Disusun oleh :
MOCHAMAD SYUKUR
2113231133
TEKNIK INFORMATIKA
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan
dan kesejahteraan serta rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah di Universitas Sangga Buana (YPKP) Bandung di Jl.
Phh. Mustofa No.68, Cikutra, Cibeunying Kidul, Kota Bandung. Penulis telah
memilih tema yang telah ditetapkan dan akan mengambil judul makalah dengan
dengan judul “PERANAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL DALAM
MEMPERTAHANKAN KEBHINEKAAN PADA ERA INDUSTRI 4.0”.
Penyusunan Karya Ilmiah ini merupakan salah satu syarat Tugas Besar Matakuliah
Algoritma dan Struktur Data.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini tidak dapat tersusun dengan baik dan benar,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Allah SWT yang memberikan kemudahan, kelancaran, serta keselamatan
kepada penulis.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan doa kepada penulis.
3. HANNY RAHAYU ., SPD., M.PD yang telah membantu kami dalam
mengarahkan pengerjaan tugas besar dan kegiatan belajar mengajar yang telah
dan yang sudah dilaksanakan, dan juga dalam pembuatan Karya Ilmiah ini.
Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat terutama pada diri penulis dan para
pembaca sekalian.
Mochamad Syukur
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB I
BAB I PENDAHULUAN
4
1.1.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, maka penulis mengindentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Apa Yang Menjadi Faktor pudarnya nilai-nilai kebhinekaan?
2. Apa Saja Pengaruh Era Globalisasi dan Ere Industri 4.0 dengan nilai-nilai
kebhinekaan?
3. Bagaimana Peranan Masyarakat Yang Multikultural Untuk Mempertahankan
Nilai-Nilai Kebhinekaan?
1.1.2. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui peranan Masyarakat multikultural dalam
mempertahankan kebhinekaan.
2. Agar mengetahui seberapa penting nilai-nilai bhineka Tunggal ika dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Agar dapat mengetahui caranya untuk tetap menjaga keutuhan kebhinekaan
dalam kehidupan bermasyarakat.
5
BAB II
BAB II PEMBAHASAN
6
Gambar 2.1 Gambaran Masyarakat Multikultural
Multikulturalisme mengungkapkan pandangan bahwa masyarakat diperkaya
dengan melestarikan, menghormati, dan bahkan mempromosikan keragaman
budaya.
7
beberapa agama memiliki stuktur yang berbeda. Lembaga-lembaga agama tersebut
tidak saling melengkapi karena karakteristik dari keberagaman masyarakat (agama)
pun berbeda.
3. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan bersama)
Masyarakat yang beragam memiliki standar nilai dan norma berbeda yang
diwujudkan melalui perilaku masyarakat. Hal itu disebabkan karena karakteristik
masyarakat yang berbeda kemudian disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik
dan sosial. Karena kondisi masyarakat yang beragam tersebut, kesepakatan bersama
cenderung susah untuk dikembangkan.
4. Relatif sering terjadi konflik
Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat menjadi salah satu pemicu
terjadinya konflik. Konflik yang terjadi bisa sangat beragam, mulai dari konflik
antar individu sampai konflik antar kelompok. Hal ini bisa disebabkan oleh
minimnya toleransi satu sama lain, baik antar individu maupun antar kelompok.
5. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh karena paksaan dan saling
ketergantungan di bidang ekonomi
Jika masyarakat multikultural bisa terkoordinasi dengan baik, maka integrasi
sosial sangat mungkin terjadi. Akan tetapi, integrasi sosial di masyarakat timbul
bukan karena kesadaran, melainkan paksaan dari luar diri atau luar kelompok.
Contoh : aturan tentang anti-diskriminasi dalam penggunaan fasilitas publik. Selain
itu, masyarakat memiliki ketergantungan dalam bidang ekonomi yang dapat
mendorong terjadinya integrasi karena kebutuhannya. Contohnya adalah individu
yang bekerja pada individu atau perusahaan lain membuat dirinya harus mematuhi
segala aturan yang dibuat. Terjadinya kondisi patuh dan integrasi timbul karena
adanya aturan yang mengikat individu dalam melaksanakan pekerjaannya dan hal
tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
6. Adanya dominasi politik
Kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat multikultural dapat
memiliki kekuatan politik yang mengatur kelompok lain. Hal ini menjadi bentuk
penguasaan (dominasi) dari suatu kelompok kepada kelompok lain yang tidak
memiliki kekuatan politik.
8
2.1.3. Industri 4.0
Belakangan ini kata Industry 4.0 sering digemakan oleh banyak orang. Akan
tetapi, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih belum mengerti apa itu
Industry 4.0 dan bagaimana hal tersebut akan memberikan sumbangsih terhadap
kemajuan Indonesia. Istilah Industry 4.0 pertama kali digemakan pada Hannover
Fair, 4-8 April 2011. Istilah ini digunakan oleh pemerintah Jerman untuk
memajukan bidang industri ke tingkat selanjutnya, dengan bantuan teknologi.
Mengutip dari laman Forbes, revolusi industri generasi keempat bisa diartikan
sebagai adanya ikut campur sebuah sistem cerdas dan otomasi dalam industri. Hal
ini digerakkan oleh data melalui teknologi machine learning dan AI.
Sebenarnya, campur tangan komputer sudah ikut dalam Industry 3.0. Kala itu,
komputer dinilai sebagai ‘disruptive’, atau bisa diartikan sesuatu yang mampu
menciptakan peluang pasar baru. Setelah dapat diterima, saat ini machine
learning dan AI ada di tahap tersebut. Secara singkat, Industry 4.0, pelaku industri
membiarkan komputer saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain untuk
akhirnya membuat keputusan tanpa keterlibatan manusia. Kombinasi dari sistem
fisik-cyber, Internet of Things (IoT), dan Internet of Systems membuat Industry 4.0
menjadi mungkin, serta membuat pabrik pintar menjadi kenyataan. Di Indonesia,
perkembangan Industry 4.0 sangat didorong oleh Kementerian Perindustrian.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, agar Indonesia dapat
bersaing dengan negara lain di bidang industri, Indonesia juga harus mengikuti tren.
Revolusi Industri 4.0 atau yang sering disebut dengan cyber physical system
merupakan revolusi yang menitikberatkan pada otomatisasi serta kolaborasi antara
teknologi saber. Revolusi 4.0 ini sendiri muncul di abad ke-21 dengan ciri utama
yang ada adalah penggabungan antara informasi serta teknologi komunikasi ke
dalam bidang industri. Dengan kemunculan revolusi ini, mengubah banyak hal di
berbagai sektor. Dimana yang pada awalnya membutuhkan banyak pekerja untuk
menjalankan operasionalnya, sekarang digantikan dengan penggunaan mesin
teknologi.
9
Gambar 2.2 Revolusi industri dan pandangan masa depan
Menurut Kanselir Jerman yaitu Angela Merkel pada tahun 2014 yang
menyatakan arti dari revolusi industri 4.0 sebagai sebuah transformasi
komprehensif dari segala aspek produksi yang terjadi di dunia industri melalui
penggabungan antara teknologi digital serta internet dengan industri konvensional.
Selain itu, menurut Schlechtendahl dkk (2015) mendefinisikan revolusi industri
yang menekankan pada unsur kecepatan dari ketersediaan sebuah informasi, yaitu
sebuah lingkungan industri dimana seluruh entitasnya dapat selalu terhubung serta
mampu berbagai informasi dengan mudah antara satu sama lain.
Secara harfiah Kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno.
Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua. Bhinneka Tunggal
Ika menjadi semboyan bangsa Indonesia dan tertulis di dalam lambang Garuda
Pancasila. Konsep Bhinneka Tunggal Ika sendiri diambil dari kitab Sutasoma
karangan Mpu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan majapahit di sekitar abad
ke-14 M. Secara etimologi kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa
Jawa Kuno yang jika dipisah menjadi Bhinneka memiliki makna ragam atau
beraneka, Tunggal adalah satu, dan Ika adalah itu. Sehingga arti Bhinneka Tunggal
Ika adalah berbeda-beda tetap satu jua. Maknanya, dengan jiwa dan semangat
10
bangsa Indonesia mengakui realitas bangsa yang majemuk (suku, bahasa, agama,
ras, golongan dll) namun tetap menjunjung tinggi persatuan.
I Nyoman Pursika (2009) dalam jurnal Kajian Analitik Terhadap Semboyan
“Bhinneka Tunggal Ika” menyatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan
cerminan keseimbangan antara cerminan keseimbangan antara unsur perbedaan
yang menjadi ciri keanekaan dengan unsur kesamaan yang menjadi ciri kesatuan.
Bhinneka Tunggal Ika merumuskan dengan tegas adanya harmoni antara
kebhinnekaan dan ketunggalikaan, antara keanekaan dan keekaan, antara
kepelbagaian dan kesatuan, antara hal banyak dan hal satu, atau antara pluralisme
dan monisme.
1. Common Denominator
Terdapat 5 agama di Indonesia, namun sesuai dengan prinsip pertama Bhinneka
Tunggal Ika perbedaan dalam hal keagamaan haruslah dicari common
11
denominatornya, atau dengan kata lain menemukan persamaan dalam perbedaan
sehingga semua rakyat Indonesia dapat hidup rukun berdampingan. Demikian juga
dengan berbagai aspek lain dengan segala perbedaannya di Indonesia, seperti adat
dan kebudayaan di setiap daerah. Semua keberagaman adat dan budaya tersebut
tetap diakui keabsahannya dengan segala perbedaan yang ada tetap Bersatu dalam
Negara kesatuan republik Indonesia.
3. Tidak Formalistis
Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dilandasi oleh
adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya
mempercayai, dan saling rukun antar sesama. Dengan cara tersebutlah
keanekaragaman kemudian dapat disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.
4. Bersifat Konvergen
Bersifat Konvergen maksudnya segala keanekaragaman bukan untuk dibesar-
besarkan, tetapi harus dicari titik temu yang dapat membuat segala kepentingan
bertemu di tengah. Hal ini dapat dicapai jika terdapat sikap toleran, saling percaya,
rukun, non sektarian, dan inklusif di antara masyarakat.
12
budaya bangsa dan menghadapi arus globalisasi. Saling menghormati antar agama,
suku bangsa, menghargai hasil karya orang lain, bergotong royong membangun
bangsa tanpa memandang perbedaan suku, budaya dan agama, tidak saling
membedakan bahkan mencaci karena hal ini dapat menimbulkan konflik serta
menjadi sumber awal pemecah persatuan dan kesatuan bangsa.
6. Semangat Gotong-Royong
Semangat gotong-royong tidak melulu tentang bahu-membahu membersihkan
lingkungan, atau menjaga keamanan lingkungan sekitar rumahmu. Tapi juga pada
semangat gotong-royong dalam melawan hoax atau berita bohong yang kini
tersebar dimana-mana atas nama clickbait. Biasakan untuk memverifikasi data atau
berita yang diterima dan ingin disebarkan. Karena jejak digital sangat sulit untuk
dihilangkan, pasalanya, setiap harinya, ada ribuah hoax yang menyebar dan siap
merusak generasi dan keBhinnekaan negara ini.
Dalam menguatkan sifat gotong royong yang kita miliki dan jiwa
kebangsaan, demokrasi, huku, serta multikultural dalam mendukung terwujudnya
warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya, buku Meneguhkan Jiwa Dan
Semangat Nasionalisme merupakan referensi yang tepat untuk Grameds.
13
BAB III
BAB III PEMBAHASAN
14
berinteraksi dengan berbagai budaya, yang pada satu sisi dapat memperkaya
pemahaman dan toleransi, tetapi di sisi lain, dapat menimbulkan tantangan baru
dalam mengelola keberagaman. Penting untuk dicatat bahwa dampak era Industri
4.0 terhadap nilai-nilai kebhinekaan tidak selalu negatif. Sementara teknologi
membawa tantangan baru, penggunaannya juga dapat menjadi sarana untuk
memperkuat dan mempromosikan kebhinekaan. Pendidikan, kesadaran, serta
regulasi yang tepat diperlukan untuk memastikan bahwa teknologi dan globalisasi
digunakan untuk memperkuat, bukan melemahkan, keberagaman budaya dan nilai-
nilai kebhinekaan dalam masyarakat.
15
suatu negara. Kolaborasi dan partisipasi aktif mereka sangat penting dalam menjaga
keharmonisan sosial di era globalisasi seperti sekarang ini.
16
BAB IV
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada pelaksanaan pengerjaan makalah matakuliah Pendidikan
Pancasila adalah kami sebagai mahasiswa yang analisis tentang apa yang
dikerjakan, bisa mendapatkan sudut pandang baru dan pengembangan keahlian
kompetensi baru yang belum dan yang sudah pernah didapatkan pada saat Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Khususnya dalam pembelajaran Masyarakat
multicultural yang dapat mempertahankan nilai-nilai kebhinekaan.
4.2. Saran
Setelah kesimpulan yang telah terlampir di atas, penulis memiliki saran
diantaranya:
Diharapkan dari Masyarakat multikultural memiliki peran penting dalam
mempromosikan nilai-nilai kebhinekaan. Dengan kesadaran, kerjasama, dan
penghargaan terhadap perbedaan, mereka dapat memainkan peran yang sangat
positif dalam menjaga harmoni dan keragaman dalam masyarakat, terutama di era
Industri 4.0 yang sangat terhubung
17
DAFTAR PUSTAKA
Fandy A. (2022). Pengertian Revolusi Industri 4.0: Jenis, Dampak dan Contoh
Penerapannya Diambil dari : https://www.gramedia.com/best-seller/revolusi-
industri-4-0/. (30 Desember 2023)
Mochamad Aris Yusuf (2021). Bhinneka Tunggal Ika: Arti, Makna, Prinsip dan
Contoh Pengalamannya Diambil dari :
https://www.gramedia.com/literasi/bhinneka-tunggal-ika/. (30 Desember 2023)
18