Di Susun Oleh :
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud SOMR ?
2. Apa yang dimaksud POMR?
3. Apa yang dimaksud IMR?
4. Bagaimana cara pengaplikasian tipe format rekam medis?
BAB II
ISI
A. LANDASAN TEORI
Contoh : RS. Jiwa, RS. Kusta, RS. Kanker, RS. Jantung, RS. Rehabilitasi Ketergantungan Obat
dan sebagainya.
Tipe format rekam medis merupakan suatu pola pengorganisasian ( pola medical record) dari form
form atau lembaran lembaran atau isi dalam rekam medis. Dengan perkembangan saat ini, terutama
dalam bidang teknologi informasi dan komuniukasi (TIK), maka bentuk rekam medis dapat berupa
lembaran lembaran kertas maupun berupa berkas elektronik. Berdasarkan konsep pemasukan atau
mencatatan datanya, maka tipe format rekam medis dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
Model SOMR ini merupakan model yang paling populer digunakan. Sebagian
besar sarana pelayanan kesehatan (terutama Rumah Sakit) di Indonesia
menggunakan model ini. Berkas rekam medis model SOMR disusun berdasarkan
sumber atau asal usul dari data tersebut. Misalnya, hasil pemeriksaan fisik terkumpul
dalam lembar pemeriksaan fisik Hasilhasil laboratorium dikelompokkan dalam
kelompok laboratorium, catatan perkembangan yang dibuat dokter dikelompokkan
dalam lembar-lembar sejenis, dan seterusnya. Masingmasing kelompok sumber
tersebut disusun tersendiri dan menurut urutan tanggal sesuai dengan masa
perawatan pasien dalam satu episode terkait.
Berkas rekam medis model SOMR disusun berdasarkan sumber atau asal
usul dari data tersebut. Misalnya, hasil pemeriksaaan fisik terkumpul dalam
pemeriksaaan fisik. Hasil hasil laboratorium dikelompokan dalam kelompok
laboratorium, catatan perkembangan yang dibuat dokter dikelompokan dalam lembar
lemabr sejenis. Masing masing kelpok sumber tersebut disusun tersendiri dan
menurut urutan tanggal sesuai dengan masa perawatan pasien dalam satu episode
terkait. Dengan demikian, maka seluruh informasi dari episode perawatan ke-1
tersusun dan terkumpul dalam kelompok berkas episode ke-1, seluruh informasi dari
episode perawatan ke-2 tersusun dan terkumpul dalam kelompok berkas epidose ke-
2, dan seterusnya.
Catatan dokter tersendiri disusun secara kronologi, demikian juga catatan perawat,
hasil laboratorium, radiologi, dan sebagainya. Bila ingin membaca isi Rekam Medis
terjadi kesulitan karena harus melihat per tanggal pada setiap pemberi asuhan dan
pelayanan.
Keuntungan POMR :
Jadi, kunci utama dalam model ini yaitu adanya daftar masalah (problem list).
Setiap masalah diberi nomor kode khusus. Setiap laporan dan informasi klinis
yang berkaitan dengan suatu masalah akan ditempatkan pada nomor masalah yang
sama. Selain daftar masalah, POMR juga dilengkapi dengan data pendukung tentang
pasien, rencana pelayanan awal (initial care plan) dan catatan perkembangan
(progress notes). Secara umum, isi dari berkas rekam medis model POMR serupa
dengan model SOMR yaitu memiliki informasi tentang
1) keluhan utama;
2) riwayat penyakit saat ini.
3) riwayat sosial;
4) riwayat medis;
5) hasil pemeriksaan fisik:
6) hasil pemeriksaan penunjang diagnostic, dan sebagainya.
B. CONTOH KASUS
Dalam IMR, semua informasi medis pasien, termasuk hasil tes, catatan medis dari
dokter, perawat, dan terapis, serta resep obat, disimpan dalam satu catatan medis
yang terintegrasi. Ini memungkinkan semua penyedia layanan kesehatan yang
terlibat dalam perawatan pasien, termasuk dokter, perawat, dan terapis, untuk
mengakses informasi medis yang sama, dan memperbarui catatan medis secara
real-time.
Dalam CBE, perawat hanya mencatat informasi medis jika ada perubahan atau
pengecualian dari standar perawatan tersebut. Misalnya, jika suhu pasien lebih tinggi
dari yang diharapkan atau denyut nadinya lebih cepat dari normal, perawat akan
mencatat informasi tersebut dalam catatan medis. Namun, jika pasien menunjukkan
kemajuan yang sesuai dengan standar perawatan yang telah ditetapkan, perawat
tidak perlu mencatat informasi tersebut.
Keuntungan dari CBE adalah efisiensi dalam pencatatan informasi medis. Dalam
situasi di mana pasien menunjukkan kemajuan yang sesuai dengan standar
perawatan, CBE memungkinkan perawat untuk tidak mencatat informasi medis yang
tidak perlu. Hal ini dapat membantu menghemat waktu dan memungkinkan perawat
untuk fokus pada tugas perawatan lainnya.
Namun, CBE juga dapat memiliki kelemahan dalam hal kurangnya detail
informasi medis. Jika perawat hanya mencatat informasi jika ada perubahan atau
pengecualian dari standar perawatan, catatan medis dapat kehilangan informasi
penting tentang kemajuan pasien dan respons terhadap perawatan. Oleh karena itu,
CBE perlu diterapkan dengan hati-hati dan hanya digunakan dalam situasi yang
sesuai dengan pasien dan standar perawatan yang ditetapkan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulannya, terdapat beberapa tipe format rekam medis yang umum digunakan
dalam praktek medis, yaitu Source-Oriented Medical Record (SOMR), Problem-Oriented
Medical Record (POMR), Integrated Medical Record, dan Charting by Exception (CBE).
Masing-masing tipe format memiliki kelebihan dan kekurangan, serta digunakan untuk
tujuan yang berbeda-beda. Pemilihan tipe format rekam medis yang tepat dapat
membantu petugas medis dalam menyimpan, mengakses, dan menggunakan informasi
medis pasien secara lebih efisien dan efektif
B. SARAN
Setiap kasus memiliki saran yang berbeda-beda tergantung pada kondisi dan
kebutuhan pasien. Namun, secara umum, berikut adalah beberapa saran yang mungkin
diberikan pada kasus-kasus yang telah disebutkan sebelumnya:
1. Untuk kasus Source-oriented medical record (SOMR), penting bagi dokter dan tim
medis untuk memastikan bahwa semua informasi medis yang diperoleh dari
berbagai sumber telah dicatat secara terperinci dan terdokumentasi dengan baik
dalam catatan medis pasien.
2. Untuk kasus Problem-oriented medical record (POMR), dokter perlu memastikan
bahwa semua masalah kesehatan pasien telah dicatat secara terperinci dan
terdokumentasi dengan baik dalam catatan medis pasien. Dokter juga harus
mencatat semua tindakan yang telah dilakukan dan perubahan dalam status
kesehatan pasien dari waktu ke waktu.
3. Untuk kasus Integrated Medical Record, dokter dan tim medis perlu memastikan
bahwa semua informasi medis pasien telah terintegrasi dengan baik dalam satu
sistem pencatatan medis. selalu memperhatikan keamanan dan privasi informasi
medis pasien Hal ini memudahkan dalam memantau dan mengelola perawatan
pasien dengan lebih efektif.
4. Untuk kasus Charting by Exception (CBE), dokter dan tim medis perlu memastikan
bahwa informasi penting yang dalam batas normal tidak terlewatkan dan tetap
dicatat dalam catatan medis pasien. Dokter dan tim medis juga harus memastikan
bahwa catatan medis pasien tetap akurat dan lengkap, bahkan dengan
menggunakan pendekatan CBE
DAFTAR PUSTAKA
Hutahaean Serri. Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: Trans Info
Media.2010.
Triyanti, endang. 2018. Manajemen Informasi Kesehatan III Desain Formulir. Pusat
pendidikan sumber daya manusia
LAMPIRAN