DOSEN PENGAMPU
Erin Soleha, S. E., M. M.
DISUSUN OLEH :
Ayu Windi Amalia ( 112210511 )
Azharul Alka ( 112210303 )
Dewi Levia ( 112211430 )
Fitri Madani ( 112210067 )
Heni Widyasari ( 112211278 )
M. Iqbal Nur ( 112210505 )
Raesati Nur Zaien ( 112210069 )
Siti Nur Haliza A.P.P ( 112210452 )
Ulfa Afifa ( 112210433 )
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
CIKARANG
2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Terima kasih pula kami ucapkan kepada
teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga
makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Makalah ini berisi tentang hukum
dan etika bermedia sosial dan juga pembahasan budaya digital serta efektivitas
media sosial sebagai media pemasaran digital yang akan sangat bermanfaat bagi
kami semua selaku pengguna media sosial. Kami berharap semoga makalah ini
bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu kami
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Team Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB 1...................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
BAB 2.................................................................................................................... 10
PEMBAHASAN .................................................................................................. 10
BAB 3.................................................................................................................... 25
3
PENUTUP ............................................................................................................ 25
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Dewasa ini, media sosial sudah melekat pada hampir semua orang di
dunia, begitu juga dengan kondisi yang terjadi di Indonesia. Media sosial
saat ini dipandang efektif sebagai sarana untuk memfasilitasi komunikasi
antara satu sama lain. Dulu kalau kita ingin berkomunikasi dengan kerabat
di daerah lain, kita harus menginformasikannya menggunakan surat melalui
Pos Indonesia, kalau tidak, kita harus menyempatkan diri untuk
mengunjungi mereka secara langsung. Jika kita bandingkan dengan saat ini,
kita dapat dengan mudah berkomunikasi dengan siapa saja, kapan pun dan
di mana pun kita mau, dengan adanya media sosial.
Media sosial memiliki karakteristik yang berbeda dengan teknologi
komunikasi lainnya. Beberapa karakteristik yang berbeda adalah updating
(memperbarui) secara real-time (waktu sebenarnya), informasi yang
tersebar secara luas, memiliki titik kumpul untuk melihat informasi,
memiliki fitur yang memungkinkan pengguna situs media sosial dapat
menanggapi dan memberi masukan (Monica Hidajat dkk, 2015: 80).
Beberapa media sosial yang akhir-akhir ini populer digunakan masyarakat
adalah WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, Path, dan lain sebagainya.
5
sebanyak 256,2 juta jiwa, sebanyak 132,7 juta orang telah terhubung ke
internet (Yoga Hastyadi Widiartanto, 08/08/2017).
Mengingat pentingnya ruang dalam berinteraksi melalui media sosial,
maka dipandang perlu memiliki etika dan aturan yang mengatur secara legal
dan formal, sehingga tatanan sosial yang ada di dalamnya juga dapat tertata
tanpa ada kesewenang-wenangan dalam berkomunikasi.
Karena keprihatinan tersebut, pada tahun 2008 pemerintah
mengeluarkan undang-undang yang mengatur tentang informasi dan
transaksi elektronik, termasuk berinteraksi di media sosial, yaitu dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik. Setelah 8 tahun, UU ITE diperbaharui
pada tahun 2016 melalui Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik.
Keberadaan UU ITE adalah untuk menjamin pengakuan dan
penghormatan terhadap hak dan kebebasan orang lain serta untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan keamanan dan ketertiban
umum dalam masyarakat yang demokratis guna mewujudkan keadilan,
ketertiban umum, dan kepastian hukum dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Media sosial dapat menjadi wahana untuk mendudukkan proses dialog
yang sehat dalam berkomunikasi agar terwujud harmonis. Media sosial
sejatinya menempatkan proses dialog dalam berkomunikasi dan
menciptakan ruang untuk menciptakan diseminasi gagasan secara rasional
dan menyejukkan (Uud Wahyudin dan Kismiyati El Karimah, 2016: 217).
Untuk menjaga ketertiban dalam berkomunikasi dan berinteraksi di
media sosial, dalam setiap interaksi sangat diperlukan untuk menjaga dan
menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan sopan santun.
Sebagai upaya pencegahan terjadinya komunikasi yang tidak sehat
dan menjunjung tinggi etika dalam berkomunikasi melalui media sosial,
baik sebelum menyebarluaskan informasi maupun sebelum berkomunikasi,
6
kita perlu melakukan pengecekan dan verifikasi terlebih dahulu terhadap
informasi tersebut, apakah informasi atau apa yang ingin kita sampaikan
sudah sesuai atau perlu disampaikan, dalam artian tidak melanggar etika dan
tentunya tidak melanggar norma dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, karena orang biasa atau orang-orang yang terikat, bahkan penguasa
diperlakukan sama di depan hukum (equality before the law) dianggap
mengetahui hukum, dan tidak dapat menyangkal ketidaktahuan mereka
tentang hukum.
Selain itu, kita juga perlu memperhatikan bahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi di media sosial. Kita perlu menjunjung tinggi proses
pendidikan dan penerapan disiplin diri terhadap orang lain dalam setiap
interaksi. Apalagi tata pergaulan dan komunikasi remaja saat ini sangat
terbuka dan dimudahkan dengan adanya media sosial. Oleh karena itu,
diperlukan intervensi lain untuk pencegahan yaitu dengan bimbingan orang
tua (selama dalam lingkup keluarga), sekolah (dengan bantuan guru atau
tenaga pendidik), perguruan tinggi (dengan bantuan dosen atau tenaga
pengajar), dan lingkungan masyarakat, jika mereka berada di daerah
tersebut.
Jika melihat penjelasan umum dalam Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang ITE, dijelaskan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, hak dan kebebasan melalui penggunaan dan
pemanfaatan Teknologi Informasi dilaksanakan dengan memperhatikan
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan tujuan semata-
mata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan terhadap hak dan
kebebasan orang lain serta untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai agama, keamanan dan ketertiban umum
dalam masyarakat yang demokratis. Jadi, etika dalam berkomunikasi di
media sosial mutlak harus dijaga. Apalagi dalam pandangan agama
khususnya Islam, menjaga etika dan sopan santun adalah suatu keharusan
dalam berinteraksi, agar kita tergolong manusia yang baik, karena dilandasi
oleh nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadist.
7
1.2 Rumusan Masalah
8
9. Menjelaskan prinsip mengunggah konten di media sosial
10. Menjelaskan tentang apa itu budaya digital
11. Menjelaskan bagaimana efektivitas media sosial sebagai media
pemasaran digital
9
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hukum
10
2. Pengertian Etika
Etika adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa
digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam
melakukan perbuatan dan tingkah laku.
B. Macam-Macam Etika
C. Manfaat Etika
11
ITE No.11 Tahun 2008 yang diperbaharui menjadi UU ITE No. 19 Tahun
2016.
1. Pasal 27
a. Ayat 1
b. Ayat 2
c. Ayat 3
d. Ayat 4
2. Pasal 28
a. Ayat 1
12
berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam Transaksi Elektronik.
b. Ayat 2
3. Pasal 29
4. Pasal 30
a. Ayat 1
b. Ayat 2
c. Ayat 3
13
5. Pasal 45
a. Ayat 1
b. Ayat 2
c. Ayat 3
d. Ayat 4
14
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau
pengancaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (4)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
6. Pasal 45A
a. Ayat 1
b. Ayat 2
7. Pasal 45B
15
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
8. Pasal 46
a. Ayat 1
b. Ayat 2
c. Ayat 3
16
2. Sebanyak 76 kasus dijerat dengan pasal 28 ayat (3) UU ITE tentang
ujaran kebencian.
Dari jumlah kasus laporan hukum ini, menurut catatan Travilian,
“Sebanyak 172 kasus yang dilaporkan itu berasal dari unggahan di media
Facebook”.
1. Phising
2. Spoofing
3. Cracking
4. Penipuan OTP
5. Pemalsuan Identitas
17
komputer dan data tersebut bisa di kembalikan ketika telah membayar.
7. Injeksi Sol
8. Carding
1. Ujaran kebencian
2. Pencemaran nama baik pribadi lain, pejabat Negara, institusi lain, dan
institusi Negara
18
4. Membagi konten berupa berita bohong atau HOAX
19
unggahan saya merugikan diri sendiri ?.
2. Tidak melanggar hukum
20
Teknologi digital juga mempengaruhi gaya berpakaian masyarakat
Indonesia. Generasi muda lebih memilih gaya barat atau gaya kekinian
daripada memakai pakaian tradisional Indonesia. Padahal, kekayaan fesyen
kita lebih berorientasi pada penataan fesyen yang jelas. Pengaruh ini tidak
hanya menyasar masyarakat kosmopolitan, tidak hanya masyarakat perkotaan
yang telah berubah, tetapi juga masyarakat pedesaan yang mulai mengalami
perubahan budaya. Kesederhanaan budaya pedesaan mulai bergeser ke
modernitas.
21
2.3 Efektivitas Media Sosial sebagai Media Pemasaran Digital
Di era digital seperti sekarang ini, media sosial menjadi salah satu hal
yang paling umum dan digunakan oleh banyak orang. Dulu, media sosial
hadir untuk memfasilitasi komunikasi jarak jauh dengan teman atau keluarga.
Kini keberadaan media sosial perlahan berubah fungsinya.
22
1. Target market
2. Konten
23
4. Hashtag
24
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media sosial yang tersebar luas kini juga digunakan untuk media
promosi atau branding suatu bisnis. Hal ini terbukti efektif mengingat hampir
setiap orang memiliki akun media sosial sendiri. Keefektifan media sosial
25
sebagai media promosi atau digital marketing juga didukung oleh fitur iklan
atau iklan yang disediakan oleh perusahaan media sosial.
3.2 Saran
Media sosial memang baik untuk semua orang, karena di media sosial
kita akan mendapatkan banyak teman, informasi, ilmu pengetahuan dan
masih banyak lagi. Oleh karena itu pengguna media sosial disarankan bijak
dalam menyebarkan atau mengunggah sesuatu. Jangan sampai konten yang
disebarkan atau diunggah berdampak buruk terhadap masa depan kita
maupun orang lain.
26
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bengkuluinteraktif.com/apa-itu-budaya-digital
https://www.jojonomic.com/blog/efektivitas-sosial-media/
27