Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
RSUP Hasan Sadikin Bandung. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak – pihak yang telah mendukung dalam pembuatan laporan ini kepada :
Bandung.
9. Karyawan dan karyawati RSUP Hasan Sadikin Bandung yang telah
laporan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak kami terima dengan
hati terbuka demi perbaikan laporan ini. Harapan kami, semoga laporan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya para pembaca yang berkepentingan.
i
Cimahi, 28 Maret 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
3.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung.........13
3.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung.............14
3.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. . .28
3.6 Permasalahan yang Ada pada Bagian Rekam Medis di Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung...........................................................................29
iii
3.6.1 Instalasi Rawat Jalan...................................................................................29
3.7 Upaya Pemecahan Masalah pada Bagian Rekam Medis di Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung...........................................................................30
BAB IV PENUTUP....................................................................................................31
4.1 Kesimpulan........................................................................................................31
4.2 Saran...................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................32
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah
diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien. Pelayanan rekam medis bukan pelayanan dalam bentuk pengobatan,
tetapi merupakan bukti pelayanan, finansial, aspek hukum dan ilmu
pengetahuan. Bentuk Rekam Medis dalam berupa manual yaitu tertulis
lengkap dan jelas serta dalam bentuk elektronik sesuai ketentuan.
Rekam Medis berisi keterangan dan catatan serta rekaman tentang
pasien secara lengkap meliputi identitas pribadi, sosial, dan semua keterangan
lainnya yang menjelaskan tentang pasien. Peran Perekam medis sangat
dibutuhkan untuk mengelola bahan bukti pelayanan kesehatan dengan aman,
nyaman, efisien, efektif, dan rahasia. Beberapa kegiatan yang dilakukan di
Rekam Medis antara lain pendaftaran pasien, analisis dan assembling, coding
dan indexing, pelaporan dan koordinasi, pengambilan penyimpanan
peminjaman dan pendistribusian berkas, retensi dan pemusnahan berkas.
1.2 Pokok Pembahasan
1. Rekam Medis
2. Analisa dan assembling
3. Coding dan indexing
4. Pengambilan dan penyimpanan
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan adalah untuk mengetahui
gambaran seluruh Instalasi Rekam Medis di Rumah Sakit Umum
Pusat Hasan Sadikin Bandung. Guna meningkatkan kemampuan
dalam upaya menentukan permasalahan yang berkaitan dengan
pengelolaan rekam medis dan informasi kesehatan.
2
3. Menambah wawasan dari berbagai masalah yang dihadapi
langsung di lapangan.
4. Mendapat pengetahuan dan pengalaman kerja dalam pelaksanaan
kegiatan pengelolaan berkas Rekam Medis.
1.4 Tempat Pelaksanaan
Lokasi tempat Praktek Kerja Lapangan adalah Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung yang beralamat di JL. Pasteur No. 38
Bandung, dan di beberapa bagian diantaranya Sub Instalasi Rawat Jalan, Sub
Instalasi Rawat Inap, Sub Instalasi Gawat Darurat, dan Gedung Kemuning.
Sedangkan waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dimulai tanggal 3
Maret 2014 – 29 Maret 2014.
1.5 Sistematika Laporan
Adapun sistematika laporan Praktek Kerja Lapangan adalah
disesuaikan dengan aturan baku yang telah ditetapkan oleh Politeknik TEDC
Bandung yaitu :
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, pokok pembahasan, tujuan
dan manfaat, tempat pelaksanaan, pengumpulan data, dan sistematika laporan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan
pelaksanaan Rekam Medis.
BAB III Isi
Bab ini berisi tentang sejarah singkat rumah sakit, visi dan misi rumah
sakit, unit kerja dan tugas pokok dan fungsi rekam medis di rumah sakit,
stuktur organisasi rumah sakit, sistem pelayanan rekam medis di rumah sakit,
permasalahan yang ada di rumah sakit, upaya pemecahan masalah yang ada di
rumah sakit.
BAB IV Penutup
Bab ini berisi tentang beberapa kesimpulan yang dapat diambil selama
melaksanakan praktek kerja lapangan dan saran-saran kepada pihak rumah
sakit dari permasalahan.
Daftar Pustaka
Bagian ini menjelaskan tentang sumber-sumber kajian pustaka yang
didapat dari berbagai macam referensi ilmiah dan jurnal.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
f. Waters dan Murphy “Rekam Medis adalah kompendium (ikhtisar) yang
berisi informasi tentang keadaan pasien selama perawatan atau selama
pemeliharaan kesehatan”.
g. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) “Rekam Medis adalah sebagai rekaman
dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan
oleh pemberi pelayanan medik/kesehatan kepada seorang pasien”.
h. Hayt and Hayt, (1964: 1) “A Medical record is the compilation of the
partinent facta of the patient’s life history, his illness, and treatment. In
a larger sense the medical record is compilation of scientifis data
derived from many and available for various uses, personal and
impersonal, to serve the patiens was treated, the science of medce, and
society as a whole”.
Dengan demikian menurut Hayt and Hayt, suatu “Rekam Medis
itu ialah himpunan fakta-fakta yang berhubungan dengan sejarah
/riwayat kehidupan pasien, sakitnya, perawat/pengobatannya. Dalam
pengertian yang luas (lebih luas) Rekam Medis ialah suatu himpunan
data ilmiah dari banyak sumber, dikoordinasikan pada satu dokumen
dan yang disediakan untuk bermacam-macam kegunaan, personal dan
impersonal, untuk melayani pasien dirawat, diobati , ilmu kedokteran,
dan masyarakat secara keseluruhan”.
2. Falsafah atau fungsi Rekam Medis
Administration
Legal
Financial
Riset
Education
Documentation
5
Akurat
Informatif
Responsibility
3. Tujuan
a. ‘’Menunjang tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit’’. (dirjen Yanmed, 1997)
b. ‘’Untuk secara akurat dan lengkap mendokumentasikan sejarah
kehidupan dan kesehatan pasien, termasuk penayakit masa lalu dan
penyakit sekarang dengan penekanan pada kejadian-kejadian yang
mempengaruhi pasien selama episode perawatan’’ (Huffman, 1999)
a. Aspek Administrasi
b. Aspek Medis
c. Aspek Hukum
d. Aspek Keuangan
6
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
keuangan.
e. Aspek Penelitian
Karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan
sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang kesehatan.
f. Aspek Pendidikan
g. Aspek Dokumentasi
Suatu berkam rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan
dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.
5. Kegunaan Rekam Medis secara umum adalah :
a. Sebagai alat komunikasi antara dokter antara tenaga ahli lainnya yang
ikut ambil bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan,
perawatan kepada pasien.
b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan perawatan yang harns
diberikan kepada seorang pasien.
c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung dirawat di rumah
sakit.
d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun
dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
f. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan.
7
g. Sebagai dasar didalarn perhitungan biaya pernbayaran pelayanan
medik pasien.
h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan. Serta sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan.
i. Untuk mengidentifikasi insiden penyakit sehingga rencana bisa
disusun untuk memperbaiki kesehatan menyeluruh.
j. Sebagai dasar untuk perencanaan dan pemasaran dengan
mengidentifikasi data yang perlu untuk memilih dan mempromosikan
fasilitas pelayanan kesehatan.
6. Dasar Penyelenggaraan Rekam Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum ,karena
isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hokum atas dasar
keadilan dalam rangka usaha menegakan hukum serta penyediaan bahan
sebagai tanda bukti untuk menegakan keadilan.
Dasar peraturan penyelenggaraan rekam medis, diantaranya :
a. UU RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. UU RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. UU RI Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional
d. UU RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
e. UU RI Nomor 23 tahun 2006btentang Administrasi
Kependudukan
f. UU RI Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
g. UU RI Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik
h. PP RI No. 10 tahun 1960 tentang wajib simpan rahasia kedokteran
i. PP RI No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan
j. Peraturan Presiden RI No. 47 tahun 2006 tentang Tunjangan
Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Tehnisi Elektromedis
k. Kep.Menpan RI No. 135/Kep/M.Pan/12/2002 tentang Jabatan
Fungsional Perekam Medis dan Angka Kreditnya
l. Kepmenkes RI No.377/Menkes/XII/2007 tentang standar profesi
RMIK
8
m. Kepmenkes RI No.844 tahun 2006 tentang kodefikasi data
n. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis
o. Permenkes RI No. 1046/Menkes/Per/XI tahun 2006 tentang
Pedoman Organisasi dan Tatalaksana di lingkungan Depkes RI
p. Permenkes RI No. 161/Menkes/Per/I/2010 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
q. Permenkes RI No. 511 tahun 2002 tentang Strategi pengembangan
SIKNAS dan SIKDA
r. Permenkes RI 983/MENKES/SK/XI/1988 tentang Klasifikasi RS
s. Pasal KUHP tentang Rahasia Jabatan atau Pekerjaan
7. Aspek Hukum Rekam Medis
1. Pertanggung jawaban terhadap rekam medis
Rumah sakit memiliki fungsi utama untuk memberikan pearawatan
dan pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat
inap, rawat jalan maupun pasien gawat darurat. Pimpinan rumah sakit
yang diberikan kepada pasien.
Rumah sakit bertanggungjawab untuk melindungi informasi yang ada
di dalam rekam medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan
ataupun memalsukan data yang ada di dalam berkas rekam medis
atau dipergunakan oleh orang yang tidak berwenang
menggunakannya.
2. Kepemilikan Rekam Medis
Penentuan pemilikan rekam medis telah tercantum dalam UU RI
No.29 tentang Praktik Kedokteran pada pasal 46 ayat (1) menyatakan
“Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 46
merupakan milik dokter, dokter gigi dan sarana pelayanan kesehatan,
sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien”.
Sedangkan dalm UU RI No.29 tentang Praktik Kedokteran pasal 47
ayat (2) menyatakan bahwa “Rekam medis sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiannya
oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan
kesehatan”.
3. Informed Concent (Persetujuan Tindakan Medis)
9
Berdasarkan UU RI No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
yang tercantum dalam pasal 45 ayat (1) menyatakan bahwa “Setiap
tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh
dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapatkan
persetujuan atau penolakan tindakan medis pembedahan. Dokter
yang menangani pasien tersebut harus menjelaskan hal-hal yang akan
dilakukan secara jelas. Dalam hal ini dokter jangan pernah memberi
garansi kesembuhan kepada pasien, tetapi didiskusikan dan jelaskan
keuntungan yang diharapkan, serta resiko atau kemungkinan yang
akan terjadi apabila pasien melaksanakan tindakan tersebut.
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan
diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene
Bandoengsche Ziekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah
menjadi “Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat
tidur.Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer.
Setelah Indonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah, yang dikenal oleh
masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“. Pada tahun
1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi rumah sakit propinsi dan
berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun
1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan
dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak itu pula
Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran dan merupakan awal kerjasama antara
Rumah Sakit Ranca Badak dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Hospital History/Sejarah RSUP Dr. Hasan Sadikin
Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah
menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia
dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada
tahun 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana. Keluarnya Undang-
undang nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti dengan Surat
Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status RSHS
berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas negara.
11
Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 119
tanggal 12 Desember 2000, status RSHS secara yuridis berubah menjadi
perusahaan jawatan (Perjan). Kebijakan tersebut merupakan salah satu langkah
strategis pemerintah dalam memberikan kewenangan otonomi yang lebih luas
kepada unit-unit pelayanan tertentu untuk menyelenggarakan manajemennya
secara mandiri, sehingga diharapkan mampu merespon kebutuhan masyarakat
secara tepat, cepat dan fleksibel. Tahun 2002 yang merupakan awal efektif
sebagai Perjan, RSHS telah mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan
tahun 2001 dan tahun 2004 diprognosakan akan mencapai kinerja yang lebih baik
dibandingkan tahun sebelumnya.
3.2 Visi Dan Misi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
a. Visi
Menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional dan RS Pendidikan yang bermutu
dan berdaya saing di Tahun 2019
b. Misi
1. Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan paripurna dan prima.
2. Menyelenggarakan sistem rujukan kesehatan yang bermutu.
3. Menyelenggarakan rumah sakit pendidikan dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan yang berdaya saing, terintegrasi pendidikan dan penelitian
yang berfokus pada pasien.
4. Menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi kebutuhan masyarakat di masa yang akan datang.
Nilai Nilai
Profesional
Respek
Integritas
Manusiawi
Amanah
c. Falsafah
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan rumah sakit pemerintah yang
melaksanakan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat atau individu-
individu yang membutuhkannya tanpa memandang suku, agama, ras, dan
golongan baik klien dari dalam maupun luar negeri (WNI/WNA).
d. Motto
Kesehatan anda kepedulian kami.
12
3.3 Administrasi dan Pengelolaan Rumah sakit
a. Organisasi Instalasi Rekam Medis
Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah organisasi
rawat darurat.
3. Mengkoodinir penyelenggaraan pembuatan Surat
Dokter Lainnya.
4. Melakukan Koordinasi dengan unit lain dilingkungan
13
3.4 Prosedur Pengelolaan Rekam Medis di RSUP Hasan Sadikin
1. Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
a) Penerimaan Pasien
1) Petugas Pendaftaran
- Memanggil pasien melalui mesin panggilan.
- Menerima persyaratan, mewawancarai dan mengentry data
baru.
- Untuk pasien lama diarahkan menuju loket pengambilan berkas
14
- Petugas pendaftaran pasien rawat inap meminta lembaran Acc
inap.
- Khusus untuk cara bayar pasien BPJS Non-PBI diharuskan
15
1. Menerima berkas rekam medis pasien rawat inap yang
ruang perawatan.
3. Memasukan data : kode penyakit, kode tindakan dan kode
telah di indeksing.
2. Berkas rekam medis pasien rawat inap dianalisa oleh
dilengkapi.
4. Untuk berkas rekam medis pasien rawat inap yang lengkap
ketentuan.
5. Berkas rekam medis pasien rawat inap dicatat kedalam
16
3. Prosedur Pendaftaran Pasien Gawat Darurat
1. Pasien Baru
Petugas pendaftaran pasien gawat darurat mewawancarai dan memasukan
pasien pulang.
b. Berkas Rekam Medis pasien gawat darurat dianalisa oleh petugas
17
f. Berkas Rekam Medis pasien gawat darurat yang lengkap
database komputer
b. Menyerahkan berkas rekam medis pasien gawat darurat kepada
petugas penyimpanan
- Penyimpanan
a. Petugas penyimpanan berkas Rekam Medis pasien gawat darurat
system.
18
4. Prosedur pengambilan berkas Rekam Medis pasien sub instalasi gawat
darurat
- Dokter
a. Peminjam mengajukan permohonan ke Instalasi Rekam Medis
secara tertulis.
- Mahasiswa
c. Mahasiswa mengajukan permohonan peminjaman ke instalasi
Rekam Medis setelah ada izin penelitian dari bagian Diklit dan
19
a. Berkas Rekam Medis rawat inap yang dibutuhkan untuk
kepentingan.
c. Apabila peminjaman disetujui maka filling mengambilkan berkas
rawat inap.
2. Berkas rekam medis pasien rawat inap dianalisa oleh petugas assembling
20
4. Untuk berkas rekam medis pasien rawat inap Gedung Kemuning PBI
yang lengkap dipilah dan disusun form rekam medisnya sesuai dengan
ketentuan.
5. Berkas rekam medis pasien rawat inap dicatat kedalam buku register
- Coding
1. Menerima berkas rekam medis pasien rawat inap Gedung Kemuning PBI
ringkasan masuk dan keluar dari berkas rekam medis pasien rawat inap
coding.
4. Berkas rekam medis pasien rawat inap Gedung Kemuning PBI selesai
- Klaim
1. Menerima berkas rekam medis pasien rawat inap Gedung Kemuning PBI
21
1. Menerima berkas rekam medis pasien rawat inap yang telah dikodifikasi
assembling.
3.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
22
3.6 Permasalahan Yang Ada Dirumah Sakit Sakit Umum Pusat Dr. Hasan
Sadikin Bandung
3.6.1 Instalasi Rawat Jalan
- Sebagian pasien kurang mengetahui persyaratan mengenai rujukan ke
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, sehingga dapat menghambat
proses pendaftaran rawat jalan.
- Pada ruang penyimpanan dipasang kipas, sehingga menyebabkan
banyak debu sehingga berdampak pada berkas rekam medis dan
kesehatan petugas.
- Didalam ruang penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan, jarak
antara wastafel dengan berkas sangat berdekatan, hal tersebut dapat
mengakibatkan berkas terkena percikan air dan lama kelamaan dapat
membuat berkas rusak.
- Masih terdapat keterlambatan dalam pendistribusian ke polikklinik
yang dituju.
3.6.2 Instalasi Gawat Darurat
- Pada assembling, adanya berkas rekam medis yang tercecer pada saat
assembling, sehingga menghambat proses entry.
- Tidak adanya petunjuk arah yang jelas untuk informasi seperti apotek,
loket, laboratorium, sehingga banyak pasien yang bertanya ke ruangan
rekam medis IGD sehingga menghambat kerja.
- Pada saat mengentry kode ICD- 9 , pada indeks komputer tersedia
kolom tindakan, tetapi tidak bisa di isi oleh petugas.
3.6.3 Gedung Kemuning
- Berkas yang belum di assembling.
- Berkas inaktif belum disusun seusai dengan UPF.
- Terdapat penumpukan persyaratan yang tidak ditemukan berkas rekam
medisnya.
- Kekeliruan dalam proses penjajaran berkas rekam medis.
- Masih ada kekeliruan dalam penulisan gelar dr >> DR pada buku
register sub instalasi Gedung Kemuning.
3.6.4 Instalasi Rawat Inap
23
- Masih adanya berkas rekam medis di rak penyimpanan in-aktif di
tahun 2007-2008 yang seharusnya di lakukan pemusnahan sehingga
menghambat penyimpanan berkas rekam medis in-aktif tahun 2010.
- Masih adanya berkas rekam medis yang belum di assembling tahun
2015.
3.7 Upaya Pemecahan Masalah pada Bagian Rekam Medis di Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
3.7.1 Instalasi Rawat Jalan
3.7.2 Instalasi Gawat Darurat
3.7.3 Gedung Kemuning
3.7.4 Instalasi Rawat Inap
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja lapangan (PKL) kami di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung, kami menyimpulkan bahwa kegiatan rekam medis dimulai dari
pelayanan terhadap pasien, sampai pada pengelolaan berkas rekam medisnya
masih ada yang tidak sesuai dengan teori yang kami dapatkan diperkuliahan,
sehingga ketidaksesuaian itu kami jadikan sebagai landasan pengangkatan
masalah.
Adapun kesimpulan yang bisa kami ambil dari Praktek Kerja Lapangan
(PKL) ini yaitu rumah sakit sudah cukup menjalankan kegiatan sesuai dengan
tujuan visi dan misi, dan sudah mengalami banyak perubahan dibandingkan dari
PKL kami yang pertama.
4.2 Saran
Sebagaimana permasalahan Rekam Medis diatas, bahwa ada beberapa hal
yang masih perlu diperhatikan agar terciptanya rekam medis sesuai visi dan misi,
dan kami berharap kedepannya pengelolaan rekam medis yang ada bisa
menerapkan lebih banyak sistem informasi yang lebih maju, contohnya EMR
(electronik medical record), yang bisa diterapkan di semua sub Instalasi Rekam
Medis.
25
DAFTAR PUSTAKA
26