Anda di halaman 1dari 15

MULTIKULTURALISME

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Budaya lokal

Oleh:

Abdul Aziz Assalam (04010521099)

Siti Zumaroh (04010221017)

Widi Jakartiwi (04010521108)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si
NIP. 195808071986031002

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

MEI 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat dan nikmatnya kami dapat menyelesaikan makalah guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Budaya Lokal yang berjudul
“Multikulturalisme”. Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Alhamdulillah atas
limpahan karunia kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT berikan
kepada kami sehingga makalah ini dapat disusun melalui beberapa sumber
refrensi yaitu melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Ucapan terima kasih tidak henti-hentinya kami terhadap semua pihak


yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam menyelesaikan
tugas makalah ini. Terutama terhadap Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah Budaya Lokal dan tidak lupa terhadap teman-
teman seperjuangan yang telah membantu kami dalam berbagai hal. Kami
tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan didalamnya, oleh karena itu kami
memohon kritik dan saran pembaca guna membangun bagi perbaikan
makalah kami selanjutnya.

Surabaya, 14 April 2022

Penyusun

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................1

A. Latar belakang.............................................................................1

B. Rumusan masalah........................................................................1

C. Tujuan..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3

2.1 Definisi multikulturalisme........................................................3

2.2 Konsep dan persebaran multikulturalisme...............................5

A. Konsep Multikulturalisme........................................................5

B. Persebaran Multikulturalisme...................................................5

2.3 Akar sejarah multikulturalisme................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................10

A. Kesimpulan................................................................................10

Daftar Pustaka...................................................................................12

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Multikultural merupakan sebuah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan manusia. Setiap manusia tentunya memiliki perbedaan dalam
hidupnya, baik dari sisi internal ataupun eksternal manusia itu sendiri.
Multikultural merupakan sebuah kondisi manusia yang terdiri dari berbagai
macam suku bangsa dan budaya. Faktor utama yang memicu timbulnya
multikulturalisme adalah latar belakang (historis), kondisi geografis, dan
keterbukaan terhadap budaya luar. Multikulturalisme dapat memicu timbulnya
sifat-sifat tertentu dalam kelompok manusia yang ada.

Pendekatan multikultural sangat diperlukan sekali guna membangun


integritas budaya manusia. Isu-isu multikultiralisme mulai muncul di
Indonesia pada tahun 2002 sebagai alternatif guna merekatkan berbagai
perbedaan yang ada di Indonesia. Isu-isu multikulralisme ini muncul akibat
anggapan kurang relevannya budaya diakibatkan oleh berbegai problem-
problem politik pada saat itu.

Perbedaan-perbedaan budaya yang ada pada manusia akan mudah


diintegrasikan dengan pendekatan multikulturalisme. Makalah ini berusaha
menguraikan sebuah pendekatan multikulturalisme agar perbedaan-perbedaam
budaya yang ada dalam kehidupan manusia dapat diintegrasikan dengan
multikulturalisme. Demi tercapainya tujuan tersebut konsep multikulturalisme
harus disebarkan dan difahami oleh umat manusia. Kesamaan pemahaman
antar manusia akan menjadi faktor pendukung terciptanya pengintergrasian
budaya.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dan maksud Multikulturalisme?
2. Seperti apa konsep dan bagaimana persebaran multikulturalisme?
3. Kapan multikulturalisme muncul, serta bagaimana proses kemunculannya?

1
C. Tujuan
1. Memberikan pengertian dan penjelasan mengenai definisi
multikulturalisme agar pembaca mampu memahami arti dasar
multikulturalisme
2. Menyajikan konsep dan perseberan multikulturalisme supaya pembaca
dapat memahami isi dari multikulturalisme
3. Menceritakan sejarah tentang munculnya multikulturalisme agar pembaca
bisa mengetahui kapan dan dimana multikulturalisme hadir dan bagaimana
proses munculnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi multikulturalisme

Akar kata dari multikulturalisme adalah kultur yang berasal


dari bahasa Inggris culture yang jika diartikan kedalam bahasa
Indonesia berarti budaya. Dunia merupakan wadah dari
multikulturalisme, tidak ada satupun tempat atau wilayah di dunia
ini yang tidak ada multikulturalisme. Terdapat beberapa pengertian
multikulturalisme menurut para ahli, diantaranya:
A. Menurut May, multikulturalisme adalah suatu pendekatan yang
menggantikan universalisme serta berusaha untuk
memperkenalkan etnik yang tidak perlu dan tidak mendukung ke
dalam wilayah perhatian atau kegiatan masyarakat sipil1.
B. Steinberg berpendapat bahwa multikulturalisme adalah suatu
posisi multikultural guna menjawab perbedaan yang ada yang
memiliki keterkaitan dengan rasial, golongan sosial-ekonomim
genderm bahasa, budaya, jenis klamin, dan ketunaan2.
C. Light Calhoun dan Keller kulturalisme didefinisikan sebagai
suatu pendekatan untuk kehidupan dalam suatu masyarakat
prulalis yang menuntut menemukan cara-cara bagi manusia
untuk memahami dan berhubungan dengan menusia lainnya
yang tidak bergantung kepada persamaan mereka, tetapi lebih
menghargai perbedaaan yang ada diantara mereka.

Multikulturalisme pada dasarnya terdiri atas dua kata yaitu


multi yang memiliki arti banyak dan kultur yang berarti budaya.
Para ahli telah memberikan beberapa definisi multikulturalisme
menurut perspektifnya, dari beberapa pendapat para ahli tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa multikulturalisme adalah sebuah
ideologi atau faham yang menghendaki adanya persatuan dari
1
Stephen May, “Towards critical multiculturalism,Critical multiculturalism: rethinking
multicultural and antiracist education”, Hongkong: Falmer Press, 1999, hal 2.
2
R. Shirley Steinberg, “Perkembangan Multikulturalisme”, Jakarta: Bina Ilmu, 2009, hal 217.

3
berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial yang
ada dalam masyarakat. Multikulturalisme sering digunakan dalam
menggambarkan kesartuan dari berbagai etni berbeda yang ada pada
masyarakat. Multikulturalisme mengakui realitas keragaman budaya
yang mencakup keberagaman tradisional dan keanekaragaman
bentuk kehidupan manusia.

Multikulturalisme muncul dilatarbelakangi oleh asumsi


bahwa setiap manusia memiliki identitas, sejarah, pengalaman hidup
dan kecenderungan psikologi yang berbeda beda3. Latar belakang
munculnya multikulturalisme ini menjadikan perbedaan agama,
keragaman pandangan, pemikiran, budaya, suku, merupakan sebuah
anugrah dari tuhan yang tidak dapat ditolak adanya. Kehidupan
manusia yang cenderung hidup secara sosial dengan berbagai
individu atau kelompok yang berbeda latarbelakangnya menjadi
tidak bisa dihindari. Manusia dipaksa untuk hidup secara
berdampingan walaupun mereka memiliki banyak perbedaan karena
memang pada dasarnya menusia adalah makhluk sosial yang tidak
akan bisa hidup sendiri.

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa memiliki


ketergantungan terhadap orang lain dalam memenuhi hajat
hidupnya. Manusia entah menyadarinya atau tidak mereka semua
akan memiliki sifat saling membutuhkan satu dengan lainnya yang
cukup kuat. Berbagai kebutuhan manusia akan dapat dipenuhi ketika
manusia memiliki kesadaran dan penghormatan atas hak-hak
manusia yang lainnya. Pada tengah-tengah kehidupan manusia
sering terjadi kondisi nyata yang menunjukkan adanya perbedaan
dengan manusia lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan
sebuah hal yang sangat lumrah, namun perbedaan yang ada sering
menimbulkan konflik dalam kehidupan manusia.

3
M. Ainul Yaqin, “Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding Untuk Demokrasi
dan Keadilan”, Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2005, hal. 34

4
2.2 Konsep dan persebaran multikulturalisme

A. Konsep Multikulturalisme

Konsep multikulturalisme lebih menekankan relasi atau


hubungan antar kebudayaan artinya bahwa keberadaan suatu
kebudayaan harus mempertimbangkan keberadaan kebudayaan
lainnya. Pernyataan konsep tersebut melahirkan gagasan
kesetaraan, toleransi, saling menghargai dan sebagainya.
Membangun masyarakat yang multikulturalisme berarti
membangun suatu ideologi dimana penempatannya harus setara
dalam hal perbedaan. Konsep dalam ilmu pengetahuan
khususnya yaitu ilmu social, konsep multikulturalisme
mempunyai banyak perbedaan pengertian. Bikhu Parekh,
mengatakan multikulturalisme mengandung tiga komponen,
pertama adalah konsep ini terkait kebudayaan, kedua yaitu
konsep yang merujuk kepada pluralitas budaya, dan ketiga
mengandug cara tertentu utuk merespons pluralitas itu.
Multikulturalisme merupakan bukanlah doktrin politik
melainkan sebagai cara pandang atau ideologi dalam kehidupan
manusia. Multikutularisme membentuk Negara di dunia tersusun
dari anekaragam kebudayaan, artinya memang benar adanya
perbedaan-perbedaan. Multikulturalisme sebagai ideologi
menjadi pengelola perbedaan kebudayaan warga Negara dengan
mengutamakan kesetaraan dan saling mengharagi.4

B. Persebaran Multikulturalisme
Perseberan multikulturalisme yaitu tentang pendidikan
multikultural, akan tetapi pendidikan multikultural masih belum
sepenuhnya dipakai karena terdapat kontravensi pendapat. Salah satu
pendapat yang mengkritik bahwa pendidikan multikultural itu bersifat
memecah belah karena pengakuan terhadap hakikat hidup setiap
kebudayaan yang akan melahirkan bentuk-bentuk yang khas.
4
Achmad Fedyani Syaifuddin, “Membumikan Multikulturalisme di Indonesia,” dalam Etnovisi,
ed. Nurman Ahmad (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2006), 506.

5
Pendidikan multikular masih dibuat dengan rancangan yang tepat guna
tidak terjadinya kesalahpahaman. Pendidikan multikultural di
Indonesia dan Asia Tenggara menunjukkan bahwa setiap negara
berupuya merumuskan pengertian dan penerapan konsep pendidikan
multikultural dan akan cenderung fleksibel karena setiap budaya akan
mengalami perubahan di setiap waktu sehingga pendidikan
multikultural dibentuk secara berkesinambungan dan konsisten.5

Pendidikan multikultural sampai saat ini masih dikaji, ada


beberapa kelemahan di pendidikan ini, yaitu pertama, belum adanya
tulisan secara spesifik dan eksplisit menggagas model pembelajaran
yang ideal yang sesuai dengan konteks sosial budaya setempat. Kedua,
minimnya hasil penelitian lapangan, hal ini dapat mempengaruhi
minimnya wawasan seseorang penulis tentang realistis di lapangan.
Ketiga, minimnya lembaga pendidikan yang menyelenggarakan atau
mendasarkan pendidikannya pada perspektif multikultural yang tepat.
Keempat, kurangnya fasilitas, termasuk kurangnya materi buku atau
referensi yang aktual. Pendidikan multikultural belum bisa dilakukan
dengan maksimal dikarenakan budaya yang berbeda di setiap daerah,
akan tetapi pendidikan ini berusaha untuk mempersatukan atas
keragaman budaya yang berbeda.6

2.3 Akar sejarah multikulturalisme

Multikulturalisme berawal dari ide kekuatan budaya dalam


pembangunan sosial, pengakuan dan implementasi kepentingan
kelompok. Keanekaragaman yang ada tentu saja memiliki arti yang
luas disrtiap Negara yang memilik budaya yang bearagam.
Keragaman suku, ras, agama, dan budaya jika diatur oleh Negara
maka akan menimbulkan masalah dan konflik dalam bidang
pembangunan masyarakat. Multikulturalisme muncul sebagai
landasan untuk mempertimbangkan perlindungan dan

5
Achmad Fedyani Syaifuddin, 4-5.
6
Ahmad Khairuddin, “Epistemologi Pendidikan Multikultural di Indonesia,”Jurnal Ijtimaiyah, Vol.
2, No. 1 (Januari-Juni, 2018), 14.

6
pengembangan keragaman serta nilai-nlai yang mendasarinya.
Multikulturalisme bisa dikatakan sebagai sebuah gerakan untu
mewujudkan kesederajatan dalam perbedaan.
Multikulturalisme secara historis diperkenalkan oleh J.
Hector dengan teori melting pot. Isi teori itu menekankan pada
peyatuan beragam budaya dan melecehkan budaya asal, terutama di
Amerika. Hector berpendapat bahwa imigran Amerika hanya
memiliki satu budaya baru yaitu monokultural mereka itu lebih
menonjol sebagai white angso saxon protentant, artinya mereka
adalah imigran yang mempunyai kultur kulit putih yang bearasal
dari Eropa. Teori melting pot ini mendapat kritik ketika komposisi
etnik Amerika semakin beragam dan budaya nya semakin majemuk
sehingga lahirlah teori baru yang dipopulerkan oleh Horace Kallen
dengan nama salad bowl atau teori gado-gado. Teori ini tentu saja
berbeda dengan teori melting pot, karena teori salad bowl atau teori
gado-gado ini tidak menghilangkan budaya asal dan kultur-kultur
lain diluar white angso saxon protentant diakomodasi dengan baik,
sehingga masing-masing dari kultur yang ada berkontribusi dalam
membangun budaya Amerika sebagai budaya nasional7.
Bangsa Amerika berusaha memperkuat bangsanya dengan
berbagai teori diatas dalam mebangun kesatuan dan persatuan. Pada
dekade 1960-an masih ada masyarakat yang merasa hak-hak sebagai
warga sipil belum terpenuhi. Bangsa Amerika hitam sebagai imigran
Amerika Latin atau etnik minoritas lainnya merasa hak-hak mereka
tidak terlindungi (Abdullah, 2006: 14). Mereka kemudian
mengembangkan Multiculturalism atas dasar apa yang terjadi.
Multiculturalism menekankan penghargaan dan penghormatan
terhadap hak-hak minoritas, baik itu minoritas dari segi etnik,
agama, ras bahkan warna kulit. Mutikulturalisme merupakan sebuah
konsep yang pada akhirnya digunakan untuk membangun kekuatan

7
Uun Lionar, Agus Mulyana, “ Nilai-Nilai Multikultural Dalam Pembelajaran Sejarah:
Identifikasi Pada Silabus”, Dalam IJSSE: Indonesian Journal Of Social Science Education
Volume 1, Nomor 1, Januari 2019, 13

7
sebuah bangsa yang memiliki latar belakang etnik, agama, ras,
budaya, dan bahasa yang berbeda dengan menghargai dan
menghormati hak-hak sipil mapun hak-hak minoritas8. Awal tahun
1980-an gerakan multikulturalisme yang dimulai dari Kanada dan
Australia menyebar ke Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Swedia
dan Negara-negara Eropa lainnya. Negara-negara tersebut telah
memperlihatkan prinsip-prinsip multikultural dengan sukses, karena
imigran tidak hanya membawa keragaman bahasa, tetapi juga
menigkatkan kemampuan bangsa lokal tentang warisan budaya lain,
dan mereka juga berkontribusi terhadap daya saing negara dan
pengembangan hubungan internasional.9.
Multikulturalisme memandang budaya minoritas dan budaya
mayoritas itu berbeda, karena makna dari multikulturalisme
pertama-tama mempertimbangkan keragaman etnis, ras dan budaya,
serta nilai-nilai yang digunakan atas dasar keragaman tersebut10.
Multikultural bia dilacak secara historis, khusunya di Inodenesia.
Secara historis, sejak jatuhnya Presiden Soeharto dari kekuasaannya
kebudayaan Indonesia cenderung mengalami disintegrasi.
Azyumardi Azra melihat bahwa krisis moneter, ekonomi dan politik
yang bermula sejak akhir 1997, pada akhirnya juga telah
mengakibatkan terjadinya krisis sosio-kultural dalam kehidupan
bangsa dan negara11. Soyomukti (2015: 101) berpendapat bahwa
paham multikulturalisme di Indonesia menjadi semarak kembali
setelah masyarakat belajar dari pengalaman pahit dari diterapkannya
politik monokulturalisme selama 32 tahun oleh kekuasaan Orde
Baru. Contoh konkret dari praktek monokulturalisme adalah
diskriminasi terhadap orang Tionghoa yang berkaitan dengan

8
Ibid, 13
9
Vladimiras Gražulis, Liudmila Mockienÿ, Multikulturalisme Melalui Prisme Sejarah:
Pengalaman Dan Perspektif Dan Pelajaran Untuk Dibeli, Manajemen Sumber Daya Manusia &
Ergonomi Volume Xi No 1, 2017, 37
10
Habib Zarbaliyev, Multikulturalisme Di Era Globalisasi: Sejarah Dan Tantangan Untuk
Indonesia, dalam IJSS.Vol.13, No.1, September 2017, 2
11
Adri Lundeto, Menakar Akar-Akar Multikulturalisme Pendidikan Di Indonesia, dalam Jurnal
Pendidikan Islam Iqra’ Vol. 11 Nomor 2, 2017, 44

8
penyelenggaraan perayaan agama. Pada Januari 2000, presiden
Abdurrahman Wahid mencabut instruksi presiden nomor 41 tahun
1967 yang kemudian mengakhiri diskriminasi tersebut (Bertrand,
2012: 166).

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Multikulturalisme sebuah faham yang menghendaki adanya


persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status
sosial yang ada dalam masyarakat. Multikulturalisme biasanya
menggambarkan kesatuan dari berbagai kelompok etnik berbeda yang
ada pada masyarakat. Multikulturalisme adalah keragaman budaya yang
mencakup keberagaman tradisional dan keanekaragaman bentuk
kehidupan manusia. Multikulturalisme muncul sebagai landasan untuk
mempertimbangkan perlindungan dan pengembangan keragaman serta
nilai-nlai yang mendasarinya. Multikulturalisme bisa dikatakan sebagai
sebuah gerakan untu mewujudkan kesederajatan dalam perbedaan.
terbukti bahwa sejak zaman peradaban kuno, proses ini terus berjalan
seiring dengan kemajuan.
Multikulturalisme tidak boleh dianggap sebagai hambatan atau
ancaman, karena dalam hal ini tentu saja harus dilihat sebagai peluang
untuk mendapatkan keuntungan dari kekuatan budaya lain dan mencari
keuntungan tambahan. Membangun masyarakat yang multikulturalisme
berarti membangun suatu ideologi dimana penempatannya harus setara
dalam hal perbedaan. Konsep dalam ilmu pengetahuan khususnya
adalah ilmu sosial dan tentunya konsep multikulturalisme mempunyai
banyak perbedaan pengertian.
Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menghargai
perbedaan. Pendidikan multikultural senantiasa menciptakan struktur
dan proses dimana setiap kebudayaan bisa melakukan ekspresi.
Pendidikan multikultural masih belum sepenuhnya dipakai karena
terdapat kontravensi pendapat. Salah satu pendapat yang mengkritik
bahwa pendidikan multikultural itu bersifat memecah belah karena
pengakuan terhadap hakikat hidup setiap kebudayaan yang akan
melahirkan bentuk-bentuk yang khas. Pendidikan multikultural masih

10
dibuat dengan rancangan yang tepat guna tidak terjadinya
kesalahpahaman. Pendidikan multikultural di Indonesia dan Asia
Tenggara menunjukkan bahwa setiap negara berupuya merumuskan
pengertian dan penerapan konsep pendidikan multikultural dan akan
cenderung fleksibel karena setiap budaya akan mengalami perubahan di
setiap waktu sehingga pendidikan multikultural dibentuk secara
berkesinambungan dan konsisten.

11
Daftar Pustaka

Gražulis , Vladimiras. Mockienÿ, Liudmila. “Multikulturalisme Melalui Prisme


Sejarah: Pengalaman dan Perspektif dan Pelajaran Untuk Dibeli.
Manajemen Sumber Daya Manusia & Ergonomi. Volume Xi No 1. 2017.

Khairuddin , Ahmad. “Epistemologi Pendidikan Multikultural di Indonesia”.


Jurnal Ijtimaiyah. Vol. 2. No. 1. 2018.

Lionar, Uun. Mulyana, Agus. “Nilai-Nilai Multikultural Dalam Pembelajaran


Sejarah: Identifikasi Pada Silabus”. IJSSE: Indonesian Journal Of Social
Science Education. Volume 1. Nomor 1. 2019.

Lundeto , Adri. “ Menakar Akar-Akar Multikulturalisme Pendidikan Di


Indonesia”. Jurnal Pendidikan Islam Iqra’. Vol. 11 Nomor 2. 2017.

May, Stephen. “Towards critical multiculturalism,critical multiculturalism:


rethinking multicultural and antiracist education”. (Hongkong: Falmer
Press). 1999.

Stinberg, R. Shirley. “Perkembangan Multikulturalisme”. (Jakarta: Bina Ilmu).


2009.

Syaifuddin, Achmad Fedyani Syaifuddin. “Membumikan Multikulturalisme di


Indonesia.” Etnovisi, ed. Nurman Ahmad. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik). 2006..

Yaqin, M. Ainul. “Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding untuk


Demokrasidan Keadilan”. (Yogyakarta: Nuansa Aksara). 2005.

Zarbaliyev, Habib. “Multikulturalisme di Era Globalisasi: Sejarah Dan Tantangan


Untuk Indonesia”. IJSS. Vol.13. No.1. 2017.

12

Anda mungkin juga menyukai