Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Budaya lokal
Oleh:
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si
NIP. 195808071986031002
SURABAYA
MEI 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat dan nikmatnya kami dapat menyelesaikan makalah guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Budaya Lokal yang berjudul
“Multikulturalisme”. Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Alhamdulillah atas
limpahan karunia kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT berikan
kepada kami sehingga makalah ini dapat disusun melalui beberapa sumber
refrensi yaitu melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3
A. Konsep Multikulturalisme........................................................5
B. Persebaran Multikulturalisme...................................................5
A. Kesimpulan................................................................................10
Daftar Pustaka...................................................................................12
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Multikultural merupakan sebuah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan manusia. Setiap manusia tentunya memiliki perbedaan dalam
hidupnya, baik dari sisi internal ataupun eksternal manusia itu sendiri.
Multikultural merupakan sebuah kondisi manusia yang terdiri dari berbagai
macam suku bangsa dan budaya. Faktor utama yang memicu timbulnya
multikulturalisme adalah latar belakang (historis), kondisi geografis, dan
keterbukaan terhadap budaya luar. Multikulturalisme dapat memicu timbulnya
sifat-sifat tertentu dalam kelompok manusia yang ada.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dan maksud Multikulturalisme?
2. Seperti apa konsep dan bagaimana persebaran multikulturalisme?
3. Kapan multikulturalisme muncul, serta bagaimana proses kemunculannya?
1
C. Tujuan
1. Memberikan pengertian dan penjelasan mengenai definisi
multikulturalisme agar pembaca mampu memahami arti dasar
multikulturalisme
2. Menyajikan konsep dan perseberan multikulturalisme supaya pembaca
dapat memahami isi dari multikulturalisme
3. Menceritakan sejarah tentang munculnya multikulturalisme agar pembaca
bisa mengetahui kapan dan dimana multikulturalisme hadir dan bagaimana
proses munculnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial yang
ada dalam masyarakat. Multikulturalisme sering digunakan dalam
menggambarkan kesartuan dari berbagai etni berbeda yang ada pada
masyarakat. Multikulturalisme mengakui realitas keragaman budaya
yang mencakup keberagaman tradisional dan keanekaragaman
bentuk kehidupan manusia.
3
M. Ainul Yaqin, “Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding Untuk Demokrasi
dan Keadilan”, Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2005, hal. 34
4
2.2 Konsep dan persebaran multikulturalisme
A. Konsep Multikulturalisme
B. Persebaran Multikulturalisme
Perseberan multikulturalisme yaitu tentang pendidikan
multikultural, akan tetapi pendidikan multikultural masih belum
sepenuhnya dipakai karena terdapat kontravensi pendapat. Salah satu
pendapat yang mengkritik bahwa pendidikan multikultural itu bersifat
memecah belah karena pengakuan terhadap hakikat hidup setiap
kebudayaan yang akan melahirkan bentuk-bentuk yang khas.
4
Achmad Fedyani Syaifuddin, “Membumikan Multikulturalisme di Indonesia,” dalam Etnovisi,
ed. Nurman Ahmad (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2006), 506.
5
Pendidikan multikular masih dibuat dengan rancangan yang tepat guna
tidak terjadinya kesalahpahaman. Pendidikan multikultural di
Indonesia dan Asia Tenggara menunjukkan bahwa setiap negara
berupuya merumuskan pengertian dan penerapan konsep pendidikan
multikultural dan akan cenderung fleksibel karena setiap budaya akan
mengalami perubahan di setiap waktu sehingga pendidikan
multikultural dibentuk secara berkesinambungan dan konsisten.5
5
Achmad Fedyani Syaifuddin, 4-5.
6
Ahmad Khairuddin, “Epistemologi Pendidikan Multikultural di Indonesia,”Jurnal Ijtimaiyah, Vol.
2, No. 1 (Januari-Juni, 2018), 14.
6
pengembangan keragaman serta nilai-nlai yang mendasarinya.
Multikulturalisme bisa dikatakan sebagai sebuah gerakan untu
mewujudkan kesederajatan dalam perbedaan.
Multikulturalisme secara historis diperkenalkan oleh J.
Hector dengan teori melting pot. Isi teori itu menekankan pada
peyatuan beragam budaya dan melecehkan budaya asal, terutama di
Amerika. Hector berpendapat bahwa imigran Amerika hanya
memiliki satu budaya baru yaitu monokultural mereka itu lebih
menonjol sebagai white angso saxon protentant, artinya mereka
adalah imigran yang mempunyai kultur kulit putih yang bearasal
dari Eropa. Teori melting pot ini mendapat kritik ketika komposisi
etnik Amerika semakin beragam dan budaya nya semakin majemuk
sehingga lahirlah teori baru yang dipopulerkan oleh Horace Kallen
dengan nama salad bowl atau teori gado-gado. Teori ini tentu saja
berbeda dengan teori melting pot, karena teori salad bowl atau teori
gado-gado ini tidak menghilangkan budaya asal dan kultur-kultur
lain diluar white angso saxon protentant diakomodasi dengan baik,
sehingga masing-masing dari kultur yang ada berkontribusi dalam
membangun budaya Amerika sebagai budaya nasional7.
Bangsa Amerika berusaha memperkuat bangsanya dengan
berbagai teori diatas dalam mebangun kesatuan dan persatuan. Pada
dekade 1960-an masih ada masyarakat yang merasa hak-hak sebagai
warga sipil belum terpenuhi. Bangsa Amerika hitam sebagai imigran
Amerika Latin atau etnik minoritas lainnya merasa hak-hak mereka
tidak terlindungi (Abdullah, 2006: 14). Mereka kemudian
mengembangkan Multiculturalism atas dasar apa yang terjadi.
Multiculturalism menekankan penghargaan dan penghormatan
terhadap hak-hak minoritas, baik itu minoritas dari segi etnik,
agama, ras bahkan warna kulit. Mutikulturalisme merupakan sebuah
konsep yang pada akhirnya digunakan untuk membangun kekuatan
7
Uun Lionar, Agus Mulyana, “ Nilai-Nilai Multikultural Dalam Pembelajaran Sejarah:
Identifikasi Pada Silabus”, Dalam IJSSE: Indonesian Journal Of Social Science Education
Volume 1, Nomor 1, Januari 2019, 13
7
sebuah bangsa yang memiliki latar belakang etnik, agama, ras,
budaya, dan bahasa yang berbeda dengan menghargai dan
menghormati hak-hak sipil mapun hak-hak minoritas8. Awal tahun
1980-an gerakan multikulturalisme yang dimulai dari Kanada dan
Australia menyebar ke Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Swedia
dan Negara-negara Eropa lainnya. Negara-negara tersebut telah
memperlihatkan prinsip-prinsip multikultural dengan sukses, karena
imigran tidak hanya membawa keragaman bahasa, tetapi juga
menigkatkan kemampuan bangsa lokal tentang warisan budaya lain,
dan mereka juga berkontribusi terhadap daya saing negara dan
pengembangan hubungan internasional.9.
Multikulturalisme memandang budaya minoritas dan budaya
mayoritas itu berbeda, karena makna dari multikulturalisme
pertama-tama mempertimbangkan keragaman etnis, ras dan budaya,
serta nilai-nilai yang digunakan atas dasar keragaman tersebut10.
Multikultural bia dilacak secara historis, khusunya di Inodenesia.
Secara historis, sejak jatuhnya Presiden Soeharto dari kekuasaannya
kebudayaan Indonesia cenderung mengalami disintegrasi.
Azyumardi Azra melihat bahwa krisis moneter, ekonomi dan politik
yang bermula sejak akhir 1997, pada akhirnya juga telah
mengakibatkan terjadinya krisis sosio-kultural dalam kehidupan
bangsa dan negara11. Soyomukti (2015: 101) berpendapat bahwa
paham multikulturalisme di Indonesia menjadi semarak kembali
setelah masyarakat belajar dari pengalaman pahit dari diterapkannya
politik monokulturalisme selama 32 tahun oleh kekuasaan Orde
Baru. Contoh konkret dari praktek monokulturalisme adalah
diskriminasi terhadap orang Tionghoa yang berkaitan dengan
8
Ibid, 13
9
Vladimiras Gražulis, Liudmila Mockienÿ, Multikulturalisme Melalui Prisme Sejarah:
Pengalaman Dan Perspektif Dan Pelajaran Untuk Dibeli, Manajemen Sumber Daya Manusia &
Ergonomi Volume Xi No 1, 2017, 37
10
Habib Zarbaliyev, Multikulturalisme Di Era Globalisasi: Sejarah Dan Tantangan Untuk
Indonesia, dalam IJSS.Vol.13, No.1, September 2017, 2
11
Adri Lundeto, Menakar Akar-Akar Multikulturalisme Pendidikan Di Indonesia, dalam Jurnal
Pendidikan Islam Iqra’ Vol. 11 Nomor 2, 2017, 44
8
penyelenggaraan perayaan agama. Pada Januari 2000, presiden
Abdurrahman Wahid mencabut instruksi presiden nomor 41 tahun
1967 yang kemudian mengakhiri diskriminasi tersebut (Bertrand,
2012: 166).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
dibuat dengan rancangan yang tepat guna tidak terjadinya
kesalahpahaman. Pendidikan multikultural di Indonesia dan Asia
Tenggara menunjukkan bahwa setiap negara berupuya merumuskan
pengertian dan penerapan konsep pendidikan multikultural dan akan
cenderung fleksibel karena setiap budaya akan mengalami perubahan di
setiap waktu sehingga pendidikan multikultural dibentuk secara
berkesinambungan dan konsisten.
11
Daftar Pustaka
12