Anda di halaman 1dari 12

KAIDAH DASAR BIOETIKA DALAM PROFESI

KEDOKTERAN
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas sp pada blok “pendahuluan “.

Dosen pengampu :

Dr. SURYANTI, M.KES

Disusun oleh:

Niko Efrani (61120102)

Pendidikan dokter umum

Fakultas Kedokteran Universitas Batam

Tanjung Pinang

2020
Kata pengantar
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa. karena atas rahmat, karunia serta kasih
sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai kaidah bioetika kedokteran ini dengan sebaik
mungkin. tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Dr.Rusdani,MKK selaku dosen mata kuliah.
Kaidah Bioetika Kedokteran dalam penulisan makalah ini, saya menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik
pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal saya selaku penulis usahakan. Semoga dalam
makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang
membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Tanjung Pinang, 28 January 2020

Niko Efrani

Daftar isi
KATA PENGANTAR ................................................................... ii

DAFTAR ISI. ................................................................................. ii

ABSTRAK……………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN. ....................................................... 2

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 3

B.rumusan Masalah................................................................... 4

C.tujuan penelitian .................................................................. 4

D.manfaat penelitian ................................................................... 5

E. metode ........................................................................................5

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 6

A.sejarah .......................................................... 6

1. etika dan bioetika ................................................................................... 7

2. etika dan etiket ............................................................. 7


3.perbedaan etika dan etiket ...................................................................... 7

4.prinsip- prinsip bioetika . ................................................................. 8

5.etika klinis ....................................................................... 9

6.kode etik ................................................ 10

7 .acuan dalam penerapan etika klinis........................................................ 11

BAB III PENUTUP...........................................................................11

A.Kesimpulan................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................12

Abstrak
Di era modern ini, setiap profesi memiliki kaidah dan kaidah etika yang harus ditaati sebagai dasar
pengambilan keputusan.Sama seperti dalam profesi kedokteran, prinsip-prinsip tertentu harus
ditaati dan diterapkan sesuai dengan keadaan untuk menentukan pilihan yang terbaik. . Masalah
profesi kedokteran menjadi semakin beragam, oleh karena itu etika kedokteran semakin
berkembang. Etika Biomedis merupakan salah satu cabang dari etika kedokteran dasar yang
dapat digunakan sebagai pedoman bagi dokter untuk mengambil keputusan terbaik berdasarkan
situasi. Bioetika terdiri dari empat (4) prinsip dasar bioetika (KDB), yaitu: kemanfaatan, tidak jahat,
otonomi dan keadilan. Kata kunci: bioetika, kemanfaatan, tidak jahat, otonomi, keadilan

Abstract
In this modern era, every profession has rules of moral principles that must be held asthe basis
for decision making, as well as in medicine, there are principles that must be upheldand used
depending on the situation to determine the best choice that must be
taken.Problems in medicine are also increasingly diverse, so medical ethics is developed.
Bioethics(Biomedical Ethics) Medicine is a branch of basic medical ethics that is useful as a
doctor'sguide in making the best decisions according to the situation. Bioethics consists of
four (4)Basic Rules of Bioethics (KDB), namely: Beneficence, Non-Maleficence,
Autonomy, andJustice.Keywords: Bioethics, Benefits, Non-Maleficence, Autonomy, Justice

Pendahuluan
Dokter dalam menjalankan praktik sehari- hari sering kali menemukan isu etik yang terkadang
dapat berkembang menjadi dilema etik. Seorang dokter senantiasa dihadapkan dalam
penilaian moral untuk membuat suatu keputusan klinis yang etis.Pada awal tahun 60-an, di
saat kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi kedokteran berdampak pada hasil
pengobatan dan kualitas hidup pasien yang lebih baik,praktik kedokteran di masyarakat
berkembang dan berubah sejalan dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Tulisan ini
bertujuan untuk memberi cara atau metode dalam proses pengambilan keputusan klinis yang
etis bagi dokter.

Latar belakang masalah


Adanya perubahan pandangan masyarakat terhadap kesehatan, dari paradigma sakit ke
paradigma sehat, membuat sebagian masyarakat mengatakan kesehatan adalah harta yang
paling berharga dan beranggapan bahwa kesehatan itu adalah sebuah investasi. Masyarakat
berani membayar mahal demi kepuasan yang didapatkan dalam pelayanan khususnya
pelayanan kesehatan. Pelayanan meliputi apa yang dilakukan oleh profesi pelayanan
kesehatan, cara melakukan, perlengkapan yang dipakai, dan tidak kalah pentingnya adalah
hasil yang dicapai dari pelayanan tersebut. Profesi kedokteran dituntut untuk berbuat yang
terbaik dalam memberikan pelayanan kesehatan (Kumar, 2015). Dalam era global yang terjadi
waktu ini, profesi kedokteran merupakan salah satu profesi yang mendapatkan sorotan.
Sorotan terhadap profesi dokter merupakan suatu pertanda bahwa saat ini sebagian
masyarakat belum puas terhadap pelayanan kesehatan dan pengabdian profesi dokter di
masyarakat (Astuti, 2010). Ketidakpuasan pasien terjadi karena adanya komunikasi yang tidak
seimbang antara dokter dan pasien, tidak adanya hubungan kepercayaan antara dokter dan
pasien dalam hubungan yang terjadi (Nuryanto, 2012). Menurut Suryawati (2006) penyebab
ketidakpuasan pasien adalah 2 keterlambatan dokter dalam melayani pasien, dokter sulit
ditemui, dokter kurang komunikatif dan informatif. Begitu juga menurut Wahyuni et al. (2013)
yang mengatakan bahwa sebagian pasien mengeluhkan ketidakpuasan layanan dokter bukan
karena kemampuan dokter tersebut kurang namun karena pasien merasa kurang
diperhatikan. Semua penyebab di atas termasuk dalam aspek hubungan dokter-pasien.
Hubungan dokter-pasien merupakan pondasi dalam praktik kedokteran dan juga etika
kedokteran (Williams, 2006). Etika kedokteran merupakan etika untuk profesi dokter yang
berhubungan dengan masalah moral yang timbul dalam praktik pengobatan.

Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan etika dokter dengan kepuasan pasien?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan etika dokter dengan
kepuasan pasien dan apa saja yang termasuk dalam KDM
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan akan ilmu etika kedokteran.
2. Manfaat Aplikatif Sebagai masukan untuk menjadi pertimbangan peningkatan kualitas
pembelajaran di bidang kedokteran.

Metode
Penulisan artikel ini berdasarkan hasil ppt yang telah di teampilkan sebelumnya yang
berhubungan dengan kaidah dasar bioetika yang berhubungan dengan 4 KDM yaitu:
Autonomy,beneficence,non-maleficence, dan justice

Hasil dan pembahasan


Sejarah

• Aguste Comte pernah berkata: “You can know little of any idea, untill you know the
history of that idea”.

• Etika, dilihat dari sejarahnya, tidak dapat dipisahkan dari filsafah sebab etika memang
berakar dari filsafah (yaitu ilmu yang mencoba mencari jawaban tentang berbagai
masalah kehidupan beserta alam semesta dari aspek yang paling dasar atau hakiki).

• Filsafah itu sendiri diperlukan sebagai orientasi dan sekaligus arahan dalam bersikap
dan bertindak.

• Paling tidak, ada tiga macam filsafah yang perlu di- ketahui; yaitu filsafah ilmu (logika),
filsafah estetika dan filsafah moral (membahas tentang baik dan buruk serta benar dan
salah dari aspek moralitas).

Etika dan bioetika


Kata etika secara etimologi berasal dari kata Yunani yaitu ethikos, ethos yang berarti adat,
kebiasaan, praktik. Etika bukan suatu sumber tambahan bagi ajaran moral, melainkan
merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu, bukan merupakan suatu ajaran.
Pengertian lain tentang etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Etika bersangkutan dengan manusia secara pribadi dalam “kemanusiannya”, yaitu manusia
yang sudah dan mampu menyadari dirinya sendiri dalam berpikir, bersikap, berbicara,
bertingkah laku terhadap manusia lain dan (dalam) masyarakat, terhadap Tuhan sang
Pencipta. Etika,sebagaimana metodefilsafat,mengandung permusyawaratan dan argumen
eksplisit untuk membenarkan tindakan tertentu (etika praktis). Juga membahas asas-asas
yang mengatur karakter manusia ideal atau kode etik profesi tertentu (etika normatif). Etika
adalah pedoman berbuat sesuatu dengan alasan tertentu. Alasan tersebut sesuai dengan nilai
tertentu dan pembenarannya. Etika penting karena masyarakat selalu berubah, sehingga kita
harus dapat memilih dan menyadari kemajemukan (norma) yang ada (filsafat praksiologik).
Jadi etika juga adalah alasan untuk memilih nilai yang benar di tengah belantara norma
(filsafat moral). Etika adalah sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Etika sebagaimana metode
filsafat, mengandung permusyawaratan dan argumen eksplisit untuk membenarkan tindakan
tertentu (etika praktis), juga membahas asas-asas yang mengatur karakter manusia ideal atau
kode etik profesi tertentu (etika normatif). Etika normatif (deontologi, teleologi, dan virtue)
berbicara mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia, serta memberi
penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya. Tujuan
etika normatif ialah mencari prinsip-prinsip dasar yang memungkinkan kita
menghadapipandangan-pandangan normatif moral yang terdapat dalam masyarakat atau
diperjuangkan oleh pelbagai ideologi secara rasional dan kritis. Kita seakan-akan mencari
norma-norma dasar untuk menilai dengan kritis norma- norma moral yang sudah
beredar/ada.
Perilaku etis menyangkut perbuatan dalam kerangka baik dan benar. Analisis etis cenderung
berpusat pada istilah-istilah ini sehingga melahirkan pandangan- pandangan sebagai berikut:
1. Etika normatif dan metaetika. Etika normatif berarti sistem-sistem yang dimaksudkan
untuk memberi petunjuk atau penuntun dalam mengambil keputusan yang menyangkut
baik dan buruk, benar dan salah. Metaetika menganalisis logika perbuatan dalam kaitan
dengan “baik” dan “buruk”, “benar” dan “salah”.
2. Bila kebaikan dipandang sebagai kunci tingkah laku etis, teori etika yang dihasilkan
ditandai kepenuhan nilai. Yang benar (kebenaran) menjadi satu aspek kepenuhan nilai
tersebut, yaitu seperangkat kewajiban kepada yang lain yang mesti dihormati dalam
pencapaian kebaikan. Teori yang demikian disebut aksiologis (menekankan kiblatnya
kepada tujuan akhir).
3. Bila kebenaran dianggap sebagai kunci perilaku etis, etika menjadi berkiblat kepada
ide kewajiban dan tugas, berkisar pada pernyataan tentang prinsip-prinsip perilaku,
dan bukan pada penelusuran- penelusurankonsekuensikonsekuensi.
4. Tetapi kebaikan maupun kebenaran dapat dilihat sebagai objektif (menggantikan
sebuah faktor riil dalam hal-hal), atau subjektif (hanya mewakili proposal manusia).
Etika sangat erat kaitannya dengan moral. Bahkan secara etimologi moral mempunyai arti
yang kurang lebih sama dengan etika, sekalipun bahasa asalnya berbeda. Namun yang
membedakannya adalah bahwa moral merupakan nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Perbedaan
etika dengan moralitas, bahwa moralitas adalah pandangan tentangkebaikan/kebenaran
dalam masyarakat. Suatu hukum dasar masyarakat yang paling hakiki dan amat kuat. Juga
suatu perbuatan benar atas dasar suatu prinsip (maxim). Ia merujuk pada perilaku yang sesuai
dengan "kebiasaan atau perjanjian rakyat yang telah diterima", sesuai nilai dan pandangan
hidup sejak masa kanak- kanak, tanpa permusyawaratan.
Etika dalam dunia kedokteran dikenal sebagai etika kedokteran.Etika kedokteran berfokus
terutama dengan masalah yang muncul dalam praktik pengobatan. Dalam etika kedokteran
isu-isu yang mengemuka terutama menyangkut tujuan pengobatan, refleksi kritis terhadap
suatu tindakan dan mengembangkan otonomi dalam pengambilan keputusan dalam lingkup
pasien, dokter dan pihak lain yang terkait dalam sistem praktik kedokteran. Sedangkan etika
klinis lebih menyempit lagi ke lingkup klinis, yaitu suatu cabang praktis yang menyediakan
suatu struktur pendekatan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan isu etik
dalam praktik klinis.

Etika dan Etiket

• Etika : moral

• Etiket : sopan santun, secarik kertas yang ditempelkan pada botol atau kemasan barang.

• Mengatur perilaku manusia secara normatif,artinya memberi norma apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan

Perbedaan etika dan etiket


Prinsip – prinsip biotika
Prinsip-prinsip bioetika pada dasarnya merupakan penerapan prinsip-prinsip etika dalam
bidang kedokteran dan kesehatan. Etika kedokteran terapan, terbagi atas 2 kategori besar:
(1) Principlism: mementingkan prinsip etik dalam bertindak. Termasuk dalam konteks ini
adalah etika normatif, empat basic moral principle, konsep libertarianism (mengutamakan
otonomi)serta beneficence in trust (berbuat baik dalam suasana kepercayaan). Dasar utama
dalam principlism adalah bahwa memilih salah satu prinsip etik ketika akan mengambil
keputusan, (2) Alternative principlism, termasuk dalam etika ini adalah etika komunitarian,
etika naratif dan etika kasih sayang.
Beauchamp dan Childress (2001) menguraikan mengenai empat kaidah dasar (basic moral
principle) dan beberapa rules di bawahnya. Keempat kaidah dasar tersebut adalah: 14
1.autonomy
Merujuk pada adanya hak pasien untuk membuat keputusan atas kepentingannya sendiri
dimana:
a. Otonomi konsumen punya batas dan tidak boleh mengganggu otonomi profesional.
b. Profesional juga memiliki tingkat otonomi, yang pada batas tertentu tidak dapat
dipengaruhi.
2.justice
Justice merujuk pada adanya kewajiban yang adil dan seimbang, dimana:
a. Kewajiban diterapkan kepada seseorang dan pemerintah.
b. Hak-hak seseorang menjadi terbatas bilamanamelanggar hak-hak orang lain.
3.beneficence
Merujuk pada kewajiban to do good not harm, dimana:
a. Problem dapat timbul tidak saja ketika sedang mencoba memutuskan apa yang baik, tetapi
juga ketika sedang menentukan siapa yang seharusnya membuat keputusan.
b. Penderitaan sesaat di bidang medik kadangkala diperlukan untuk menghasilkan kebaikan.
4.non-maleficence
Merujuk pada Tindakan tidak merugikan orang lain dimana:
a. melindungi orang yang tidak mampu (cacat) atau orang yang non-otonomi.
b.orang ini juga dilindungi oleh prinsip berbuat baik (beneficence).

Ada 3 teori etika normatif, yaitu:


 Deontologi: asal kata deon (wajib), tidak bersyarat (kategoris) dan tidak bergantung
pada tujuan tertentu. Benar tidaknya tindakan bergantung pada perbuatan/cara
bertindak itu sendiri, bukan pada akibat Tindakan Dasar: kewajiban/keharusan,
mutlak/absolut atau “kewajiban demi kewajiban”. Kelemahan: pemicu fanatisme buta,
tidak luwes dalam perkembangan zaman, tidak mampu memecahkan dilema
 Teleologi: bersyarat (hipotetis), benar tidaknya tindakan bergantung pada akibat-
akibatnya. Bila akibat baik: wajib; bila buruk: haram. Hendak dicapai tujuan kedokteran
tertentu namun tetap dalam bingkai “mempertahankan martabat kemanusiaan”
(bukan tujuan asal-asalan). Dasar: pengalaman (efektif–efisien). Kelemahan:
menghilangkan dasar pembawa kepastian etis, tidak berketetapan, pemicu “tujuan
menghalalkan cara”.
 Virtue: keutamaan, benar tidaknya tindakan tergantung dari norma- norma yang
diambil. Dalam pengertian bahwa meminimalkan

Etika klinis

Dalam dunia kedokteran, fondasi moral hubungan dokter pasien adalah inti etika kedokteran.
Pembahasan dalam etika kedokteran lebih dititikberatkan pada fondasi moral yang mengatur
hubungan dokter pasien. Konsep hubungan ini akan lebih mempertajam keputusan-
keputusan klinis yang akan dibuat oleh dokter dalam berbagai situasi, sehingga akan tersusun
standar perilaku profesional.
Kode etik

• Daftar ketentuan tertulis (written list) yang memuat nilai-nilai dalam profesi, sekaligus
sebagai standar berprilaku.

• Kerangka acuan dalam mengambil keputusan.

• Selalu dilakukan revisi secara periodik, disesuaikan perkembangan masyarakat


maupun profesi.

• Biasanya lebih luas, tetapi tidak pernah berbenturan dengan ketentuan hukum. Setiap
anggota sesuatu profesi bertanggungjawab terhadap tegaknya nilai serta standar yang
termuat dalam kode etik.

• Keberlakuannya tidak bersifat paksaan.

Acuan dalam penerapan etika klinis

• Medical Indication (Indikasi Medis).

• Patient Preferences (Keinginan Pasien).

• Quality of Life (Mutu Hidup setelah pengobatan).

• Contextual Features (Faktor-faktor kontekstual). (Jonsen, Siegler, Winslade, 2006)

Kesimpulan
Pengetahuan tentang Kaidah Dasar Bioetika penting diajarkan pada mahasiswa kedokteran
agar mereka kelak dapat dengan tepat mengambil keputusan terhadap dilema-dilema yang
senantiasa akan dihadapi oleh seorang dokter dalam menangani pasien. Diharapkan pemberian
pengetahuan mengenai kaidah dasar bioetika dilakukan sejak dini dan senantiasa diajarkan
sepanjang kurikulum pendidikan dokter, agar mahasiswa dapat memiliki penilaian moral secara
lebih baik di masa yang akan datang.
Daftar Pustaka
1. Wasisto B, Suganda S. Perilaku profesional sebagai kontinum etis, disiplin dan hukum dalam
mencegah masyarakat gemar menggugat (litigious society). Proceeding Pertemuan Nasional IV
Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia (JBHKI). Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 30 November – 2 Desember 2004.
2. Craig E. Moral Judgment. The Routledge of philosophy. London: Routledge; 1998.
3. Bertens K. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005. p 279-83.
4. Jacobalis S. Perkembangan ilmu kedokteran, etika medis dan bioetika. Jakarta: Sagung Seto;
2005.
5. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar kompetensi dokter. Jakarta: Konsil Kedokteran
Indonesia; 2006.
6. Afandi D, Budiningsih Y, Safitry O, Purwadianto A, Widjaja IR, Merlina D. Analisis Butir Uji,
Reliabilitas dan Validitas Tes Kaidah Dasar Bioetika. Maj Kedokt Indon. 2008;58(6):205-10.

Anda mungkin juga menyukai