Anda di halaman 1dari 10

MULTIKULTURALISME DALAM ERA GLOBALISASI

MAKALAH

Disusun oleh : Aqmar Ramadhan Ashari


NIM : 044727913

PROGRAM STUDI ILMU Komunikasi


Universitas Terbuka

Jakarta
2022

1
KATA PENGANTAR .................................................................. 3
DAFTAR ISI ....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................


A. Latar Belakang ..............................................................................4
B. Rumusan Masalah .........................................................................5
C. Tujuan ............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................


A. Sejarah Multikultural ..................................................................... 6
B. Pengertian Multikultural ..................................................................
C. Multikultural di Indonesia ..............................................................7
D. Pengertian Masyarakat Multikultural .............................................
E. Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural ................................................
F. Multikultural era globalisasi ...........................................................8
G. Globalisasi ..........................................................................................
H. Pengaruh Globalisasi terhadap budaya Bangsa..............................
I. Pemecahan Masalah Keanekaragaman...........................................9

BAB III PENUTUP .........................................................................

A Kesimpulan.................................................................................... 10

B Daftar Pusaka ...............................................................................

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Multikultural dalam era globalisasi.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak hambatan itu bisa teratasi. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Multikulturalisme sendiri dimaknai sebagai hadirnya sejumlah masayarakat


dan kebudayaan serta berdampingan, dimana antara mereka saling terjalin
suatu interaksi dan dalam interaksi tersebut dikembangkan suatu pemahaman
satu sama lain untuk dapat saling menghargai, bertoleransi, rukun dan
menghormati.
Multikultural yang dimiliki Indonesia dianggap faktor utama terjadinya
konflik. Konflik berbau SARA yaitu suku, agama, ras, dan antargolongan yang
terjadi di Aceh, Ambon, Papua, Kupang, Maluku dan berbagai daerah lainnya
adalah realitas yang dapat mengancam integrasi bangsa di satu sisi dan
membutuhkan solusi konkret dalam penyelesaiannya di sisi lain.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab,
dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan. Proses globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar
ekonomi, sampai penjual iklan. Proses perkembangan globalisasi pada
awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini
kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan
teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan
dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat.

4
1.2 Rumusan masalah

1. Sejarah Multikultural
2. Pengertian Multikultural
3. Multikultural di Indonesia
4. Pengertian Masyarakat Multikultural
5. Ciri-ciri Masyarakat Multikultural
6. Multikultural era globalisasi
7. Globalisasi
8. Pengaruh Globalisasi terhadap budaya Bangsa
9. Pemecahan Masalah Keanekaragaman

1.3 Tujuan

Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap masyarakat multikulturalisme

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Multikulturarisme

Multikulturalisme mulai dijadikan kebijakan resmi di negara berbahasa-Inggris


(English-speaking countries), yang dimulai di Afrika pada tahun 1999. Kebijakan ini
kemudian diadopsi oleh sebagian besar anggota Uni Eropa, sebagai kebijakan resmi,
dan sebagai konsensus sosial di antara elit. Namun beberapa tahun belakangan,
sejumlah negara Eropa, terutama Inggris dan Perancis, mulai mengubah kebijakan
mereka ke arah kebijakan multikulturalisme. [8] Pengubahan kebijakan tersebut juga
mulai menjadi subyek debat di Britania Raya dam Jerman, dan beberapa negara
lainnya?
Jenis Multikulturalisme Berbagai macam pengertian dan kecenderungan
perkembangan konsep serta praktik multikulturalisme yang diungkapkan oleh para
ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh (1997:183-185) membedakan lima
macam multikulturalisme (Azra, 2007, meringkas uraian Parekh):
1. Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada masyarakat di mana berbagai
kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi
yang hanya minimal satu sama lain
2. Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan
yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan
kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan menerapkan undang-
undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan
memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan
mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak
menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara
Eropa.
3. Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural di mana kelompok-kelompok
kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan
dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif
bisa diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan
cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan;
mereka menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat
di mana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.
4. Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakat plural di mana
kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern) dengan kehidupan
kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan
dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.

2.2 Pengertian Multikulturarisme

Multikultualisme adalah pemahaman atas adanya unsur-unsur yang berbeda dalam


suatu konsep sehingga penekanan makna multikulturalisme terletak adanya seb-
isme yang mengakui perbedaan ada dalam kesederajatan, baik secara individual
maupun secara kebudayaan (kompleks). Multikulturalisme sendiri dimaknai sebagai
hadirnya sejumlah masayarakat dan kebudayaan serta berdampingan, dimana antara
mereka saling terjalin suatu interaksi dan dalam interaksi tersebut dikembangkan
suatu pemahaman satu sama lain untuk dapat saling menghargai, bertoleransi, rukun
dan menghormati
6
2.3 Multikulturalisme di Indonesia

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman


yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut
dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat
sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama
sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep
masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang
sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa
sebenarnya masyarakat multikultural itu.
Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan
masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu
kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam
pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya
multikulturalisme di masyarakat. Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena:
1. Letak geografis indonesia
2. perkawinan campur
3. iklim
2.4 Pengertian Masyarakat Multikultural
Pada hakikatnya masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas
berbagai macam suku yang masing-masing mempunyai struktur budaya (culture)
yang berbeda-beda. Dalam hal ini masyarakat multikultural tidak bersifat homogen,
namun memiliki karakteristik heterogen di mana pola hubungan sosial antarindividu
di masyarakat bersifat toleran dan harus menerima kenyataan untuk hidup
berdampingan secara damai (peace co-exixtence) satu sama lain dengan perbedaan
yang melekat pada tiap etnisitas sosial dan politiknya. Oleh karena itu, dalam sebuah
masyarakat multikultural sangat mungkin terjadi konflik vertikal dan horizontal
yang dapat menghancurkan masyarakat tersebut.

2.5 Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural

1. Terjadi segmentasi, yaitu masyarakat yang terbentuk oleh bermacam-macam


suku, ras, dll tapi masih memiliki pemisah. Yang biasanya pemisah itu adalah suatu
konsep yang disebut primordial. Contohnya, di Jakarta terdiri dari berbagai suku dan
ras, baik itu suku dan ras dari daerah dalam negeri maupun luar negeri, dalam
kenyataannya mereka memiliki segmen berupa ikatan primordial kedaerahaannya.
2. Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer, maksudnya adalah
dalam masyarakat majemuk suatu lembaga akam mengalami kesulitan dalam
menjalankan atau mengatur masyarakatnya alias karena kurang lengkapnya
persatuan yang terpisah oleh segmen-segmen tertentu.
3. Relatif potensi ada konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya terdiri
dari berbagai macam suku adat dan kebiasaan masing-masing. Dalam teorinya
semakin banyak perbedaan dalam suatu masyarakat, kemungkinan akan terjadinya
konflik itu sangatlah tinggi dan proses peng-integrasianya juga susah
4. Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam masyarakat
multikultural terdapat segmen-segmen yang berakibat pada ingroup fiiling tinggi
maka bila suaru ras atau suku memiliki suatu kekuasaan atas masyarakat itu maka
dia akan mengedapankan kepentingan suku atau rasnya.

7
2.6 Multikulturarisme dalam era globalisasi

Banyaknya budaya, disuatu masyarakat. Diakibatkan salah satunya oleh


globalisasi, karena globalisasi atau mendunia, menyebabkan masuknya budaya asing
atau luar negeri masuk kesuatu negara tertentu.

2.7 Globalisasi

Menurut Anthony Giddens, globalisasi merupakan intensifikasi hubungan sosial


dunia yang menghubungkan tempat-tempat jauh sehingga peristiwa di suatu tempat
dapat dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di tempat lain sekian kilometer
jauhnya dan sebaliknya. Anthony Giddens melihat globalisasi sebagai proses
peningkatan hubungan sosial ke tahap dunia yang lebih luas dari suatu tempat lokal
ke tempat lain yang lebih jauh atau lebih dekat. Transfomasi lokal adalah bagian dari
proses globalisasi yang dihasilkan melalui pengembangan hubungan sosial yang
berlangsung mengatasi batas-batas ruang dan waktu

2.8 Pengaruh Globalisasi terhadap budaya Bangsa

Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan


budaya bangsa Indonesia. Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata
menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-
nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan
Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya
negeri sendiri. Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan
sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli
(Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih
banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Saat
ini, teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut
semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman
Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila
dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan
pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan
pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya
Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta
menyumbang bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi
trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan
Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di
Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan
ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah
merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia)
sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.

8
2.9 Pemecahan Masalah Keanekaragaman

1. Menggunakan Kearifan Lokal


Ada sisi positif dan negatif dari kehadiran ratusan suku bangsa di Indonesia. Selain
bisa memperkaya khazanah kebudayaan nasional, juga menjadi pemicu munculnya
disintegrasi sosial. Sering kita dengar terjadinya perang antarsuku atau konflik sosial
antaretnis di Indonesia. Ada banyak alasan yang mendasarinya. Tetapi, yang
menarik adalah ternyata banyak suku bangsa yang mempunyai mekanisme atau cara
di dalam menyelesaikan permasalahan itu. Kisah tentang kehidupan masyarakat di
Lembah Baliem, bisa jadi merupakan contoh kearifan lokal yang dapat kita jadikan
referensi dalam upaya mencarikan solusi atas permasalahan antaretnis atau antarsuku
bangsa di Indonesia.
2. Menggunakan Kearifan Nasional
Pada saat kita dihadapkan pada beragam konflik dan sengketa yang terjadi di
antara etnis atau suku bangsa yang ada di Indonesia, belajar dari sejarah adalah cara
yang paling tepat. Pada masa penjajahan Belanda kita merasakan betapa sulit
merangkai nilai persatuan untuk sama-sama menghadapi bangsa penjajah. Hingga
ketika kita mulai menyadarinya di tahun 1928. Saat itu kita mengakui Indonesia
sebagai identitas bersama, yang mampu mengatasi sejumlah perbedaan kebudayaan
di antara suku bangsa yang ada. Nasionalisme Indonesia pun terbentuk dalam wujud
pengakuan bahasa, tanah air, dan kebangsaan. Dampaknya adalah perjuangan
menghadapi kolonialisme Belanda semakin menampakkan hasilnya.
Puncak dari pencarian identitas itu ditemukan pada saat Pancasila disepakati
sebagai dasar negara dan petunjuk/arah kehidupan bangsa. Kompleksitas keragaman
masyarakat dan budaya di Indonesia pun bisa diakomodasi bersama. Dasar negara
inilah yang digunakan oleh para founding fathers kita pada saat mendirikan sebuah
Negara nasional baru. Disebut negara nasional karena negara Indonesia terdiri atas
ratusan suku bangsa yang bisa hidup berdampingan dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

9
Bab III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku yang masing-masing


mempunyai struktur budaya (culture) yang berbeda-beda. Ciri-ciri masyarakat
multikultural yaitu: Terjadi segmentasi, Memilki struktur, Konsensus rendah,
Relatif potensi ada konflik, Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan dan
Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain. Penyebab timbulnya
masyarakat multikultural sebab: Faktor geografis, Pengaruh budaya asing,
Kondisi iklim yang berbeda
Pengaruh globalisasi menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan
bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa
Indonesia perlahan-lahan mulai menghilang. Akibatnya teknologi disertai nilai-
nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu
mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang
kesatuan dunia. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda harus tetap
melestarikan kebudayaan bangsa kita sendiri agar dalam era globalisasi ini,
kebudayaan kita tidak semakin menghilang

3.2 Daftar Pusaka

http://geoenviron.blogspot.com/2013/04/masyarakat-multicultural-
dan_1110.html
https://www.academia.edu/32266174/
PENGARUH_GLOBALISASI_TERHADAP_EKSISTENSI_KEBUDAYAA
N_DAERAH
BMP ISBD MKDU4109 Modul 5
Laning, Vina Dwi, 2007, SOSIOLOGI Kelas XI, Klaten, Cempaka Putih

10

Anda mungkin juga menyukai