Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERANAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL DALAM


MEMPERTAHANKAN KEBHINEKAAN PADA ERA
INDUSTRI 4.0

Makalah ini Dianjurkan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Makalah Matakuliah Pendidikan Pancasila

Disusun oleh :
MOCHAMAD SYUKUR
2113231133
TEKNIK INFORMATIKA

Universitas Sangga Buana (YPKP)


Jl. Phh. Mustofa No.68, Cikutra, Cibeunying Kidul, Kota Bandung
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kesehatan
dan kesejahteraan serta rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah di Universitas Sangga Buana (YPKP) Bandung di Jl.
Phh. Mustofa No.68, Cikutra, Cibeunying Kidul, Kota Bandung. Penulis telah
memilih tema yang telah ditetapkan dan akan mengambil judul makalah dengan
dengan judul “PERANAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL DALAM
MEMPERTAHANKAN KEBHINEKAAN PADA ERA INDUSTRI 4.0”.
Penyusunan Karya Ilmiah ini merupakan salah satu syarat Tugas Besar Matakuliah
Algoritma dan Struktur Data.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini tidak dapat tersusun dengan baik dan benar,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Allah SWT yang memberikan kemudahan, kelancaran, serta keselamatan
kepada penulis.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan doa kepada penulis.
3. HANNY RAHAYU ., SPD., M.PD yang telah membantu kami dalam
mengarahkan pengerjaan tugas besar dan kegiatan belajar mengajar yang telah
dan yang sudah dilaksanakan, dan juga dalam pembuatan Karya Ilmiah ini.

Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat terutama pada diri penulis dan para
pembaca sekalian.

Bandung, Desember 2023

Mochamad Syukur

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 4

1.1.1. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5

1.1.2. Tujuan .............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6

2.1. Konsep Dasar/Teori ............................................................................... 6

2.1.1. Masyarakat Multikultural.............................................................. 6

2.1.2. Karakterisitik Masyarakat Multikultural .................................... 7

2.1.3. Industri 4.0 ....................................................................................... 9

2.1.4. Bhineka Tunggal Ika Dan Prinsip-Prinsipnya ........................... 10

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 14

3.1. Faktor Memudarnya Nilai Kebhinekaan ........................................... 14

3.2. Pengaruh Era Industri 4.0 terhadap nilai-nilai kebhinekaan .......... 14

3.3. Peran Masyarakat Multikultural Untuk Mempertahankan


Kebhinekaan .................................................................................................... 15

BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 17

4.1. Kesimpulan ........................................................................................... 17

4.2. Saran ...................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambaran Masyarakat Multikultural .......................................... 7

Gambar 2.2 Revolusi industri dan pandangan masa depan ........................... 10

Gambar 2.3 Garuda Pancasila Bhineka Tunggal Ika ..................................... 11

3
BAB I
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sesuai perkembangan zaman dan teknologi saat ini yang begitu terasa cepat.
Dan kini sudah memasuki era industri 4.0 dan tidak sedikit masyarakat yang
merasakan memudarnya rasa persatuan dan kesatuan, rasa toleransi, serta
kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang demikian tidak dipungkiri
berdampak dari globalisasi dan kemajuan zaman yang bisa dibilang mengikis adat
ketimuran kita yang mengakibatkan menurunnya kualitas Masyarakat dalam
melaksanakan dan mengamalkan bhineka Tunggal ika, dan hal demikian pula
adalah akibat dari beberapa faktor. Penggunaan teknologi seperti telepon cerdas
atau smartphone dapat mengikis adab dan etika Dimana adab dan etika ini adalah
salah satu nilai dalam kehidupan kebhinekaan. Ditambah dengan semakin
banyaknya perbedaan yang muncul di Masyarakat baik dari segala hal. Walaupun
demikian peranan Masyarakat yang multicultural ini-lah yang dapat
mempertahankan kehidupan kebhinekaanitu sendiri.
Ada banyak cara agar bhineka Tunggal ika dalam kehidupan sehari-hari dapat
tetap lestari, bahkan dapat bertahan sampai nanti ke generasi yang selanjutnya dan
seterusnya. Dalam perkembangan zaman hingga saat ini pada era industri 4.0
banyak sekali baik ataupun buruknya. Dinamika ini dapat diimbangi yaitu dengan
adanya peranan Masyarakat yang multikultural tidak hanya perbedaan agama, etnis,
dan budaya, tetapi dengan perbedaan pendapat yang dapat saling melengkapi
kekurangan satu sama lain.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menyusun Makalah yang
berjudul “PERANAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL DALAM
MEMPERTAHANKAN KEBHINEKAAN PADA ERA INDUSTRI 4.0”.

4
1.1.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, maka penulis mengindentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Apa Yang Menjadi Faktor pudarnya nilai-nilai kebhinekaan?
2. Apa Saja Pengaruh Era Globalisasi dan Ere Industri 4.0 dengan nilai-nilai
kebhinekaan?
3. Bagaimana Peranan Masyarakat Yang Multikultural Untuk Mempertahankan
Nilai-Nilai Kebhinekaan?

1.1.2. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui peranan Masyarakat multikultural dalam
mempertahankan kebhinekaan.
2. Agar mengetahui seberapa penting nilai-nilai bhineka Tunggal ika dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Agar dapat mengetahui caranya untuk tetap menjaga keutuhan kebhinekaan
dalam kehidupan bermasyarakat.

5
BAB II
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar/Teori


2.1.1. Masyarakat Multikultural
Masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang memiliki perbedaan
suku bangsa, bahasa, agama, dan adat-istiadat. Menurut J.S. Furnivall, masyarakat
multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua tau lebih elemen yang
hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan
politik. Selain definisi yang diungkapkan oleh J.S. Furnivall, Nasikun juga
mengungkapkan definisi multikulturalisme. Menurut Nasikun, masyarakat
multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih dari tatanan sosial,
masyarakat, atau kelompok yang secara kultural, ekonomi, dan politik dipisahkan
(diisolasi), dan memiliki struktur kelembagaan dan berbeda satu sama lain.
Dalam konteks Indonesia, corak masyarakat Indonesia yang “Bhinneka
Tunggal Ika” bukan lagi hanya berkutat pada keanekaragaman suku bangsa,
melainkan keanekaragaman kebudayaan yang ada dalam masyarakat Indonesia.
Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang multikultural adalah
multikulturalisme, yaitu sebuah pandangan yang mengakui dan mengagumkan
perbedaan dalam kesederajatan, baik secara individual maupun secara kebudayaan.
Multikulturalisme dapat berkembang ketika didukung adanya toleransi dan
kesediaan untuk saling menghargai. Oleh karena itu, kita harus saling menghargai
satu sama lain. Multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai suku dan
budaya. Masyarakat multikultural adalah sekelompok orang yang memiliki tempat
tinggal dengan budaya yang berbeda dan karakteristik mereka sendiri yang
membedakan masyarakat dari orang lain. Adapun multikulturalisme, yaitu cara
pandang yang mengakui dan mengagumi perbedaan persamaan baik secara
individual maupun kultural. Multikulturalisme dapat tumbuh subur bila didukung
oleh toleransi dan keinginan untuk saling menghargai. Dalam sosiologi,
multikulturalisme adalah gambaran koeksistensi masyarakat tertentu dengan
keanekaragaman budaya. Berdasarkan asumsi bahwa budaya yang berbeda
seringkali dapat hidup berdampingan secara damai.

6
Gambar 2.1 Gambaran Masyarakat Multikultural
Multikulturalisme mengungkapkan pandangan bahwa masyarakat diperkaya
dengan melestarikan, menghormati, dan bahkan mempromosikan keragaman
budaya.

2.1.2. Karakterisitik Masyarakat Multikultural


Menurut Van Den Berghe, ada 6 karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat
multikultural. Berikut penjelasan 6 Karakterisitik Masyarakat multicultural
menurut Van Den Berghe:
1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok sosial
Keberagaman yang terdapat dalam masyarakat dapat membuat masyarakat
membentuk kelompok tertentu berdasarkan identitas yang sama sehingga
menghasilkan sub kebudayaan berbeda satu dengan kelompok lain. Misalnya, di
pulau Jawa terdapat suku Jawa, Sunda, dan Madura di mana ketiga suku tersebut
hidup di pulau Jawa dan memiliki kebudayaan yang berbeda.
2. Memiliki pembagian struktur sosial ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifat non-komplementer
Masyarakat yang beragam membuat struktur masyarakat pun mengalami
perbedaan antara masyarakat satu dengan masyarakat lain. Perbedaan struktur
masyarakat itu dapat dilihat melalui lembaga-lembaga sosial yang bersifat tidak
saling melengkapi. Misalnya, pada lembaga agama di Indonesia yang menaungi

7
beberapa agama memiliki stuktur yang berbeda. Lembaga-lembaga agama tersebut
tidak saling melengkapi karena karakteristik dari keberagaman masyarakat (agama)
pun berbeda.
3. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan bersama)
Masyarakat yang beragam memiliki standar nilai dan norma berbeda yang
diwujudkan melalui perilaku masyarakat. Hal itu disebabkan karena karakteristik
masyarakat yang berbeda kemudian disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik
dan sosial. Karena kondisi masyarakat yang beragam tersebut, kesepakatan bersama
cenderung susah untuk dikembangkan.
4. Relatif sering terjadi konflik
Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat menjadi salah satu pemicu
terjadinya konflik. Konflik yang terjadi bisa sangat beragam, mulai dari konflik
antar individu sampai konflik antar kelompok. Hal ini bisa disebabkan oleh
minimnya toleransi satu sama lain, baik antar individu maupun antar kelompok.
5. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh karena paksaan dan saling
ketergantungan di bidang ekonomi
Jika masyarakat multikultural bisa terkoordinasi dengan baik, maka integrasi
sosial sangat mungkin terjadi. Akan tetapi, integrasi sosial di masyarakat timbul
bukan karena kesadaran, melainkan paksaan dari luar diri atau luar kelompok.
Contoh : aturan tentang anti-diskriminasi dalam penggunaan fasilitas publik. Selain
itu, masyarakat memiliki ketergantungan dalam bidang ekonomi yang dapat
mendorong terjadinya integrasi karena kebutuhannya. Contohnya adalah individu
yang bekerja pada individu atau perusahaan lain membuat dirinya harus mematuhi
segala aturan yang dibuat. Terjadinya kondisi patuh dan integrasi timbul karena
adanya aturan yang mengikat individu dalam melaksanakan pekerjaannya dan hal
tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
6. Adanya dominasi politik
Kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat multikultural dapat
memiliki kekuatan politik yang mengatur kelompok lain. Hal ini menjadi bentuk
penguasaan (dominasi) dari suatu kelompok kepada kelompok lain yang tidak
memiliki kekuatan politik.

8
2.1.3. Industri 4.0
Belakangan ini kata Industry 4.0 sering digemakan oleh banyak orang. Akan
tetapi, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih belum mengerti apa itu
Industry 4.0 dan bagaimana hal tersebut akan memberikan sumbangsih terhadap
kemajuan Indonesia. Istilah Industry 4.0 pertama kali digemakan pada Hannover
Fair, 4-8 April 2011. Istilah ini digunakan oleh pemerintah Jerman untuk
memajukan bidang industri ke tingkat selanjutnya, dengan bantuan teknologi.
Mengutip dari laman Forbes, revolusi industri generasi keempat bisa diartikan
sebagai adanya ikut campur sebuah sistem cerdas dan otomasi dalam industri. Hal
ini digerakkan oleh data melalui teknologi machine learning dan AI.
Sebenarnya, campur tangan komputer sudah ikut dalam Industry 3.0. Kala itu,
komputer dinilai sebagai ‘disruptive’, atau bisa diartikan sesuatu yang mampu
menciptakan peluang pasar baru. Setelah dapat diterima, saat ini machine
learning dan AI ada di tahap tersebut. Secara singkat, Industry 4.0, pelaku industri
membiarkan komputer saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain untuk
akhirnya membuat keputusan tanpa keterlibatan manusia. Kombinasi dari sistem
fisik-cyber, Internet of Things (IoT), dan Internet of Systems membuat Industry 4.0
menjadi mungkin, serta membuat pabrik pintar menjadi kenyataan. Di Indonesia,
perkembangan Industry 4.0 sangat didorong oleh Kementerian Perindustrian.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, agar Indonesia dapat
bersaing dengan negara lain di bidang industri, Indonesia juga harus mengikuti tren.
Revolusi Industri 4.0 atau yang sering disebut dengan cyber physical system
merupakan revolusi yang menitikberatkan pada otomatisasi serta kolaborasi antara
teknologi saber. Revolusi 4.0 ini sendiri muncul di abad ke-21 dengan ciri utama
yang ada adalah penggabungan antara informasi serta teknologi komunikasi ke
dalam bidang industri. Dengan kemunculan revolusi ini, mengubah banyak hal di
berbagai sektor. Dimana yang pada awalnya membutuhkan banyak pekerja untuk
menjalankan operasionalnya, sekarang digantikan dengan penggunaan mesin
teknologi.

9
Gambar 2.2 Revolusi industri dan pandangan masa depan

Menurut Kanselir Jerman yaitu Angela Merkel pada tahun 2014 yang
menyatakan arti dari revolusi industri 4.0 sebagai sebuah transformasi
komprehensif dari segala aspek produksi yang terjadi di dunia industri melalui
penggabungan antara teknologi digital serta internet dengan industri konvensional.
Selain itu, menurut Schlechtendahl dkk (2015) mendefinisikan revolusi industri
yang menekankan pada unsur kecepatan dari ketersediaan sebuah informasi, yaitu
sebuah lingkungan industri dimana seluruh entitasnya dapat selalu terhubung serta
mampu berbagai informasi dengan mudah antara satu sama lain.

2.1.4. Bhineka Tunggal Ika Dan Prinsip-Prinsipnya

Secara harfiah Kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno.
Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua. Bhinneka Tunggal
Ika menjadi semboyan bangsa Indonesia dan tertulis di dalam lambang Garuda
Pancasila. Konsep Bhinneka Tunggal Ika sendiri diambil dari kitab Sutasoma
karangan Mpu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan majapahit di sekitar abad
ke-14 M. Secara etimologi kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa
Jawa Kuno yang jika dipisah menjadi Bhinneka memiliki makna ragam atau
beraneka, Tunggal adalah satu, dan Ika adalah itu. Sehingga arti Bhinneka Tunggal
Ika adalah berbeda-beda tetap satu jua. Maknanya, dengan jiwa dan semangat

10
bangsa Indonesia mengakui realitas bangsa yang majemuk (suku, bahasa, agama,
ras, golongan dll) namun tetap menjunjung tinggi persatuan.
I Nyoman Pursika (2009) dalam jurnal Kajian Analitik Terhadap Semboyan
“Bhinneka Tunggal Ika” menyatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan
cerminan keseimbangan antara cerminan keseimbangan antara unsur perbedaan
yang menjadi ciri keanekaan dengan unsur kesamaan yang menjadi ciri kesatuan.
Bhinneka Tunggal Ika merumuskan dengan tegas adanya harmoni antara
kebhinnekaan dan ketunggalikaan, antara keanekaan dan keekaan, antara
kepelbagaian dan kesatuan, antara hal banyak dan hal satu, atau antara pluralisme
dan monisme.

Gambar 2.3 Garuda Pancasila Bhineka Tunggal Ika

Mengapa toleransi? Karena toleransi dapat mencairkan perbedaan sehingga tidak


ada lagi perpecahan atau konflik. Karenanya keBhinnekaan harus dimaknai
masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme yang berlandaskan kepada
kekuatan spiritualitas. Perbedaan etnis, religi maupun ideologi. Dan berikut adalah
beberapa prinsip Bhineka Tunggal Ika:

1. Common Denominator
Terdapat 5 agama di Indonesia, namun sesuai dengan prinsip pertama Bhinneka
Tunggal Ika perbedaan dalam hal keagamaan haruslah dicari common

11
denominatornya, atau dengan kata lain menemukan persamaan dalam perbedaan
sehingga semua rakyat Indonesia dapat hidup rukun berdampingan. Demikian juga
dengan berbagai aspek lain dengan segala perbedaannya di Indonesia, seperti adat
dan kebudayaan di setiap daerah. Semua keberagaman adat dan budaya tersebut
tetap diakui keabsahannya dengan segala perbedaan yang ada tetap Bersatu dalam
Negara kesatuan republik Indonesia.

2. Tidak Sektarian dan Enklusif


Tidak Sektarian dan Eksklusif maksudnya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara setiap rakyat Indonesia tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa diri
atau kelompoknya sebagai yang paling benar dibanding orang atau kelompok lain.
Pandangan-pandangan sektarian dan eksklusif harus dihilangkan, karena ketika
sifat sektarian dan eksklusif sudah terbentuk, maka akan ada banyak konflik yang
terjadi dikarenakan kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebih-lebihan serta
kurang memperhitungkan keberadaan kelompok atau pribadi lain.

3. Tidak Formalistis
Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dilandasi oleh
adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya
mempercayai, dan saling rukun antar sesama. Dengan cara tersebutlah
keanekaragaman kemudian dapat disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.

4. Bersifat Konvergen
Bersifat Konvergen maksudnya segala keanekaragaman bukan untuk dibesar-
besarkan, tetapi harus dicari titik temu yang dapat membuat segala kepentingan
bertemu di tengah. Hal ini dapat dicapai jika terdapat sikap toleran, saling percaya,
rukun, non sektarian, dan inklusif di antara masyarakat.

5. Prinsip Pluralistik dan Multikultural


Bhinneka Tunggal Ika mengandung nilai antara lain: toleransi, inklusif, damai dan
kebersamaan, serta setara. Nilai-nilai tersebut tidak menghendaki sifat yang tertutup
atau eksklusif sehingga memungkinkan untuk mengakomodasi keanekaragaman

12
budaya bangsa dan menghadapi arus globalisasi. Saling menghormati antar agama,
suku bangsa, menghargai hasil karya orang lain, bergotong royong membangun
bangsa tanpa memandang perbedaan suku, budaya dan agama, tidak saling
membedakan bahkan mencaci karena hal ini dapat menimbulkan konflik serta
menjadi sumber awal pemecah persatuan dan kesatuan bangsa.

6. Semangat Gotong-Royong
Semangat gotong-royong tidak melulu tentang bahu-membahu membersihkan
lingkungan, atau menjaga keamanan lingkungan sekitar rumahmu. Tapi juga pada
semangat gotong-royong dalam melawan hoax atau berita bohong yang kini
tersebar dimana-mana atas nama clickbait. Biasakan untuk memverifikasi data atau
berita yang diterima dan ingin disebarkan. Karena jejak digital sangat sulit untuk
dihilangkan, pasalanya, setiap harinya, ada ribuah hoax yang menyebar dan siap
merusak generasi dan keBhinnekaan negara ini.
Dalam menguatkan sifat gotong royong yang kita miliki dan jiwa
kebangsaan, demokrasi, huku, serta multikultural dalam mendukung terwujudnya
warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya, buku Meneguhkan Jiwa Dan
Semangat Nasionalisme merupakan referensi yang tepat untuk Grameds.

13
BAB III
BAB III PEMBAHASAN

3.1. Faktor Memudarnya Nilai Kebhinekaan


Pertama-tama daripada identifikasi masalah yang pertama mengapa bisa
memudarnya rasa persatuan dan kesatuan serta pengamalan nilai-nilai kebhinekaan.
Dan pastinya ada factor yang membelakangi hal yang demikian, pada pembahasan
disini hanya memaparkan factor globalisasi dan factor era industri 4.0. Globalisasi
dan era Industri 4.0 telah membawa dampak yang kompleks terhadap nilai
kebhinekaan di Masyarakat. Yang pertama dari segi globalisasi adalah terjadinya
dominasi budaya popular. Globalisasi membawa budaya populer yang sering kali
mendominasi di berbagai sektor seperti film, musik, dan gaya hidup. Hal ini bisa
menggusur keberagaman lokal, membuat nilai-nilai lokal menjadi kurang
diperhatikan. Yang kedua jati diri Masyarakat yang kehilangan identitas budaya.
Yaitu dorongan untuk mengadopsi budaya yang lebih dominan dapat mengaburkan
identitas budaya asli, menyebabkan kehilangan warisan budaya dan nilai-nilai
tradisional yang unik. Dan dari segi era industry 4.0 adalah terjadinya Divide
Digital. Era Industri 4.0 juga memperkuat kesenjangan digital, dimana akses
terhadap teknologi dan informasi tidak merata di berbagai wilayah atau golongan
masyarakat. Hal ini dapat membuat kelompok tertentu merasa terpinggirkan dari
arus utama, menyebabkan potensi kehilangan atau penurunan perhatian terhadap
kebhinekaan.

3.2. Pengaruh Era Industri 4.0 terhadap nilai-nilai kebhinekaan


Era industry 4.0 memiliki dampak yang buruk terhadap kebhinekaan dalam
bermassyarakat. Peningkatan Kesadaran akan Kebhinekaan. Akses yang lebih besar
terhadap informasi dapat meningkatkan kesadaran akan keberagaman budaya,
mendorong penghargaan terhadap perbedaan. Adanya Pertukaran Informasi yang
Cepat. Teknologi mempercepat pertukaran informasi, memungkinkan budaya-
budaya dari seluruh dunia berinteraksi tanpa batas fisik. Lalu adanya Peningkatan
Interaksi Antarbudaya. Masyarakat memiliki lebih banyak kesempatan untuk

14
berinteraksi dengan berbagai budaya, yang pada satu sisi dapat memperkaya
pemahaman dan toleransi, tetapi di sisi lain, dapat menimbulkan tantangan baru
dalam mengelola keberagaman. Penting untuk dicatat bahwa dampak era Industri
4.0 terhadap nilai-nilai kebhinekaan tidak selalu negatif. Sementara teknologi
membawa tantangan baru, penggunaannya juga dapat menjadi sarana untuk
memperkuat dan mempromosikan kebhinekaan. Pendidikan, kesadaran, serta
regulasi yang tepat diperlukan untuk memastikan bahwa teknologi dan globalisasi
digunakan untuk memperkuat, bukan melemahkan, keberagaman budaya dan nilai-
nilai kebhinekaan dalam masyarakat.

3.3. Peran Masyarakat Multikultural Untuk Mempertahankan


Kebhinekaan
Lalu yang terakhir adalah bisakah atau efetifkah Masyarakat yang multicultural
dapat mempertahankan nilai kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari? Peran
masyarakat multikultural sangat penting dalam mempertahankan kebhinekaan
dalam suatu negara. Yang pertama Masyarakat multicultural dapat menjadi
Membangun Jembatan Komunikasi. Masyarakat multikultural memiliki
kesempatan untuk memperluas jaringan komunikasi dan kolaborasi antarbudaya.
Ini memungkinkan terciptanya lingkungan yang inklusif, di mana pemahaman
antarbudaya dibangun melalui dialog dan kerjasama. Lalu menjadi Menjaga dan
Merawat Warisan Budaya. Masyarakat multikultural dapat memainkan peran
penting dalam melestarikan tradisi dan nilai-nilai budaya yang khas dari masing-
masing kelompok. Mereka dapat menyumbangkan pengetahuan dan pengalaman
yang memperkaya keberagaman budaya. Dan mungkin contoh penguat terakhir
adalah Masyarakat multicultural biasanya Menjaga Keharmonisan dalam
Masyarakat. Masyarakat multikultural berperan dalam menciptakan lingkungan
yang aman, di mana berbagai kelompok merasa diterima dan dihormati. Ini
membantu dalam mempertahankan harmoni sosial di tengah keberagaman.
Peran masyarakat multikultural bukan hanya terbatas pada mempertahankan
kebhinekaan, tetapi juga dalam mempromosikan kerjasama antarbudaya,
menghargai perbedaan, dan menciptakan lingkungan inklusif yang memperkaya

15
suatu negara. Kolaborasi dan partisipasi aktif mereka sangat penting dalam menjaga
keharmonisan sosial di era globalisasi seperti sekarang ini.

16
BAB IV
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada pelaksanaan pengerjaan makalah matakuliah Pendidikan
Pancasila adalah kami sebagai mahasiswa yang analisis tentang apa yang
dikerjakan, bisa mendapatkan sudut pandang baru dan pengembangan keahlian
kompetensi baru yang belum dan yang sudah pernah didapatkan pada saat Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Khususnya dalam pembelajaran Masyarakat
multicultural yang dapat mempertahankan nilai-nilai kebhinekaan.

4.2. Saran
Setelah kesimpulan yang telah terlampir di atas, penulis memiliki saran
diantaranya:
Diharapkan dari Masyarakat multikultural memiliki peran penting dalam
mempromosikan nilai-nilai kebhinekaan. Dengan kesadaran, kerjasama, dan
penghargaan terhadap perbedaan, mereka dapat memainkan peran yang sangat
positif dalam menjaga harmoni dan keragaman dalam masyarakat, terutama di era
Industri 4.0 yang sangat terhubung

17
DAFTAR PUSTAKA

Embun Bening Diniari (2018). Masyarakat Multikultural dan Karakteristiknya |


Sosiologi Kelas 8 Diambil dari :
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-masyarakat-multikultural-dan-
karakteristiknya. (30 Desember 2023)

Yulianti (2023). Pengertian Masyarakat Multikultural, Ciri-ciri, Karakteristik, dan


Faktor Penyebab Diambil dari https://mamikos.com/info/pengertian-masyarakat-
multikultural-pljr/. (30 Desember 2023)

KOMINFO, (2019). Apa itu Industri 4.0 dan bagaimana Indonesia


menyongsongnya Diambil dari :
https://www.kominfo.go.id/content/detail/16505/apa-itu-industri-40-dan-
bagaimana-indonesia-menyongsongnya/0/sorotan_media. (30 Desember 2023)

Fandy A. (2022). Pengertian Revolusi Industri 4.0: Jenis, Dampak dan Contoh
Penerapannya Diambil dari : https://www.gramedia.com/best-seller/revolusi-
industri-4-0/. (30 Desember 2023)

Mochamad Aris Yusuf (2021). Bhinneka Tunggal Ika: Arti, Makna, Prinsip dan
Contoh Pengalamannya Diambil dari :
https://www.gramedia.com/literasi/bhinneka-tunggal-ika/. (30 Desember 2023)

18

Anda mungkin juga menyukai