i
BAB 3 HASIL KEGIATAN ................................................................................. 13
LAMPIRAN .......................................................................................................... 46
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki peran sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan. Definisi rumah sakit sendiri menurut (Undang-
Undang No. 44, 2009) adalah instutusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit
adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit
juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
(World Health Organization).
1
Rekam medis sebagai salah unit di rumah sakit yang mendukung kegiatan
Rumah Sakit. Unit rekam medis merupakan unit yang mempunyai kegiatan yang
beragam, tidak hanya terpaku pada kegiatan pencatatan saja tetapi rekam medis
adalah unit yang mengelola berkas beserta isi dari rekam medis itu sendiri.
Pengelolaan yang dimaksud adalah proses pengelolaan berkas rekam medis pasien
dari awal berkas diberikan sampai berkas tersebut disimpan dalam rak
penyimpanan. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan,
serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
(PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008).
Tujuan utama dari rekam medis itu sendiri adalah membantu dokter untuk
memberikan perawatan kesehatan yang berkualitas kepada para pasien mereka
(CPSO, 2012). Rekam medis digunakan sebagai acuan dalam memberikan
tindakan atau terapi kepada pasien. Tenaga kesehatan akan sulit dalam melakukan
tindakan atau terapi sebelum mengetahui sejarah penyakit, tindakan atau terapi
yang pernah diberikan kepada pasien yang terdapat di dalam berkas rekam medis.
Dalam suatu rumah sakit, sarana komunikasi antar petugas kesehatan diakomodasi
dalam bentuk rekam medis rumah sakit.
2
1.2 Tujuan Kegiatan.
3
1.3 Manfaat.
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5
dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik,
psikiatrik, ibu hamil, dan sebagainya. Sedangkan, Rumah Sakit Khusus adalah
rumah sakit yang mempunyai fungsi primer, memberikan diagnosis dan
pengobatan untuk penderita yang mempunyai kondisi medik khusus, baik bedah
atau non bedah.
6
c. Rumah Sakit Umum Kelas C yaitu harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik.
d. Rumah Sakit Umum Kelas D yaitu harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar.
2. Klasifikasi Rumah Sakit Khusus.
a. Rumah Sakit Khusus Kelas A.
b. Rumah Sakit Khusus Kelas B.
c. Rumah Sakit Khusus Kelas C.
Pengklasifikasian Rumah Sakit Khusus ditetapkan berdasarkan pelayanan,
Sumber Daya Manusia, peralatan, sarana dan prasarana, serta administrasi dan
manajemen.
7
2.1.3 Tujuan Rumah Sakit.
Tujuan Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44
tahun 2009 tentang rumah sakit adalah:
8
1. Pasien Rawat Jalan.
Data pasien rawat jalan yang dimasukkan dalam medical record sekurang-
kurangnya antara lain:
a. Identitas Pasien.
b. Tanggal dan waktu.
c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
d. Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis.
f. Rencana penatalaksanaan.
g. Pengobatan dan atau tindakan.
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
i. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik.
j. Persetujuan tindakan bila perlu.
9
3. Ruang Gawat Darurat
Data pasien rawat inap yang harus dimasukkan dalam medical record
sekurang-kurangnya antara lain:
a. Identitas Pasien.
b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan.
c. Identitas pengantar pasien.
d. Tanggal dan waktu.
e. Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.
f. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
g. Diagnosis.
h. Pengobatan dan/atau tindakan.
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat
darurat dan rencana tindak lanjut.
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan.
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke
sarana pelayanan kesehatan lain.
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu.
Menurut Depkes RI (1994) kegunaan berkas rekam medis dapat di lihat dari
berbagai aspek, diantaranya adalah :
a. Aspek Administrasi.
Berkas rekam medik mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab sebagai tenaga medik dan
paramedik dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
10
b. Aspek Hukum.
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut
masalah adanya kepastian hukum atas dasar keadilan. Dalam rangka usaha
menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan
keadilan.
c. Aspek Penelitian.
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai penelitian, karena isinya
mengandung data atau informasi tentang perkembangan kronologis dari
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut
dapat digunakan sebagai bahan referensi pengajaran di bidang profesi si
pemakai.
d. Aspek Dokumentasi.
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menjadi sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
e. Aspek Medik.
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai medik karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar merencanakan pengobatan atau perawatan yang
diberikan kepada pasien.
11
1. Kompetensi Pokok Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, meliputi:
a. Klasifikasi& Kodifikasi Penyakit, Masalah-masalah Yang Berkaitan
Dengan Kesehatan dan Tindakan Medis.
b. Aspek Hukum & Etika Profesi.
c. Manajemen Rekam Medis & Informasi Kesehatan.
d. Menjaga Mutu Rekam Medis.
e. Statistik Kesehatan.
12
BAB 3 HASIL KEGIATAN
A. Kepemilikan.
Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat dimiliki oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Visi :
Menjadi Rumah Sakit pusat rujukan nasional psikogreriatri pada tahun 2019.
Misi :
1. Mengembangkan Rumah Sakit pusat rujukan nasional dalam pelayanan
kesehatan jiwa yang prima dengan unggulan usia lanjut.
2. Mewujudkan sistem manajemen Rumah Sakit yang menjamin kepastian hukum
secara efektif, efisien, transparan, akuntabel, dan responsif menjawab tuntunan
masyarakat.
3. Mengembangkan pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang terintegrasi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan.
4. Meningkatkan upaya pengangulan masalah psikosial di masyarakat dan
mengembangkan jejaring kesehatan jiwa.
13
Mottto :
Motto dari RSj dr. Radjiman Wediodiningrat adalah PASTI
E. Struktur Organisasi.
14
F. Tenaga Kerja.
1. Dokter Umum : 37 orang.
2. Dokter Spesialis : 20 orang.
Spesialis – Penyakit Dalam : 3 orang.
Spesialis – Bedah : 1 orang.
Spesialis – Anastesi : 1 orang
Spesialis – Obsgin : 1 orang.
Spesialis – Psikiatri : 11 orang.
Spesialis – Radiologi : 1 orang.
Spesialis – Syaraf : 1 orang.
3. Dokter Gigi : 2 orang.
4. Dokter Spesialis Gigi : 1 orang.
5. Dokter Spesialis Gigi – Radiologi : 1 orang.
6. Perawat : 354 orang.
7. Pegawai Khusus Medis : 12 orang.
8. Teknisi Medis : 23 orang.
9. Pegawai Khusus Bidan : 1 orang.
10. Pegawai Khusus Gizi : 15 orang.
11. Pegawai Khusus Kefarmasian : 17 orang
12. Pegawai Khusus Kesehatan Masyarakat : 9 orang.
13. Pegawai Non Kesehatan : 331 orang.
15
H. Klinik Bedah dan Kamar Operasi.
I. Klinik Kulit.
J. Klinik Tumbuh Kembang Anak.
K. Klinik Fisioterapi.
L. Klinik Foto Aura.
M. Mobil Ambulance 24 jam.
N. Ventilator.
O. Bank Darah.
P. Defibrilator.
Q. Layanan Apotek 24 jam.
2. Rawat Inap.
Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodingrat Malang menyediakan kamar
perawatan yang dibedakan menajadi 4 kelas, namun pelayanan yang diberikan
kepada pasien tidak berbeda di semua kelas. Kapasitas tempat tidur yang
tersedia pada pelayanan rawat inap adalah 700 tempat tidur. 700 tempat tidur
ini dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu :
A. VIP = 10 Tempat Tidur.
B. Kelas I = 42 Tempat Tidur.
C. Kelas II = 185 Tempat Tidur.
D. Kelas III = 463 Tempat Tidur.
Sedangkan dalam pelayanan rawat inap dibedakan menjadi :
A. Rawat Inap IPCUP.
B. Rawat Inap Zieken zaal.
C. Rawat Inap Napza.
D. Rawat Inap Psikogeriatri.
E. Rawat Inap Anak dan Remaja.
F. Rawat Inap Mental Organik.
G. Autis.
H. Intalasi Pelayanan Umum.
16
3. Pelayanan Spesialis.
a. Spesialis Bedah.
b. Spesialis Anestesi.
c. Spesialis Obsgin.
d. Spesialis Penyakit Dalam.
e. Spesialis Syarat.
f. Spesialis Radiologi.
g. Spesialis Psikiatri.
4. Pelayanan Pendukung.
A. Pos Penjagaan.
Memberikan keamanan untuk pasien pengunjung yang memerlukan
keamanan dalam pelayanan rumah sakit adalah tugas dari tim penjagaan.
B. Pemulasan Jenazah.
C. Museun Kesehatan Jiwa.
Museum Kesehatan Jiwa ini merupakan wahana pembelajaran dan
perkembangan sejarah teknologi kedokteran khususnya di bidang kesehatan
jiwa. Sedikitnya tersimpan sekitar 700 koleksi yang terdiri dari benda-benda
dan dokumen lawas yang berkaitan dengan riwayat masa lampau berdirinya
RSJ ini. Termasuk tempat menyimpan alat-alat kesehatan jiwa sejak masa
pendudukan Belanda. Terdapat pula dokumentasi dan riwayat RSJ dr.
Radjiman Wediodiningrat dari masa ke masa.
5. Pelayanan Penunjang.
A. ECT dan HI-TOP (Brain Mapping).
ECT adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan
menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik. Tindakan ini
adalah bentuk terapi pada klien dengan mengalirkan arus listrik melalui
elektroda yang ditempelkan pada pelipis klien untuk membangkitkan kejang
grandmall.
17
B. Elektromedis Pemeriksaan Kekeroposan Tulang.
C. Laboratorium.
D. CT-Scan.
CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
E. X-Ray.
Pemeriksaan X-Raya adalah tes umum yaang digunakan untuk membantu
para doktermelihat bagian dalam tubuh pasien tanpa perlu melakukan insisi.
F. MRI.
MRI atau magnetic resonance imaging merupakan salah satu tindakan atau
prosedur diagnostik berupa alat pemindai yang memanfaatkan medan
magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar sturktur
dan organ tubuh yang tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan lain.
G. USG 4 Dimensi.
USG adalah pemeriksaan kondisi janin yang dikandung dengan
menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi. USG setidaknya
dilakukan sebelum usia kehamilan mencapai 3 bulan untuk mengetahui usia
kandungan dan lokasi janin, lalu saat trimester kedua untuk mengetahui ada
kelainan atau tidak. Pada pemeriksaan USG 4D gambar yang dihasilkan
lebih detail dan akurat serta bisa bergerak sehingga terlihat seperti sebuah
film.
H. Electrocardiogram (ECG).
Electrocardiogram adalah tes medis untuk mendeteksi kelainan jantung
dengan mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan oleh jantung,
sebagaimana jantung berkontraksi.
I. Elektroensefalogram (EEG).
Elektroensefalogram adalah salah satu tes yang dilakukan untuk mengukur
aktivitas kelistrikan dari otak untuk mendeteksi adanya kelainan dari otak.
18
3.1.2 Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang.
a. Kepemilikan.
Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Timur.
Visi :
Menjadi rumah sakit berstandar kelas dunia pilihan masyarakat.
Misi :
1. mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan
keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan.
2. mewujudkan penyelenggaraan pendidikan dan penelitian kesehatan berkelas
dunia.
3. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional, akuntabel, dan
transparan.
4. Meningkatkankualitas sumber daya manusia melalui pemenuhan tenaga yang
terlatih dan terdidik secara profesional.
19
Motto :
Kepuasan dan keselamatan pasien adalah tujuan kami.
e. Struktur Organisasi.
f. Tenaga Kerja.
1. Dokter Umum : 36 orang.
2. Dokter Spesialis : 240 orang.
Dokter Sp Og : 19 orang.
Dokter Sp Pd : 25 orang.
Dokter Sp B : 2 orang.
Dokter SpRad : 10 orang.
Dokter Sp RM : 5 orang.
Dokter Sp A : 11 orang.
Dokter Sp Jp : 3 orang.
Dokter Sp M : 19 orang.
Dokter Sp A : 24 orang.
Dokter Sp Urologi : 5 orang.
20
Dokter Sp Orthopedi : 2 orang.
Dokter Sp Kulit dan Kelamin : 10 orang.
Dokter Sp Forensik : 5 orang.
Dokter Sp Psikiatri : 4 orang.
Dokter Sp Patologi Anatomi : 8 orang.
Dokter Sp THT : 9 orang.
Dokter SP PK : 13 orang.
Dokter SP Paru : 9 orang.
Dokter SP Bedah Thoraks : 2 orang.
Dokter SP Bedah Anak : 2 orang.
Dokter SP Bedah Orthopedi : 9 orang.
Dokter Sp Saraf : 13 orang.
Dokter Sp Lainnya : 18 orang.
Dokter SP Bedah Saraf : 4 orang.
Dokter SP Bedah Plastik : 3 orang
Dokter Sub Spesialis : 6 orang.
3. Dokter Gigi : 4 orang.
4. Dokter Gigi Spesialis : 12 orang.
Dokter Gigi Sp Bedah Mulut : 3 orang.
Dokter Gigi Sp Konservasi : 3 orang.
Dokter Gigi Sp Karang Gigi : 3 orang.
Dokter Gigi Sp Anak : 2 orang.
Dokter Gigi Sp Gigi Tiruan : 1 orang.
5. Perawat dan Spesialis : 1082 orang.
Ners : 94 orang.
Perawat Bedah : 3 orang.
Perawat Gigi : 11 orang.
Perawat Lainnya : 974 orang.
6. Bidan Pendidik : 3 orang.
7. Farmasi : 169 orang.
21
Apoteker : 58 orang.
Analis Farmasi : 121 orang.
8. Keteknisian Medis : 154 orang.
Radiografer : 45 orang.
Elektromedis : 6 orang.
Teknisi Gigi : 2 orang.
Analis Kesehatan : 48 orang.
Refraksionis : 4 orang.
Rekam Medik : 43 orang.
Ortotik : 1 orang.
Teknisi Transfusi Darah : 5 orang.
9. Tenaga Kesehatan Lainnya : 81 orang.
Sanitasi : 6 orang.
Terapi Wicara : 1 orang.
Nutrisionis : 57 orang.
Fisioterapi : 14 orang.
Terapi Okupasi : 2 orang
Akupunturis : 1 orang.
10. Tenaga Non Medis : 1172 orang.
Administrasi Keuangan : 52 orang.
Humas : 9 orang.
Perencanaan : 5 orang.
Pelaporan : 8 orang.
Informasi Teknologi : 9 orang.
Pekarya : 423 orang.
Perpustakaan : 1 orang.
Tenaga Non Kes : 665 orang.
22
g. Pelayanan dan Fasilitas.
1. Instalasi Rawat Jalan.
Instalasi Rawat Jalan (IRJ) memiliki 19 poli yang terdiri atas: poli Penyakit
Dalam, poli Bedah, poli Onkologi, poli anak, poli Kebidanan dan Kandungan,
poli THT, poli Mata, poli Kulit dan Kelamin, poli Syaraf, poli Jiwa, poli Paru,
poli Jantung, poli Komplementer, poli Gizi, poli GCU, Poli PTRM, Poli Gigi
dan Mulut, Poli Rehabilitasi Medik dan poli Karyawan. Di samping itu di
berbagai poli melayani kelainan subspesialistik, di antaranya poli ortopedi,
urologi, bedah plastik, bedah saraf, endokrinologi, geriatri, dan spesialistik
lainnya.
a. Poli Mata
Poliklinik Mata RSUD Dr. Saiful Anwar Malang menyediakan berbagai
macam layanan pengobatan untuk penanganan kelainan penglihatan dan
penyakit seputar mata dengan dukungan peralatan diagnostik mata yang
lengkap. Tim dokter spesialis mata serta konsultan dari berbagai keahlian
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang siap memberikan konsultasi mata terpadu
dalam mengatasi berbagai permasalahan mulai dari radang mata, katarak,
glaukoma, layanan rekonstruksi mata.
Tindakan yang dilakukan mulai dari pengukuran tekanan bola mata dengan
Tono Metri; pemeriksaan untuk melihat luasnya kerusakan saraf mata
dengan Perimetry; pemeriksaan tajam penglihatan atau Visus; pengukuran
minus atau silinder mata dengan Refraksi, pemeriksaan untuk mendeteksi
dini kelainan pada kornea mata dengan Slit Lamp. Hadir pula teknik Phaco
Emulsificasi untuk bedah katarak dengan sayatan +/- 2 mm dan risiko
minimal.
b. Poli Paru.
Poliklinik Paru yang dimiliki RSUD Dr. Saiful Anwar malang meliputi :
Konsultasi asma dan penyakit paru obstruktif kronik, Terapi Inhalasi
Penyakit tuberculosis, infeksi paru dan pernapasan, Pemeriksaan faal paru,
Konsultasi gangguan tidur, Konsultasi berhenti merokok. Dilengkapi
23
dengan alat diagnosa, Spirometri, Bronkoskopi dan penanganan lebih lanjut
oleh para dokter ahli.
c. Poli THT.
Poliklikink THT adalah layanan diagnosa dan terapi berbagai gangguan dan
penyakit organ-organ telinga, hidung, dan tenggorokan.
d. Poli Jiwa.
Poliklinik Jiwa RSUD Dr. Saiful Anwar Malang didukung oleh tim dokter
ahli kesehatan jiwa dewasa dan dokter ahli kesehatan jiwa anak, serta
psikolog berpengalaman siap membantu pasien dewasa dan anak-anak
dengan problema tumbuh kembang anak seperti kesulitan makan, belajar,
autisme, hiperaktif, dll.
Klinik ini selalu berupaya memberikan layanan konsultasi terbaik bagi
pasien yang membutuhkan dengan pendekatan holistik. Ruang konsultasi
yang tenang dan nyaman membuat pelayanan bisa ditangani secara
profesional, tenang dan nyaman sekalipun bagi anak-anak.
e. Poli Onkologi.
Adalah sub bagian bidang medis yang mempelajari dan merawat kanker.
Poli onkologi di RSUD Dr. Saiful Anwar telah dioperasikan pada tahun
2007 yang merupakan poliklinik yang khusus melayani kasus yang
berhubungan dengan benjolan dengan diameter > 3 cm, seperti :
Fibroadenoma Mammae, Carcinoma Mammae, Struma, Carcinoma
Epidermoid, Carcinoma Colli, dan lain lain.
f. Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM).
Merupakan salah satu program WHO yang bekerjasama dengan Depkes RI.
PTRM di RSSA didirikan pada bulan april 2010 dengan sasaran pengguna
NAPZA suntik golongan opioid (Morfin dan Heroin). Pada prinsipnya
metadon dipilih sebagai terapi utama substitusi karena memiliki efek
menyerupai morfin dan heroin dengan masa kerja yang lebih panjang
sehingga dapat diberikan satu kali sehari dan penggunaannya dengan cara
oral (diminum). Kegiatan rutin yang dilakukan oleh PTRM adalah
mengadakan pertemuan jejaring dengan pasien dan keluarganya.
24
g. Poliklinik General Check Up.
Merupakan poliklinik yang melakukan tindakan preventive yang berfungsi
untuk mengetahui dan mengukur kesehatan fisik tubuh secara laboratoris,
khususnya dengan kinerja faal organ dalam tubuh (Jantung, Paru-paru, Hati,
Ginjal dan Organ tubuh yang lain) dan untuk mengetahui kekurangan
ataupun kelebihan produk kimia klinik dalam darah (kadar gula, lemak,asam
urat dan produk kimia dalam darah).
h. Poli Geriatri.
Merupakan poli baru yang khusus menangani penyakit pada lansia (lanjut
usia) yang berusia ≥ 60 tahun dan memiliki penyakit komplikasi lebih dari 1
(satu) jenis.
i. Poli Komplementer.
Adalah poli yang memberikan pelayanan kesehatan sebagai pelengkap
pelayanan konvensional. Jenis pelayanan yang diberikan, antara lain:
Herbal: obat yang berasal dari tanaman tradisional.
Akupuntur:sistem pengobatan dengan cara menusukkan jarum di titik-
titik tertentu pada tubuh (meridian) guna mendapatkan kesembuhan dari
suatu penyakit atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan.
j. Klinik Estetika.
Merupakan salah satu bagian dari Poli Kulit dan Kelamin. Klinik ini
memberikan pelayanan kepada pasien yang memiliki masalah dengan kulit
atau yang hanya menginginkan pelayanan kosmetik medik. Jenis pelayanan
yang diberikan antara lain:
Microdermabrasi, yaitu perawatan untuk mengangkat jerawat, komedo,
serta peremajaan kulit.
Acne footlight.
Peeling.
Kimia.
Facial.
Laser Nd: YAG, yaitu perawatan yang ber-guna untuk menghilangkan
pigmentasi seperti tanda lahir, flek, atau tato.
25
Laser Co2 flactional, yaitu perawatan yang berguna untuk
menghilangkan lubang bekas jerawat.
Ultraviolet B, NB yang berfungsi untuk menghilangkan psoriasis
Vitiligo, yang berguna untuk menghilangkan pigmentasi.
Bedah listrik berguna untuk menghilangkan kutil.
k. Hemodialisis.
RSSA menyelenggarakan layanan cuci darah (hemodialysis) dan Chronic
Ambulatoir Peritoneal Dialysis (CAPD). Jumlah mesin cuci darah yang
tersedia di RSSA saat ini adalah 32 mesin HD. Telah ada penambahan
sebanyak 6 buah mesin HD di tahun 2012 mengingat setiap tahun terjadi
peningkatan jumlah pasien gagal ginjal.
l. Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut.
Layanan kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan di lantai 2 bersamaan dengan
Instalasi Rawat Jalan. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan
berupa pelayanan dasar yang terdiri dari tindakan medik dasar umum dan
tindakan dasar khusus.Yang termasuk dalam tindakan medik dasar umum
adalah pelayanan untuk gigi dengan tumpatan tetap pada gigi permanen,
pencabutan gigi, pengobatan periodontal, scaling, dan pengobatan abses.
Sedangkan untuk tindakan dasar khusus terdiri dari bedah mulut, konservasi
gigi, periodonsia, prothodonsia, dan orthodonsia.
m. Poli Kebidanan dan Kandungan.
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan menyediakan pelayanan paripurna
untuk berbagai masalah kesehatan kewanitaan, alat reproduksi atau
kandungan sampai persalinan.
Untuk paripurnanya layanan disediakan berbagai program khusus wanita
hamil dan ibu paska persalinan mulai dari senam hamil dan nifas, informasi
tentang nutrisi, nifas, pemberian ASI, konsultasi IMD (Inisiasi Menyusui
Dini), memandikan dan pijat bayi, perawatan tali pusat, perawatan
payudara, dll. Klinik ini didukung dokter ahli kebidanan dan
penyakitkandungan serta berbagai konsultan/ subspesialis, bidan dan
perawat terampil.
26
n. Poli Bedah.
o. Poli Syarat.
2. Instalasi Rawat Inap.
Pelayanan di instalasi rawat inap dibagi menjadi 3 kelas, yakni :
a. Kelas I.
1 kamar terdiri 2 orang pasien, yang diberi pembatas.
Kamar mandi dalam.
Lemari pakaian.
Tempat tidur terdiri dari kasur, guling, bantal, dan selimut wool.
Alat makan berupa piring.
Fan.
Meja dan kursi bagi penunggu.
b. Kelas II.
1 kamar terdiri dari 4 – 6 pasien.
Kamar mandi dalam untuk 4 – 6 orang pasien.
Lemari pakaian.
Tempat tidur terdiri dari kasur, bantal, dan selimut wool.
Alat makan berupa piting.
Fan.
Meja dan kursi bagi penunggu.
c. Kelas III.
Ruang panjang terdiri dari 20 orang bahkan lebih tergantung kapasitas
ruangan.
Kamar mandi untuk 10 – 15 orang.
Tempat tidur terdiri dari kasur, bantal, dan selimut bermotif garis.
3. Instalasi Gawat Darurat.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSSA memberikan Pelayanan
Kegawatdaruratan dengan standar tinggi bagi semua pasien. Pelayanan ini
didukung oleh sumber daya manusia yang handal dan memiliki kompetensi
penanganan pasien gawat darurat dan tersertifikasi dengan pelatihan BCLS,
27
BTLS, PPGD, Triage, ECG, dan Resusitasi Trauma. IGD juga dilengkapi
dengan alat-alat, antara lain: Bed Site Monitor, EKG, Difibrilator, Infus Pump,
Syringe Pump, WSD, Suction Pump, Emergency Kid, X-Ray, CT Scan,
Ventilator, Infrant Warmer, Incubator,dan Mobil Marlip.
Selain itu juga di IGD terdapat 3 kamar operasi lengkap dengan peralatannya
(mesin anastesi, meja operasi, lampu operasi, Electrocauter, Suction Pump).
IGD RSUD Dr. Saiful Anwar terdapat 3 ruangan tindakan yang disesuaikan
dari kegawatan kondsi pasien, yakni :
28
yang diberikan mulai dari perencanaan program penurunan berat
badan,konseling, monitoring dan evaluasi, cooking class serta jasa
catering diet.
C. Produksi dan Distribusi Makanan.
Bagian Produksi dan distribusi makanan di Instalasi Gizi
mengembangkan berbagai formula diet, khususnya formula makanan cair
seperti Formula WHO, Cair DM, cair Rendah Lactosa, Cair Nitrogen 80,
Cair Rendah Natrium, dan cair Rendah Protein. Keistimewaan formula
ini adalah dalam bentuk siap seduh dengan daya simpan yang lebih lama
dan dapat diberikan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan
D. Asuhan Gizi.
Sejak tahun 2006 kegiatan Asuhan Gizi mengacu pada Nutritional Care
Procces (NCP) yang terdiri dari 4 langkah kegiatan yaitu anamnesa,
diagnosis gizi, intervensi,monitoring,dan evaluasi gizi.Edukasi kepada
pasien dilakukan dengan cara konseling (rawat jalan) dan bed-site
teaching(rawat inap). Untuk mempemudah proses pengkajian data, dan
perencanaan intervensi gizi instalasi Gizimenerbitkan beberapa buku
yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan Ahli gizi dan penggunaan
software yang dapat diaplikasikan oleh seluruh ahli gizi baik rawat inap
maupun rawat jalan.
E. Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan.
Beberapa Hasil penelitiandan pengembangan gizi terapan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
Meniadakan deviasi pemberian formula WHO 75 pada pasien Gizi
Buruk sebesar 100%.
Pengaruh pemberian sari ikan Gabus terhadap peningkatan kadar
albumin serum pasien Sirosis Hepatis.
Meniadakan kejadian gangguan saluran pencernaan pada pasien
dewasa yang mengkonsumsi makanan cair sebesar 100%.
29
Instalasi Gigi dan Mulut.
Layanan kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan di lantai 2 bersamaan
dengan Instalasi Rawat Jalan.Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
diberikan berupa pelayanan dasar yang terdiri dari tindakan medik dasar
umum dan tindakan dasar khusus.
Yang termasuk dalam tindakan medik dasar umum adalah pelayanan
untuk gigi dengan tumpatan tetap pada gigi permanen, pencabutan gigi,
pengobatan periodontal, scaling, dan pengobatan abses.Sedangkan untuk
tindakan dasar khusus terdiri dari bedah mulut, konservasi gigi,
periodonsia, prothodonsia, dan orthodonsia.
Isntalasi Kedokteran Forensik.
RSSA memberikan pelayanan kedokteran forensik, yang meliputi:
pemeriksaan jenasah luar dan dalam, perawatan jenasah, pengawetan
(embalming), penggalian, membuat visum et repertum, dan konsultasi
medis untuk asuransi. Selain itu juga memiliki pelayanan laboratorium
serologis (untuk penentuan golongan darah), toksikologi sederhana,
penentuan kadar zat adiktif berbahaya, dan disediakan juga penyewaan
ruang duka dan penitipan jenasah di lemari pendingin. Lebih kurang
dalam setahun layanan kedokteran forensik melakukan 1263 kegiatan
autopsi , penggalian, penyimpanan sampai pengawetan jenazah.
Laboratorium Sentral.
Laboratorium Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan laboratorium
secara Profesional, bermutu dan senantiasa mengutamakan kepuasan dan
keselamatan pelanggan.
Laboratorium Sentral memiliki 3 jenis pelayanan :
A. Pelayanan Cito → melayani IRD, ICU, dan CVCU.
B. Pelayanan Rutin Prioritas → ICU, CVCU, R 26, Paviliun.
C. Pelayanan Rutin → meliputi semua ruangan rawat inap selain ICU,
CVCU, R 26, dan Paviliun.
30
Laboratorium sudah mengembangkan beberapa pemeriksaan
laboratorium yang bersifat unggulan yakni :
A. Bone Marrow Punctions.
B. PCR Real Time.
C. Hormonal.
D. Rheumatology.
E. HLA Typing & Matching.
Isntalasi Bedah.
Layanan pembedahan RSSA diselenggarakan di Instalasi Bedah Sentral
(IBS), kamar bedah Pavilyun, kamar bedah Mata, kamar bedah THT, dan
kamar bedah Luka Bakar. Sedangkan pelayanan khusus untuk
pembedahan darurat diselenggarakan di kamar bedah IGD. RSSA
memiliki 15 kamar operasi elektif dan 3 kamar bedah darurat. Kamar
bedah elektif menyelenggarakan pembedahan dari pembedahan kecil,
sedang, besar, hingga pembedahan khusus (canggih) dari berbagai
disiplin ilmu bedah.
Pembedahan canggih ada beberapa macam, yaitu mulai dari endourologi,
laparoskopi urologi, laparoscopy gynecology, hysteroscopy, endoscopy
neurology, CUSA, liposuction, athroscopy, microdisectomi, scalpel
ultrasonic, artroskopi, operasi invasive minimal pada tulang belakang,
endoskopi transanal (TEO), pendekatan Keyhole pada pembedahan
invasive minimal Neurosurgery, Endoscopy Third Ventriculostomy
(ETV), Functional Endoscopy Sinus Surgery (FESS), Bedah Laring
Mikroskopik (BLM).
Isntalasi Anastesional.
Isntalasi Radiologi.
Laboratorium Mikrobiologi Klinik.
Laboratorium Mikrobiologi Klinik memberikan pelayanan yang berupa
pemeriksaan kepuasan langsung. Identifikasi mikroba penyebab infeksi
dengan pemeriksaan kultur, tes kepekaan antibiotic dengan menggunakan
peralatan canggih VITEK.
31
Pemeriksaan khusus untuk MDR-TB dengan menggunakan alat
genecpert.Pemerikasaan mikroba lingkungan dan pemeriksaaan serologi
infeksi. Laboratorium Mikrobilogi Klinik juga dilengkapi dengan
fasilitas peralatan canggih yang berupa Jitek 2 cnupact yang berfungsi
untuk pemeriksaan kultur dan sensitivitas antibiotika secara otomatis.
Gen expert yang merupakan alat cepat untuk memeriksa TB yang
memenuhi 9 kriteria yang ditentukan sehingga dapat langsung
mendeteksi pasien positif atau negative bakteri mycobacterium
tubercolosis.
Isntalasi Farmasi.
Pelayanan farmasi merupakan kegiatan terpadu dengan filosofi asuhan
kefarmasian (Pharmaceutical care) yang bertujuan untuk
mengindentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan per-masalahan terkait
obat (Drug Related Problems) dan masalah yang berhubungan dengan
kesehatan, serta menjamin mutu setiap tahap proses penggunaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan di rumah sakit. Instalasi Farmasi juga
ditunjang dengan sistem komputerisasi menggunakan Aplikasi Inventori
dan Aplikasi Klaim.
Isntalasi Patologi Anatomi.
Laboratorium Patologi Anatomi memiliki pelayanan unggulan yaitu
pengecatan immunohistokimia yang bermanfaat untuk diagnose dan
terapi. Pengecatan immunohistokimia adalah pemeriksaan immune yang
dilakukan pada lapisan sitologi yang diambil dengan cara FNAB. Jenis
pengecatan yang sudah dilakukan pada laboratorium patologi anatomi
terdiri dari : ER, PR, HER-2, LCA, CD-20, VIMENTIK, DESMIA,
CYTOKNATIN, P-53, S100 dan CD-34.
b. Penunjang Non Medis.
Penyehatan Lingkungan.
Pemeliharaan Saranan Non Medik.
Pemeliharaan Saranan Alat Medik.
Teknologi dan Komunikasi.
32
Laundry, Sterilisasi, dan Sanitasi.
33
Alur Pelayanan RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat :
34
3.2.1.2 Kondisi Umum Di Ruang Filling.
1. Sistem Pengkodean.
Sistem pengkodean di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Malang
menggunakan ICD elektronik untuk mengkode penyakit.
2. Sistem Penomeran.
Sistem penomeran yang digunakan di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman
Wediodiningrat Malang adalah Serial Unit Numbering System dengan 6 digit
angka. Serial Unit Numbering System adalah gabungan dari unit numbering
system dan serial numbering system, setiap kali pasien datang diberikan nomor
rekam medis baru, tetapi dokumen rekam medis yang baru digabung dengan
dokumen rekam medis terdahulu dibawah nomer yang paling baru.
3. Sistem Penamaan.
Sistem penanamaan di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Malang
sesuai dengan kartu identitas pasien yang sah. Dapat berupa KTP, SIM , dan
passport bagi warga negara asing.
4. Sistem Penyimpanan.
Sistem penyimpanan di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat
Malang menggunakan sentralisasi. Yaitu dokumen rekam medis rawat jalan,
rawat inap, dan UGD ditempatkan dalam satu ruangan.
5. Sistem Penjajaran.
Sistem penjajaran di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Malang
menggunakan Terminal Digit Filling System. Yaitu sistem penjajaran dokumen
rekam medis berdasarkan nomor rekam medis pada 2 angka kelompok akhir.
6. Sistem Retensi dan Pemusnahan Dokumen Rekam Medis.
Sistem retensi adalah kegiatan memisahkan antara dokumen rekam medis aktif
dan inaktif. Sedangkan, pemusnahan dokumen adalah kegiatan memusnakan
dokumen rekam medis agar mengurangi beban penyimpanan dokumen rekam
medis. Pemusnahan dokumen rekam medis di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman
Wediodiningrat Malang tidak dilakukan 5 tahun sekali sesuai dengan
PERMENKES No. 269/MenKes/Per/III/2008, melainkan lebih dari 5 tahun.
Pada tahun 2005 dr. Radjiman Wediodiningrat Malang melakukan pemusnahan
35
dokumen rekam medis dan sampai tahun 2017 belum melakukan pemusnahan
kembali. Alasannya adalah masih adanya ketersediaan tempat untuk
menyimpan dokumen rekam medis.
Pasien datang
Loket JKN/BPJS
Polikllinik
Pulang
36
2. Sistem Pendaftaran Rawat Inap.
Pasien rawat inap berasal dari IGD dan rawat jalan yang membutuhkan
perawatan lebih lanjut.
pasien
Poli penyakit:
Dalam
Jantung
Ruang
Paru
pemeriksaan
Psikiatri
Neurologi
Kulit dan kelamin
37
3. Sistem Pendaftaran IGD.
Pasien gawat darurat diberikan pelayanan terlebih dahulu oleh dokter. Pada
unit IGD petugas akan melakukan triase untuk menentukan parah tidaknya
cedera atau penyakit yang dialami pasien.
Pasien
P1 P2 P3
Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3
KRS
Penunjang
Radiologi
Observasi
Laboratorium
Bank Darah
Depo Farmasi
MRS
Operasi
Loket pembayaran
Kamar Jenazah
38
3.2.2.2 Kondisi Umum Di Ruang Filling.
1. Sistem Pengkodean.
Sistem pengkodean di RS. Saiful Anwar Malang menggunakan ICD-10 untuk
mengkode penyakit, ICD-9CM untuk mengkode tindakan dan prosedur medis,
ICD-O untuk menetapkan kode penyakit dan ICOPIM untuk mengkode obat-
obatan. Proses pengkodean masih dilakukukan secara manual
2. Sistem Penomeran.
Di RS. Saiful Anwar Malang sistem penomoran menggunakan Serial
Numbering System. Serial Numbering System adalah setiap pasien yang
datang berkunjung ke rumah sakit diberi nomer RM baru.
3. Sistem Penamaan.
Sistem penamaan yang digunakan di RS. Saiful Anwar Malang sesuai dengan
identitas pasien yang sah seperti KTP, KK.
4. Sistem Penjajaran.
Sistem penjajaran yang digunakan di RS. Saiful Anwar Malang terdiri atas 2
macam. Yaitu Straight Numerical Filling System untuk dokumen rekam medis
rawat jalan dan IGD. Terminal Digit Filling System untuk dokumen rekam
medis rawat inap.
5. Sistem Penyimpanan.
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis di RS. Saiful Anwar Malang
menggunakan sistem penyimpanan desentralisasi. Sistem penyimpanan
desentralisasi adalah dokumen rekam medis rawat jalan, gawat darurat dan
rawat inap dipisah. Di RS. Saiful Anwar Malang tempat penyimpanan DRM
rawat inap berada di lantai 3, sedangkan DRM rawat jalan berada di lantai 2.
Dalam penyimpanan dokumen rekam medis, setiap dokumen rekam medis
diberikan warna yang berbeda untuk mempermudah petugas dalam
pengambilan dokumen rekam medis. Warna-warna yang digunakan adalah :
a. Merah(1).
b. Hijau(2).
c. Orange(3).
d. Biru(4).
39
e. Ungu(5).
f. Hitam(6).
g. Merah Muda(7).
h. Biru muda(8).
i. Hijau Muda(9).
j. Abu-Abu(0)
6. Sistem Retensi dan Pemusnahan Dokumen Rekam Medis.
Sistem retensi adalah kegiatan memisahkan antara DRM aktif dan inaktif
sedangkan pemusnahan DRM adalah kegiatan memusnakan DRM agar
mengurangi beban penyimpanan DRM. Di RS. Saiful Anwar Malang DRM
rawat inap aktif selama 5 tahun, kemudian menjadi inaktif selama 2 tahun dan
dileatakkan di lantai 4. DRM rawat jalan aktif selama 3 tahun, kemudian
menjadi inaktif selama 3 tahun. Setelah DRM melewati masa inaktif maka
akan dilakukan pemusnahan. DRM yang tidak dimusnakan yaitu identitas
pasien masuk, tindakan operasi dan inform consent.
40
Sedangkan sistem penjajaran yang digunakan di Rumah Sakit Jiwa dr.
Radjiman Wediodiningrat Malang menggunakan terminal digit filling system.
4. Rak penyimpanan.
Rak penyimpanan yang terdapat di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang masih
sebagian menggunakan roll ‘o’ pack. sedangkan di rumah sakit jiwa dr.
Radjiman wediodiningrat rak penyimpanannya menggunakan full roll ‘o’ pack.
5. Sistem pemusnahan.
Pemusnahan rekam medis di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang dilakukan 3
tahun sekali. Sedangkan di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat
Malang dilakukan lebih dari 5 tahun, dimana pemusnahan berkas rekam medis
terakhir kali dilakukan pada tahun 2005.
41
4. Untuk rumah sakit akreditasi paripurna penggunaan roll ‘o’ pack untuk
penyimpanan dokumen rekam medik masih belum digunakan.
42
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan.
RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat merupakan rumah sakit milik kementrian
kesehatan, sedangkan RSUD Saiful Anwar merupakan rumah sakit milik provinsi.
Kedua rumah sakit sama sama memiliki akreditasi A (paripurna).
Untuk bagian unit rekam medis tidak semua rumah sakit sama. Ada rumah
sakit yang masih menggunakan rekam medis manual dan ada juga rumah sakit
yang sudah menggunakan rekam medis elektronik. Untuk rekam medis di RSJ dr.
Radjiman Wediodiningrat lebih canggih dari pada RSUD Saiful Anwar, mereka
sudah menggunakan elektronik sedangkan RSUD masih manual. Di bagian
penyimpanan berkas pun kedua rumah sakit berbeda RSJ menggunakan
sentralisasi sedangkan RSUD menggunakan desentralisasi.
Dari dua rumah sakit ini dapat dismpulkan bahwa jenis rumah sakit
berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi 2 yaitu Rumah Sakit Umum dan
Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit umum adalah rumah sakit yang melayani
segala macam pasien sedangkan rumah sakit khusus melayani dominan pasien
dengan keluhan khusus.
4.2 Saran.
RS. Saiful Anwar sebagai rumah sakit provinsi yang menjadi rujukan dari
beberapa rumah sakit di jawa timur seharusnya di bagian unit rekam medis sudah
harus lebih canggih menggunakan elektronik bukan manual untuk pengerjaannya.
Selain itu, untuk penyimpanan berkas rekam medis diharapakan RS. Saiful Anwar
dapat memperluas tempat penyimpanan berkas rekam medis agar terlihat lebih
rapi.
43
Sistem penyimpanan pada rak dokumen rekam medis di Rumah Sakit Dr.
Radjiman weiodiningrat sudah baik karena sudah menggunakan roll of packk
pada penyimpanan manualnya. Akan tetapi masih kurang karena untuk petunjuk
pencarian dokumen masih kurang baik. Sebaiknya ditambahkan sop petunjuk
warna agar lebih mudah dalam proses pencarian dokumen rekam medis pasien,
sehingga pelayanannya lebih efektif dan efisien.
44
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mipa-farmasi.com/2016/09/definisi-dan-klasifikasi-rumah-sakit.html
(Diakses 2 Mei 2017).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20297/Chapter%20II.pdf?sequ
ence=4 (Diakses 2 Mei 2017).
http://rumah-sakit.findthebest.co.id/l/1031/RS-Jiwa-Dr-Radjiman-Wediodiningrat
(Diakses 2 Mei 2017).
http://pormiki.or.id/definisi-dan-isi-rekam-medis-sesuai-permenkes-no-
269menkesperiii2008/02/05/2017 (Diakses 2 Mei 2017).
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/KMK_No._377_ttg_Standar_Profesi_Perekam_
Medis_dan_Informasi_Kesehatan_.pdf (Diakses 2 Mei 2017).
http://documents.tips/documents/profil-rumah-sakit-dr-saiful-anwar-
malang.html/05/05/2017 (Diakses 5 Mei 2017).
45
LAMPIRAN
46
Gambar 2. Data Pengunjung
RSJ Lawang
47
Gambar 4. Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis
48
Gambar 6. Alur Pelayanan Instalasi RI I RSSA Malang
49
Gambar 8. Alur Pasien BPJS / JKN Rawat Jalan
RSSA Malang
51
Gambar 12. SOP Triage Non
Psikiatri RSJ Lawang.
52
Gambar 14. KIB RSJ Lawang.
53