Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN ISLAM DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 5.

Mata Kuliah: Kapita Selekta Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr., Dra., Hj. Meimunah SM., M.Ag.

Disusun Oleh:

Ulfah Arump (12010221037)

Titik Zubaidah (12010224813)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU

2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kita tingkatkan atas kehadirat Allah Swt, Tuhan
pemilik alam semesta, yang mana atas berkat rahmat dan karunia-Nya, kami masih diberikan
kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada beliau Baginda
Rasulullah, yakni Nabi Muhammad SAW, Allahumma sholli ‘ala syaidina Muhammad wa ‘ala
ali syaidinaa Muhammad.
Makalah ini ditulis sebagai media untuk berbagi pengetahuan mengenai “Kapita
Selekta Pendidikan”.
Tidak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang turut
berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan
dan bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan,
dalam memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun, agar kami bisa memperbaiki
kesalahan baik pada tulisan maupun susunan bahasa dari makalah yang telah kami tulis.

Pekanbaru, 20 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

1.3 Tujuan Masalah .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

2.1 Konsep Pendidikan Islam dan Gambaran Era Revolusi Industri 5.0 ............. 3

2.2 Peluang dan Tantangan Pendidikan Islam di Era 5.0 ..................................... 4

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 9

3.1 Kesimpulan

.................................................................................................... 8

3.2 Saran .............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Revolusi industri telah dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia termasuk
Negara Indonesia. Indonesia yang dikenal dengan negara agraris, sebelum hadirnya industri,
Indonesia yang dulu mata pencahariannya sangat bergantung dengan alam, seperti pertanian
dan perkebunan. Setelah terjadinya revolusi industri, muncul pergeseran mata pencaharian
seperti pembagunan pabrik, yang memproduksi barang mentah menjadi barang siap pakai,
sehingga banyak menyerapkan tenaga kerja. Oleh karena itu, mata pencaharian di Indonesia
sudah bervariasi yaitu tidak hanya bergantung pada bercocok tanam saja.
Konsep society 5.0 pertama kali diperkenalkan oleh negara Jepang pada bulan Januari
2019. Era society 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep sebelumnya. Sejarah
pembentukan masyarakat 5.0 dimulai dari masyarakat 1.0 atau masyarakat berburu.
Masyarakat ini berdampingan dengan alam, lahirnya manusia. Setelah itu, perkembangan
menuju masyarakat 2.0 atau masyarakat agraris. Masyarakat ini mengintegrasikan teknik
bercocok tanam, sekitar abad 1.300 sebelum Masehi. Kemudian masyarakat 3.0 atau
masyarakat industry. Masyarakat ini ditandai dengan penemuan mesin uap dan beranjak pada
produksi massal. Selanjutnya, masyarakat 4.0 yang dipengaruhi oleh computer dan distribusi
data begitu cepat atau kita menyebutnya sebagai masyarakat informasi. Masyarakat 4.0
terjadi pada pertengahan abad 20. Saat ini, masyarakat informasi tersebut berubah menjadi
masyarakat yang mampu memanfaatkan informasi (data, robot, hingga kecerdasan buatan),
inilah masyarakat 5.0. Society 5.0 merupakan era ketika semua teknologi menjadi bagian dari
manusia itu sendiri. Internet bukan hanya sekedar untuk berbagi informasi, tetapi internet
juga dipergunakan untuk menjalani kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep pendidikan islam dan gambaran era revolusi industri 5.0?
2. Apa saja peluang dan tantangan pendidikan islam di era 5.0?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep pendidikan islam dan gambaran era revolusi industri 5.0.
2. Untuk mengetahui peluang dan tantangan pendidikan islam di era 5.0.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DAN GAMBARAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 5.0

Era masyarakat 5.0 atau Super smart society diperkenalkan oleh pemerintah Jepang pada
tahun 2019 yang dibuat sebagai solusi dan tanggapan dari revolusi industri 4.0 dan dianggap
akan menimbulkan degradasi manusia. Era society 5.0 sebagai pembaharuan yang menempatkan
manusia sebagai komponen utama di dalamnya, bukan sekedar pasif komponen seperti di
revolusi industri 4.0. Adanya pembaruan pada era tersebut dapat menghasilkan nilai baru dengan
elaborasi dan kerjasama pada sistem, informasi dan teknologi yang juga meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang dibutuhkan atau human capital. Tiga kemampuan utama dalam
menghadapi society 5.0 yaitu: a) kemampuan memecahkan masalah kompleks dan dapat menjadi
problem solver bagi dirinya serta orang banyak, b) kemampuan untuk berpikir secara kritis
bukan hanya sekedar dalam kelas namun juga dalam kehidupan bermasyarakat, c) serta
kemampuan untuk berkreativitas.
Masyarakat di era society 5.0 telah mampu berkolaborasi dengan perangkat teknologi.
Sementara dalam perspektif teknologi dan industri pendidikan Islam memiliki kompetensi
strategis dalam memanifestasikan pendidikan agama yang mengantarkan peserta didik sebagai
sosok yang mampu menjadi pelaku pembangunan yang mengadopsi mengidentifikasi dan
mengkonsumsi dinamika kultural, sosial ekonomi, politik dan produk sains teknologi. Namun
masyarakat harus mampu mengendalikan, menguasai mengarahkan dan mendistribusikannya ke
dalam aktivitas yang bermanfaat baik secara pribadi, sosial, maupun organisasi.1
Society 5.0 menitikberatkan pada peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya
manusia khususnya di bidang pendidikan. Pendidikan menjadi objek yang menarik untuk dibahas
dalam rangka menyongsong society 5.0. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan tulang
punggung peradaban di setiap lini masa. Selain itu pendidikan menjadi sentra untuk mencetak
SDM unggul agar bisa bersaing di society 5.0. Pendidik menjadi target utama pemerintah dalam
menghadapi society 5.0 untuk di gembleng, sementara sistem terus dibenahi untuk mengimbangi
perkembangan zaman. Pemerintah menjalankan program kampus Merdeka yang diusung oleh
menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia, Nadim Anwar Makarim diluncurkan

1
Muhammad Nasikin, Rekonstruksi Pendidikan Islam di Era Society 5.0, Vol. 4. No. 2, 2021, hal. 713-716.

2
untuk mengantisipasi dan meredam society 5.0. Hal ini terbukti dari beberapa kebijakan bahwa
program kampus merdeka yang memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk belajar di luar
kampus, serta mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk
memasuki dunia kerja. Selain itu, kebijakan kampus Merdeka ini tidak mengharuskan mahasiswa
untuk menggunakan banyak kuota internet, artinya kebutuhan kuota internet bisa diminimalisir
tetapi tetap mengedepankan hasil belajar.2
Adapun konsep pendidikan Islam tercantum didalam Al-Qur'an, yang mana Al-Qur'an itu
dijadikan sebagai sumber atau materi pendidikan. Al-Qur'an menjamin bahwa segala sesuatu
yang berhubungan dengan manusia dan makhluk lainnya tidak ada yang terlewatkan di
dalamnya, termasuklah persoalan mengenai pendidikan. Hal ini berarti bahwa Al-quran sebagai
sumber nilai yang di dalamnya terdapat konsep-konsep mendasar serta memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam pelaksanaan pendidikan. Sedangkan dalam konteks pendidikan Qurani,
nabi dijadikan sebagai figur seorang pendidik yang telah membuktikan dirinya sebagai orang
yang mampu mengubah perilaku individu-individu bahkan umat yang terkenal memiliki sifat
karakter dan budaya yang keras dan kasar. Pendidikan merupakan upaya strategis untuk
membangun umat manusia tentunya memerlukan kesungguhan dalam pelaksanaannya demi
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Eksplorasi terhadap kandungan Alquran menghasilkan
suatu teori yang disebut pendidikan Qur’ani yang didalamnya termasuk konsep, landasan
filosofis metode dan aplikasi pendidikan Qur’ani. Di samping itu, Al-quran juga merupakan
sumber materi pendidikan yang tak ada habis-habisnya untuk digali ilmunya. Allah
menganugerahi manusia dengan memiliki kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan
yang buruk. Oleh karena itu, pendidikan Islam berupaya mengembangkan manusia dalam
berbagai Jalan kebaikan dan jalur keimanan. Maka pendidikan Islam berupaya untuk
menjauhkan manusia dari keburukan dan juga berbagai jalan kerusakan.3

2
Yudi Septiawan, Strategi dan Metode Pembelajaran Era Society 5.0 di Perguruan Tinggi, (Jawa Barat, 2020),
Goresan Pena, hal. 2-5.
3
Deden Saeful Ridhwan, Konsep dasar pendidikan Islam, (Depok, 2020), PT Rajagrafindo Persada, hal. 4-8.

3
2.2 PELUANG DAN TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI ERA 5.0

Dalam dunia pendidikan tidak luput dari yang namanya teknologi, karena apabila tidak
mengikutinya maka kita akan tertinggal jauh dan tidak akan bisa berkembang termasuk di dalam
pendidikan Islam.
Namun, pada masa ini pendidikan Islam mempunyai tantangan yang semakin kompleks
dihadapi, yaitu pendidikan Islam dengan kemajuan teknologi dan bergulirnya revolusi indusrtri
4.0 dengan munculnya society 5.0
Revolusi Industry 4.0 dan Society 5.0 menurut Andreja merupakan gerakan nyata
terhadap perkembangan informasi dan teknologi yang semakin canggih. kemajuan tersebut
menjadi tantangan tersediri bagi dunia pendidikan dan seluruh komponen masyarakat.
Malik Fadjar menyatakan bahwa terdapat tiga tantangan berat yang sedang dihadapi saat
ini: Pertama, bagaimana mempertahankan dari serangan krisis dan apa yang kita capai jangan
sampai hilang. Kedua, kita berada dalam suasana global di bidang pendidikan. Ketiga melakukan
perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional yang mendukung proses pendidikan yang
lebih demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan atau keadaan daerah dan peserta didik
serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.
Selain itu tantangan yang dihadapi oleh pendidikan Islam dalam menghadapi era society
5.0 adalah tidak tersedianya sumberdaya yang memadai dalam dunia pendidikan seperti guru,
dosen maupaun tenaga pendidikan lainnya.
Dalam menghadapi tantangan pendidikan Islam yang begitu kompleks dalam
menghadapi era 5.0 yang semakin di dengungkan di jepang yang tentunya akan berdampak dan
berpengaruh ke indonesia. Oleh karena itu pendidikan Islam harus mampu menghadapi
tantangan-tantangan yang akan dihadapi tersebut. Selain itu pendidikan Islam juga harus
mempunyai kemampuan-kemampuan utama yang harus dimiliki oleh setiap komponen
masyarakat dan pendidikan Islam.

Tiga kemampuan utama tersebut diantaranya:

1. Kemampuan dalam memecahkan masalah


Setiap individu maupun komponen masyarakat harus mampu dalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Proses pemecahan masalah tentunya
membutuhkan strategi yang pas atau cocok untuk memecahkan persoalan atau

4
masalah yang dihadapi. Strategi Pemecahan Masalah adalah suatu proses dengan
menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar
keadaan tersebut dapat dilalui sesuai dengan keinginan yang telah ditetapkan. Polya
mendefinisikan bahwa pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari
suatu kesulitan. Sedangkan menurut Maryam dalam hasil penelitiannya
mengungkapkan bahwa, “dengan adanya proses pemecahan masalah merupakan salah
satu elemen penting dalam menggabungkan masalah kehidupan nyata”.
Pemecahan masalah dari Polya tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat
penting untuk dikembangkan. Jadi, kemampuan dalam memecahkan masalah
merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu.
2. Kemampuan untuk bisa berfikir secara kritis
Cara berpikir yang harus selalu dikenalkan dan dibiasakan adalah cara berpikir
untuk beradaptasi di masa depan, yaitu analitis, kritis, dan kreatif. Cara berpikir itulah
yang disebut cara berpikir tingkat tinggi (HOTS: Higher Order Thinking Skills).
Berpikir ala HOTS bukanlah berpikir biasa-biasa saja, tapi berpikir secara kompleks,
berjenjang, dan sistematis.
3. Kemampuan untuk berkreativitas
Kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu
dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa (unusual) dan menghasilkan
penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan. 14 Orang-orang yang kreatif
akan dapat berpikir mandiri, mempunyai daya imajinasi, mampu membuat keputusan
sehingga akan mempunyai keyakinan dan mereka tidak mudah dipengaruhi orang
lain. Dalam pengembangan kreativitas bukan hanya faktor emosi melainkan juga
adanya faktor kepercayaan dalam diri siswa untuk memunculkan kreativitasnya.
Keyakinan diri merupakan hal yang penting dalam kreativitas, keyakinan diri dapat
menjadi pendorong atau justru menjadi faktor penghambat kreativitas. Kepercayaan
yang tinggi sangat berperan dalam memberikan sumbangan yang bermakna dalam
proses kehidupan seseorang, karena apabila individu percaya dirinya mampu untuk
melakukan sesuatu, maka akan timbul kreativitas pada diri individu untuk melakukan
hal-hal dalam hidupnya.4
4
Jakaria Umro, Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Era Society 5.0, Vol. 5. No. 1, April
2020, hal. 91-93.

5
Tiga kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu tersebut diharapkan mampu
untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam masyarakat dan dalam dunia
pendidikan terutama pendidikan Islam. Pendidikan Islam harus mampu menghadapi tantangan
yang ditimbulkan akibat munculnya era society 5.0 yang mau tidak mau akan dihadapi.
Oleh karena itu, setiap komponen individu, harus mampu dalam memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi, harus mampu mempertahankan dan menghadapi berbagai serangan krisis
dan apa yang sudah dicapai oleh pendidikan Islam jangan sampai hilang. Pendidikan Islam harus
senantiasa meningkatkan kompetensi dalam segala bidang terutama pendidikan dan pendidikan
Islam harus senantiasa mampu untuk melakukan inovasi kearah yang lebih baik dan jangan
sampai tertinggal oleh zaman yang semakin berkembang dan kemajuan teknologi saat ini.
Terdapat beberapa peluang yang didapat bagi pendidikan Islam di era revolusi industri
5.0, diantaranya:
1. Mempermudah akses untuk pengembangan potensi dan kompetensi diri,
2. Membuka lapangan pekerjaan baru,
3. Akselerasi perkembangan lembaga pendidikan Islam
4. Kebutuhan dimensi rohani manusia
5. Kecenderungan lebih terbuka dan rasional

Maka dari itu era revolusi industri 5.0 sangat memberikan peluang yang sangat signifikan
bagi pendidikan Islam dengan menggunakan teknologi sebagai bagian dari era digital.5

BAB III
PENUTUP

5
Muhammad Ahmad Idris, Pendidikan Islam dan Era Society 5.0; Peluang dan Tantangan Bagi Mahasiswa PAI
Menjadi Guru Berkarakter, Vol. 7. No. 1, 2022, hal. 70-72.

6
3.1 Kesimpulan

Society 5.0 merupakan konsep masyarakat yang berpusat pada kemajuan teknologi. Di
balik perkembangan dan kemajuan teknologi, tentunya terdapat tantangan yang harus
dihadapi, khususnya dunia pendidikan Islam. Masyarakat harus memiliki kemampuan dalam
memecahkan masalah, kemampuan berpikir secara kritis, dan kemampuan berkreativitas, hal
tersebut untuk meningkatkan kompetensi dalam segala bidang pendidikan dan senantiasa
membawa inovasi yang lebih baik seiring perkembangan zaman.

3.2 Saran

Pada era suciety 5.0 pendidikan serta lembaga pendidikan diharapkan dapat melakukan
transformasi pembelajaran mulai dari pembelajaran manual menuju ke digital. Reformasi ini
diperlukan agar pendidikan Islam mampu menjawab tantangan dan tuntutan zaman yang
terus mengalami perubahan. Agar eksistensi pendidikan Islam di era Society 5.0 ini tetap
kuat, maka perlu dilakukan inovasi-inovasi pembelajaran Pendidikan Islam yang futuristik,
pengembangan kompetensi pendidik penyediaan sarana prasarana dan sumber belajar yang
futuristik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nasikin, Muhammad. 2021. Rekonstruksi Pendidikan Islam di Era Society 5.0. Vol. 4.
No. 2. REKONSTRUKSI PENDIDIKAN ISLAM DI ERA SOCIETY 5.0.PDF (UINSI.AC.ID)
Selasa, 14 Maret 2023.
Idris, Muhammad Ahmad. 2022. Pendidikan Islam dan Era Society 5.0; Peluang dan
Tantangan Bagi Mahasiswa PAI Menjadi Guru Berkarakter. Belajea: Jurnal Pendidikan Islam.
Vol. 7. No. 1. 4159-17689-1-PB.PDF Rabu, 15 Maret 2023.

Umro, Jakaria. 2020. Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Era
Society 5.0. Jurnal Al-Makrifat. Vol. 5. No. 1, April 2020 . JURNAL AL-MAKRIFAT VOL 5,
NO 1, APRIL 2020 (CORE.AC.UK) Rabu, 15 Maret 2023.
Septiawan, Yudi. 2020. Strategi dan Metode Pembelajaran Era Society 5.0 di Perguruan
Tinggi. Jawa Barat: Goresan Pena.
Ridhwan, Deden Saeful. 2020. Konsep dasar pendidikan Islam. Depok: PT Rajagrafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai