Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi jarak jauh berbagai bahan antara sel-sel
itu sendiri. Darah diciptakan untuk memberi tubuh kita kehidupan. Pada saat beredar di dalam tubuh,
darah menghangatkan, mendinginkan, memberi makan, dan melindungi tubuh dari zat-zat beracun.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati
untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Istilah medis yang berkaitan dengan
darah diawali dengan kata hemo atauu hemato.
Manusia daan hewan mempunyai sistem untuk mempertahankan diri terhadap penyakit yang
dikenal dengan sistem imunitas. Kondisi sistem kekebalan tubuh menetukan kualitas hidup. Dalam
tubuh yang sehat terdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh terhadap
penyakit juga prima.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan hematologi ?
2. Bagaimana fisiologi hematologi ?
3. Apa yang di maksud dengan Imunologi ?
4. Apa-apa saja sistem pertahanan tubuh ?
5. Apa saja jenis-jenis kekebalan tubuh ?
1.3 TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui pengertian hematologi dan imunologi
2. Mengetahui komponen-komponen darah
3. Mengetahui fungsi dari darah dan imun tubuh
4. Mengetahui jenis-jenis kekebalan tubuh
1.4 METODE PENULISAN MAKALAH
Metode yang digunakan adalah metode pembukuan, dimana saya mencari beberapa buku mengenai
fisiologi pencernaan sebagai referensi dari makalah ini.
1.5 MANFAAT MAKALAH
1. Mahasiswa : a. Dapat membantu dalam memahami mata kuliah fisiologi hematologi dan imun.
b. Sebagai media referensi makalah apabila ada yang memiliki tugas makalah
mengenai fisiologi system hematologi dan imunologi.
1. Masyarakat : Dapat mengetahui sistem hematologi dan imunologi.

Hematologi dan Imunologi 1 |


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN HEMATOLOGI
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang darah, organ pembentuk darah
dan penyakitnya. Hematologi berasal dari Bahasa Yunani “haima” yang artinya darah. Darah manusia
adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan
oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut sisa-sisa
metabolisme dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Adapun aktivitas hematologi seperti
pembentukan sel darah merah dan proses pembekuan darah.
Hematopoiesis adalah peristiwa pembuatan sel darah, sel darah yang dimaksudkan adalah
sel darah merah, sel darah putih, serta trombosit yang dibentuk di sumsum tulang.
Hematopoiesis berfungsi sebagai pertahanan tubuh, hemostatis, serta penghantaran oksigen.
Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu komponen cair (plasma) dan komponen padat
(eritrosit, leukosit, dan trombosit).
1. Komponen cair :
Plasma, yaitu bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan
protein darah.
2. Komponen padat antara lain :
A. Eritrosit (Sel darah merah)
Eritrosit atau yang dikenal dengan sel darah merah merupakan cairan bikonkaf
yang berdiameter 7 mikron. Warnanya kuning kemerah-merahan karena di
dalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin. Hemoglobin berfungsi
untuk mengikat oksigen. Eritrosit memiliki komponen yaitu membrane eritrosit,
sistem enzim dan hemoglobin yang komponennya terdiri atas heme, dimana heme
merupakan gabungan protoporfirin dengan besi dan terdiri atas globin, yang
merupakan bagian protein.
Dalam keadaan normal, produksi sel darah merah (Eritopoesis) pada orang
dewasa terutama terjadi di dalam sum-sum tulang, dimana sistem eritrosit
menempati 20%-30% bagian jaringan sum-sum tulang yang aktif membentuk sel
darah. Pada produksi eitrosit normal, sum-sum tulang memerlukan besi,
vitaminB12, asam folat, piridoksin (vitamin B6), kobal, asam amino, dan tembaga.

Hematologi dan Imunologi 2 |


Eritrosit hidup selama 12 hari, setelah itu akan mengalami proses penghancuran
sel darah merah karena terjadi proses penuaan dan proses patologis (hemolisis)
yang menyebabkan terurainya komponen-komponen hemoglobin menjadi dua
komponen, yaitu komponen protein atau globin dan komponen heme.
B. Leukosit (sel darah putih)
Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit
dan infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak
berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus
dinding kapiler/diapedesis.
Fungsi dari sel darah putih adalah :
1. Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/bakteri
yang masuk ke dalam tubuh.
2. Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari diding usus
melalui limpa terus ke pembuluh darah.

Jenis-Jenis Leukosit

1. Granular leukosit yang terdiri dari neutrofil, eosinofil, dan basofil.


a. Neutrofil
Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri
serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan
tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri, aktivitas dan matinya neutrofil
dalam jumlah yang banyak menyebabakan adanya nanah.
b. Eosinofil :
Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian
meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
c. Basofil :
Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan
antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan
peradangan.

2. Non-granular leukosit yang terdiri dari limfosit dan monosit.

a. Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Fungsinya membunuh dan


memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh.

Hematologi dan Imunologi 3 |


b. Monosit memiliki ukuran lebih besar dari limfosit, yang di bentuk di sum-
sum tulang. Fungsinya sebagai fagosit
C. Trombosit/Platelet
Berperan pentin dalam pembekuan darah dan untuk mngubah bentuk dan kualitas
setelah berikatan dengan pembuluh yang cedera. Trombosit akan melengket dan
akan mengumpal bersama membentuk sumbat trombosit yang secara efektif
menambal daerah yang luka.

2.2 FISIOLOGI HEMATOLOGI


Secara umum fungsi darah adalah :
1. Transport Internal
Darah membawa gas oksigen, membawa nutrisi dan membawa hasil metabolism.
2. Proteksi tubuh terhadap bahawa mikroorganisme, yang merupakan fungsi dari sel darah putih.
3. Proteksi terhadap cedera dan perdarahan merupakan fungsi dari trombosit karena adanya faktor
pembekuan.
4. Mempertahankan temperature tubuh.
2.3 PENGERTIAN IMUNOLOGI
Imunologi berasal dari kata imunitas yang berarti kekebalan tubuh. Pengertian imunologi
yaitu cabang ilmu yang mempelajari tentang imunitas atau kekebalan tubuh dan reaksi alergi
atau sensitivitas terhadap sesuatu. Imunologi juga berarti ilmu yang mempelajari kemampuan
tubuh untuk melawan atau mempertahankan dari serangan patogen atau organisme yang
menyebabkan penyakit. Tubuh memerlukan imunitas atau kekebalan untuk melawan
serangan penyakit yang dapat menghambat fungsi organ tubuh. Salah satu bentuk dari
imunitas yaitu adanya antibodi yang dihasilkan oleh sel darah putih. Sel darah putih bekerja
dengan cara mengikat dan kemudian menghancurkan sel-sel patogen atau penyebab penyakit.
2.4 SISTEM PERTAHANAN TUBUH
Sistem pertahanan tubuh digolongkan menjadi dua yaitu pertahanan tubuh non-spesifik dan
pertahanan tubuh spesifik.
1. Pertahanan Tubuh Non-spesifik meliputi : pertahanan pertama ( kulit, mukus dan cilia,
saliva, asam lambung, leukosit) dan pertahanan kedua (inflamasi dan protein
antimikrobia ).
a. Pertahanan pertama
 Kulit : pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh yaitu kulit
dan membran mukosa. Lapisan terluar kulit tersusun atas sel-sel mati yang rapat

Hematologi dan Imunologi 4 |


sehingga menyulitkan bagi mikroorgnisme patogen untuk masuk ke dalam
tubuh.
 Mukus dan cilia : pertahanan secara mekanik seperti terjadi pada rambut
hidung dan silia, rambut hidung bertugas menyaring udara dari partikel-partikel
berbahaya maupun dari mikroorganisme yang kuraang menguntungkan,
sedangkan silia yang terdapat pada trakea berfungsi menyapu partikel-partikel
berbahaya yang terperangkap dalam lendir/dahak (mukus) dan keluar bersama
air ludah.
 Saliva : saliva yang mengandung enzim lizosim yang dapat membunuh bakteri,
enzim lizosim dapat menguraikan dinding bakteri dan patogen dengan cara
hidrolisis sehingga sel pecah dan mati.
 Asam Lambung : Lambung melepaskan zat yang disebut asam lambung yang
merupakan campuran dari lendir, asam klorida, dan enzim. Zat ini membunuh
banyak bakteri dalam makanan dan membantu memecah berbagai komponen
dalam makanan.
 Leukosit : Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan
berbagai penyakit infeksi, virus, bakteri sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh.
b. Pertahanan kedua
 Inflamasi : respon tubuh terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan antara
lain tergores atau benturan keras. Adanya kerusakan jaringan menyebabkan
patogen dan mikroorganisme lainnya dapat masuk ke dalam tubuh dan
menginfeksi sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh yang rusak akan melepaskan signal
kimiawi yaitu histamin dan prostaglandin. Sel yang berfungsi melepaskan
histamin adalah mastosit yang berkembang dari salah satu jenis sel darah putih
yaiu basofil. Adanya signal kimiawi berupa histamin menyebabkan terjadinya
pelebaran pembuluh darah dan peningkatan kecepatan aliran darah dan
menyebabkan permeabilitas pembuluh darah meningkat.
Meningkatnya permeabilitas pembuluh darah menyebabkan neutrofil, monosit,
dan eosinofil berpindah dari pembuluh darah ke jarngan yang mengalami
infeksi, selanjutnya neutrofil dan eosinofil mulai memakan patogen, dan
monosit akan mulai bergerak menghancurkan patogen. Neutrofil meninggalkan
pembuluh darah dan menuju jaringan yang terinfeksi dan membunuh mikroba.

Hematologi dan Imunologi 5 |


2. Pertahanan Tubuh Spesifik
Pertahanan tubuh ketiga meliputi limfosit dan antibodi.
 Limfosit : terdiri dari dua jenis yaitu limfosit B (sel B) dan limfosit T (sel T).
1. Limfosit B terbentuk dan dimatangkan di dalam sumsum tulang dan masuk ke
dalam aliran darah menuju jaringan limfatik. Sel B bertanggung jawab terhadap
produksi antibodi sebagai kekebalan tubuh humoral. Sel B dapat dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu :
a. Sel B plasma, berfungsi untuk memproduksi antibodi.
b. Sel B pengingat, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk ke
dalam tubuh dan menstimulasi sel Limfosit B plasma jika terjadi infeksi
kedua.
c. Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B pengingat
dalam jumlah yang banyak serta cepat.
2. Limfosit T dibentuk di dalam susum tulang dan menuju ke kelenjar timus untuk
mengalami diferensiasi lebih lanjut, sel T beerperan dalam kekebalan selular yaitu
dengan menyerang sel penghasil antigen secara langsung, sel T juga turut
membantu produksi antibodi oleh sel B plasma, sel T dapat dibedakan menjadi 3
jenis yaitu :
a. Sel T pembunuh ( sel T sitotoksik ), berfungsi menyerang patogen dan
mikroorganisme asing yang masuk ke dalam tubuh, yaitu sel tubuh yang
terinfeksi.
b. Sel T pembantu ( sel T penolong ) berfungsi menstimulasikan
pembentukan sel T jenis lainnya serta sel B plasma, serta mengaktifkan
makrofag untuk melakukan fagositosis.
c. Sel T supressor, berfungsi menghentikan respon imun yaitu setelah
infeksi berhasil ditanggulangi.

2.5 JENIS-JENIS KEKEBALAN TUBUH

Kekebalan tubuh dibedakan menjadi kekebalan aktif dan kekebalan pasif .

a. Kekebalan aktif, adalah kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri dimana jika
seseorang mengalami sakit karena infeksi patogen dan tubuh merespon dengan membuat
antibodi, setelah sembuh antibodi tersebut dapat bertahan lama sehingga orang tersebut

Hematologi dan Imunologi 6 |


menjadi kebal terhadap penyakit tersebut, seperti contoh orang yang pernah sakit cacar air
tidak akan terkena penyakit tersebut untuk kedua kali. Kekebalan jenis ini dinamakan
kekebalan aktif alami.
Selain itu terdapat juga kekebalan aktif buatan seperti dengan menyuntikkan antigen
bakteri, patogen, atau mikroba yang sudah tidak aktif cara ini dikenal dengan vaksinasi.
Vaksinasi menyebabkan orang yang disuntik tersebut mendapatkan kekebalan karena
tubuhnya akan membentuk antibodi.
b. Kekebalan pasif, adalah kekebalan yang diperoleh setelah mendapat antibodi dari luar.
Sebagai contoh kekebalan yang diperoleh bayi dari ibunyamelalui air susu pertama
(kolostrum) atau diperoleh bayi pada saat masih berada dalam kandungan. Kekebalan ini
dinamakan kekebalan pasif alami.

Hematologi dan Imunologi 7 |


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hematologi dan imunologi sangat berperan penting bagi tubuh manusia. Hematologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang darah dan jaringan yang membentuknya.darah
memiliki dua komponen utama yaitu plasma darah dam butiran darah yang terdiri atas
eritrosit, leukosit dan trombosit.
Imunologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang imunitas atau kekebalan
tubuh dan reaksi alergi atau sensitivitas terhadap sesuatu. Imunologi juga berarti ilmu
yang mempelajari kemampuan tubuh untuk melawan atau mempertahankan dari serangan
patogen atau organisme yang menyebabkan penyakit.
3.2 SARAN
Diharapkan kepada para pembaca yang berhubungan dengan bidang kesehatan untuk
benar-benar mengerti tentang system hematologi dan imonologi pada manusia, agar
nantinya tidak terjadi kesalahan dalam menyimpulkan tanggapan terhadap keluhan pasien
yang bermasalah dalam sistem hematologi dan imonologi.

Hematologi dan Imunologi 8 |


DAFTAR PUSTAKA
1. Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: Salemba Medika
2. Handayani, Wiwik. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta: Salemba Medika
3. Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC
4. Desmawati. 2013. Sistem Hematologi dan Imunologi. Jakarta : In Media
5. Bakta, I Made.2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC
6. Hall, John.2011. Guyton and Hall Textbook of Medical and Physicology,Edisi 12.
Amerika Serikat:Elsevier
7. Ward, Jeremy P.T.2009. At a Glance Fisiologi. Jakarta : Erlangga
8. Suarniati.2016. Anatomi dan Fisiologi Pada Tubuh Manusia. Yogyakarta: Indomedia
Pustaka

Hematologi dan Imunologi 9 |

Anda mungkin juga menyukai