Kelompok 8 :
Dosen Pengampu
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN....................................................................................................................... 3
BAB II............................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 14
B. Hubungan antara Industrialisasi dan Sistem Sosial Masyarakat Modern dengan Tantangan
dan Peluang dalam Integrasi Nasional................................................................................... 18
BAB IV ......................................................................................................................................... 25
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 25
B.Saran .................................................................................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini dilatarbelakangi dari tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Sosial
Politik, yaitu Ibu Trisylvana Azwari. S.Sos., M.A.P. selain itu menjadi langkah awal untuk
mengasah kemampuan kami dalam membuat makalah sekaligus menambah wawasan mengenai
Integrasi Nasional. Makalah ini juga berisikan tentang betapa pentingnya Integrasi Nasional dalam
keterkaitannya dengan Industrialisasi dan sistem sosial masyarakat Indonesia.
Integrasi nasional harus dijaga oleh setiap generasi, menjaga keharmonisan dalam
berbangsa dan bernegara diperlukan komitmen dari seluruh masyarakat dengan memperkuat nilai
nasionalisme dan nilai moral.
Konsep Society 5.0 adalah konsep masyarakat masa depan yang dicita-citakan oleh
pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang mengemukakan bahwa era Industry 4.0 lebih berfokus
pada proses produksi, sedangkan Society 5.0 lebih menekankan pada upaya menempatkan manusia
sebagai pusat inovasi (human centered) adapun kemajuan teknologi dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial dan berkembang keberlanjutan (Fukuda,
2020). Konsep ini lahir sebagai bentuk pengembangan dari konsep sebelumnya, yakni era revolusi
industry 4.0 yang dinilai mampu berpotensi mendegradasi peran manusia. Konsep 5.0 sendiri
menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang akan menstransfromasikan big
data yang dikumpulkan melalui internet dalam segala bidang kehidupan (the internet of things)
serta dianggap mampu untuk menciptakan berbagai peluang bagi kehidupan manusia.
Bukan hanya tuntutan zaman untuk manusia hidup bersanding dengan kecanggihan
teknologi, akan tetapi manusia juga dituntut memiliki rasa sosial yang tinggi dengan
memanfaatkan teknologi secara bijak dan cerdas. Sehingga sisi kemanusiaan yang perlahan hilang
disebabkan dampak era revolusi indutri 4.0 yang melahirkan era disrupsi dapat pulih kembali
sebagaimana mestinya yang dipertahankan selama ini.
Pada era society 5.0 masyarakat dihadapakan pada teknologi yang memungkinkan
mengakses dalam ruang dunia maya terasa seperti di dalam ruang fisik. Jelas ini sangat
mempermudah kehidupan manusia diberbagai aspek kehidupan meliputi ekonomi, tata kota,
industri, profesi, cara berpikir, kesehatan hingga dalam ranah pendidikan. Di samping itu, hal yang
menjadi prinsip dasar dalam era society 5.0 adalah keseimbangan dalam perkembangan bisnis dan
ekonomi dengan lingkungan sosial. Era society ini diharapkan mampu menjadi solusi akan
permasalahan yang tercipta pada era revolusi industri 4.0 seperti berkurangnya sosialisasi antar
masyarakat, sempitnya lapangan pekerjaan, dan dampak industrialisasi lainnya. Pemanfaatan
teknologi bukan hanya menguntungkan dalam sektor bisnis dan industri saja, akan tetapi dapat
mensejahterakan dan memajukan kehidupan umat.
Upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu dilakukan terus agar terwujud
integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Rencana pembangunan dan pembinaan integrasi
nasional ini perlu, karena pada hakikatnya integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat
kuatnya kesatuan dan persatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan
bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya kemakmuran, keamanan dan ketenteraman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti dapat
4. Bagaimana hubungan antara industrialisasi dan sistem sosial masyarakat modern dengan
tantangan dan peluang dalam intergrasi nasional?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah:
2. Mengetahui apa definisi dari industrialisasi dan sistem sosial masyarakat modern?
4. Mengetahui bagaimana hubungan antara industrialisasi dan sistem sosial masyarakat modern
dengan tantangan dan peluang dalam intergrasi nasional?
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik library research, yakni penelitian
kepustakaan dengan menelaah dan menganalisis buku-buku yang berkaitan langsung maupun
tidak langsung dengan judul penelitian ini. Pada penelitian ini berusaha dikumpulkan dan dikaji
berbagai pustaka yakni, buku-buku yang relevan dan tulisan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah sosial adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu ‘socius’ yang berarti segala
sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bersama. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), sosial adalah berkenaan dengan masyarakat. Makna lainnya dari sosial
adalah suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dan sebagainya).
Salah satu ahli sosiologi yang merumuskan definisi tentang sistem sosial adalah Talcott
Parsons. Parson mendeskripsikan sistem sosial sebagai berikut:
”Sistem sosial terdiri dari keragaman aktor individual yang berinteraksi satu sama lain
dalam situasi sosial yang setidaknya berada dalam lingkungan atau ruang fisik, dimana aktor
tersebut memiliki motivasi untuk cenderung mengoptimalkan gratifikasi, dan relasinya terhadap
situasi dan aktor lain berlangsung dalam sebuah sistem yang melibatkan simbol-simbol yang
secara kultural terstruktur”.
Ahli sosiologi, Ogbum dan Nimkoff memiliki definisi yang lebih simpel tentang sistem
sosial. Menurutnya, ”Sistem sosial bisa didefinisikan sebagai keragaman individu yang
berinteraksi satu sama lain menurut makna dan norma kultural yang disepakati bersama”.
Sistem sosial adalah semua unsur sosial yang saling berhubungan antara satu sama lain dan
dimana hubungan tersebut saling mempengaruhi dalam kesatuan sosial. Dalam sistem sosial
setidaknya harus ada dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi satu sama lain, memiliki tujuan
dari interaksi tersebut, memiliki struktur, simbol dan tujuan bersama. Atau sistem sosial bisa di
artikan sebagai bagian-bagian yang saling berhubungan, masing-masing bekerca sendiri dan saling
mendukung dan bertujuan untuk mencapai tujuan bersama. Sistem sosial adalah suatu sistem yang
terdiri atas elemen- elemen sosial.
Elemen-elemen sosial itu terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-
individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Secara umum sistem sosial dapat di artikan
sebagai suatu sistem yang terdiri sekumpulan tindakan yang dibentuk dari berbagai interaksi sosial
antara satu individu dengan individu yang lainnya yang dimana akan selalu tumbuh dan
berkembang di masyarakat. Sistem sosial ini dapat terbentuk dengan sendirinya yaitu karena
adanya satu penilaian umum yang telah menjadi sebuah kesepakatan diantara kelompok
masyarakat. Penilaian umum ini biasanya memiliki standar-standar tertentu yang di sebut juga
dengan norma sosial. Adapun pengertian sistem sosial juga banyak di kemukakan oleh para ahli
yang diantaranya adalah Talcott Persons.
Menurut Talcott Persons sistem sosial dapat di definisikan sebagai suatu proses interaksi
yang terjadi di dalam masyarakat diantara para pelaku sosial. Interaksi yang terjadi diantara para
pelaku sosial ini tentunya akan melibatkan sebuah struktur relasi yang menurut Talcott Persons di
sebut sebagai sebuah sistem.
B. Industrialisasi Dan Sistem Sosial Masyarakat Modern
1. Industrialisasi
Masalah utama yang dihadapi Indonesia saat ini adalah banyaknya jumlah pengangguran
terbuka dalam periode beberapa tahun terakhir ini terus meningkat. Selain itu masalah yang
dihadapi Indonesia adalah pendapatan perkapita yang masih rendah dibandingkan dengan negara
berkembang lainnya seperti Thailand dan Malaysia. Salah satu alternatif yang mengurangi jumlah
pengangguran dan meningkatkan pendapatan adalah dengan mengembangkan sektor yang
potensial. Salah satu sektor yang potensial tersebut adalah sektor industri.
Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional dalam
menigkatkan pertumbuhan ekonomi telah membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat.
Industrialisasi pada masyarakat agraris merupakan salah satu contoh bentuk perubahan sosial yang
tingkat pengaruhnya besar pada sendi sendi dasar kehidupan manusia. Secara umum, perubahan
tersebut membawa pengaruh besar pada sistem dan struktur sosial. Proses industrialisasi merubah
pola hubungan kerja tradisional menjadi modern rasional.
Perkembagan industri telah memberikan pengaruh secara langsung dan tidak langsung,
pengaruh langsungnya adalah berkurangnya lahan pertanian, sedangkan pengaruh tidak
langsungnya adalah bergesernya mata pencaharian penduduk setempat ke bidang industri dan jasa
atau perdagangan.
Dampak perubahan sosial akibat industrialisasi:
1) Dampak Positif
2) Dampak Negatif
Pembangunan industri di satu sisi memberikan perubahan yang berdampak positif namun
di sisi lain juga membawa perubahan yang berdampak negatif, dampak negatif tersebut antara lain
terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitar industri sepertipolusi air bersih, polusi
kebisingan suara, dan polusi udara. Selain pencemaran lingkungan dampak negatif yang terjadi
antara lain adanya potensi konflik akibat adanya kecemburuan sosial antara masyarakat asli desa
dengan masyarakat pendatang dalam hal kemudahan mengakses pekerjaan khususnya di sektor
industri.
• Pencemaran Linkungan
Pendapat lain mengenai dampak negatif dari pembangunan industri yaitu terjadinya
pencemaran lingkungan seperti polusi air, polusi udara, polusi tanah dan lain-lain yang
membahayakan kelangsungan hidup semua makhluk bumi. Dampak negatif terhadap pencemaran
lingkungan seperti polusi air, polusi udara, polusi tanah, dan lain-lain yang membahayakan
kelangsungan hidup semua makhluk. Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh pihak perusahaan
sendiri maupun Pemerintah Daerah untuk memperkecil resiko pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh aktifitas industri.
Upaya yang telah dilakukan dalam mengurangi atau memperkecil terjadinya resiko
pencemaran linkungan memang tidak sepenuhnya menjamin untuk tidak adanya masalah
pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi mengenai air sumur penduduk yang
terkontaminasi dengan limbah yang berasal dari perusahaan. Kapasitas limbah yang cukup banyak
sementara kualitas dan kapasitas penampung limbah kurang memadai akibatnya limbah menyerap
dalam tanah sampai ke air sumur masyarakat.
Selain pencemaran terhadap air sumur penduduk, pencemaran juga terjadi akibat
kebisingan suara yang dihasilkan oleh aktifitas produksi yang melebihi batas. Salah satu cara
menguranginya adalah dengan melakukan perbaikan kualitas bangunan agar dapat menurunkan
intensitas bising dan menambah pepohonan di sekitar pabrik.
• Polusi Udara
Pencemaran lingkungan yang juga terjadi adalah polusi udara, dimana polusi tersebut
berasal dari kegiatan mesin-mesin produksi pabrik yang pembuangan limbah asapnya melalui
cerobong perusahaan, terutama perusahaan yang dalam produksi lebih banyak melakukan kgiatan
pembakaran.
• Potensi Konflik
Perkembangan jumlah industri yang cukup pesat secara langsung memberikan peluang
kesempatan kerja yang lebih luas, hal ini yang kemudian menarik pendatang untuk berusaha
mendapatkan pekerjaan di sektor industri. Seiring perkembangan industri jumlah pndatang yang
berada di wilayah-wilayah ndustri terus bertambah. Masalah sosial mulai muncul ketiks penduduk
asli kesulitan memperoleh pekerjaan di sektor industri sehingga terjadi tuntutan-tuntutan warga
asli agar bisa mendapatkan pekerjaan.
Dalam masyaraka tradisional atau pramodern, status, hubungan dan keterkaitan sosial lebih
didasarkan pada apa atau siapa seseorang; latar belakang keluarga atau keturunan, suku atau ras,
jender (pria atau wanita), dan usia (yang antara lain melahirkan paternalisme). Dalam masyarakat
tradisional, di samping pertimbangan-pertimbangan itu, memang ada juga pertimbangan
kemampuan (capability), tetapi lebih bersifat fisik (jagoan, misalnya) atau magis (paranormal).
Dalam masyarakat modern apa dan siapa bukannya sama sekali diabaikan, tetapi bobotnya
kurang dibandingkan dengan prestasi yang telah dicapai dan potensi yang dapat dicapai.
Penghargaan terhadap kemampuan fisik tidak juga diabaikan sepefti pahlawan-pahlawan olahraga,
tetapi penghargaan lebih besar diberikan kepada kemampuan intelektual. Sukses seseorang karena
prestasinya sendiri dihargai tinggi dalam masyarakat modern (contoh: penghargaan kepada Bill
Gates padahal ia adalah seorang yang putus sekolah).
Manusia modern ingin memperoleh pengakuan sebagai individu selain sebagai anggota
masyarakat. Juga ia senantiasa berupaya untuk terus maju, tidak statis, dan berusaha menampilkan
dan mencari yang terbaik. Manusia modern bersifat kreatif dan kritis, dan karena itu pula,
profesionalisme adalah cirinya manusia modern. Pada umumnya ciri personalitas manusia modern
adalah manusia yang mampu membimbing dirinya sendiri, mampu mengambil keputusan sendiri
(menetapkan pilihan-pilihan) dan mampu menghadapierubahan.
Inkeles dan smith (1 974) menyebutkan secara lebih rinci sembilan ciri manusia modern,
yaitu:
(1) terbuka terhadap inovasi, perubahan, penanggungan risiko, dan terhadap gagasangagasan baru;
(2) tertarik dan memiliki kemampuan membentuk pandangan-pandangan mengenai isu-isu yang
berada di luar lingkungannya;
(3) lebih demokratis, terutama dalam hal pengall kuan dan toleransi terhadap perbedaan pendapat;
(4) lebih berorientasi terhadap masa kini dan masa depan daripada masa lalu;
(5) menempatkan masa depan dirinya ke dalam suatu perencanaan, visualisasi, dan
pengorganisasian untuk mewujudkannya;
(6) cenderung tidak menerima keadaan sebagai nasib dan berpandangan bahwa keadaan dunia ini
dapat diperkirakan dan terbuka untuk kendali manusia;
(7) menghargai hak-hak orang lain tanpa memandang status tradisionalnya sehingga
pandangannya terhadap peran wanita dan anak-anak menjadi positif;
(8) menempatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebaginstrumen untuk mengendalikan alam;
(9) memiliki pandangan bahwa manusia harus dihargai berdasarkan kontribusinya terhadap
masyarakat, bukan berdasarkan status.
BAB III
PEMBAHASAN
Terkait dengan dimensi horizontal ini, salah satu persoalan yang dialami oleh negara-
negara berkembang termasuk Indonesia dalam mewujudkan integrasi nasional adalah masalah
primordialisme yang masih kuat. Titik pusat guncangan primordial biasanya berkisar pada
beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah (kesukuan), jenis bangsa (ras), bahasa, daerah, agama,
dan kebiasaan.
Terkait dengan dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah kesediaan para pemimpin
untuk terus menerus bersedia berhubungan dengan rakyatnya. Pemimpin mau mendengar keluhan
rakyat, mau turun ke bawah, dan dekat dengan kelompok-kelompok yang merasa dipinggirkan.
Tantangan dari dimensi vertikal dan horizontal dalam integrasi nasional Indonesia tersebut
semakin tampak setelah memasuki erat reformasi tahun 1998. Konflik horizontal maupun vertikal
sering terjadi bersamaan dengan melemahnya otoritas pemerintahan di pusat. Kebebasan yang
digulirkan pada era reformasi sebagai bagian dari proses demokratisasi telah banyak disalah
gunakan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk bertindak seenaknya sendiri.
Sebaliknya kebijakan demi kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tidak / kurang
sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat serta penolakan sebagian besar warga
masyarakat terhadap kebijakan pemerintah menggambarkan kurang adanya integrasi vertikal.
Memang tidak ada kebijakan pemerintah yang dapat melayani dan memuaskan seluruh warga
masyarakat, tetapi setidak-tidaknya kebijakan pemerintah hendaknya dapat melayani keinginan
dan harapan sebagian besar warga masyarakat. Jalinan hubungan dan kerja sama di antara
kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat, kesediaan untuk hidup berdampingan
secara damai dan saling menghargai antara kelompok-kelompok masyarakat dengan pembedaan
yang ada satu sama lain, merupakan pertanda adanya integrasi dalam arti horizontal.
Dari tantangan-tantangan integrasi nasional dewasa ini yang dapat diidentifikasi, yaitu
antara lain :
1) Ketidakadilan;
2) Penegakan hukum ;
3) Eksploitasi;
5) Kesenjangan sosial ;
7) Diskriminasi;
8) Kemiskinan;
9) Keterasingan;
Korupsi dapat dinilai menjadi masalah dominan, yang mempengaruhi timbulnya masalah-
masalah yang lain, dengan kata lain bahwa korupsi menjadi akar masalah bagi timbulnya masalah-
masalah lain yang menjadi tantangan integrasi nasional. Program-program pemberantasan korupsi
yang telah dilaksanakan pemerintah sejak tahun 1957, pemberatan sanksi pidana dalam peraturan
perundang-undangan yang ada, hingga politik hukum yang memberikan kewenangan luar biasa
kepada Komisi Pemberantasan Korupsi sejak tahun 2002, sampai saat ini belum menunjukkan
keberhasilan yang memadai.
Bahkan menunjukkan perluasan modus operandi tindak pidana korupsi yang meningkat
baik pada lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif, semakin berkembang di pemerintahan
daerah seiring dengan otonomi daerah, dan juga banyak terjadi di kalangan penegak hukum.
Kepercayaan masyarakat juga makin melemah terhadap harapan keberhasilan pemberantasan
korupsi di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pemberantasan korupsi bukan semata dalam
ruang lingkup penegakan hukum, melainkan juga meliputi pembangunan budaya dan integritas
bangsa, berlangsungnya sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bebas KKN.
Salah satu ancaman terhadap ideologi Pancasila yang dianut bangsa Indonesia adalah
liberalisme. Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada kehidupan liberal
yang menekankan aspek kebebasan individu.
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri.
Ancaman dari luar negeri dilakukan melalui tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, dan blokade politik merupakan bentuk ancaman nonmiliter berdimensi politik yang
dilakukan pihak tertentu untuk menekan suatu negara. Ancaman dari dalam negeri dapat berupa
penggunaan kekuatan dalam bentuk pengerahan massa untuk membungkam pemerintah yang
berkuasa. Bentuk lain adalah menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan
pemerintah.
Selain itu, ada ancaman separatisme yang dapat dilakukan dengan pola perjuangan politik
tanpa senjata untuk menarik simpati masyarakat internasional. Separatisme sulit dihadapi dengan
menggunakan kekuatan militer.
Ekonomi suatu negara tidak dapat berdiri sendiri. Saat ini, tidak ada lagi negara yang
mempunyai kebijakan ekonomi yang tertutup dari pengaruh negara lain.
Ancaman terhadap integrasi nasional di bidang sosial budaya yang berasal dari dalam
adalah separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana akibat perbuatan manusia. Hal ini biasanya
dipicu oleh isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Sedangkan, ancaman
di bidang sosial budaya dari luar timbul sebagai akibat pengaruh negatif globalisasi, yaitu:
• Munculnya gaya hidup konsumtif yang selalu mengonsumsi produk luar negeri.
• Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai hidup
tertinggi. Hal ini membuat manusia memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan
kenikmatan pribadinya meski melanggar norma yang berlaku di masyarakat.
• Munculnya sikap individualisme yang selalu mementingkan diri sendiri dan memandang
orang lain tidak bermakna. Sikap ini bisa menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang
lain.
• Munculnya gejala westernisasi di mana masyarakat berorientasi pada budaya barat tanpa
diseleksi terlebih dahulu. Salah satunya menggunakan model pakaian terbuka yang tidak
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
• Memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial.
• Lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
5) Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Wujud ancaman di bidang pertahanan dan keamanan pada umumnya berupa ancaman
militer. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan
terorganisasi dan dapat membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa. Ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah, pemberontakan
bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, dan perang saudara.
Tidak hanya dampak social, ekonomi, budaya namun juga dampak terhadap lingkungan.
Pembangunan industrialisasi menciptakan keterasingan pada masyarakat, karena kebanyakan
masyarakat tidak mampu beradaptasi dengan iklim industrialisasi khususnya masyarakat yang
memiliki pendidikan rendah dan juga life skill rendah mereka tidak mampu bergejolak dalam dunia
industri.
3. INDUSTRI 4.0
• Era DIGITAL di segala Bidang
1. Industri 4.0 telah menyentuh banyak aspek dalam kehidupan kita sehari-hari
Dilansir dari Boston Consulting Group (BCG), Jaya Addan menyebutkan empat area yang
terpengaruhi oleh revolusi industri 4.0. Pertama adalah produktivitas, di era ini prosuden semakin
gencar meningkatkan produktivitasnya demi mencukupi kebutuhan konsumen, terlebih lagi
dukungan kemajuan teknologi yang mempermudah proses produktivitas. Kedua, Revenue Growth
(pertumbuhan pendapatan) dengan peningkatan produktivitas yang tajam, pastinya jumlah
pendapatan akan meningkat pula.
Keempat, invesment (penanaman modal) yang semakin naik, hal ini dipengaruhi oleh
naikknya tiga aspek sebelumnya. Dengan melakukan investasi seseorang mampu mengembangkan
perusahaan dan mengembangkan industri sehingga menyebabkan market volatility yang sangat
besar.
Beberapa aturan dan kebijakan yang biasanya diubah adalah kebijakan dalam suplai bahan
baku, pembagian tugas kerja, dan memastikan karyawan mengerti tentang cara penggunaan
teknologi yang perusahaan miliki.
5. Memperluas Networking
Salah satu strategi yang perlu dilakukan untuk menghadapi revolusi industri 4.0 adalah
dengan cara memperluas networking yang ada. Memiliki networking yang luas sangat diperlukan
untuk membuka peluang-peluang baru. Selain memperluas networking, perusahaan juga harus
meningkatkan kualitas dan layanan yang akan diberikan kepada konsumen.
Beberapa cara atau strategi yang perlu dilakukan untuk menghadapi perkembangan
Industrialisasi dalam sistem sosial masyarakat, seperti :
Oleh karena itu, meningkatkan kualitas pendidikan akan membuat sumber daya manusia
atau SDM menjadi meningkat. Sehingga masyarakat kita bisa bersaing dengan bangsa lain dan
memiliki modal yang kuat untuk menghadapi arus perubahan sosial di era global.
2. Memperkuat Nasionalisme
Nasionalisme yang kuat bisa menjadi pilar terhadap pengaruh buruk dari perkembangan
teknologi yang pesat saat ini. Secara harfiah, nasionalisme berarti cinta tanah air dengan prinsip,
bahwa baik dan buruk adalah negariku.
Nasionalisme identik dengan perasaan atau semangat kesadaran bersama bahwa kita
memiliki nilai yang harus di jaga bersama. Nasionalisme ini menunjuk pada totalitas kultur,
sejarah, psikologi, bahasa, dan sentimen sosial lain yang menarik orang pada perasaan saling
memiliki cita-cita yang sama. Nasionalisme menjadi hal yang perlu dilakukan dengan
berlandaskan logika dan pikiran yang rasional.
Adanya kegiatan atau pelajaran mengenai bela negara diharapkan bisa menangkan
perbedaan suku, adat-istiadat, ras, dan agama. Selain itu juga adanya era globalisasi bisa membuat
masyarakat bersikap selektif dalam memilih budaya yang pas dengan nilai-nilai budaya Indonesia.
Jadi, dengan adanya nasionalisme dalam diri masyarakat membuat masyarakat menjadi lebih
selektif dalam memilih budaya dari luar.
Dalam agama terdapat beberapa aturan yang memberikan landasan kepada manusia untuk
berperilaku yang baik dan meninggalkan hal yang buruk. Norma sosial juga memberikan
peringatan kepada manusia agar berperilaku sopan, baik, dan teratur sesuai dengan ketenturan
yang sudah disepakati dalam masyarakat. Maka dari itu, berpegang teguh terhadap aturan agama
dan norma sosial dalam berperilaku bisa membuat manusia mudah diterima di lingkungannya.
Sedangkan bagi pengaruh budaya global, sikap teguh terhadap norma sosial membuat manusia
memiliki landasan kuat terhadap jati diri bangsa.
Bangsa Indonesia memiliki nilai budaya yang luhur, yang bisa dijadikan sebagai pilar
utama dalam menangkal pengaruh negatif perubahan sosial dalam masyarkat. Nilai budaya bangsa
ini juga bisa menjadi pendukung bagi pengaruh budaya asing yang berdampak positif bagi
masyarakat.
Globalisasi bisa memberikan dampak positif dan negatif, di mana jika kita tidak siap
menghadapi globalisasi maka bisa menyebabkan munculnya dampak negatif. Maka dari itu,
menjunjung tinggi nilai budaya bangsa menjadi salah satu cara untuk mencegah dampak negatif
dari perkembangan industrialisasi globalisasi dalam sosial masyarkat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Merujuk sejumlah deskripsi yang telah diuraikan pada pembahasan terdahulu maka dapat
dikatakan bahwa integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini
masih terus-menerus melanda Indonesia.
B.Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan maupun
bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan sarannya agar kami bisa membuat
makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi
wawasan kita dalam memahami Industrialisasi dan sistem sosial masyarakat Indonesia modern
tantangan dan peluang dalam integrasi nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Andi, Aco. Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi. Diakses pada 19 November 2022, dari
http://eprints.unm.ac.id/12427/1/Artikel%20Jurnal%20Nasional%20Tidak%20Terakredit
asi%20Integrasi%20Nasional%20Sebagai%20Salah%20Satu%20Parameter%20Persatua
n%20dan%20Keatan%20Bangsa%20Negara%20Republik%20Indonesia.pdf
Karawang, New Industry City. (2019). Diakses pada 19 November 2022, dari
https://www.knic.co.id/id/5-strategi-yang-perlu-dilakukan-demi-menghadapi-revolusi-
industri-4
Nurwoto, Bambang, Heru. (2018). Diakses pada 19 November 2022, dari http://digilib.uin-
suka.ac.id/id/eprint/31763/