Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Kami tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya nantinya
menjadi laporan yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si Yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana
mestinya bagi yang membutuhkan.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................................................................
BAB II.........................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................
A. Sejarah Antropologi Kognitif..............................................................................................................
B. Definisi Antropologi Kognitif..............................................................................................................
C. Tokoh-Tokoh Mazhab Antropologi Kognitif.......................................................................................
D. Konsep Antropologi Kognitif..............................................................................................................
BAB III........................................................................................................................................................
PENUTUP...................................................................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kognitif merupakan salah satu teori yang dicetuskan oleh Jean Piaget, kognitif sendiri
merupakan suatu pendekatan idealis untuk mempelajari kondisi manusia. Bidang antropologi
kognitif berfokus pada studi tentang hubungan antara budaya manusia dan pikiran manusia.
Berbeda dengan beberapa pendekatan antropologis sebelumnya, budaya tidak dipandang
sebagai fenomena material, tetapi organisasi lebih kognitif dari fenomena materi.
Antropologi kognitif mempelajari bagaimana orang memahami dan mengatur material objek,
peristiwa, dan pengalaman yang membentuk dunia mereka sebagai orang yang mereka
belajar memahaminya. Ini adalah pendekatan yang menekankan bagaimana orang-orang
memahami realitas menurut mereka sendiri kognitif kategori adat, bukan dari para ahli
antropologi.
Antropologi kognitif berpendapat bahwa peristiwa perintah masing-masing
kebudayaan, material kehidupan dan ide-ide, dengan kriteria sendiri. Kognitif adalah salah
satu ilmu yang mempelajari bagaimana orang memahami dan mengatur material objek,
peristiwa, dan pengalaman yang membentuk dunia mereka sebagai orang yang mereka
belajar memahaminya. antropologi kognitif berpendapat bahwa peristiwa perintah masing-
masing kebudayaan, material kehidupan dan ide-ide, dengan kriteria sendiri.
Tujuan mendasar dari antropologi kognitif adalah terpercaya mewakili sistem logis
pemikiran orang lain sesuai dengan kriteria, yang dapat ditemukan dan diulang melalui
analisis.
Antropologi kognitif menekankan aturan perilaku yang menyatakan bahwa itu bisa
memprediksi perilaku manusia, temenggambarkan prilaku apa yang diharapkan secara sosial
dan budaya atau yang sesuai dalam situasi dan konteks tertentu. Hal ini tidak peduli dengan
menggambarkan peristiwa untuk menjelaskan atau menemukan proses-proses perubahan.
Selanjutnya, pendekatan ini menyatakan bahwa setiap kebudayaan mencakup sistem
organisasi sendiri yang unik untuk memahami hal-hal, kejadian, dan perilaku. Sebagian
ulama berpendapat bahwa perlu untuk mengembangkan beberapa teori budaya sebelum
berjuang untuk akhirnya dapat menyebabkan teori grand Budaya
B. Rumusan masalah
1. Apa sejarah dari antropologi kognitif ?
2. Apa definisi dari antropologi kognitif ?
3. Siapa saja tokoh dari antropologi kognitif ?
4. Apa konsep dari antropologi kognitif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah antropologi kognitif.
2. Untuk mengetahui definisi antropologi kognitif.
3. Untuk mengetahui siapa saja antropologi kognitif.
4. Untuk mengetahui berbagai macam konsep kognitif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Antropologi Kognitif
Kesatuan konsep fisik manusia yang di kembangkan oleh aldolf bastian pada abad ke-
19 yang mengemukakan bahwa ingin mendapatkan kesatuan fisik fisik umat manusia dalam
merespon sitimulan – stimulant yang sama. Manusia sendiri harus mempunyai fisi dasar tau
mental yang sama. Studi antropologi kognitif modern oleh tokoh frans boaz. Perkembangan
yang paling signifikan berasal dari Lounsbury dan Ward Goodenough yang memenekankan
bahwa berbagai bangsa memiliki persepsi yang berbeda tentang dunia yang melahirkan
premis dasar dari Etnografi baru yang dikenal dengan etnosains.
Kelahiran antropologi kognitif sendiri bukan tanpa alasan, dimana ini merupakan
sebuah upaya agar antropologi tidak terjebak pada ruang yang disebut etnosentrisme. Secara
sederhana, etnosentrisme ini adalah proses memandang kebudayaan seseorang dari budaya
kita sendiri. lahirnya antropologi kognitif tentu untuk menghindari terjadinya distorsi
etnosentrime dalam melihat individu dan masyarakat tertentu. Hal inilah yang kemudian
membuat antropologi kognitif lebih memandang kebudayaan melalui kognisi subjek yang
dicari, supaya dalam memperlakukan individu dan masyarakat sebagai subjek, karena dia
yang memiliki fikiran dan orientasi kebudayaannya sendiri.
Asumsi dasar memandang kebudayaan sebagai kognisi manusia atau melihat kaitan
antara bahasa, kebudayaan, dan kognisi manusia. Tokoh yang terkenal dalam ilmu
antropologi kognitif adalah Ward H. Goodenough. Kajian antropologi kognitif menjelaskan
bagaimana manusia memandang benda, kejadian, dan makna dari dunianya sendiri.
Goodenough juga memandang bahwa kebudayaan bukanlah fenomenamaterial (benda,
prilaku, emosi) namun lebih menjadi bagaimana cara pengaturan hal-hal tersebut.
Menurut Harnish ilmu kognitif adalah ilmu yang mempelajari pemeriksaan ilmiah
kognisi sesuai dengan metode enam disiplin ilmu yaitu, filsafat, psikologi, linguistic, ilmu
computer, ilmu saraf dan antropologi. Antropologi kognitif sendiri bagaimana kita
melalukann suatu pendekatan idealis untuk mempelajari kondisi manusia. Bidang antropologi
kognitif berfokus pada stdi tentang hubungan antara budaya manusia dan pikiran manusia.
Berbeda dengan beberapa pendekatan antropologis sebelumnya, budaya tidak dipandang
sebagai fenomena material, tetapi organisasi lebih kognitif dari fenomena materi.
Ward Hunt Goodde Nough adalah salah seorang ahli linguistik yang juga tertarik pada
kebudayaan. Ia banyak melakukan kajian linguistik sekira Tahun 1950. Menurut Ward Hunt
Goodde Nough kebudayaan adalah merupakan bagian dari kognisi manusia, yang dimana
bagaimana pelaku budaya dalam hal ini manusia dapat memahami dan memaknai benda,
kejadian atau setiap peristiwa dalam kehidupannya. Kita bisa melihat Goodde Nough tidak
begitu menghabiskan konsentrasinya pada aspek material kebudayaan semata, namun, lebih
dari itu ia lebih kepada upaya mengungkap makna dan fikiran yang terdapat pada material
kebudayaan.
Menurut S. Gáliková, Pergeseran tematik dan metodologis besar terjadi dengan kritik
dan penurunan behaviorisme ketat tidak hanya di bidang psikologi (psikologi kognitif), yang
tidak sengaja terhubung dengan munculnya komputer dan kemajuan teknologi informasi.
Tumbuhnya pengaruh penelitian kognitif memiliki dampak utama pada psikologi. Terutama
psikologi, kecerdasan buatan, linguistik, antropologi, dan ilmu saraf yang merasakan dampak
dari pertumbuhan pengaruh penelitian kognitif. Ilmuwan kognitif,
Tedapat bahasan dalam memahami suatu aspek kebudayaan tertentu, hal ini
dikarenakan kita tidak mungkin secara langsung dapat mengkaji fikiran seseorang, sehingga
melalui bahasa dan prilaku, fikiran itu diungkapkan. Untuk itu, objek dari antropologi
kognitif adalah bahasa kebudayaan dan kognisi, yakni bagaimana manusia sebagai pelaku
budaya memandang benda, memperlakukan benda dan memaknai benda. Sehingga, individu
dan masyarakat dapat memaknai dunianya sendiri. Antropologi kognitif terdiri atas dua
bahasan yaitu :
a) Bahasa sebagai bahan mentah kebudayaan, kemunculan tiap kebudayaan material dalam
kehidupan manusia didahului oleh lahirnya persepsi, naluri, pikiran manusia.
b) Kebudayaan adalah kognisi manusia, seluruh kebudayaan materil yang dihasilkan manusia
pada dasarnya hanyalah akibat dari kemampuan pikiran manusia dalam berkreasi. Penelitian
antropologi kognitif : bahasa + budaya dan kepribadian + budaya menjadi analisis kosa kata
dan analisis karakter manusia menjadi perubahan kebudayaaan.
Jika kita melihat dalam ruang Sosiologi Antropologi kognitif, agama diletakkan
sebagai bagian dari budaya manusia. Hal ini disebabkan sebuah cara berfikir bahwa tidak
mungkin kita tidak berkebudayaan. Agama merupakan praktek kebudayaan, sehingga dalam
konteks ini, agama dilihat atau diletakkan sebagai fikiran, mood, perasaan, keyakinan dan
sebuah nilai. Jika kita menelaah secara seksama, agama tidak dilihat sebagai sebuah tindakan
semata, bukan dari aspek materialnya sepeti gedung Gereja, Masjid, Totem ( Durhaim),
namun, agama dalam konteks ini sebagai sebuah sistem fikiran, sistem pengetahuan yang
menciptakan tindakan dan material – material kebudayaan. Jadi, material simbol agama itu
didahului oleh sistem berfikir, sistem nilai dan sistem keyakinan. Alasannya adalah karena
material kebudayaan akibat dari sistem berfikir. Sehingga kita dapat menarik suatu
kesimpulan, agama dalam teori antropologi kognitif ia adalah word view (pandangan dunia),
sebuah konsepsi tentang dunia dan gagasan tatanan sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Makalah ini sudag dijelaskan mengenai sejarah, definisi, tokoh, dan konsep
antropologi kognitif . Dengan adanya makalah ini, kami berharap semoga teman-teman dapat
memahami sejarah, definisi, tokoh dan konsep antropologi kognitif serta dapat bermanfaat
dalam mempelajari bagaiman cara memahami dan mengatur material objek, peristiwa dan
pengalaman dalam bidang budaya Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan dan apabila terdapat kesalahan mohon dimaklumi dan
dimaafkan.
DAFTAR PUSTAKA