Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

HUKUM DAN ETIKA BERMEDIA SOSIAL

DOSEN PENGAMPU
Erin Soleha, S. E., M. M.

DISUSUN OLEH :
Ayu Windi Amalia ( 112210511 )
Azharul Alka ( 112210303 )
Dewi Levia ( 112211430 )
Fitri Madani ( 112210067 )
Heni Widyasari ( 112211278 )
M. Iqbal Nur ( 112210505 )
Raesati Nur Zaien ( 112210069 )
Siti Nur Haliza A.P.P ( 112210452 )
Ulfa Afifa ( 112210433 )

JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
CIKARANG
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Terima kasih pula kami ucapkan kepada
teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga
makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Makalah ini berisi tentang hukum
dan etika bermedia sosial dan juga pembahasan budaya digital serta efektivitas
media sosial sebagai media pemasaran digital yang akan sangat bermanfaat bagi
kami semua selaku pengguna media sosial. Kami berharap semoga makalah ini
bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu kami
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bekasi, 20 Oktober 2022

Team Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB 1...................................................................................................................... 5

PENDAHULUAN .................................................................................................. 5

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 5

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 8

1.3 Tujuan Makalah ............................................................................................. 8

BAB 2.................................................................................................................... 10

PEMBAHASAN .................................................................................................. 10

2.1 Hukum dan Etika Bermedia Sosial.............................................................. 10

A. Pengertian Hukum dan Etika .................................................................. 10

B. Macam-Macam Etika ............................................................................. 11

C. Manfaat Etika ......................................................................................... 11

D. UU ITE Tentang Hukum dan Etika Bermedia Sosial ............................ 11

E. Jenis Kejahatan Digital ........................................................................... 17

F. Hal-Hal yang Berpotensi Melanggar Hukum di Media Sosial ............... 18

G. Contoh Penerapan Etika di Media Sosial ............................................... 19

H. Tips Penggunaan Media Sosial dengan Bijak ........................................ 19

I. Prinsip Mengunggah Konten di Media Sosial ........................................ 19

2.2 Budaya Digital ............................................................................................. 20

2.3 Efektivitas Media Sosial sebagai Media Pemasaran Digital ....................... 22

BAB 3.................................................................................................................... 25

3
PENUTUP ............................................................................................................ 25

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 25

3.2 Saran ....................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 27

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, media sosial sudah melekat pada hampir semua orang di
dunia, begitu juga dengan kondisi yang terjadi di Indonesia. Media sosial
saat ini dipandang efektif sebagai sarana untuk memfasilitasi komunikasi
antara satu sama lain. Dulu kalau kita ingin berkomunikasi dengan kerabat
di daerah lain, kita harus menginformasikannya menggunakan surat melalui
Pos Indonesia, kalau tidak, kita harus menyempatkan diri untuk
mengunjungi mereka secara langsung. Jika kita bandingkan dengan saat ini,
kita dapat dengan mudah berkomunikasi dengan siapa saja, kapan pun dan
di mana pun kita mau, dengan adanya media sosial.
Media sosial memiliki karakteristik yang berbeda dengan teknologi
komunikasi lainnya. Beberapa karakteristik yang berbeda adalah updating
(memperbarui) secara real-time (waktu sebenarnya), informasi yang
tersebar secara luas, memiliki titik kumpul untuk melihat informasi,
memiliki fitur yang memungkinkan pengguna situs media sosial dapat
menanggapi dan memberi masukan (Monica Hidajat dkk, 2015: 80).
Beberapa media sosial yang akhir-akhir ini populer digunakan masyarakat
adalah WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, Path, dan lain sebagainya.

Media sosial merupakan media untuk berkomunikasi atau


bersosialisasi satu sama lain, dan dilakukan secara online yang
memungkinkan kita untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi oleh ruang dan
waktu.

Survei yang dilakukan sepanjang 2016 oleh Asosiasi Penyelenggara


Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengungkap lebih dari setengah
penduduk Indonesia telah terhubung ke internet. Total penduduk Indonesia

5
sebanyak 256,2 juta jiwa, sebanyak 132,7 juta orang telah terhubung ke
internet (Yoga Hastyadi Widiartanto, 08/08/2017).
Mengingat pentingnya ruang dalam berinteraksi melalui media sosial,
maka dipandang perlu memiliki etika dan aturan yang mengatur secara legal
dan formal, sehingga tatanan sosial yang ada di dalamnya juga dapat tertata
tanpa ada kesewenang-wenangan dalam berkomunikasi.
Karena keprihatinan tersebut, pada tahun 2008 pemerintah
mengeluarkan undang-undang yang mengatur tentang informasi dan
transaksi elektronik, termasuk berinteraksi di media sosial, yaitu dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik. Setelah 8 tahun, UU ITE diperbaharui
pada tahun 2016 melalui Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik.
Keberadaan UU ITE adalah untuk menjamin pengakuan dan
penghormatan terhadap hak dan kebebasan orang lain serta untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan keamanan dan ketertiban
umum dalam masyarakat yang demokratis guna mewujudkan keadilan,
ketertiban umum, dan kepastian hukum dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Media sosial dapat menjadi wahana untuk mendudukkan proses dialog
yang sehat dalam berkomunikasi agar terwujud harmonis. Media sosial
sejatinya menempatkan proses dialog dalam berkomunikasi dan
menciptakan ruang untuk menciptakan diseminasi gagasan secara rasional
dan menyejukkan (Uud Wahyudin dan Kismiyati El Karimah, 2016: 217).
Untuk menjaga ketertiban dalam berkomunikasi dan berinteraksi di
media sosial, dalam setiap interaksi sangat diperlukan untuk menjaga dan
menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan sopan santun.
Sebagai upaya pencegahan terjadinya komunikasi yang tidak sehat
dan menjunjung tinggi etika dalam berkomunikasi melalui media sosial,
baik sebelum menyebarluaskan informasi maupun sebelum berkomunikasi,

6
kita perlu melakukan pengecekan dan verifikasi terlebih dahulu terhadap
informasi tersebut, apakah informasi atau apa yang ingin kita sampaikan
sudah sesuai atau perlu disampaikan, dalam artian tidak melanggar etika dan
tentunya tidak melanggar norma dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, karena orang biasa atau orang-orang yang terikat, bahkan penguasa
diperlakukan sama di depan hukum (equality before the law) dianggap
mengetahui hukum, dan tidak dapat menyangkal ketidaktahuan mereka
tentang hukum.
Selain itu, kita juga perlu memperhatikan bahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi di media sosial. Kita perlu menjunjung tinggi proses
pendidikan dan penerapan disiplin diri terhadap orang lain dalam setiap
interaksi. Apalagi tata pergaulan dan komunikasi remaja saat ini sangat
terbuka dan dimudahkan dengan adanya media sosial. Oleh karena itu,
diperlukan intervensi lain untuk pencegahan yaitu dengan bimbingan orang
tua (selama dalam lingkup keluarga), sekolah (dengan bantuan guru atau
tenaga pendidik), perguruan tinggi (dengan bantuan dosen atau tenaga
pengajar), dan lingkungan masyarakat, jika mereka berada di daerah
tersebut.
Jika melihat penjelasan umum dalam Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang ITE, dijelaskan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, hak dan kebebasan melalui penggunaan dan
pemanfaatan Teknologi Informasi dilaksanakan dengan memperhatikan
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan tujuan semata-
mata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan terhadap hak dan
kebebasan orang lain serta untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai agama, keamanan dan ketertiban umum
dalam masyarakat yang demokratis. Jadi, etika dalam berkomunikasi di
media sosial mutlak harus dijaga. Apalagi dalam pandangan agama
khususnya Islam, menjaga etika dan sopan santun adalah suatu keharusan
dalam berinteraksi, agar kita tergolong manusia yang baik, karena dilandasi
oleh nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadist.

7
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka pokok


permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini merupakan:

1. Apa yang dimaksud hukum dan etika?


2. Apa saja macam-macam etika?
3. Apa manfaat etika bagi tiap individu?
4. Apa saja pasal yang mengatur hukum dan etika bermedia sosial?
5. Apa saja jenis kejahatan digital?
6. Apa saja hal-hal yang bepotensi melanggar hukum di media sosial?
7. Bagaimana contoh penerapan etika di media sosial?
8. Bagaimana cara menggunakan media sosial dengan bijak?
9. Bagaimana prinsip mengunggah konten di media sosial?
10. Apa yang dimaksud budaya digital?
11. Bagaimana efektivitas media sosial sebagai media pemasaran digital?

1.3 Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah di sebutkan di atas, maka


tujuan makalah ini dibuat adalah:

1. Menjelaskan pengertian hukum dan etika


2. Menyebutkan macam-macam etika
3. Menyebutkan manfaat etika bagi tiap individu
4. Memaparkan pasal-pasal yang mengatur hukum dan etika bermedia
sosial
5. Menjelaskan jenis-jenis kejahatan digital
6. Menyebutkan hal-hal yang berpotensi melanggar hukum di media sosial
7. Menjelaskan contoh penerapan etika di media sosial
8. Menjelaskan cara menggunakan media sosial dengan bijak

8
9. Menjelaskan prinsip mengunggah konten di media sosial
10. Menjelaskan tentang apa itu budaya digital
11. Menjelaskan bagaimana efektivitas media sosial sebagai media
pemasaran digital

9
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Hukum dan Etika Bermedia Sosial

A. Pengertian Hukum dan Etika

1. Pengertian Hukum

Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang


dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia. Hukum
dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Hukum berdasarkan bentuknya, yaitu hukum tertulis dan hukum


tidak tertulis.

b. Hukum berdasarkan wilayah berlakunya, yaitu hukum lokal,


hukum nasional dan hukum internasional.

c. Hukum berdasarkan fungsi, yaitu hukum materil dan hukum


formal.

d. Hukum berdasarkan waktunya, yaitu ius constitutum, ius


constituendum, lex naturalis.

e. Hukum berdasarkan isinya, yaitu hukum publik, hukum antar


waktu dan hukum private.

f. Hukum berdasarkan pribadi, yaitu hukum satu golongan, hukum


semua golongan, dan hukum antar golongan.

g. Hukum berdasarkan wujudnya, yaitu hukum objektif dan hukum


subjektif.

h. Hukum berdasarkan sifatnya, yaitu hukum yang memaksa dan


hukum yang mengatur.

10
2. Pengertian Etika

Etika adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa
digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam
melakukan perbuatan dan tingkah laku.

B. Macam-Macam Etika

1. Etika berdasarkan jenisnya, yaitu etika normatif dan etika deskriptif.

2. Etika berdasarkan cakupannya, yaitu etika khusus dan etika umum.

3. Etika berdasarkan lingkungannya, yaitu etika individual etika sosial.

4. Etika berdasarkan sumbernya, yaitu etika teologis dan etika filosofis.

C. Manfaat Etika

1. Sebagai penghubung antar nilai.

2. Pembeda antara yang baik dan yang buruk.

3. Menjadikan individu memiliki sikap kritis.

4. Suatu pendirian dalam diri.

5. Membuat sesuatu sesuai peraturan.

6. Mengorbankan sedikit kebebasan dalam diri.

7. Membantu dalam menentukan pendapat.

D. UU ITE Tentang Hukum dan Etika Bermedia Sosial

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)


adalah ketentuan yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan
perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik
yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum
Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia
dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan
Indonesia. Sebagai acuan hukum mengenai UU ITE maka diterbitkan UU

11
ITE No.11 Tahun 2008 yang diperbaharui menjadi UU ITE No. 19 Tahun
2016.

Ada beberapa pasal dalam UU tentang Informasi dan Transaksi


Elektronik (UU ITE), yang mengatur etika bermedia sosial, di antaranya :

1. Pasal 27

a. Ayat 1

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan


dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan yang melanggar kesusilaan.

b. Ayat 2

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan


dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan perjudian.

c. Ayat 3

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan


dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

d. Ayat 4

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan


dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan pemerasan dan/atau pengancaman.

2. Pasal 28

a. Ayat 1

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan

12
berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam Transaksi Elektronik.

b. Ayat 2

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan


informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

3. Pasal 29

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan


Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi
ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara
pribadi.

4. Pasal 30

a. Ayat 1

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan


hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik
Orang lain dengan cara apa pun.

b. Ayat 2

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan


hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan
cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.

c. Ayat 3

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan


hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan
cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau
menjebol sistem pengamanan.

13
5. Pasal 45

a. Ayat 1

Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak


mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/ atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (ll dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/ atau denda paling
banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

b. Ayat 2

Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak


mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan perjudian sebagaimana dimaLsud
dalam Pasal 27 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

c. Ayat 3

Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak


mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran
nama baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah).

d. Ayat 4

Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak


mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/ atau membuat

14
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau
pengancaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (4)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).

6. Pasal 45A

a. Ayat 1

Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak


menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
1.000. 000.000,00 (satu miliar rupiah).

b. Ayat 2

Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak


menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan
antargolongan (SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
(21 dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/ atau denda paling banyak Rp 1. 000.O00. 000,00 (satu miliar
rupiah).

7. Pasal 45B

Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan


Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi
ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau denda paling banyak

15
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).

8. Pasal 46

a. Ayat 1

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 30 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).

b. Ayat 2

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 30 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah).

c. Ayat 3

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

Untuk membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang


untuk memajukan pemikiran dan kemampuan dibidang penggunaan dan
pemanfaatan Teknologi,Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung
jawab juga memberikan rasa aman,keadilan,dan kepastian hukum bagi
pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.

Melansir data dari safenet.id kasus pidana menggunakan UU No.19


Tahun 2016 dan UU No.11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi
elektronik (ITE) hingga 30 Oktober 2020 mencapai 324 kasus, di
antaranya:

1. Sebanyak 209 orang dijerat dengan pasal 27 ayat (3) tentang


pencemaran nama baik.

16
2. Sebanyak 76 kasus dijerat dengan pasal 28 ayat (3) UU ITE tentang
ujaran kebencian.
Dari jumlah kasus laporan hukum ini, menurut catatan Travilian,
“Sebanyak 172 kasus yang dilaporkan itu berasal dari unggahan di media
Facebook”.

E. Jenis Kejahatan Digital

1. Phising

Phising, merupakan kejahatan yang dilakukan secara online


dengan mencuri identitas.

2. Spoofing

Spoofing adalah kejahatan digital yang dilakukan pelaku dengan


mencuri data dan mengirim malware berbahaya kepada situs korban.

3. Cracking

Cracking merupakan percobaan masuk kedalam sebuah sistem


dengan meretas sistem keamanan perangkat untuk tujuan ilegal.

4. Penipuan OTP

Penipuan OTP biasanya berupa aksi kejahatan pengambilan


dana dalam dompet digital.

5. Pemalsuan Identitas

Pemalsuan identitas biasanya dilakukan oleh pembuat situs


online untuk menipu korban seperti pencucian uang dan penipuan
online.

6. Ransomware (Perangkat Pemeras)

Ransomware adalah jenis perangkat perusak yang dirancang


untuk menghalangi akses kepada sistem komputer atau data hingga
tebusan dibayar dengan cara melakukan enkripsi data pengguna

17
komputer dan data tersebut bisa di kembalikan ketika telah membayar.

7. Injeksi Sol

Injeksi sol adalah sebuah serangan injeksi kode pada aplikasi


yang memiliki celah keamanan rendah.

8. Carding

Carding adalah kejahatan digital yang tujuan utamanya


melakukan pencurian data atau informasi kartu kredit.

9. Menyebarkan Konten Ilegal

Contoh penyebaran konten ilegal adalah jual beli barang ilegal


dan pembuatan video asusila.

10. Cyber Bulliying

Cyber bulliying merupakan perundungan yang dilakukan di


dunia maya dalam bentuk cemoohan, pelecehan, hinaan, dsb.

11. Duplikasi Situs Milik Orang Lain

Kegiatan ini merupakan kejahatan dengan menduplikasi atau


menggandakan situs milik orang lain.

12. Kejahatan Skimming

Kejahatan ini merupakan kejahatan perbankan yang bertujuan


untuk mencuri data kartu debit atau kredit untuk menarik dana di
rekening.

F. Hal-Hal yang Berpotensi Melanggar Hukum di Media Sosial

1. Ujaran kebencian

2. Pencemaran nama baik pribadi lain, pejabat Negara, institusi lain, dan
institusi Negara

3. Mengunggah konten pemaksaan untuk memeluk agama tertentu

18
4. Membagi konten berupa berita bohong atau HOAX

5. Berbagi foto korban perang

6. Membully di media sosial

7. Berbagi foto korban kecelakaan

8. Berbagi foto atau video tidak senonoh

G. Contoh Penerapan Etika di Media Sosial

1. Tidak menggunakan kata kasar, provokatif, porno ataupun melanggar


SARA

2. Tidak memposting kabar HOAX atau bohong

3. Tidak membagikan artikel atau gambar yang bukan miliknya sendiri


dan memiliki hak cipta

4. Memberikan komentar yang relevan

H. Tips Penggunaan Media Sosial dengan Bijak

Penggunaan media sosial dengan bijak diperlukan agar terhindar dari


hukuman UU ITE. Berikut tips nya :

1. Tidak menyebar hoax dan gambar,video pornoaksi

2. Jangan memberikan data diri dengan mudah di media sosial

3. Mencantumkan sumber ketika membuat postingan

4. Pastikan postingan yang di upload tidak terkait SARA

5. Menghargai hasil karya orang lain

6. Menjunjung tinggi etika

I. Prinsip Mengunggah Konten di Media Sosial

1. Tidak merugikan diri sendiri

Tanyakanlah kepada diri sendiri sebelum posting. Apakah

19
unggahan saya merugikan diri sendiri ?.
2. Tidak melanggar hukum

Cari tahulah apakah konten yang akan diunggah sesuai dengan


etika bermedia sosial.
3. Tidak merugikan siapa pun

Pastikan bahwa konten yang akan diunggah bukan konten


menyindir, hoax dan mencemarkan nama baik orang lain

2.2 Budaya Digital

Budaya digital adalah sesuatu yang membentuk cara kita berinteraksi,


berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi dalam masyarakat yang
menggunakan teknologi internet. Kebudayaan dapat terbentuk dari beberapa
unsur, yaitu sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
pakaian/penampilan, karya seni, dan lain-lain.

Ada tiga aspek dalam membangun budaya digital, yaitu partisipasi


bagaimana masyarakat berkontribusi pada tujuan bersama, kemudian
bagaimana masyarakat meningkatkan budaya lama menjadi budaya baru yang
lebih bermanfaat, dan memanfaatkan hal-hal sebelumnya untuk membentuk
hal-hal baru.

Perkembangan dunia digital telah menyasar semua sisi kehidupan. Saat


ini, sepertinya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak
terpengaruh oleh proses digitalisasi. Namun, perkembangan pesat ini tidak
sepenuhnya diikuti dengan budaya digital yang baik. Masih banyak pengguna
internet yang hanya dapat menerima informasi tanpa kemampuan untuk
memahami dan mengolah informasi dengan baik sehingga terpengaruh oleh
informasi yang tidak benar.

20
Teknologi digital juga mempengaruhi gaya berpakaian masyarakat
Indonesia. Generasi muda lebih memilih gaya barat atau gaya kekinian
daripada memakai pakaian tradisional Indonesia. Padahal, kekayaan fesyen
kita lebih berorientasi pada penataan fesyen yang jelas. Pengaruh ini tidak
hanya menyasar masyarakat kosmopolitan, tidak hanya masyarakat perkotaan
yang telah berubah, tetapi juga masyarakat pedesaan yang mulai mengalami
perubahan budaya. Kesederhanaan budaya pedesaan mulai bergeser ke
modernitas.

Begitu juga dengan hiburan budaya masyarakat, kesenian daerah dan


tradisional serta kesenian Indonesia yang biasa dilihat secara langsung.
Namun, ketika teknologi digital telah berkembang di Indonesia, beberapa
media seperti televisi dapat menayangkan siaran seni tradisional tersebut.

Arus teknologi informasi menyerap lebih cepat saat pandemi Covid-19


melanda. Kebijakan Work From Home (WFH) dan pembelajaran jarak jauh
merupakan beberapa kebijakan pemerintah yang diterapkan selama pandemi
Covid-19 yang kemudian memicu percepatan digitalisasi. Kondisi ini
kemudian berdampak pada perubahan sosial yang cepat dan terjadi di hampir
semua aspek kehidupan sosial. Mulai dari nilai dan sikap individu, cara
menjalani hubungan sosial, kepercayaan, dan lain-lain, yang kesemuanya
membentuk suatu bentuk kehidupan sosial yang baru.

Budaya digital harus dimanfaatkan secara efektif di berbagai bidang


seperti pendidikan, politik, sosial dan ekonomi. Budaya digital dapat
mempermudah dan mempercepat pekerjaan, memperluas jangkauan,
menciptakan inovasi dan kreativitas, memperluas jaringan, dan memperluas
bisnis. Namun, budaya digital juga memiliki sisi negatif jika tidak diikuti
dengan penerapan pendidikan karakter yang baik. Budaya digital merupakan
tuntutan zaman yang harus diikuti dengan kesiapan sumber daya, kecerdasan
pengguna, dan literasi agar budaya digital tidak berdampak negatif terhadap
nilai-nilai budaya yang ada.

21
2.3 Efektivitas Media Sosial sebagai Media Pemasaran Digital

Di era digital seperti sekarang ini, media sosial menjadi salah satu hal
yang paling umum dan digunakan oleh banyak orang. Dulu, media sosial
hadir untuk memfasilitasi komunikasi jarak jauh dengan teman atau keluarga.
Kini keberadaan media sosial perlahan berubah fungsinya.

Tidak hanya digunakan untuk mempermudah komunikasi, media sosial


yang tersebar luas kini juga digunakan untuk media promosi atau branding
suatu bisnis. Hal ini terbukti efektif mengingat hampir setiap orang memiliki
akun media sosial sendiri. Keefektifan media sosial sebagai media promosi
atau digital marketing juga didukung oleh fitur iklan atau iklan yang
disediakan oleh perusahaan media sosial.

Dengan iklan tersebut, seseorang dapat mempromosikan bisnis atau


mereknya dengan memberikan uang dan dapat menargetkan pangsa pasar
yang sesuai. Sehingga iklan tersebut akan menghasilkan penjualan yang jauh
lebih maksimal karena lebih tepat sasaran.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penggunaan media sosial


sebagai media pemasaran dinilai cukup efektif. Selain bisa menggunakan
iklan berbayar yang tertarget, banyaknya pengguna media sosial di berbagai
belahan dunia juga menjadi salah satu alasannya.

Bisa dibayangkan betapa potensialnya penggunaan media sosial jika


digunakan dengan baik dalam memasarkan sebuah produk atau
memperkenalkan brand sebuah bisnis. Namun, masih ada strategi tertentu
yang harus diterapkan dalam memanfaatkan efektivitas media sosial sebagai
wadah digital marketing.

Misalnya, untuk mencapai pangsa pasar yang sesuai, maka harus


memperhatikan berbagai aspek untuk mencapainya. Inilah yang perlu
diperhatikan untuk meningkatkan efektivitas media sosial sebagai media
pemasaran digital.

22
1. Target market

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah target pasar digital


marketing. Kriteria orang seperti apa yang akan menjadi target pasar?
Apakah remaja, dewasa atau orang yang sudah menikah? Tentu hal ini
kembali lagi kepada merk atau produk yang ditawarkan.

Misalnya, jika menjual produk makanan, maka target pasarnya bisa


mencakup semua kalangan. Jika menjual produk fashion atau pakaian
khusus wanita, maka hanya perlu fokus pada target pasar wanita dengan
segala minatnya.

2. Konten

Selanjutnya, juga harus memperhatikan konten yang dibuat untuk


audiens. Konten ini mencakup semua postingan yang diunggah di akun
media sosial bisnis tersebut. Mulai dari foto, caption, video, story dan lain-
lain. Karena bagaimanapun konten memiliki peran yang cukup penting
dalam hal ini.

Fungsi konten di media sosial adalah untuk menarik pelanggan agar


lebih mengenal brand atau produk yang ditawarkan. Oleh karena itu,
dalam pembuatannya harus dipastikan bahwa semua konten relevan
dengan brand atau bidang usaha yang dikelola. Konten yang informatif
dan edukatif biasanya banyak diminati oleh audiens di media sosial.

3. Algoritma media sosial

Setiap platform media sosial memiliki algoritma atau formula sendiri


untuk cara kerjanya. Misalnya, Facebook dan Instagram tentu akan
memiliki algoritma berbeda yang berfungsi.

Algoritma ini harus dipahami dari masing-masing platform tersebut


untuk mendapatkan hubungan yang maksimal dan meraih pangsa pasar
yang sesuai dengan target pasar.

23
4. Hashtag

Penggunaan hashtag dalam postingan di media sosial tentu sudah


tidak asing lagi. Hanya perlu mengetikkan kata menggunakan hashtag (#)
dan secara otomatis akan menjadi hashtag.

Hashtag memiliki fungsi sebagai pengelompokan konten dengan


topik tertentu. Misalnya hashtag #makanan, maka semua konten yang di
cari hashtag tersebut rata-rata berisi makanan. Melalui pengelompokan
konten ini, akan lebih mudah bagi orang untuk mencari sesuatu di media
sosial.

24
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Media sosial merupakan media untuk berkomunikasi atau bersosialisasi


satu sama lain, dan dilakukan secara Online yang memungkinkan kita untuk
saling berinteraksi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Keberadaan UU ITE adalah untuk menjamin pengakuan dan


penghormatan terhadap hak dan kebebasan orang lain serta untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan keamanan dan ketertiban
umum dalam masyarakat yang demokratis guna mewujudkan keadilan,
ketertiban umum, dan kepastian hukum dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Media sosial sejatinya menempatkan proses dialog dalam


berkomunikasi dan menciptakan ruang untuk menciptakan diseminasi
gagasan secara rasional dan menyejukkan ( Uud Wahyudin dan Kismiyati El
Karimah, 2016:217). Jadi, etika dalam berkomunikasi di media sosial mutlak
harus dijaga.

Media sosial berpengaruh juga dengan budaya digital yang merupakan


sesuatu yang membentuk cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir, dan
berkomunikasi dalam masyarakat yang menggunakan teknologi internet.
Kebudayaan dapat terbentuk dari beberapa unsur, yaitu sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, pakaian/penampilan, karya seni, dan lain-lain.

Media sosial yang tersebar luas kini juga digunakan untuk media
promosi atau branding suatu bisnis. Hal ini terbukti efektif mengingat hampir
setiap orang memiliki akun media sosial sendiri. Keefektifan media sosial

25
sebagai media promosi atau digital marketing juga didukung oleh fitur iklan
atau iklan yang disediakan oleh perusahaan media sosial.

Dengan iklan tersebut, seseorang dapat mempromosikan bisnis atau


mereknya dengan memberikan uang dan dapat menargetkan pangsa pasar
yang sesuai. Sehingga iklan tersebut akan menghasilkan penjualan yang jauh
lebih maksimal karena lebih tepat sasaran.

3.2 Saran

Media sosial memang baik untuk semua orang, karena di media sosial
kita akan mendapatkan banyak teman, informasi, ilmu pengetahuan dan
masih banyak lagi. Oleh karena itu pengguna media sosial disarankan bijak
dalam menyebarkan atau mengunggah sesuatu. Jangan sampai konten yang
disebarkan atau diunggah berdampak buruk terhadap masa depan kita
maupun orang lain.

26
DAFTAR PUSTAKA

M. Jamil, “Hukum dan Etika dalam Bermedia Sosial”, Majalah


NUSANTARA IKPMDI-Yogyakarta, diterbitkan melalui Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta, edisi
Juli-Agustus 2017, lihat Halaman 19-20.

https://www.bengkuluinteraktif.com/apa-itu-budaya-digital
https://www.jojonomic.com/blog/efektivitas-sosial-media/

27

Anda mungkin juga menyukai