Presidensial
Here starts the
lesson!
Nama Kelompok
Bumi Ayu Wulandari 2010411320034
Cecilia 20104113200011
Pada waktu Indonesia telah merdeka, Indonesia belum memiliki mata uang sendiri
sampai akhirnya pada tanggal 30 Oktober 1946 pemerintah Indonesia
mengeluarkan uang kertas pertama.Uang kertas tersebut dinamakan Oeang
Republik Indonesia (ORI).Mata uang ORI ini digunakan sebagai alat pembayaran
yang sah sekaligus sebagai mata uang pengganti mata uang Jepang dengan kurs
sejumlah satu per seribu. Seribu mata uang Jepang bernilai satu rupiah ORI.
Namun pengedaran mata uang ORI ini mulai mengalami permasalahan semenjak
Agresi Militer Belanda I dan II terjadi. Dalam agresi tersebut setiap daerah di
Indonesia harus mengeluarkan banyak biaya untuk perang. Sejak itu, hubungan
antara pemerintah pusat dan daerah mulai mengalami kesulitan. Untuk
menanggulangi hal tersebut pemerintah pusat kemudian berinisiatif untuk
mengeluarkan Oeang Republik Indonesia Daerah (ORIDA).
2
itle. P5
Boo k T
Membentuk Bank Negara Indonesia
Republik Indonesia yang baru berjalan selama beberapa bulan terkena hiperinflasi,
karena beredarnya mata uang rupiah Jepang secara tidak terkendali. Pemerintah RI pun
tidak bisa mengatasi mata uang asing yang sudah beredar, terutama mata uang Jepang dan
Belanda. Akibatnya keadaan kas negara dan bea cukai berada dalam keadaan nihil, begitu
pula dengan pajak, kas pemerintah kosong, pajak dan bea cukai lainnya juga mengalami
kemerosotan. Belum selesai dengan masalah inflasi, Belanda juga ikut menutup pintu
perdagangan RI sehingga barang-barang dagangan pemerintah RI tidak dapat diekspor.
Alasan Belanda melakukan blokade terhadap RI adalah:
1. Untuk mencegah dimasukkannya senjata dan peralatan militer ke
Indonesia.
Demi menembus blokade ekonomi dari Belanda, Pemerintah Indonesia melakukan diplomasi
beras ke India. Tindakan ini dilakukan atas inisiatif dari Perdana Menteri Sutan Syahrir, saat
tahun 1946 Pemerintah Indonesia mendengar bahwa rakyat India dilanda masalah kelaparan.
Pada waktu yang sama, pemerintah Indonesia juga mengalami surplus beras sekitar 200.000 -
400.000 ton. Sehingga pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengirim bantuan beras
sebanyak 500.000 ton untuk India. Dengan adanya bantuan yang diberikan Indonesia kepada
India, India menjadi salah satu negara Asia paling aktif dalam membantu perjuangan
diplomasi RI dalam forum internasional.
Membentuk Lembaga Banking and Trading Company (BTC)
Upaya selanjutnya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengatasi blokade ekonomi Belanda
adalah mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri. Upaya tersebut dilakukan dengan
BTC atau yang dikenal disebut Badan Pusat Jual Beli.Organisasi tersebut diketuai oleh Dr. Soemitro
Djojohadikusumo.Peran BTC di sini adalah untuk mengawasi seluruh kegiatan perdagangan ke luar
atau masuk daerah Republik Indonesia. Tugas BTC yang selanjutnya adalah melakukan kegiatan
ekspor impor. Melalui BTC ini, hubungan dagang Indonesia mulai meluas. Indonesia berhasil
melakukan hubungan dagang dengan salah satu perusahaan Amerika Serikat yaitu Isbranten Inc.Di
mana perusahaan tersebut mengirim kapal Matin Behrmann untuk mengangkut barang dari pelabuhan
Cirebon.
Membentuk Indonesia Office (Indoff)
Indonesia Office (Indoff) dipimpin oleh Mr. Oetojo Ramelan yang dibantu dengan
Soerjono Darusman, Mr. Zairin Zain, Thaharudin Ahmad, dan Dr. Soeroso.
Dibentuknya Indoff ini bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan politik di luar
negeri Indonesia. Selain itu, Indoff juga memiliki fungsi rahasia yaitu sebagai
pengendali upaya menembus blokade Belanda serta melakukan perdagangan barter
dengan dibantu Angkatan Laut RI.Salah satu upaya yang Indoff lakukan adalah
mengirim karet secara diam-diam dari pelabuhan Belawan, Medan menuju ke
Singapura.
Membentuk Kementerian Pertahanan Usaha Luar Negeri (KPULN)
KPULN dipimpin oleh Aji Jayengprawiro. Tugas dari KPULN sendiri adalah
membeli senjata dan perlengkapan perang. Di mana senjata tersebut akan
digunakan oleh para tokoh yang tergabung dalam organisasi tersebut. Tokoh-
tokoh tersebut adalah:
● John Lie
● O.P. Koesno
● Ibrahim Saleh
● Chris Tampenawas