Anda di halaman 1dari 10

FISIOLOGI DARAH

Dosen Pengampu :

Dr. Hendratna MT, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 13

Suci Arganingsih Yudha Juniar ( 220205262 )

Titik Sulistyowati Yuni Andari ( 220205263 )

Widya Santika Prabowo ( 220205264 )

KELAS 22A6

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DUTA BANGSA

TAHUN 2022 / 2023


PEMBAHASAN

I. Pengertian
Fisiologi membahas fungsi dan kegiatan zat hidup, seperti jaringan,

sel dan organ. Istilah fisiologi berasal dari kata dalam bahasa

Yunani yaitu physis dan logos yang berarti alam dan cerita. Metode ilmiah

yang digunakan dalam fisiologi bertujuan untuk mempelajari fungsi fisika

dan kimia dari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan

organisme secara keseluruhan.

Darah adalah jaringan, dan, seperti jaringan apapun, mengandung

sel dan fragmen sel. Secara kolektif, sel-sel dan fragmen sel disebut

elemen padat. Sel dan fragmen sel tersuspensi dalam cairan yang disebut

plasma. Oleh karena itu, darah diklasifikasikan sebagai jaringan ikat

cair.Elemen padat pada darah adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah

putih (leukosit), dan keeping darah (trombosit). Bagian ini diproduksi di

sumsum. tulang merah, yang dapat ditemukan di sebagian besar tulang

anak tetapi hanya dalam tulang tertentu pada orang dewasa. (Saladin,

2009). Plasma terdiri dari protein: albumin, globulin, fibrinogen dan air.

Sedangkan Sel terdiri dari: eritrosit, leukosit dan trombosit.


II. Fisiologi Darah

FISIOLOGI BAGIAN CAIR:

1. Albumin
a) Antioksidan di Dalam Darah
Fungsi albumin dalam menjaga tubuh yang pertama adalah sebagai
salah satu jenis antioksidan dalam darah. Albumin bekerja dengan
mengikat logam dan bereaksi dengan radikal bebas. Radikal bebas
yang dibiarkan begitu saja, justru akan menyebabkan kerusakan
pada sel tubuh. Seperti yang kita tahu, dalam menangkal radikal
bebas, peran antioksidan sangat dibutuhkan untuk mengatasinya.
b) Sebagai Pengikat Darah
Fungsi albumin dalam menjaga tubuh yang kedua yaitu untuk
mengikat darah. Mungkin yang kita tahu bahwa darah berbentuk
seperti cairan. Namun sebenarnya, darah tidak sepenuhnya
berbentuk cairan karena terdapat peran albumin yang mengikat
seluruh bagian sel dengan air sehingga membentuk cairan darah
seperti yang kita kenal.
c) Menjaga Keseimbangan Cairan dalam Tubuh
Fungsi albumin dalam menjaga tubuh yang ketiga yaitu sebagai
penjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Seperti yang disebutkan
sebelumnya bahwa salah satu fungsi albumin dalam tubuh manusia
yaitu untuk menjaga keseimbangan cairan.
Sel-sel yang berada di dalam tubuh memerlukan keseimbangan
cairan untuk mempertahankan fungsinya. Di sinilah fungsi albumin
dibutuhkan, karena jenis protein ini akan menjaga kondisi tersebut
agar tetap dalam kadar normal. Albumin akan mendorong cairan
masuk ke dalam sel yang membutuhkan dan memancarkan cairan
di dalam sel untuk keluar ketika kadarnya sudah berlebihan.

d) Pengangkut Berbagai Nutrisi dan Hormon


Fungsi albumin dalam menjaga tubuh yang keempat yaitu sebagai
pengangkut berbagai nutrisi dan hormon. Albumin dalam darah
akan bertindak sebagai pengangkut dan juga menyebarkan mineral
kalsium, hormon progesteron dan obat-obatan ke seluruh jaringan
tubuh.
Selain itu albumin juga menjadi sarana untuk mengangkut bilirubin
dan pigmen kuning ke seluruh tubuh. Jika tubuh sampai
kekurangan bilirubin, akan menyebabkan efek samping seperti
ikterus, penurunan berat badan, dan kelelahan.
e) Memperbaiki Jaringan Sel yang Rusak
Fungsi albumin dalam menjaga tubuh yang kelima adalah untuk
membantu memperbaiki jaringan sel yang rusak. Albumin berperan
sebagai agen yang akan membentuk ikatan antar sel yang
keberadaannya dibutuhkan dalam proses regenerasi dan perbaikan
sel.
Albumin akan memberi sinyal pada sistem imunitas tubuh jika
terjadi kerusakan sel. Hal inilah yang menyebabkan albumin sangat
erat kaitannya dengan pembentukan sel darah putih. Sel darah putih
sendiri merupakan zat penting yang sangat dibutuhkan dalam
menjaga kekebalan tubuh.
Ketika kadar albumin rendah, maka proses pemulihan jaringan sel
tubuh yang rusak akan melambat dan mengganggu pembentukan
jaringan sel baru. Kondisi seperti ini tentu akan sangat berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan, yang dapat memperlambat proses
penyembuhan suatu penyakit.

2. Globulin :
1. Alpha
Melindungi jaringan dari kerusakan oleh peradangan (alpha-1
antitrypsin); mengangkut hormon tiroid (thyroid-binding
globulin), kortisol (transcortin), dan testosteron dan estrogen
(hormone–binding globulin); mengangkut lipid (misalnya,
kolesterol dalam HDL); mengkonversi besi Fe2+ menjadi Fe3+;
mengangkut hemoglobin yang dilepaskan dari sel-sel darah
merah yang rusak.

2. Beta
Mengangkut besi (transferin), mengangkut lipid (beta lipoprotein)
terutama kolesterol dalam LDL; terlibat dalam imunitas (sebagai
pelengkap)

3. Gama
Terlibat dalam imunitas (sebagaian besar antibodi adalah gama
globulin, tetapi beberapa alpha dan beta globulin)

3. Fibrinogen :
fibrinogen berperan dalam proses pembekuan darah dengan
membantu mengurangi perdarahan aktif. Bila kadar fibrinogen dalam
plasma darah rendah, darah akan sulit berhenti ketika terjadi
perdarahan.

4. Air :
Air berfungsi Sebagai pelarut dan media suspensi bagi komponen
darah

FISIOLOGI SEL DARAH:

• Eritrosit :
Eritrosit memiliki dua fungsi utama, yaitu mengangkut oksigen dari
paru-paru dan mengendarkannya ke jaringan yang lain. Eritrosit juga
mengangkt karbondioksida dari jaringan untuk dibawa ke paru-paru.
Pengangkutan gas dalam eritrosit dilakukan oleh haemoglobin.
• Leukosit:
Terdapat lima jenis sel darah putih, yakni neutrofil, monosit, eosinofil,
limfosit, dan basofil. Setiap jenis sel darah putih memiliki fungsi yang
berbeda-beda, seperti mengenali biang penyakit, membasmi kuman,
sampai membuat antibodi untuk melindungi tubuh dari bakteri dan
virus. Berikut beberapa fungsi darah putih yang penting untuk tubuh:

1. Mengirimkan sinyal ke sistem daya tahan tubuh saat terserang


penyakit
Sel darah putih neutrofil bertugas mengirimkan sinyal peringatan ke
sel-sel sistem daya tahan tubuh ketika ada ancaman seperti bakteri,
virus, jamur, patogen.

2. Melawan bakteri dan parasit


Jenis sel darah putih eosinofil berfungsi untuk melawan bakteri,
infeksi parasit, termasuk sel kanker.

3. Meningkatkan respons imun ketika terserang penyakit


Jenis sel darah putih basofil jumlahnya hanya sekitar satu persen dari
total keseluruhan sel darah putih. Namun, sel darah putih ini
memiliki fungsi penting untuk meningkatkan respons imun ketika
tubuh terserang penyakit. Ketika ada ancaman penyakit, basofil
bakal melepaskan histamin yang bisa memicu peradangan dan
membuat saluran udara menyempit.

4. Membentuk kekebalan dan mengenali biang penyakit yang pernah


menyerang
Sel darah putih limfosit terdiri atas sel B dan sel T. Limfosit B
berguna untuk memproduksi protein antibodi untuk melawan infeksi.
Sel ini berperan penting dalam efektivitas vaksin. Sel darah putih ini
dapat menghasilkan antibodi yang mampu “mengingat” infeksi atau
setiap kuman yang masuk ke tubuh. Dengan begitu, tubuh siap
ketika menghadapi serangan virus atau kuman sejenis di waktu
lainnya. Sedangkan limfosit T berfungsi untuk mengenali biang
penyakit sekaligus bertanggung jawab membasmi kuman yang
masuk ke tubuh. Sel ini juga dapat mengingat setiap kuman yang
menyerang tubuh. Membersihkan sel mati dari dalam tubuh

5. Membersihkan sel mati dari dalam tubuh


Fungsi sel darah putih monosit tak kalah penting yakni sebagai
pengangkut sampah sisa kerja-kerja sistem daya tahan tubuh. Sekitar
lima sampai 12 persen sel darah putih terdiri atas monosit. Setiap sel
mati di dalam tubuh akan dibersihkan dari dalam tubuh oleh sel
darah putih ini.

• Trombosit :

1. Membantu proses pembekuan darah

Proses di mana trombosit membentuk gumpalan disebut dengan adhesi.

Contohnya, jika Anda mengalami luka akibat terkena pisau pada jari.

Kondisi tersebut akan membuat pembuluh darah Anda terluka dan terjadi

pendarahan. Untuk dapat menghentikan pendarahan tersebut, trombosit di

dalam pembuluh darah akan menempel pada area jari yang terluka. Setelah

trombosit berkumpul dan mulai melekatkan diri satu sama lain. Maka

selanjutnya akan terbentuk gumpalan yang akhirnya menyumbat

pendarahan, atau disebut agregasi. Setelah agregasi, proses berikutnya

adalah pembekuan darah atau koagulasi. Koagulasi ini akan mencegah

tubuh kehilangan darah terlalu banyak dari luka yang Anda alami.
2. Membantu melawan virus yang menginfeksi tubuh

Selain perannya untuk proses pembekuan darah. Trombosit juga dikenal

sebagai sel inflamasi yang dapat membantu sistem kekebalan tubuh.

Trombosit yang diaktifkan memiliki fungsi tromboinflamasi atau

menghubungkan proses koagulasi dengan respons imun dari berbagai

infeksi, termasuk respons terhadap virus

3. Membantu proses penyembuhan luka

Fungsi trombosit lainnya adalah untuk membantu tubuh dalam proses

penyembuhan luka. Dilansir dari penelitian yang terbit di situs

sciencedirect.com, trombosit diduga dapat berkontribusi untuk

memperbaiki jaringan. Trombosit akan membentuk jaringan-jaringan

fibrinogen. Jaringan tersebut akan membantu untuk menutup daerah yang

mengalami luka agar bisa segera pulih.


DAFTAR PUSTAKA

Sa’adah,s. (2018). Sistem peredaran darah manusia. Uin sunan gunung

djati bandung

Saladin, K. (2009). Anatomy and Physiology: The Unity of Form, and

Function 5th Edition. New York: McGraw Hill Company

Seeley, R.R. Stephent, T.D. Tate P. (2007). Anatomy and Physiology.

Eight Edition.Boston: McGraw Hill Company

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy and

Physiology. (B. Roesch, Ed.) (12th ed.). New Jersey: John Wiley &

Sons, INc.

Anda mungkin juga menyukai