Disusun oleh :
ROMBEL 2
PENDIDIKAN BIOLOGI
No LH Surge : Hanya satu pita warna yang muncul di wilayah kontrol, atau
pita uji muncul tetapi lebih ringan daripada pita kontrol. Hal ini berarti tidak
ada lonjakan LH.
LH Sutge : Jika dua pita warna terlihat, dan pita uji sama dengan atau lebih
gelap dari pita kontrol, satu mungkin akan mengalami ovulasi dalam 24-48
jam ke depan. Jika mencoba untuk hamil, waktu untuk melakukan hubungan
intrim adalah setelah 24 jam tetapi sebelum 48 jam.
Invalid : Tidak ada pita yan g terlihat sama sekali
E. Hasil Pengamatan
F. Pembahasan
Ovulasi dikendalikan oleh berbagai hormon. Untuk mendeteksi apakah seorang
wanita berovulasi dapat dilakukan dengan cara mendeteksi kadar progesteron, hormon yang
mengindikasikan terjadinya ovulasi. Pemeriksaan kadar hormon LH (luteinizing hormone)
juga mungkin diperlukan karena hormon ini meningkat sesaat sebelum ovulasi. Selain itu,
suhu basal tubuh juga dapat membantu. Pemeriksaan hormon lainnya, termasuk hormon
tiroid, mungkin perlu dilakukan untuk memeriksa kondisi medis lain terkait ketidaksuburan.
Berdasarkan uji menggunakan testrip LH yang digunakan, hasilnya yang pertama
yaitu Fitria Titrik Dwiwinhayu pada garis control tipis sedangkan garis testnya tebal. Itu
menandakan bahwa terdapat kandungan hormone LH, dapat dikatakan praktikan tersebut
dalam keadaan masa subur Suhu tubuh ketika tes yaitu 36,7 derajat celcius. Suhu tubuh
sangat sensitif terhadap kadar hormon. Jadi, suhu seorang wanita mungkin lebih tinggi atau
lebih rendah saat berovulasi atau mengalami menstruasi. Berdasarkan Journal of American
Medical Association menemukan suhu normal rata-rata untuk orang dewasa adalah 36,7°C,
bukannya pas 37°C. Secara umum, dunia medis menyepakati bahwa suhu tubuh normal
berkisar antara 36,1°C sampai 37,2°C. jadi dapat dikatakan bahwa suhu praktikan pertama
ketika kandungan LH ditemukan masih dikatakan normal. Sedangkan untuk tesnya dilakukan
14 hari setelah hari pertama haid. Hari pertama yaitu tanggal 27 juli, tes dilakukan tanggal 15
juni. Saat hari tesebut secara fisik saat pipis, urin yang keluar yaitu di barengi dengan cairan
kental bening.
Selanjutnya yaitu pada praktikan kedua yaitu Definatun Naziyah. Hasil menunjukkan
bahwa pada garis controlnya tebal dan garis tesnya tipis bahkan tidak terlihat. Sehingga dapat
dikatakan tidak ada kandungan hormone LH. Tes dilakukan setelah 12 hari dari hari pertama
haid yaitu tanggal 14 mei. Pada praktikan ketiga yaitu Salwa Nurafifah hasilnya
negatif..Tesnya dilakukan setelah 15 hari dari hari pertama haid yaitu tanggal 16 juni. Selain
itu, pada praktikan keempat juga menunjukkan hasil yang negative. Tes dilakukan setelah 14
hari dari hari pertama haid yaitu pada tanggal 29 mei 2019. Dapat dikatakan dalam kelompok
kami melakukan tes setelah 12-15 dari hari pertama haid, namun hasil yang tidak sama.
Dengan demikian masa subur wanita umumnya dimulai sejak sekitar 10 sampai 14 hari
sebelum masa haid selanjutnya tiba. Namun, hal ini hanya berlaku bagi wanita yang mempunyai
siklus haid teratur 28 hari. Untuk wanita yang mempunyai siklus menstruasi kurang teratur, cukup
sulit mendeteksi kapan tubuh akan melakukan ovulasi setiap bulannya. Untuk itu, dibutuhkan alat tes
masa subur
Pada alat tes masa subur digunakan untuk mengukur perubahan pada tingkat hormon seorang
yang sedang mengalami ovulasi. Berdasarkan literatur, kenaikan hormon luteinizing mendahului
ovulasi selama 25-44 jam, dan tingkat tertinggi mendahuluinya selama 10-12 jam. Kenaikkan
hormon luteinizing dapat diperiksa dalam serum dan secara lebih praktis dalam urin dengan alat-
alat over the counter. Tingkat kehamilan adalah tertinggi apabila hubungan seksual dilakukan sekitar
2 hari sebelum ovulasi, dan oleh sebab itu penilaian kenaikan hormon luteinizing pada wanita yang
ingin mengandung baik untuk dilakukan.
Sedangkan seorang wanita dengan siklus menstruasi yang teratur dapat memeriksa kadar
hormon luteinizing pada urin sekali atau dua kali dalam sehari pada hari ke 10 atau ke 11 siklusnya.
Namun, kapan terjadi kenaikan hormon luteinizing pada wanita dengan siklus tidak teratur lebih sulit
diprediksi, dan kenaikan hormon tersebut belum tentu diikuti dengan ovulasi. Sebuah penelitian
menyatakan bahwa 46.8% dari kejadian kenaikan hormon luteinizing tidak diikuti oleh ovulasi pada
wanita infertil dan 10.7% pada wanita fertil.
G. Kesimpulan
1. Memprediksi ovulasi pada wanita dengan siklus menstruasi teratur dapat dilakukan 14
hari sebelum haid pertama setiap bulannya. Sedangkan untuk memprediksi ovulasi
pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur seringkali cukup sulit
dilakukan.
2. Memprediksi ovulasi dapat dilakukan dengan menggunakan alat Ovulation Test Trip
LH yang dapat mengukur kadar LH pada urin seorang wanita.
3. Hasil positif ditunjukkan dengan garis control tipis dan garis tesnya tebal, Hasil
negative ditunjukkan dengn garis control tebal dan garis tesya tipis.
H. Daftar Pustaka
Campbell, Neil A. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid III. Jakarta: Erlangga
Ekarini, Sri Madya Bhakti. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap
Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Selo Kabupaten
Boyolali. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro
Pearce. E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
Sumiati. 2013. Sistem Reproduksi Manusia. Jurnal biologi. Vol 2 (2) : 1-13
Sloane, E. L. 2010. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Waluyo dan Wahono. 2016. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Jember :
Universitas Jember.
LAMPIRAN