Loket pendaftaran Loket pendaftaran


IRJ IRD

Poli penyakit:
 Dalam
 Jantung
Ruang
 Paru
pemeriksaan
 Psikiatri
 Neurologi
 Kulit dan kelamin

Pasien harus Pasien boleeh Pasien harus Pasien boleh


rawat inap pulang rawat inap pulang

Ruangan rawat Ruangan rawat


inap sesuai kelas inap sesuai kelas
dan kasus dan kasus

Loket pembayaran Loket pembayaran

Pasien boleh Pasien boleh


pulang pulang

37
3. Sistem Pendaftaran IGD.
Pasien gawat darurat diberikan pelayanan terlebih dahulu oleh dokter. Pada
unit IGD petugas akan melakukan triase untuk menentukan parah tidaknya
cedera atau penyakit yang dialami pasien.

Pasien

Loket Pendaftaran Triage

P1 P2 P3
Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3

KRS

Penunjang

Radiologi
Observasi
Laboratorium

Bank Darah

Depo Farmasi
MRS

Operasi

Loket pembayaran

Kamar Jenazah

38
3.2.2.2 Kondisi Umum Di Ruang Filling.
1. Sistem Pengkodean.
Sistem pengkodean di RS. Saiful Anwar Malang menggunakan ICD-10 untuk
mengkode penyakit, ICD-9CM untuk mengkode tindakan dan prosedur medis,
ICD-O untuk menetapkan kode penyakit dan ICOPIM untuk mengkode obat-
obatan. Proses pengkodean masih dilakukukan secara manual
2. Sistem Penomeran.
Di RS. Saiful Anwar Malang sistem penomoran menggunakan Serial
Numbering System. Serial Numbering System adalah setiap pasien yang
datang berkunjung ke rumah sakit diberi nomer RM baru.
3. Sistem Penamaan.
Sistem penamaan yang digunakan di RS. Saiful Anwar Malang sesuai dengan
identitas pasien yang sah seperti KTP, KK.
4. Sistem Penjajaran.
Sistem penjajaran yang digunakan di RS. Saiful Anwar Malang terdiri atas 2
macam. Yaitu Straight Numerical Filling System untuk dokumen rekam medis
rawat jalan dan IGD. Terminal Digit Filling System untuk dokumen rekam
medis rawat inap.
5. Sistem Penyimpanan.
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis di RS. Saiful Anwar Malang
menggunakan sistem penyimpanan desentralisasi. Sistem penyimpanan
desentralisasi adalah dokumen rekam medis rawat jalan, gawat darurat dan
rawat inap dipisah. Di RS. Saiful Anwar Malang tempat penyimpanan DRM
rawat inap berada di lantai 3, sedangkan DRM rawat jalan berada di lantai 2.
Dalam penyimpanan dokumen rekam medis, setiap dokumen rekam medis
diberikan warna yang berbeda untuk mempermudah petugas dalam
pengambilan dokumen rekam medis. Warna-warna yang digunakan adalah :
a. Merah(1).
b. Hijau(2).
c. Orange(3).
d. Biru(4).

39
e. Ungu(5).
f. Hitam(6).
g. Merah Muda(7).
h. Biru muda(8).
i. Hijau Muda(9).
j. Abu-Abu(0)
6. Sistem Retensi dan Pemusnahan Dokumen Rekam Medis.
Sistem retensi adalah kegiatan memisahkan antara DRM aktif dan inaktif
sedangkan pemusnahan DRM adalah kegiatan memusnakan DRM agar
mengurangi beban penyimpanan DRM. Di RS. Saiful Anwar Malang DRM
rawat inap aktif selama 5 tahun, kemudian menjadi inaktif selama 2 tahun dan
dileatakkan di lantai 4. DRM rawat jalan aktif selama 3 tahun, kemudian
menjadi inaktif selama 3 tahun. Setelah DRM melewati masa inaktif maka
akan dilakukan pemusnahan. DRM yang tidak dimusnakan yaitu identitas
pasien masuk, tindakan operasi dan inform consent.

3.3 Perbedaan Pelaksanaan UKRM di 2 Rumah Sakit.


1. Sistem Penyimpanan.
Sistem penyimpanan yang digunakan di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
adalah desentralisasi. Sedangkan sistem penyimpanan di Rumah Sakit Jiwa dr.
Radjiman Wediodiningrat Malang menggunakan sentralisasi.
2. Sistem Rekam Medis.
Sistem rekam medis yang digunakan di Sumah Sakit Saiful Anwar Malang
masih dilakukan secara manual tanpa bantuan komputer. Sedangkan di rumah
sakit jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Malang sudah menggunakan
komputerisasi bahkan sudah terhubung dengan sistem lain yang ada di rumah
sakit tersebut.
3. Sistem Penjajaran.
Sistem penjajaran yang digunakan di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
menggunakan terminal digit filling system untuk rekam medis rawat inap dan
straight numbering filling system untuk rekam medis rawat jalan dan IGD.

40
Sedangkan sistem penjajaran yang digunakan di Rumah Sakit Jiwa dr.
Radjiman Wediodiningrat Malang menggunakan terminal digit filling system.
4. Rak penyimpanan.
Rak penyimpanan yang terdapat di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang masih
sebagian menggunakan roll ‘o’ pack. sedangkan di rumah sakit jiwa dr.
Radjiman wediodiningrat rak penyimpanannya menggunakan full roll ‘o’ pack.
5. Sistem pemusnahan.
Pemusnahan rekam medis di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang dilakukan 3
tahun sekali. Sedangkan di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat
Malang dilakukan lebih dari 5 tahun, dimana pemusnahan berkas rekam medis
terakhir kali dilakukan pada tahun 2005.

3.4 Isu Strategis.

A. Rumah Sakit Jiwa dr.Radjiman wediodiningrat.


1. Pemusnahan berkas rekam medis dilakukan lebih dari 5 tahun, hal tersebut
tidak sesuai dengan PERMENKES No. 269/Meskes/Per/III/2008: Tentang
rekam medis.
2. Koder yang ada pada rumah sakit tidak mendapat peran yang berarti,
pengkodean penyakit dilakukan oleh dokter. Koder hanya mengoreksi
kesalahan pengkodean saja.

B. Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang.


1. Pemusnahan berkas rekam medis dilakukan satiap 3 tahun, hal tersebut tidak
sesuai dengan PERMENKES No. 269/Meskes/Per/III/2008: Tentang rekam
medis.
2. koder yang ada pada rumah sakit tidak mendapat peran yang berarti,
pengkodean penyakit dilakukan oleh dokter. Koder hanya mengoreksi
kesalahan pengkodean saja.
3. Ruang rekam medis masih dibawah standart dikarenakan ruangan kurang
nyaman dan sempit.

41
4. Untuk rumah sakit akreditasi paripurna penggunaan roll ‘o’ pack untuk
penyimpanan dokumen rekam medik masih belum digunakan.

42
BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan.
RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat merupakan rumah sakit milik kementrian
kesehatan, sedangkan RSUD Saiful Anwar merupakan rumah sakit milik provinsi.
Kedua rumah sakit sama sama memiliki akreditasi A (paripurna).

Untuk bagian unit rekam medis tidak semua rumah sakit sama. Ada rumah
sakit yang masih menggunakan rekam medis manual dan ada juga rumah sakit
yang sudah menggunakan rekam medis elektronik. Untuk rekam medis di RSJ dr.
Radjiman Wediodiningrat lebih canggih dari pada RSUD Saiful Anwar, mereka
sudah menggunakan elektronik sedangkan RSUD masih manual. Di bagian
penyimpanan berkas pun kedua rumah sakit berbeda RSJ menggunakan
sentralisasi sedangkan RSUD menggunakan desentralisasi.

Dari dua rumah sakit ini dapat dismpulkan bahwa jenis rumah sakit
berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi 2 yaitu Rumah Sakit Umum dan
Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit umum adalah rumah sakit yang melayani
segala macam pasien sedangkan rumah sakit khusus melayani dominan pasien
dengan keluhan khusus.

Dalam pengelolaan rekam medisnya, rumah sakit diberikan wewenang untuk


memilih sendiri sistem penamaan, penomoran, penjajaran dan penyimpanan
sesuai dengan kondisi rumah sakit tersebut. Walaupun di PERMENKES sudah
ditentukan tetapi rumah sakit dapat menyesuaikan sendiri berdasarkan situasi dan
kondisi di lapangan.

4.2 Saran.
RS. Saiful Anwar sebagai rumah sakit provinsi yang menjadi rujukan dari
beberapa rumah sakit di jawa timur seharusnya di bagian unit rekam medis sudah
harus lebih canggih menggunakan elektronik bukan manual untuk pengerjaannya.
Selain itu, untuk penyimpanan berkas rekam medis diharapakan RS. Saiful Anwar
dapat memperluas tempat penyimpanan berkas rekam medis agar terlihat lebih
rapi.

43
Sistem penyimpanan pada rak dokumen rekam medis di Rumah Sakit Dr.
Radjiman weiodiningrat sudah baik karena sudah menggunakan roll of packk
pada penyimpanan manualnya. Akan tetapi masih kurang karena untuk petunjuk
pencarian dokumen masih kurang baik. Sebaiknya ditambahkan sop petunjuk
warna agar lebih mudah dalam proses pencarian dokumen rekam medis pasien,
sehingga pelayanannya lebih efektif dan efisien.

44
DAFTAR PUSTAKA

http://www.mipa-farmasi.com/2016/09/definisi-dan-klasifikasi-rumah-sakit.html
(Diakses 2 Mei 2017).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20297/Chapter%20II.pdf?sequ
ence=4 (Diakses 2 Mei 2017).

http://rumah-sakit.findthebest.co.id/l/1031/RS-Jiwa-Dr-Radjiman-Wediodiningrat
(Diakses 2 Mei 2017).

http://rsjlawang.com/fas_rain.html (Diakses 2 Mei 2017).

http://pormiki.or.id/definisi-dan-isi-rekam-medis-sesuai-permenkes-no-
269menkesperiii2008/02/05/2017 (Diakses 2 Mei 2017).

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/KMK_No._377_ttg_Standar_Profesi_Perekam_
Medis_dan_Informasi_Kesehatan_.pdf (Diakses 2 Mei 2017).

https://sinergi.web.id/pedoman-umum/05/05/2017 (Diakses 5 Mei 2017).

http://documents.tips/documents/profil-rumah-sakit-dr-saiful-anwar-
malang.html/05/05/2017 (Diakses 5 Mei 2017).

45
LAMPIRAN

Gambar 1. Cover Dokumen Rekam


Medis RSJ Lawang

46
Gambar 2. Data Pengunjung
RSJ Lawang

Gambar 3 Algoritma Code Blue


RSJ Lawang

47
Gambar 4. Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis

Gambar 5. ALur Pelaksanaan Bantuan Hidup


Dasar RSJ Lawang

48
Gambar 6. Alur Pelayanan Instalasi RI I RSSA Malang

Gambar 7. Alur Peminjaman Berkas Rekam Medis RSSA


Malang

49
Gambar 8. Alur Pasien BPJS / JKN Rawat Jalan
RSSA Malang

Gambar 9. Alur Pelayanan RSJ


Lawang
50
Gambar 10. Alur Pelayanan Pasien Umu,
Askes, dan JamKesMas

Gambar 11. SOP Triage Non


Psikiantri RSJ Lawang.

51
Gambar 12. SOP Triage Non
Psikiatri RSJ Lawang.

Gambar 13. Buku Register Peminjaman dan Pengembalian


DRM RSJ Lawang

52
Gambar 14. KIB RSJ Lawang.

Gambar 15. KIB RSJ Lawang.

53

Anda mungkin juga menyukai