Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IPTEK DALAM ISLAM

Disusun untuk memenuhi

Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam

Dosen pengampu: Dr Miftahul Huda, S. Ag., M. A.

Disusun oleh:

Kelompok 12

Bimariko Dwi Febrian (2201016034)


Syafira Ayu Maharani (2201016002)
Windi Nurbadriyati (2201016091)
Zihan Fauzi (2201016095)

EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih
lagi maha penyayang, segala puji hanya bagi-Nya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Puji syukur Alhamdulilah karena rahmat dan karunia-Nya Makalah dengan judul
“IPTEK DALAM ISLAM” ini disusun sebagai tugas akhir semester satu mata kuliah agama
islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca berkaitan
dengan peran islam dalam perkembangan IPTEK.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak menerima bantuan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Tak lupa, penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah agama
islam, bapak Miftahul Huda, selaku pembimbing dalam penyusunan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa UNMUL. Penulis berharap
semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang memberikan bantuan
dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah.
Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis
serta pembaca pada umumnya. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari sempurna, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka penulis menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meyempurnakan makalah ini.

Samarinda, 13 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................................. 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian IPTEK ..................................................................................................................... 3
2.2 Pandangan Islam Terhadap IPTEK ........................................................................................... 4
2.3 Akidah Islam sebagai Dasar IPTEK ........................................................................................... 5
2.4 Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK ........................................................ 6
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................. 9
3.2 Saran ....................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya llmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangatlah
berpengaruh pada cara serta pola hidup masyarakat sekarang ini, dimana hampir
semua aspek dalam kehidupan sangat dipengaruhi oleh adanya perkembangan
IPTEK. Peran islam dalam perkembangan IPTEK pada dasarnya ada 2 (dua).
Pertama, menjadikan aqidah islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan.
Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat islam, bukan paradigma sekuler
seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa aqidah islam
wajib dijadikan landasan pemikiran bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan
berarti menjadikan aqidah islam sebagai sumber segala macam ilmu
pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka
ilmu pengetahuan yang sesuai dengan aqidah islam dapat diterima dan
diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh
diamalkan.
Kedua, menjadikan syariah islam (yang lahir dari aqidah islam) sebagai
standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau
kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat islam, bukan standar
manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar
syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada
ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Melihat problematika
tersebut maka kita harus mengingat kembali pada agama atau kenyakinan yang
berfungsi sebagai pondasi dimana didalamnya sudah terdapat aturan dan
batasan-batasan dalam menjalankan kehidupan. Islam merupakan agama yang
sangat memperhatikan segala aspek kehidupan dan segalanya telah diatur sesuai
dengan perintah dari Allah SWT.
Pada dasarnya perkembangan IPTEK sangat bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat untuk mempermudah pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-
hari, namun besarnya manfaat kemajuan IPTEK tersebut seiringan juga dengan
pengaruh negatifnya dalam semua bidang bahkan berpengaruh pada akhlak
(perilaku), pola pikir/keyakinan(aqidah), dan cara hidup manusia itu sendiri.
Umat islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh syariah islam.
Sebaliknya jika suatu aspek iptek telah diharamkan oleh syariah, maka tidak
boleh umat islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kemajuan IPTEK dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat satu abad
terakhir. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh
perkembangan IPTEK modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru-niru
gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak

1
negatif yang diakibatkanya. Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain
untuk beribadah kepada Allah SW. Ada banyak cara untuk beribadah kepada
Allah seperti sholat, puasa, dan menuntut ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya
wajib, seperti sabda Rasulullah SAW: “menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban
atas setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Ilmu adalah kehidupanya islam
dan kehidupanya keimanan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian IPTEK?
2. Bagaimana pandangan Islam terhadap IPTEK?
3. Bagaimana peran Muslim dalam menghadapi IPTEK yang terus
berkembang?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud IPTEK.
2. Untuk mengetahui pandangan IPTEK dalam islam.
3. Untuk mengetahui peran muslim dalam menghadapi IPTEK.
1.4 Manfaat Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.


2. Memberikan wawasan terhadap pandangan IPTEK dalam Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IPTEK
Perkembangan IPTEK memberikan dampak positif dan negative. IPTEK
dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan kehidupan individu
dan kolektif di bidang transportasi, komunikasi-multimedia, peningkatan
fasilitas, kualitas pendidikan dan lain-lain. Di sisi lain, tidak dapat
dipungkiri bahwa IPTEK juga memiliki potensi besar untuk menghancurkan
kehidupan dan alam semesta. Kekejaman senjata nuklir dan bom adalah
sebagian kecil dari akibat negatif perkembangan IPTEK yang bisa kita lihat
secara langsung. Selain itu, pencemaran udara dan air serta
perusakan/penghancuran alam semesta (hutan) yang setiap tahun semakin
mengerikan, merupakan akibat negatif dari perkembangan teknologi dan
industrialisasi serta upaya manusia untuk menguasai (mengeksploitasi)
alam semesta.

Dalam kehidupan manusia terdapat banyak pengalaman, seperangkat


pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman tersebut, atau pengetahuan
yang bersifat abadi tertentu, tanpa kemampuan untuk menjelaskan
alasannya secara rinci dan rasional. Ada banyak jenis informasi dalam
kehidupan ini. Setiap orang berbeda dalam kuantitas dan kualitas
pengalaman mereka tanpa kemampuan untuk menjelaskannya. Jika ingin
bisa membuat pernyataan, masih diperlukan kegiatan yang lebih intensif
untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dari pengetahuan umum.
Oleh karena itu, beberapa kegiatan berikutnya yang lebih serius perlu
didukung untuk mendapatkan inti dari informasi ini untuk memandu
perencanaan, prediksi, dan kontrol nyata.

Kombinasi pencarian pendekatan rasional dan pengumpulan fakta


empiris dapat digambarkan sebagai pendekatan untuk memperoleh
pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Dalam metode ilmiah,
“sains” diturunkan dari berbagai “data” yang menunjukkan ciri-ciri tertentu
yang berbeda dengan data lain yang tidak terkontrol. Ilmu adalah
pengetahuan yang memenuhi sifat-sifat tertentu, dan di sini dibakukan
sebagai “Ilmu Pengetahuan”, yang menggabungkan kedua istilah tersebut
menjadi satu kata. Dapat juga dirumuskan bahwa ilmu adalah “pengetahuan
ilmiah”.

Teknologi adalah penerapan ilmu dasar untuk memecahkan masalah


guna mencapai tujuan tertentu. Mengenai cita-cita seseorang dalam hidup
ini banyak sekali, semuanya ditentukan oleh niatnya, sebagaimana
dikatakan, “Setiap amal tergantung pada niatnya”. Kedudukan ilmu
pengetahuan sebagai ilmu dasar jelas netral. Jika orang telah mencapai
tujuan dengan itu, seseorang dapat menilai apakah aplikasi tersebut dapat
dibenarkan secara agama atau tidak.

3
2.2 Pandangan Islam Terhadap IPTEK

Agama Islam menaruh penegasan tentang ilmu pengetahuan baik secara


konkret juga secara tersamar, misalnya yg diklaim pada surat Al-Mujadalah
ayat 11 yg merupakan menjadi berikut:

”Allah akan meninggikan orang-orang yg beriman pada antaramu &


orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. & Allah Maha
mengetahui apa yg engkau kerjakan.”

Maksudnya menjadi berikut: Sama-sama menurut gerombolan yg


beriman, maka Allah SWT akan masih meninggikan derajat bagi mereka,
merupakan mereka yg berilmu pengetahuan.

Orang berilmu pengetahuan berarti menguasai ilmu & mempunyai


kemampuan buat menerima & menjelaskannya. Untuk menerima ilmu
pengetahuan diharapkan diantaranya adanya wahana tertentu, yakni yg
diklaim “berpikir”. Jelasnya berpikir dalam dasarnya adalah suatu proses
buat menerima ilmu pengetahuan. Oleh lantaran itu, bila pada pada Al-
Quran acapkalikali-acapkalikali diklaim menggunakan kata-kata “berpikir”
atau “berpikirlah” & sebagainya. Dalam arti pribadi juga pada arti insinuasi
bisa kita artikan pula menjadi perintah buat mencari atau menguasai ilmu
pengetahuan.

Dalam Al-Quran & hadist sangat banyak ayat-ayat yg menampakan


interaksi mengenai ajaran Islam menggunakan ilmu pengetahuan dan
pemanfaatannya yg kita sebut Iptek. Hubungan tadi bisa berbentuk
semacam perintah yg mewajibkan, menyuruh mempelajari, pernyataan-
pernyataan, bahkan terdapat yg berbentuk insinuasi. Kesemuanya itu nir lain
merupakan mendeskripsikan betapa eratnya interaksi antara Islam & Iptek
menjadi hal yg nir bisa dipisahkan satu menggunakan yg lainnya. Tegasnya
interaksi antara Islam & Iptek merupakan sangat erat & menyatu.

Dalam pandangan Islam, Iptek pula digambarkan menjadi cara


mengganti suatu asal daya sebagai sumberdaya lain yg lebih tinggi nilainya,
hal ini terkover pada surat Ar-Ra'd ayat 11, yaitu: “Sesungguhnya Allah nir
merubah keadaan sesuatu kaum sebagai akibatnya mereka merubah keadaan
yg terdapat dalam diri mereka sendiri.”

Dari ayat tadi bisa disimpulkan bahwa, dalam dasarnya Al-Qur'an sudah
mendorong insan buat berteknologi agar kehidupan mereka semakin tinggi.
Upaya ini wajib adalah rasa syukur atas keberhasilannya pada merubah
nasibnya. Dengan perkataan lain, rasa syukur atas keberhasilannya
dimanifestasikan menggunakan berbagi terus keberhasilan itu, sebagai
akibatnya menurut saat ke saat keberhasilan itu akan selalu semakin tinggi
terus.

4
Pada masa Nabi telah terdapat inovasi-inovasi yg sanggup dinamakan
menggunakan Iptek, misalnya halnya Iptek pada global pertanian. Para
teman Nabi pernah melalukan pembuahan buatan (penyilangan atau
perkawinan) dalam pohon kurma. Lalu Nabi menyarankan supaya nir usah
melakukannya. Kemudian ternyata buahnya poly yg rusak & sehabis itu
dilaporkan pada Nabi, maka Nabi berpesan “Lakukanlah pembuahan
buatan! Kalian lebih mengetahui mengenai urusan global kalian”. Di pada
Al-Quran disebutkan pula secara garis besar, mengenai teknologi, yaitu
mengenai insiden alam semesta & aneka macam proses kealaman lainnya,
mengenai penciptaan makhluk hidup, termasuk insan yg didorong asa ingin
tahunya, dipacu akalnya buat menilik segala apa yg terdapat pada
sekelilingnya, meskipun Al-Quran bukan kitab kosmologi, atau biologi,
atau sains dalam umumnya, tetapi Al-Quran jauh sekali pada
menyampaikan teknologi.

Dari majemuk uraian pada atas bahwasanya kita bisa melihat sendiri
bagaimana pandangan Islam terhadap Iptek. Dalam panduan utamanya (Al-
Quran), poly disebutkan sesuatu hal yg berkaitan menggunakan Iptek, hal
ini memberitahuakn bahwa Islam sangat erat sekali menggunakan Iptek.
Jadi perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi ini adalah wujud
menurut akibat Al-Quran yg sebenarnya. Banyak seruan-seruan pada
dalamnya yg menganjurkan insan buat berpikir & berbagi potensinya pada
pengetahuan. Tetapi satu hal yg sangat disayangkan, umat muslim sangat
rendah pada bidang Iptek, sebagai akibatnya ketinggalan perkembangan
menggunakan orang-orang non-muslim. Semoga menggunakan ini umat
Islam sadar & mau berbagi pengetahuannya pada aneka macam hal, sebagai
akibatnya sebagai umat yg berkualitas menggunakan adanya ketakwaan &
pengetahuan yg tinggi.

2.3 Akidah Islam sebagai Dasar IPTEK

Inilah peran pertama Islam dalam sains dan teknologi, yaitu bahwa
akidah Islam harus menjadi dasar bagi semua konsep dan aplikasi sains dan
teknologi. Inilah paradigma Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad.
Umat Islam saat ini harus menerima paradigma Islam ini. Bukan paradigma
sekuler seperti sekarang ini. Diakui atau tidak, kini umat Islam telah jatuh
dan mengikuti Barat dalam segala hal; hidup, gaya hidup, termasuk sudut
pandang konsep ilmu. Adanya paradigma sekuler ini dapat menjelaskan
mengapa sistem pendidikan yang dianut umat Islam mengajarkan sistem
ekonomi kapitalis pragmatis yang tidak mengenal halal dan haram.

Adanya paradigma sekuler juga menjelaskan mengapa konsep


pengetahuan masih diajarkan, yang bertentangan dengan keyakinan dan
keyakinan Islam. Sebagai contoh; Teori Darwin salah dan sekaligus
bertentangan dengan Aqidah Islam. Manusia merupakan hasil evolusi dari
organisme sederhana yang berevolusi selama jutaan tahun melalui seleksi
alam menjadi organisme yang lebih kompleks menjadi manusia modern.
Kesalahan paradigmatik ini harus diperbaiki. Ini, tentu saja, membutuhkan

5
perubahan mendasar dan reformasi total. Mengganti paradigma sekuler saat
ini dengan paradigma Islam yang melihat Islam (bukan sekularisme)
sebagai dasar untuk membangun pengetahuan manusia. Intinya konsep
iptek harus dibakukan benar atau salah dengan tolak ukur Al-Qur'an dan Al-
Hadits dan tidak boleh bertentangan keduanya (Al-Baghdadi, 1996:12).

Jika kita menjadikan Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan dan


teknologi, bukan berarti ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan ilmu
lainnya harus didasarkan pada ayat-ayat tertentu Al-Qur'an atau hadits
tertentu. Kalaupun ada ayat atau hadits yang sesuai dengan fakta ilmu
pengetahuan, itu adalah bukti luasnya ilmu Allah yang meliputi segala
sesuatu, bukan konsep. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus bersumber
dari ayat atau hadits tertentu. Misalnya, ada ayat dalam ilmu falak yang
menjelaskan bahwa matahari adalah pancaran cahaya dan panas, bahwa
langit (bahan alam semesta) berasal dari asap (gas), sedangkan galaksi
terbentuk dari pengembunannya (konsentrasi). . . galaksi gas dan
sebagainya. Ada sekitar 750 ayat seperti itu dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat
tersebut menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga mencakup segala
sesuatu dan menjadi acuan bagi kesimpulan ilmu pengetahuan dan
teknologi, hal ini tidak berarti bahwa konsep ilmu pengetahuan dan
teknologi harus didasarkan pada ayat-ayat tertentu.

Merubah akidah Islam menjadi basis iptek bukan berarti konsep iptek
harus bersumber dari al-Qur'an dan al-Hadits, tetapi berarti iptek harus
dibakukan dengan al-Qur'an dan Al-Hadits. Menurut orang Barat, norma
penggunaan iptek adalah utilitas, sebut saja pragmatisme atau
utilitarianisme. Selama sesuatu itu berguna, mis. dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat, maka dianggap benar dan sah untuk
melaksanakannya, meskipun hal itu dilarang dalam ajaran agama. Adanya
standar keuntungan dapat menjelaskan mengapa orang-orang di Barat
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara amoral, tidak
manusiawi dan bertentangan dengan nilai-nilai agama. Misalnya,
penggunaan bom nuklir untuk membunuh ratusan ribu orang yang tidak
bersalah, penggunaan IVF tanpa memperhatikan moralitas (misalnya,
menempatkan embrio pada ibu pengganti), kloning manusia (yaitu, orang
bereproduksi secara seksual, bukan seksual), rakus, untuk mengeksploitasi
alam, bahkan jika itu menyebabkan polusi serius, bahaya, serta kerusakan
lingkungan.

Oleh karena itu, sudah saatnya untuk memperbaiki manfaat yang salah
dan menggantinya dengan standar yang benar. Ini adalah standar yang
datang dari pemilik semua pengetahuan, yang pengetahuannya mencakup
segalanya, yang benar-benar tahu mana di antara mereka yang secara
intrinsik bermanfaat bagi manusia dan mana yang berbahaya. Norma adalah
segala perintah dan larangan Allah SWT, yang wujud praktis dan konkritnya
adalah syariat Islam.

2.4 Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK

6
Umat Islam yang dahulu mewarisi ketuhanan dan keagungan peradaban
Islam serta ajaran ketuhanan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah
terpuruk di negerinya yang sebenarnya kaya akan sumber daya alam tetapi
lemah dalam kualitas sumber daya manusia (pendidikan dan pelatihan).
Ilmu pengetahuan dan teknologi). Ketidakadilan global ini diwujudkan
dalam kenyataan bahwa hanya 20 persen penduduk kaya di negara maju
yang menguasai 80 persen kekayaan dunia. Pada saat yang sama, 80 persen
penduduk negara-negara miskin dunia hanya berjuang untuk limbah
makanan negara maju. Ironisnya, Indonesia yang sangat kaya akan sumber
daya alam, migas, justru mengalami krisis dan kekurangan bahan bakar.
Sungguh ironis, di tengah gunungan produksi emas, perak dan tembaga
Indonesia, serta melimpahnya kayu hasil hutan, kita justru mengalami
kesulitan dan krisis ekonomi, kelaparan, kelaparan dan berbagai penyakit
akibat kemiskinan manusia.
Fakta yang menyedihkan ini seharusnya menjadi cambuk bagi kita
bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, untuk secara konsisten
memperjuangkan kemerdekaan politik, ekonomi dan moral bangsa dan
rakyat. Kemandirian ini tidak lain adalah pembinaan akhlak dan akhlak
(akhlak) umat Islam serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dilandasi keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dan kita sedang
berjuang melawan pengaruh jahat budaya sampah Barat, yang bersifat
duniawi, materialistis dan hedonistik (kesenangan hawa nafsunya).
Islam, agama umat manusia yang lengkap dan sempurna, sangat
menganjurkan dan menghargai manusia untuk mempelajari, mengamati,
memahami, dan merenungkan semua peristiwa alam semesta. Dengan kata
lain, Islam sangat mementingkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Islam memberikan arti penting bagi pengembangan dan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menjadi bagian penting
dari ibadah dan pengabdian umat Islam kepada Allah SWT dan untuk
memperluas otoritas Khalifatullah (wakil/wakil Allah) di bumi untuk
melayani umat manusia dan untuk menebarkan rahmat kepada umat
manusia. di seluruh dunia. (Terima kasih kepada 'Alamin). Ada lebih dari
800 ayat dalam Al-Qur'an yang menekankan kontemplasi, pemikiran dan
pengamatan terhadap berbagai fenomena alam yang dapat direnungkan dan
menjadi bahan zikir (mengingat) kepada Allah, yang paling terkenal adalah
ayat:
1. Surat Ali Imron ayat 190-191
“Dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan
siang, terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
berakal, (maka) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau berbaring turun dan mereka berpikir tentang penciptaan langit
dan bumi (katakanlah): "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
Neraka.”
2. Surat Mujadillah ayat 11

7
Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu.” Bagi
umat Islam, kedua ayat tersebut adalah (atau tanda/isyarat) atas
keagungan dan keagungan Allah SWT. Ayat-ayat tansiliyah/naqliyah
(ilmu yang diwahyukan atau ditransmisikan) seperti kitab suci dan ajaran
para Nabi (Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran) dan ayat-ayat kauniyah
(fenomena alam, prinsip dan hukum)), serta ketika dibaca, dipelajari,
diamati dan direnungkan melalui mata, telinga dan hati (heart and mind),
pengetahuan, pengenalan, keimanan dan keimanan kita kepada Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa, bentuk wajib, Sumber, diperkuat. dari
semua hal. dari segala sesuatu dan semua keberadaan). Jadi agama dan
sains tidak dapat dipisahkan dalam Islam. Agama dan sains adalah dua
sisi dari mata uang yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling
menjelaskan dan menguatkan secara sinergis, holistik dan integratif.
Jika ada pemahaman atau penafsiran ajaran Islam yang bertentangan
dengan fakta ilmiah, maka cara yang salah adalah memahami dan
menafsirkan ajaran agama ini. Jika ada “sains” yang bertentangan dengan
kebenaran dasar ajaran Islam, maka penafsiran atau paradigma filosofis
materialis-sekularis di balik sains modern adalah keliru. Karena alam
semesta dan ayat-ayat suci Allah (Al-Quran) yang dipelajari melalui
sains dan Sunnah Nabi SAW yang dipelajari melalui agama adalah ayat-
ayat (tanda dan manifestasi/tajaliyas) yang sama dari Allah SWT. zmaka
yang satu tidak bisa bertentangan dengan yang lain, karena keduanya
berasal dari sumber yang sama, Tuhan yang adalah Pencipta dan
Pemelihara seluruh alam semesta.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pola pikir


pragmatis-instrumental yang bercirikan kecenderungan berkembangnya
pola hidup konsumtif, materialistis, dan hedonistik, pola hidup asketis dan
pengorbanan yang diajarkan agama membangun peradaban dan identitas
pribadi. dengan mana manusia dapat dibebaskan dari semua kecenderungan
yang tidak teratur. Hal ini terjadi karena refleksi keimanan dalam beragama
membantu menemukan tujuan hidup dan mengarah pada nilai-nilai abadi.
Dengan demikian, iman kepada Tuhan memberi orang percaya kekuatan
untuk menanggung tidak hanya sukacita, tetapi juga kesedihan, kesehatan
atau penyakit, keberhasilan atau kegagalan. Dengan kata lain, iman kepada
Tuhan memberikan kebebasan dalam keadaan yang berbeda. Sains adalah
pengetahuan ilmiah, sedangkan teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar
untuk memecahkan masalah untuk mencapai tujuan tertentu. Orang yang
berpengetahuan berarti kontrol pengetahuan dan kemampuan untuk
memperoleh dan menjelaskannya. Untuk memperoleh informasi, antara lain
diperlukan alat-alat tertentu, yaitu yang disebut “berpikir”. Jelaslah bahwa
berpikir pada dasarnya adalah proses memperoleh pengetahuan.
Jika kita menjadikan akidah Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi, ini tidak berarti bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi dan
ilmu-ilmu lainnya harus didasarkan pada ayat-ayat tertentu dari Al-Qur'an
atau hadits tertentu. Kalaupun ada ayat atau hadits yang sesuai dengan fakta
ilmu pengetahuan, itu adalah bukti luasnya ilmu Allah yang meliputi segala
sesuatu, bukan konsep.

3.2 Saran
Jawaban iptek dalam kehidupan umat Islam sehari-hari adalah
memanfaatkan perkembangan iptek untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia serta meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.

9
DAFTAR PUSTAKA
ISLAM DAN PERKEMBANGAN IPTEK. (2014, Oktober 30). Retrieved from
http://asmaul-aja.blogspot.com/: http://asmaul-
aja.blogspot.com/2014/10/islam-dan-perkembangan-iptek.html
PACITANI, A. W. (2013, Maret). PENGEMBANGAN IPTEK DALAM ISLAM.
Retrieved from untuksebuahhasilbutuhproses.blogspot.com:
https://untuksebuahhasilbutuhproses.blogspot.com/2013/03/pengembanga
n-iptek-dalam-islam.html
Pandangan Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. (2014, November
4). Retrieved from ldk.stmik-dci.ac.id: https://ldk.stmik-
dci.ac.id/?post=pandangan-islam-terhadap-ilmu-pengetahuan-dan-
teknologi

10

Anda mungkin juga menyukai