Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“KESIAPAN INDUTRIALISASI DAN SISTEM SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA


HADAPI INTEGRASI NASIONAL ERA MODERN SOCIETY 5.0”

Kelompok 8 :

Ahmad Rifqi Hadi (2110411310070)


Alfarel Gazali (2110411310063)
Adellya Novelyn Tjhia (2110411320009)
Angger Hana Tista (2110411320001)
Aulia Nasari (2110411320008)
Aulia Rahim (2110411320007)
Filsa Putra Warjana (2110411310073)
Magfira Rismalani (2110411320004)
Muhammad Akbar Gunawan (2110411310076)
Nor’ Azizah (2110411320013)
Saidah (2110411320011)
Siska Yuli Sulistiyani (2110411320030)
Trisa Wulanika Agustina (2110411320014)

Dosen Pengampu

Trisylvana Azwari, S.Sos., M.A.P.

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


DAFTAR ISI

BAB I .............................................................................................................................................. 3

PENDAHULUAN....................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang .................................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 5

D. Metode Penelitian ............................................................................................................... 6

BAB II............................................................................................................................................. 7

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................................. 7

A. Pengertian Indusrialisasi dan Pengertian Sistem Sosial ..................................................... 7

B. Industrialisasi Dan Sistem Sosial Masyarakat Modern ...................................................... 9

BAB III ......................................................................................................................................... 14

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 14

A. Tantangan Dan Peluang Dalam Intergrasi Nasional ......................................................... 14

B. Hubungan antara Industrialisasi dan Sistem Sosial Masyarakat Modern dengan Tantangan
dan Peluang dalam Integrasi Nasional................................................................................... 18

C. Cara Menghadapi Perkembangan Industrialisasi Dan Sistem Sosial Masyarakat ............ 21

BAB IV ......................................................................................................................................... 25

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................. 25

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 25

B.Saran .................................................................................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makalah ini dilatarbelakangi dari tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Sosial
Politik, yaitu Ibu Trisylvana Azwari. S.Sos., M.A.P. selain itu menjadi langkah awal untuk
mengasah kemampuan kami dalam membuat makalah sekaligus menambah wawasan mengenai
Integrasi Nasional. Makalah ini juga berisikan tentang betapa pentingnya Integrasi Nasional dalam
keterkaitannya dengan Industrialisasi dan sistem sosial masyarakat Indonesia.

Integrasi nasional harus dijaga oleh setiap generasi, menjaga keharmonisan dalam
berbangsa dan bernegara diperlukan komitmen dari seluruh masyarakat dengan memperkuat nilai
nasionalisme dan nilai moral.

Konsep Society 5.0 adalah konsep masyarakat masa depan yang dicita-citakan oleh
pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang mengemukakan bahwa era Industry 4.0 lebih berfokus
pada proses produksi, sedangkan Society 5.0 lebih menekankan pada upaya menempatkan manusia
sebagai pusat inovasi (human centered) adapun kemajuan teknologi dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial dan berkembang keberlanjutan (Fukuda,
2020). Konsep ini lahir sebagai bentuk pengembangan dari konsep sebelumnya, yakni era revolusi
industry 4.0 yang dinilai mampu berpotensi mendegradasi peran manusia. Konsep 5.0 sendiri
menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang akan menstransfromasikan big
data yang dikumpulkan melalui internet dalam segala bidang kehidupan (the internet of things)
serta dianggap mampu untuk menciptakan berbagai peluang bagi kehidupan manusia.

Bukan hanya tuntutan zaman untuk manusia hidup bersanding dengan kecanggihan
teknologi, akan tetapi manusia juga dituntut memiliki rasa sosial yang tinggi dengan
memanfaatkan teknologi secara bijak dan cerdas. Sehingga sisi kemanusiaan yang perlahan hilang
disebabkan dampak era revolusi indutri 4.0 yang melahirkan era disrupsi dapat pulih kembali
sebagaimana mestinya yang dipertahankan selama ini.

Industrialisasi di Indonesia semakin menurun semenjak krisis ekonomi tahun 1998.


Kemunduran ini bukanlah berarti Indonesia tidak memiliki modal untuk melakukan investasi pada
industri dalam negeri, tetapi lebih kepada penyerapan barang hasil produksi industri dalam negeri.
Membuka pasar dalam negeri adalah kunci penting bagi industri Indonesia untuk bisa bangkit lagi
karena saat ini pasar Indonesia dikuasai oleh produk produk asing.

Teknologi memungkinkan negara tropis seperti Indonesia untuk memanfaatkan kekayaan


hutan untuk meningkatkan devisa negara dan pembangunan infrastruktur. Hilangnya hutan di
Indonesia berarti hilang juga tanaman – tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat dan juga
fauna langka yang hidup di ekosistem hutan tersebut. Dibalik kesuksesan Indonesia dalam
pembangunan sebenarnya ada kemerosotan dalam cadangan sumber daya alam dan peningkatan
pencemaran lingkungan. Pada kota kota yang sedang berkembang seperti Gresik, Medan, Jakarta,
Surabaya, Bandung, Lhoksumawe, bahkan hampir seluruh kota kota di pulau Jawa sudah
mengalami peningkatan suhu udara, Walaupun daerah tersebut tidak pesat perkembangan
industrinya.

Pada era society 5.0 masyarakat dihadapakan pada teknologi yang memungkinkan
mengakses dalam ruang dunia maya terasa seperti di dalam ruang fisik. Jelas ini sangat
mempermudah kehidupan manusia diberbagai aspek kehidupan meliputi ekonomi, tata kota,
industri, profesi, cara berpikir, kesehatan hingga dalam ranah pendidikan. Di samping itu, hal yang
menjadi prinsip dasar dalam era society 5.0 adalah keseimbangan dalam perkembangan bisnis dan
ekonomi dengan lingkungan sosial. Era society ini diharapkan mampu menjadi solusi akan
permasalahan yang tercipta pada era revolusi industri 4.0 seperti berkurangnya sosialisasi antar
masyarakat, sempitnya lapangan pekerjaan, dan dampak industrialisasi lainnya. Pemanfaatan
teknologi bukan hanya menguntungkan dalam sektor bisnis dan industri saja, akan tetapi dapat
mensejahterakan dan memajukan kehidupan umat.

Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi diatas tumbuhnya konsensus diantara sebagian


besar anggota masyarakat akan nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat universal, dan Masyarakat
terintegrasi juga karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota berbagai kesatuan
sosial yang berfungsi menetralisir konflik yang terjadi dari sebab adanya loyalitas ganda.

Upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu dilakukan terus agar terwujud
integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Rencana pembangunan dan pembinaan integrasi
nasional ini perlu, karena pada hakikatnya integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat
kuatnya kesatuan dan persatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan
bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya kemakmuran, keamanan dan ketenteraman.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti dapat

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan industrialisasi dan sistem sosial?

2. Apa definisi dari industrialisasi dan sistem sosial masyarakat modern?

3. Apa tantangan dan peluang dalam intergrasi nasional?

4. Bagaimana hubungan antara industrialisasi dan sistem sosial masyarakat modern dengan
tantangan dan peluang dalam intergrasi nasional?

5. Bagaimana cara menghadapi perkembangan industrialisasi dan sistem sosial masyarakat?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan industrialisasi dan sistem sosial?

2. Mengetahui apa definisi dari industrialisasi dan sistem sosial masyarakat modern?

3. Mengetahui apa tantangan dan peluang dalam intergrasi nasional?

4. Mengetahui bagaimana hubungan antara industrialisasi dan sistem sosial masyarakat modern
dengan tantangan dan peluang dalam intergrasi nasional?

5. Mengetahui bagaimana cara menghadapi perkembangan industrialisasi dan sistem sosial


masyarakat?
D. Metode Penelitian
ilmiah lainnya yang berhubungan dengan tujuan Metode kajian yang digunakan untuk
mengungkap prinsip dan faktor yang mempengaruhi efektivitas integrasi nanoteknologi dalam
pembelajaran fisika, kajian yang dipaparkan pada tulisan ini didasarkan pada analisis literatur yang
relevan (desk analysis). Pemilihan literatur didasarkan pada dua pertimbangan kriteria, yaitu (1)
literatur yang dijadikan dasar memiliki kaitan langsung dengan topik pertanyaan yang ingin
diungkap, bukan literatur sekunder, dan (2) konten dari literatur tersebut dapat diyakini validitas
dan kredibilitasnya, yaitu bersumber dari literatur yang dipublikasikan oleh penerbit yang
bereputasi. Riset kepustakaan dilakukan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan
mencatat serta mengolah bahan penelitian. Sumber data yang diambil sebagai berikut: (1) Sumber
data primer, yaitu data yang diperoleh dari data-data sumber primer yaitu sumber asli yang memuat
informasi atau data berupa artikel ilmiah dan buku. (2) Sumber data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari sumber yang bukan asli, yang memuat informasi atau data tersebut, yaitu dari jurnal
nasional maupun internasional.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik library research, yakni penelitian
kepustakaan dengan menelaah dan menganalisis buku-buku yang berkaitan langsung maupun
tidak langsung dengan judul penelitian ini. Pada penelitian ini berusaha dikumpulkan dan dikaji
berbagai pustaka yakni, buku-buku yang relevan dan tulisan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Indusrialisasi dan Pengertian Sistem Sosial


1. Pengertian Industrialisasi
Industrialisasi merupakan transformasi suatu negara atau wilayah dari ekonomi berbasis
sumber daya alam menuju ekonomi berbasis manufaktur massal. Dalam praktiknya, industrialisasi
melibatkan kemajuan teknologi, perusahaan, individu, bahkan negara atau otoritas berkuasa. PK
O'Brien dalam International Encyclopedia of The Social and Behavioral Sciences (2001)
menjelaskan bahwa "Industrialisasi mencakup transformasi cepat dalam manufaktur yang
signifikan kaitannya dengan semua bentuk produksi lainnya dan pekerjaan yang dilakukan dalam
ekonomi nasional atau regional." industrialisasi bertujuan meningkatkan nilai tambah seluruh
sektor ekonomi dengan sektor industri pengolahan sebagai leading sector, maksudnya adalah
dengan adanya perkembangan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-
sektor lainnya.

2. Pengertian Sistem Sosial


Sistem adalah istilah yang artinya menggabungkan, untuk mendirikan, untuk
menempatkan bersama. Sistem adalah kumpulan elemen berhubungan yang menjadi kesatuan atau
kebulatan yang kompleks. Sistem merupakan jarintan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, untuk menjalankan fungsi masing-masing untuk menghasilkan atau menyelesaikan
sesuatu yang menjadi sasaran bersama.

Istilah sosial adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu ‘socius’ yang berarti segala
sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bersama. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), sosial adalah berkenaan dengan masyarakat. Makna lainnya dari sosial
adalah suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dan sebagainya).

Salah satu ahli sosiologi yang merumuskan definisi tentang sistem sosial adalah Talcott
Parsons. Parson mendeskripsikan sistem sosial sebagai berikut:

”Sistem sosial terdiri dari keragaman aktor individual yang berinteraksi satu sama lain
dalam situasi sosial yang setidaknya berada dalam lingkungan atau ruang fisik, dimana aktor
tersebut memiliki motivasi untuk cenderung mengoptimalkan gratifikasi, dan relasinya terhadap
situasi dan aktor lain berlangsung dalam sebuah sistem yang melibatkan simbol-simbol yang
secara kultural terstruktur”.

Ahli sosiologi, Ogbum dan Nimkoff memiliki definisi yang lebih simpel tentang sistem
sosial. Menurutnya, ”Sistem sosial bisa didefinisikan sebagai keragaman individu yang
berinteraksi satu sama lain menurut makna dan norma kultural yang disepakati bersama”.

Sistem sosial adalah semua unsur sosial yang saling berhubungan antara satu sama lain dan
dimana hubungan tersebut saling mempengaruhi dalam kesatuan sosial. Dalam sistem sosial
setidaknya harus ada dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi satu sama lain, memiliki tujuan
dari interaksi tersebut, memiliki struktur, simbol dan tujuan bersama. Atau sistem sosial bisa di
artikan sebagai bagian-bagian yang saling berhubungan, masing-masing bekerca sendiri dan saling
mendukung dan bertujuan untuk mencapai tujuan bersama. Sistem sosial adalah suatu sistem yang
terdiri atas elemen- elemen sosial.

Elemen-elemen sosial itu terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-
individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Secara umum sistem sosial dapat di artikan
sebagai suatu sistem yang terdiri sekumpulan tindakan yang dibentuk dari berbagai interaksi sosial
antara satu individu dengan individu yang lainnya yang dimana akan selalu tumbuh dan
berkembang di masyarakat. Sistem sosial ini dapat terbentuk dengan sendirinya yaitu karena
adanya satu penilaian umum yang telah menjadi sebuah kesepakatan diantara kelompok
masyarakat. Penilaian umum ini biasanya memiliki standar-standar tertentu yang di sebut juga
dengan norma sosial. Adapun pengertian sistem sosial juga banyak di kemukakan oleh para ahli
yang diantaranya adalah Talcott Persons.

Menurut Talcott Persons sistem sosial dapat di definisikan sebagai suatu proses interaksi
yang terjadi di dalam masyarakat diantara para pelaku sosial. Interaksi yang terjadi diantara para
pelaku sosial ini tentunya akan melibatkan sebuah struktur relasi yang menurut Talcott Persons di
sebut sebagai sebuah sistem.
B. Industrialisasi Dan Sistem Sosial Masyarakat Modern
1. Industrialisasi
Masalah utama yang dihadapi Indonesia saat ini adalah banyaknya jumlah pengangguran
terbuka dalam periode beberapa tahun terakhir ini terus meningkat. Selain itu masalah yang
dihadapi Indonesia adalah pendapatan perkapita yang masih rendah dibandingkan dengan negara
berkembang lainnya seperti Thailand dan Malaysia. Salah satu alternatif yang mengurangi jumlah
pengangguran dan meningkatkan pendapatan adalah dengan mengembangkan sektor yang
potensial. Salah satu sektor yang potensial tersebut adalah sektor industri.

Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional dalam
menigkatkan pertumbuhan ekonomi telah membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat.
Industrialisasi pada masyarakat agraris merupakan salah satu contoh bentuk perubahan sosial yang
tingkat pengaruhnya besar pada sendi sendi dasar kehidupan manusia. Secara umum, perubahan
tersebut membawa pengaruh besar pada sistem dan struktur sosial. Proses industrialisasi merubah
pola hubungan kerja tradisional menjadi modern rasional.

Perkembagan industri telah memberikan pengaruh secara langsung dan tidak langsung,
pengaruh langsungnya adalah berkurangnya lahan pertanian, sedangkan pengaruh tidak
langsungnya adalah bergesernya mata pencaharian penduduk setempat ke bidang industri dan jasa
atau perdagangan.
Dampak perubahan sosial akibat industrialisasi:
1) Dampak Positif

Pengaruh positifnya adalah menciptakan keanekaragaman kehidupan ekonomi dan


menciptakan lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pembangunan
dan perkembangan industri mengakibatkan terjadi perubahan-perubahan di berbagai aspek sosial
ekonomi masyarakat, perubahan tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan jumlah
kesempatan, perubahan tingkat pendapatan, dan perubahan jumlah sarana dan prasarana.

• Penciptaan Peluang Usaha dan Pekerjaan

Kehadiran industri membawa pengaruh terhadap mata pencaharian penduduk, dimana


sebelum adanya industri sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan
sebagian lagi terbagi dalam beberapa mata pencaharian tertentu saja seperti buruh industri batu
bara dan sebagainya. Dengan dibangun dan berkembangnya industri masyarakat mempunyai
peluang usaha yang lebih luas.

• Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Bertambahnya jumlah sarana dan prasarana setelah berkembangnya industri telah


memberikan kemudahan-kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Aktivitas masyarakat sebelum berkembang industri lebih banyak dilakukan untuk pergi ke sawah,
atau ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau menjual hasil pertaniannya, namun saat
ini masyarakat dapat dengan mudah melakukan berbagai kegiatan dengan adanya sarana dan
prasarana yang memadai baik yang disediakan oleh perusahaan maupun pemerintah daerah.

2) Dampak Negatif

Pembangunan industri di satu sisi memberikan perubahan yang berdampak positif namun
di sisi lain juga membawa perubahan yang berdampak negatif, dampak negatif tersebut antara lain
terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitar industri sepertipolusi air bersih, polusi
kebisingan suara, dan polusi udara. Selain pencemaran lingkungan dampak negatif yang terjadi
antara lain adanya potensi konflik akibat adanya kecemburuan sosial antara masyarakat asli desa
dengan masyarakat pendatang dalam hal kemudahan mengakses pekerjaan khususnya di sektor
industri.

• Pencemaran Linkungan

Pendapat lain mengenai dampak negatif dari pembangunan industri yaitu terjadinya
pencemaran lingkungan seperti polusi air, polusi udara, polusi tanah dan lain-lain yang
membahayakan kelangsungan hidup semua makhluk bumi. Dampak negatif terhadap pencemaran
lingkungan seperti polusi air, polusi udara, polusi tanah, dan lain-lain yang membahayakan
kelangsungan hidup semua makhluk. Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh pihak perusahaan
sendiri maupun Pemerintah Daerah untuk memperkecil resiko pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh aktifitas industri.

• Pencemaran Air Bersih

Upaya yang telah dilakukan dalam mengurangi atau memperkecil terjadinya resiko
pencemaran linkungan memang tidak sepenuhnya menjamin untuk tidak adanya masalah
pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi mengenai air sumur penduduk yang
terkontaminasi dengan limbah yang berasal dari perusahaan. Kapasitas limbah yang cukup banyak
sementara kualitas dan kapasitas penampung limbah kurang memadai akibatnya limbah menyerap
dalam tanah sampai ke air sumur masyarakat.

• Polusi Kebisingan Suara

Selain pencemaran terhadap air sumur penduduk, pencemaran juga terjadi akibat
kebisingan suara yang dihasilkan oleh aktifitas produksi yang melebihi batas. Salah satu cara
menguranginya adalah dengan melakukan perbaikan kualitas bangunan agar dapat menurunkan
intensitas bising dan menambah pepohonan di sekitar pabrik.

• Polusi Udara

Pencemaran lingkungan yang juga terjadi adalah polusi udara, dimana polusi tersebut
berasal dari kegiatan mesin-mesin produksi pabrik yang pembuangan limbah asapnya melalui
cerobong perusahaan, terutama perusahaan yang dalam produksi lebih banyak melakukan kgiatan
pembakaran.

• Potensi Konflik

Perkembangan jumlah industri yang cukup pesat secara langsung memberikan peluang
kesempatan kerja yang lebih luas, hal ini yang kemudian menarik pendatang untuk berusaha
mendapatkan pekerjaan di sektor industri. Seiring perkembangan industri jumlah pndatang yang
berada di wilayah-wilayah ndustri terus bertambah. Masalah sosial mulai muncul ketiks penduduk
asli kesulitan memperoleh pekerjaan di sektor industri sehingga terjadi tuntutan-tuntutan warga
asli agar bisa mendapatkan pekerjaan.

2. Sistem Sosial Masyarakat Modern


Dalam masyarakat modern, hubungan primer antarindividu telah jauh berkurang dan
hubungan sekunder yang lebih bersifat impersonal menjadi lebih predominan.

Dalam masyaraka tradisional atau pramodern, status, hubungan dan keterkaitan sosial lebih
didasarkan pada apa atau siapa seseorang; latar belakang keluarga atau keturunan, suku atau ras,
jender (pria atau wanita), dan usia (yang antara lain melahirkan paternalisme). Dalam masyarakat
tradisional, di samping pertimbangan-pertimbangan itu, memang ada juga pertimbangan
kemampuan (capability), tetapi lebih bersifat fisik (jagoan, misalnya) atau magis (paranormal).

Dalam masyarakat modern apa dan siapa bukannya sama sekali diabaikan, tetapi bobotnya
kurang dibandingkan dengan prestasi yang telah dicapai dan potensi yang dapat dicapai.
Penghargaan terhadap kemampuan fisik tidak juga diabaikan sepefti pahlawan-pahlawan olahraga,
tetapi penghargaan lebih besar diberikan kepada kemampuan intelektual. Sukses seseorang karena
prestasinya sendiri dihargai tinggi dalam masyarakat modern (contoh: penghargaan kepada Bill
Gates padahal ia adalah seorang yang putus sekolah).

Manusia modern ingin memperoleh pengakuan sebagai individu selain sebagai anggota
masyarakat. Juga ia senantiasa berupaya untuk terus maju, tidak statis, dan berusaha menampilkan
dan mencari yang terbaik. Manusia modern bersifat kreatif dan kritis, dan karena itu pula,
profesionalisme adalah cirinya manusia modern. Pada umumnya ciri personalitas manusia modern
adalah manusia yang mampu membimbing dirinya sendiri, mampu mengambil keputusan sendiri
(menetapkan pilihan-pilihan) dan mampu menghadapierubahan.

Inkeles dan smith (1 974) menyebutkan secara lebih rinci sembilan ciri manusia modern,
yaitu:

(1) terbuka terhadap inovasi, perubahan, penanggungan risiko, dan terhadap gagasangagasan baru;

(2) tertarik dan memiliki kemampuan membentuk pandangan-pandangan mengenai isu-isu yang
berada di luar lingkungannya;

(3) lebih demokratis, terutama dalam hal pengall kuan dan toleransi terhadap perbedaan pendapat;

(4) lebih berorientasi terhadap masa kini dan masa depan daripada masa lalu;

(5) menempatkan masa depan dirinya ke dalam suatu perencanaan, visualisasi, dan
pengorganisasian untuk mewujudkannya;

(6) cenderung tidak menerima keadaan sebagai nasib dan berpandangan bahwa keadaan dunia ini
dapat diperkirakan dan terbuka untuk kendali manusia;

(7) menghargai hak-hak orang lain tanpa memandang status tradisionalnya sehingga
pandangannya terhadap peran wanita dan anak-anak menjadi positif;
(8) menempatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebaginstrumen untuk mengendalikan alam;

(9) memiliki pandangan bahwa manusia harus dihargai berdasarkan kontribusinya terhadap
masyarakat, bukan berdasarkan status.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Tantangan dan Peluang dalam Intergrasi Nasional


1. Tantangan dalam Membangun Integrasi
Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi datang
dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam dimensi horizontal, tantangan yang ada berkenaan
dengan pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras, dan geografi.
Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah berupa celah perbedaan antara elite
dan massa, di mana latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari
massa yang cenderung berpandangan tradisional.

Terkait dengan dimensi horizontal ini, salah satu persoalan yang dialami oleh negara-
negara berkembang termasuk Indonesia dalam mewujudkan integrasi nasional adalah masalah
primordialisme yang masih kuat. Titik pusat guncangan primordial biasanya berkisar pada
beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah (kesukuan), jenis bangsa (ras), bahasa, daerah, agama,
dan kebiasaan.

Terkait dengan dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah kesediaan para pemimpin
untuk terus menerus bersedia berhubungan dengan rakyatnya. Pemimpin mau mendengar keluhan
rakyat, mau turun ke bawah, dan dekat dengan kelompok-kelompok yang merasa dipinggirkan.

Tantangan dari dimensi vertikal dan horizontal dalam integrasi nasional Indonesia tersebut
semakin tampak setelah memasuki erat reformasi tahun 1998. Konflik horizontal maupun vertikal
sering terjadi bersamaan dengan melemahnya otoritas pemerintahan di pusat. Kebebasan yang
digulirkan pada era reformasi sebagai bagian dari proses demokratisasi telah banyak disalah
gunakan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk bertindak seenaknya sendiri.

Tindakan ini kemudian memunculkan adanya gerakan-gerakan antar kelompok.


Bersamaan dengan itu demonstrasi menentang kebijakan pemerintah juga banyak terjadi, bahkan
sering kali demonstrasi itu diikuti oleh tindakan- tindakan anarkis. Keinginan yang kuat dari
pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat, kebijakan pemerintah yang sesuai dengan
kebutuhan dan harapan masyarakat, dukungan masyarakat terhadap pemerintah yang sah dan
ketaatan warga masyarakat melaksanakan kebijakan pemerintah adalah pertanda adanya integrasi
dalam arti vertikal.

Sebaliknya kebijakan demi kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tidak / kurang
sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat serta penolakan sebagian besar warga
masyarakat terhadap kebijakan pemerintah menggambarkan kurang adanya integrasi vertikal.
Memang tidak ada kebijakan pemerintah yang dapat melayani dan memuaskan seluruh warga
masyarakat, tetapi setidak-tidaknya kebijakan pemerintah hendaknya dapat melayani keinginan
dan harapan sebagian besar warga masyarakat. Jalinan hubungan dan kerja sama di antara
kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat, kesediaan untuk hidup berdampingan
secara damai dan saling menghargai antara kelompok-kelompok masyarakat dengan pembedaan
yang ada satu sama lain, merupakan pertanda adanya integrasi dalam arti horizontal.

Dari tantangan-tantangan integrasi nasional dewasa ini yang dapat diidentifikasi, yaitu
antara lain :

1) Ketidakadilan;

2) Penegakan hukum ;

3) Eksploitasi;

4) Aspirasi masyarakat yangtidak tersalur;

5) Kesenjangan sosial ;

6) KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme);

7) Diskriminasi;

8) Kemiskinan;

9) Keterasingan;

Korupsi dapat dinilai menjadi masalah dominan, yang mempengaruhi timbulnya masalah-
masalah yang lain, dengan kata lain bahwa korupsi menjadi akar masalah bagi timbulnya masalah-
masalah lain yang menjadi tantangan integrasi nasional. Program-program pemberantasan korupsi
yang telah dilaksanakan pemerintah sejak tahun 1957, pemberatan sanksi pidana dalam peraturan
perundang-undangan yang ada, hingga politik hukum yang memberikan kewenangan luar biasa
kepada Komisi Pemberantasan Korupsi sejak tahun 2002, sampai saat ini belum menunjukkan
keberhasilan yang memadai.

Bahkan menunjukkan perluasan modus operandi tindak pidana korupsi yang meningkat
baik pada lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif, semakin berkembang di pemerintahan
daerah seiring dengan otonomi daerah, dan juga banyak terjadi di kalangan penegak hukum.
Kepercayaan masyarakat juga makin melemah terhadap harapan keberhasilan pemberantasan
korupsi di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pemberantasan korupsi bukan semata dalam
ruang lingkup penegakan hukum, melainkan juga meliputi pembangunan budaya dan integritas
bangsa, berlangsungnya sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bebas KKN.

2. Upaya yang dapat dilakukan untuk Mempertahankan Integrasi Nasional:


➢ Mempertahankan dasar negara Pancasila dan Undang-undang Dasar atau UUD 1945.
➢ Mewujudkan dan mendalami nilai-nilai pancasila dalam kehidupan kewarganegaraan.
➢ Meningkatkan rasa nasionalisme dan rasa cinta tanah air.
➢ Meningkatkan rasa toleransi antarsuku, agama, dan budaya.
➢ Tidak berperilaku rasis.
➢ Memberikan kebebasan beragama kepada orang lain.
➢ Bertindak adil kepada sesama.
➢ Bertindak sesuai peraturan yang berlaku baik di sekolah, masyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
➢ Menumbuhkan sikap tenggang rasa.
➢ Aktif ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
➢ Bersikap penuh empati, tenggang rasa, dan toleran terhadap antarsesama manusia.
➢ Menjalankan kewajiban dan amanah di lingkungan manapun dengan sebaik mungkin.
➢ Tidak bertindak semena-mena atas dasar kuasa yang dimiliki.
➢ Tidak menciptakan kelompok-kelompok tertentu yang dapat mengancam integritas
bangsa.
➢ Memiliki wawasan nusantara dengan cara mematuhi dan menaati setiap komponen
pembentukan bangsa agar tercipta kepentingan yang sama, keadilan, solidaritas, dan
kerja sama.
➢ Setiap warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara dengan
kapasitasnya masing-masing.

3. Peluang Ancaman dalam Integritas Nasional


1) Ancaman di Bidang Ideologi

Salah satu ancaman terhadap ideologi Pancasila yang dianut bangsa Indonesia adalah
liberalisme. Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada kehidupan liberal
yang menekankan aspek kebebasan individu.

2) Ancaman di Bidang Politik

Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri.
Ancaman dari luar negeri dilakukan melalui tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, dan blokade politik merupakan bentuk ancaman nonmiliter berdimensi politik yang
dilakukan pihak tertentu untuk menekan suatu negara. Ancaman dari dalam negeri dapat berupa
penggunaan kekuatan dalam bentuk pengerahan massa untuk membungkam pemerintah yang
berkuasa. Bentuk lain adalah menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan
pemerintah.

Selain itu, ada ancaman separatisme yang dapat dilakukan dengan pola perjuangan politik
tanpa senjata untuk menarik simpati masyarakat internasional. Separatisme sulit dihadapi dengan
menggunakan kekuatan militer.

3) Ancaman di Bidang Ekonomi

Ekonomi suatu negara tidak dapat berdiri sendiri. Saat ini, tidak ada lagi negara yang
mempunyai kebijakan ekonomi yang tertutup dari pengaruh negara lain.

4) Ancaman di Bidang Sosial Budaya

Ancaman terhadap integrasi nasional di bidang sosial budaya yang berasal dari dalam
adalah separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana akibat perbuatan manusia. Hal ini biasanya
dipicu oleh isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Sedangkan, ancaman
di bidang sosial budaya dari luar timbul sebagai akibat pengaruh negatif globalisasi, yaitu:

• Munculnya gaya hidup konsumtif yang selalu mengonsumsi produk luar negeri.
• Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai hidup
tertinggi. Hal ini membuat manusia memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan
kenikmatan pribadinya meski melanggar norma yang berlaku di masyarakat.
• Munculnya sikap individualisme yang selalu mementingkan diri sendiri dan memandang
orang lain tidak bermakna. Sikap ini bisa menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang
lain.
• Munculnya gejala westernisasi di mana masyarakat berorientasi pada budaya barat tanpa
diseleksi terlebih dahulu. Salah satunya menggunakan model pakaian terbuka yang tidak
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
• Memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial.
• Lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
5) Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan

Wujud ancaman di bidang pertahanan dan keamanan pada umumnya berupa ancaman
militer. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan
terorganisasi dan dapat membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa. Ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah, pemberontakan
bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, dan perang saudara.

B. Hubungan antara Industrialisasi dan Sistem Sosial Masyarakat Modern dengan


Tantangan dan Peluang dalam Integrasi Nasional
1. Pengertian Industrialisasi
Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem
pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa diartikan
sebagai suatu keadaan di mana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang
semakin beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah
bagian dari proses modernisasi di mana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat
hubungannya dengan inovasi teknologi. Industrialisasi dalam pengertian lain adalah proses
modernisasi ekonomi yang mencakup seluruk sektor ekonomi yang mempunyai kaitan satu sama
lain dengan industri pengolahan.
Artinya Industrialisasi bertujuan meningkatkan nilai tambah seluruh sektor ekonomi
dengan sektor industri pengolahan sebagai leading sector. Berdasarkan pengalaman dihampir
semua negara, dapat disimpulkan bahwa industrialisasi adalah suatu keharusan karena menjamin
kelangsungan proses pembangunan ekonomi jangka panjang dengan laju pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan berkelanjutan yang menghasilkan pendapatan perkapita setiap tahun. Dalam
Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana manusia mengubah pandangan lingkungan
sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan
perhitungan, tidak lagi 11 16 mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut para
peniliti ada faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan pengembangan perusahaan. Mulai
dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia industri dan perdagangan,
bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan melimpah, dan juga sumber daya manusia
yang cenderung rendah biaya, memiliki kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.

2. Sistem Sosial Masyarakat Modern


Masyarakat yang ada di kawasan industri terdiri dari beberapa unsur elemen sosial yang
terbentuk karena adanya perkembangan sebuah proses industrialisasi. Permasalahan yang muncul
di dalam lingkungan masyarakat industri antara lain: hubungan atau interaksi antara atasanpekerja
buruh-masyarakat sekitar pabrik, adanya perubahan-perubahan yang diakibatkan kehadiran
bangunan-bangunan pabrik yang berada disekitar masyarakat baik yang bersifat sosial, budaya,
ekonomi hingga pengaruh perkembangan yang mengarah pada pemahaman atas sifat yang
materialistik. Imbas dari adanya proses industrialisasi tidak terlepas dari adanya permasalahan-
permasalahan yang cenderung mengarah pada kecemburuan-kecemburuan sosial, baik yang
bersifat materialistik maupun yang diakibatkan dari adanya hubungan atau interaksi yang tidak
harmonis dari setiap unsur elemen yang ada di masyarakat industri dalam bentuk distorsi-distorsi
sosial yang mana menurut penulis hal itu dinamakan sebagai konflik dalam masyarakat industri.
Pembangunan dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat yang
menuntut adanya perubahan sosial budaya sebagai penghasil dan pendukungnya. Ranjabar (2006:
178-179) menyatakan bahwa, “pembangunan nasional adalah suatu upaya melakukan transformasi
atau perubahan masyarakat, yaitu transformasi dari budaya masyarakat agraris tradisional menuju
budaya masyarakat industri modern dan masyarakat informasi yang tetap berkepribadian
Indonesia”.
Dahulu, masyarakat bermata pencaharian di sektor pertanian sebagai petani dan buruh tani
dengan penghasilan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga saja.
Mereka hidup rukun, saling gotong royong, dan memiliki solidaritas sosial yang kuat. Namun,
seiring perkembangan jaman teknologi semakin modern. Sebagaimana yang diungkapkan Susilo
(2012: 19), bahwa lingkungan sekarang ini masuk pada kondisi krisis dan rusak dimana-mana.
Tidak hanya krisis lingkungan fisik, seperti krisis air, tanah, udara dan iklim namun juga krisis
lingkungan biologis dan krisis lingkungan social dan itu diakibatkan perilaku manusia dalam usaha
memenuhi kebutuhan hidup ekonomisnya yang tidak memperhatikan keseimbangan karena
mengikuti nafsu manusia yang tidak pernah puas akhirnya lingkungan menjadi korban.
Industrialisasi yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat, justru pada kenyataanya
industrialisasi membawa dampak negative bagi masyarakat.

Tidak hanya dampak social, ekonomi, budaya namun juga dampak terhadap lingkungan.
Pembangunan industrialisasi menciptakan keterasingan pada masyarakat, karena kebanyakan
masyarakat tidak mampu beradaptasi dengan iklim industrialisasi khususnya masyarakat yang
memiliki pendidikan rendah dan juga life skill rendah mereka tidak mampu bergejolak dalam dunia
industri.

3. INDUSTRI 4.0
• Era DIGITAL di segala Bidang

• Proses transformasi digital dari rangkaian value chain

• Digunakan oleh berbagai sektor industri, bukan hanya manufaktur.

• Otomatisasi dengan teknologi cyber

4. Pentingnya dan Peluang Industrialisasi era 4.0

1. Industri 4.0 telah menyentuh banyak aspek dalam kehidupan kita sehari-hari

2. Industri 4.0 mengintegrasikan dunia digital dan fisik

3.Dapat meningkatkan operasi bisnis, produktivitas dan pertumbuhan pendapatan.

4. Memberikan nilai tambah dan customer experiences

5. Menghubungkan ekosistem : mendorong keputusan yang lebih baik.


6. Organisasi akan dituntut untuk dinamik, Inovative dan mampu berdaptasi terhadap dinamika
tekanan dan tuntutan pasar

Dilansir dari Boston Consulting Group (BCG), Jaya Addan menyebutkan empat area yang
terpengaruhi oleh revolusi industri 4.0. Pertama adalah produktivitas, di era ini prosuden semakin
gencar meningkatkan produktivitasnya demi mencukupi kebutuhan konsumen, terlebih lagi
dukungan kemajuan teknologi yang mempermudah proses produktivitas. Kedua, Revenue Growth
(pertumbuhan pendapatan) dengan peningkatan produktivitas yang tajam, pastinya jumlah
pendapatan akan meningkat pula.

Yang ketiga Employment (pekerjaan) dapat diartikan juga meningkatnya ketersediaan


lapangan pekerjaan. “Hal ini cukup mengejutkan, banyak orang membuat kajian tentang
banyaknya peran manusia yang digantikan oleh mesin, jangan-jangan nanti kita akan kehilangan
pekerjaan? Akan tetapi, menurut Boston Consulting Group (BCG) sesuai dengan case di Jerman
simulasikan diperkirakan akan naik sampai dengan 6 persen selama sepuluh tahun kedepan,
dengan syarat skill yang perlukan akan berbeda seiring kemajuan teknologi,” jelasnya.

Keempat, invesment (penanaman modal) yang semakin naik, hal ini dipengaruhi oleh
naikknya tiga aspek sebelumnya. Dengan melakukan investasi seseorang mampu mengembangkan
perusahaan dan mengembangkan industri sehingga menyebabkan market volatility yang sangat
besar.

C. Cara Menghadapi Perkembangan Industrialisasi dan Sistem Sosial Masyarakat


Beberapa cara atau strategi yang perlu dilakukan untuk menghadapi perkembangan
Industrialisasi (revolusi industri) 4.0, seperti:

1. Peningkatan Barang dan Material


Strategi pertama yang diperlukan demi menghadapi revolusi industri 4.0 adalah dengan
cara peningkatan barang dan material. Teknologi internet membuat batasan-batasan antar negara
seakan menghilang. Oleh karena itu, untuk menghadapi industri 4.0 perusahaan harus melakukan
perbaikan pada kualitas dan kuantitas barang serta material.

2. Tingkatkan Kualitas SDM


Untuk menghadapi revolusi industri 4.0 perusahaan mau tidak mau harus meningkatkan
kualitas SDM agar dapat memenuhi standar global. Pada era digital, robot mulai menggantikan
peran dan pekerjaan manusia. Akan tetapi robot belum bisa menggantikan pekerjaan yang
berhubungan dengan interaksi manusia dan pengetahuan. Robot juga memerlukan teknisi yang
dapat mengatur sistem dan pengaturannya. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk dapat mengaplikasikan dan mengontrol teknologi secara maksimal.

3. Penggunaan Internet of Things


Teknologi internet terus meningkat, hampir setiap industri sudah menggunakan teknologi
internet dalam kehidupan sehari-hari. Perusahaan mau tidak mau harus beradaptasi dengan
teknologi internet dan diharapkan mampu menggunakan teknologi digital seperti Big Data,
Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality. Perusahaan harus
membangun proses IT yang pintar untuk dapat mengelola sistem yang sudah terhubung dengan
koneksi internet. Selain dapat mengoptimalkan pekerjaan, teknologi internet juga akan mampu
menghemat biaya produksi.

4. Membuat Aturan & Kebijakan Baru


Setiap perusahaan tentu memiliki aturan dan kebijakannya masing-masing yang memiliki
proses yang berbeda-beda. Penggunaan teknologi internet tentu akan membuat alur pekerjaan
menjadi berbeda. Perusahaan harus membuat peraturan dan kebijakan yang sesuai dengan
pengaplikasian teknologi internet.

Beberapa aturan dan kebijakan yang biasanya diubah adalah kebijakan dalam suplai bahan
baku, pembagian tugas kerja, dan memastikan karyawan mengerti tentang cara penggunaan
teknologi yang perusahaan miliki.

5. Memperluas Networking
Salah satu strategi yang perlu dilakukan untuk menghadapi revolusi industri 4.0 adalah
dengan cara memperluas networking yang ada. Memiliki networking yang luas sangat diperlukan
untuk membuka peluang-peluang baru. Selain memperluas networking, perusahaan juga harus
meningkatkan kualitas dan layanan yang akan diberikan kepada konsumen.

Beberapa cara atau strategi yang perlu dilakukan untuk menghadapi perkembangan
Industrialisasi dalam sistem sosial masyarakat, seperti :

1. Meningkatkan Kualitas SDM Bangsa


Salah satu ciri masyarakat tradisional adalah kurangnya pengetahuan dari masyarakat itu
sendiri. Hal ini mengakibatkan rendahnya tingkat pendidikan dari masyarakat tradisional, sehingga
sulit untuk menerima perubahan yang datang dari luar. Selain itu, terjadinya ketertinggalan
kebudayaan atau cultural lag yang dialami masyarakat tradisonal juga akibat dari tidak dikuasinya
ilmu dan teknologi. Terlebih di era golabal saat ini, pendidikan menjadi hal yang penting agar
tidak terbawa arus globalisasi.

Oleh karena itu, meningkatkan kualitas pendidikan akan membuat sumber daya manusia
atau SDM menjadi meningkat. Sehingga masyarakat kita bisa bersaing dengan bangsa lain dan
memiliki modal yang kuat untuk menghadapi arus perubahan sosial di era global.

2. Memperkuat Nasionalisme

Nasionalisme yang kuat bisa menjadi pilar terhadap pengaruh buruk dari perkembangan
teknologi yang pesat saat ini. Secara harfiah, nasionalisme berarti cinta tanah air dengan prinsip,
bahwa baik dan buruk adalah negariku.

Nasionalisme identik dengan perasaan atau semangat kesadaran bersama bahwa kita
memiliki nilai yang harus di jaga bersama. Nasionalisme ini menunjuk pada totalitas kultur,
sejarah, psikologi, bahasa, dan sentimen sosial lain yang menarik orang pada perasaan saling
memiliki cita-cita yang sama. Nasionalisme menjadi hal yang perlu dilakukan dengan
berlandaskan logika dan pikiran yang rasional.

Adanya kegiatan atau pelajaran mengenai bela negara diharapkan bisa menangkan
perbedaan suku, adat-istiadat, ras, dan agama. Selain itu juga adanya era globalisasi bisa membuat
masyarakat bersikap selektif dalam memilih budaya yang pas dengan nilai-nilai budaya Indonesia.
Jadi, dengan adanya nasionalisme dalam diri masyarakat membuat masyarakat menjadi lebih
selektif dalam memilih budaya dari luar.

3. Berpegang Teguh pada Norma Sosial

Dalam agama terdapat beberapa aturan yang memberikan landasan kepada manusia untuk
berperilaku yang baik dan meninggalkan hal yang buruk. Norma sosial juga memberikan
peringatan kepada manusia agar berperilaku sopan, baik, dan teratur sesuai dengan ketenturan
yang sudah disepakati dalam masyarakat. Maka dari itu, berpegang teguh terhadap aturan agama
dan norma sosial dalam berperilaku bisa membuat manusia mudah diterima di lingkungannya.
Sedangkan bagi pengaruh budaya global, sikap teguh terhadap norma sosial membuat manusia
memiliki landasan kuat terhadap jati diri bangsa.

4. Menjunjung Nilai-nilai Budaya Bangsa

Bangsa Indonesia memiliki nilai budaya yang luhur, yang bisa dijadikan sebagai pilar
utama dalam menangkal pengaruh negatif perubahan sosial dalam masyarkat. Nilai budaya bangsa
ini juga bisa menjadi pendukung bagi pengaruh budaya asing yang berdampak positif bagi
masyarakat.

Globalisasi bisa memberikan dampak positif dan negatif, di mana jika kita tidak siap
menghadapi globalisasi maka bisa menyebabkan munculnya dampak negatif. Maka dari itu,
menjunjung tinggi nilai budaya bangsa menjadi salah satu cara untuk mencegah dampak negatif
dari perkembangan industrialisasi globalisasi dalam sosial masyarkat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Merujuk sejumlah deskripsi yang telah diuraikan pada pembahasan terdahulu maka dapat
dikatakan bahwa integrasi nasional adalah jalan keluar untuk menghadapi yang hingga saat ini
masih terus-menerus melanda Indonesia.

Strategi industrialisasi merupakan pandangan yang dianggap sebagai sebuah keniscayaan


untuk memajukan proses pembangunan di sebuah negara. Industrialisasi dianggap sebagai satu-
satunya jalan pintas untuk meretas nasib kemakmuran suatu negara secara lebih cepat di
bandingkan apabila tanpa melalui proses tersebut. Dengan pegangan itulah, maka hampir semua
negara di dunia ini telah dan sedang menempuh strategi industrialisasi tersebut, tentunya dengan
beberapa karakteristik yang berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Karena pararelisme
antara jalannya pembangunan dan strategi industrialisasi itulah, maka dalam perjalanannya bisa
dikatakan pemaknaan pembangunan hampir identik dengan industrialisasi sehingga di antara
keduanya tidak terpisahkan.

B.Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan maupun
bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan sarannya agar kami bisa membuat
makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi
wawasan kita dalam memahami Industrialisasi dan sistem sosial masyarakat Indonesia modern
tantangan dan peluang dalam integrasi nasional.
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Husnul. (2021). Diakses pada 19 November 2022, dari


https://m.liputan6.com/hot/read/4665286/sosial-adalah-hal-yang-berkaitan-dengan-
masyarakat-kenali-jenis-dan-bentuk-interaksinya

Adlani, Nabil. (2021). Diakses pada 19 November 2022, dari


https://adjar.grid.id/amp/543068039/beberapa-sikap-untuk-mencegah-dampak-negatif-
perubahan-sosia

Agus, Andi, Aco. Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi. Diakses pada 19 November 2022, dari
http://eprints.unm.ac.id/12427/1/Artikel%20Jurnal%20Nasional%20Tidak%20Terakredit
asi%20Integrasi%20Nasional%20Sebagai%20Salah%20Satu%20Parameter%20Persatua
n%20dan%20Keatan%20Bangsa%20Negara%20Republik%20Indonesia.pdf

Diakses pada 19 November 2022, dari http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-


121500000010944/swf/2118/files/basic-html/page16.html

Diakses pada 19 November 2022, dari


https://lmsparalel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F100620%2Fmod_resource%2
Fcontent%2F1%2FModul%2011.pdf

Karawang, New Industry City. (2019). Diakses pada 19 November 2022, dari
https://www.knic.co.id/id/5-strategi-yang-perlu-dilakukan-demi-menghadapi-revolusi-
industri-4

Kompas.com. (2022). Diakses pada 19 November 2022, dari


https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/04/22/01000001/ancaman-terhadap-
integrasi-nasional

Kompas.com. (2022). Diakses pada 19 November 2022, dari


https://nasional.kompas.com/read/2022/05/15/01000001/upaya-mempertahankan-
integrasi-nasional
L, Firdaus. (2016). Diakses pada 19 November 2022, dari
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/27255-Full_Text.pdf

Nurwoto, Bambang, Heru. (2018). Diakses pada 19 November 2022, dari http://digilib.uin-
suka.ac.id/id/eprint/31763/

Putri, Arum, Sutrisni. (2019). Diakses pada 19 November 2022, dari


https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/30/180000269/industrialisasi-pengertian-
faktor-ciri-ciri-dan-
proses?amp=1&page=2&jxconn=1*myxizt*other_jxampid*RG1CRktkNkVqQU1SQmJf
VUZCejFiTHFCcmRuaTVTZXJ6Y3RJSV9pQ0dBN0tURUd1X1hRWGJiYWFKTVhhS
GYxMw

Soebani, Beni, Ahmad. (2018). Diakses pada 19 November 2022, dari


http://digilib.uinsgd.ac.id/39066/1/Buku%20Sosiologi%20Industri%20Dr.Aang%20Ridw
an.pdf

Trisna, wulan. (2022). Diakses pada 19 November 2022, dari https://vocasia.id/blog/pengertian-


industrialisasi/

Anda mungkin juga menyukai