Anda di halaman 1dari 4

Perkembangan Ekonomi Indonesia

pada Masa Kemerdekaan

Kelompok : 7

Nama Anggota:
1. Disviana (07)
2. Nuraini Wiji L (22)
3. Sami Asih (27)
4. Uswatun Khasanah (30)

SMP NEGRI 2 MOJOGEDANG


Tahun Pelajaran 2023/2024
Pada masa kemerdekaan, keadaan ekonomi bangsa Indonesia masih belum stabil. Hal ini
disebabkan oleh masalah-masalah ekonomi yang terjadi saat itu. Masalah-masalah tersebut,
antara lain permasalah inflasi dan blokade laut. Berikut penjelasannya: 
Permasalahan Inflasi

Beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, bangsa Indonesia mengalami inflasi


yang terlalu tinggi (hiperinflasi). Inflasi terjadi karena mata uang Jepang beredar secara
tak terkendali.
Pada saat itu, pemerintah tidak dapat menyatakan mata uang Jepang tidak berlaku karena
belum memiliki mata uang sendiri sebagai penggantinya. Kas negara pun kosong, pajak
dan bea masuk sangat kecil.
Untuk penanggulangan inflasi tersebut, pemerintah Indonesia melakukan beberapa hal, di
antaranya:
 Melakukan pinjaman nasional Pinjaman nasional adalah salah satu kebijakan yang
dicetuskan Menteri keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP. Hal ini
didukung dengan adanya Bank Tabungan Pos yang dibentuk pemerintah yang
berguna untuk menyalurkan pinjaman.
 Mata Uang ORI Meski sudah merdeka, ternyata Indonesia belum memiliki mata
uang sendiri. Akhirnya pada 30 Oktober 1946, pemerintah Indonesia mengeluarkan
uang kertas pertama dengan nama Oeang Republik Indonesia (ORI). Mata Uang ORI
kemudian mengganti mata uang Jepang dan digunakan sebagai alat pembayaran yang
sah. Seribu mata uang Jepang bernilai satu rupiah ORI.
 Membentuk Bank Negara Indonesia (BNI) Meski telah memiliki mata uang sendiri,
ternyata masih ada permasalahan ekonomi. Karena peredaran ORI yang tidak
terkendali. Sehingga pemerintah Indonesia mulai mengatur percetakan dan peredaran
ORI dalam satu sistem perbankan Indonesia. Pada tanggal 1 November 1946
terbentuklah Bank Negara Indonesia sebagai bank induk. Tugas utamanya adalah
melaksanakan koordinasi dalam bidang ekonomi keungan dan mengatur nilai tukar
ORI terhadap valuta asing.
Blokade laut
Blokade laut yang dilakukan oleh Belanda dimulai pada bulan November 1945. Blokade
ini menutup pintu keluar masuk perdagangan Indonesia. Akibatnya, barang-barang
dagangan milik Indonesia tidak dapat diekspor, dan Indonesia tidak dapat memperoleh
barang-barang impor yang sangat dibutuhkan. Tujuan Belanda melakukan blokade ini
adalah untuk meruntuhkan perekonomian Indonesia. Dalam rangka menghadapi blokade
laut ini, pemerintah melakukan berbagai upaya, sebagai berikut:
 Melakukan diplomasi ke India Pada tahun 1946, Indonesia membantu pemerintah
India yang tengah menghadapi bahaya kelaparan dengan mengirimkan beras seberat
500.000 ton. Sebagai imbalannya, pemerintah India menjanjikan akan mengirimkan
bahan pakaian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia. Selain bersifat
ekonomis, pengiriman bantuan ke India bersifat politis karena India merupakan
negara Asia yang paling aktif mendukung perjuangan diplomatik dalam rangka
solidaritas negara-negara Asia.
 Mengadakan hubungan dagang langsung ke luar negeri Usaha mengadakan
hubungan dagang ke luar negeri itu dirintis oleh Banking and Tranding Coperation
(BTC), suatu badan perdagangan semipemerintah. BTC berhasil mengadakan kontak
dengan perusahaan swasta Amerika Serikat. Dalam transaksi pertama, pihak Amerika
Serikat bersedia membeli barang- barang ekspor seperti gula, teh, dan karet. Usaha
lain untuk mengadakan hubungan dagang langsung ke luar negeri juga dilakukan
melalui Sumatera. Tujuan utamanya adalah Singapura dan Malaya. Usaha ini
dilakukan dengan perahu layar dan kapal motor cepat. Pelaksanaan penembusan
blokade dilakukan oleh angkatan laut Republik Indonesia dengan bantuan dari
pemerintah daerah penghasil barang-barang ekspor. Melalui upaya ini, Indonesia
berhasil menjual barang-barang ekspor dan memperoleh barang-barang impor yang
dibutuhkan.

Upaya Penanggulangan Blokade Belanda

 Melakukan diplomasi beras

Demi menembus blokade ekonomi dari Belanda, Pemerintah Indonesia melakukan


diplomasi beras ke India.  Tindakan ini dilakukan atas inisiatif dari Perdana Menteri
Sutan Syahrir, saat tahun 1946 Pemerintah Indonesia mendengar bahwa rakyat India
dilanda masalah kelaparan.  Pada waktu yang sama, pemerintah Indonesia juga
mengalami surplus beras sekitar 200.000 - 400.000 ton.  Sehingga pemerintah
Indonesia memutuskan untuk mengirim bantuan beras sebanyak 500.000 ton untuk
India.  Dengan adanya bantuan yang diberikan Indonesia kepada India, India menjadi
salah satu negara Asia paling aktif dalam membantu perjuangan diplomasi RI dalam
forum internasional.

 Membentuk Lembaga Banking and Trading Company (BTC)

Upaya selanjutnya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengatasi blokade


ekonomi Belanda adalah mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar
negeri.  Upaya tersebut dilakukan dengan BTC atau yang dikenal disebut Badan
Pusat Jual Beli. Organisasi tersebut diketuai oleh Dr. Soemitro Djojohadikusumo.
Peran BTC di sini adalah untuk mengawasi seluruh kegiatan perdagangan ke luar
atau masuk daerah Republik Indonesia.  Tugas BTC yang selanjutnya adalah
melakukan kegiatan ekspor impor.  Melalui BTC ini, hubungan dagang Indonesia
mulai meluas. Indonesia berhasil melakukan hubungan dagang dengan salah satu
perusahaan Amerika Serikat yaitu Isbranten Inc. Di mana perusahaan tersebut
mengirim kapal Matin Behrmann untuk mengangkut barang dari pelabuhan Cirebon.

 Membentuk Indonesia Office (Indoff)

Indonesia Office (Indoff) dipimpin oleh Mr. Oetojo Ramelan yang dibantu dengan
Soerjono Darusman, Mr. Zairin Zain, Thaharudin Ahmad, dan Dr. Soeroso. 
Dibentuknya Indoff ini bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan politik di luar
negeri Indonesia.  Selain itu, Indoff juga memiliki fungsi rahasia yaitu sebagai
pengendali upaya menembus blokade Belanda serta melakukan perdagangan barter
dengan dibantu Angkatan Laut RI. Salah satu upaya yang Indoff lakukan adalah
mengirim karet secara diam-diam dari pelabuhan Belawan, Medan menuju ke
Singapura. 

 Membentuk Kementerian Pertahanan Usaha Luar Negeri (KPULN)

KPULN dipimpin oleh Aji Jayengprawiro.  Tugas dari KPULN sendiri adalah
membeli senjata dan perlengkapan perang. Di mana senjata tersebut akan digunakan
oleh para tokoh yang tergabung dalam organisasi tersebut.  Tokoh-tokoh tersebut
adalah: John Lie O.P. Koesno Ibrahim Saleh Chris Tampenawas Keempat tokoh
tersebut turut berperan besar dalam upaya menembus blokade laut yang dilakukan
Belanda. 

Anda mungkin juga menyukai