Disusun Oleh :
PRIYA JATI KUSUMA
i
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Multikularisme dalam era
globalisasi” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun makalah
yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata, sebagai penyusun
saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata Bahasa
penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Saya berharap semoga karya ilmiah yang saya susun ini dapat memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman akan budaya, serta memiliki
wilayah yang sangat luas. Dimana, wilayah yang sangat luas ini menyebabkan terjadinya
interaksi dan integrasi ekonomi sulit merata antar masyarakat sehingga terjadi tumpang tindih
akan kesejahteraan masyarakat. dan dimana Indonesia bisa disebut dengan negara
multikultural. Multikultural dapat dipahami sebagai pandangan dimana dikenal dengan ragam
kehidupan dunia dan juga kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan terhadap
banyak keragaman dan berbagai macam kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Masyarakat
multikultural menganggap bahwa sejumlah perbedaan yang ada dalam satu masyarakat plural
dan heterogen tersebut merupakan bagian dari identitasnya. Konsep multikultural mengakui
adanya perbedaan-perbedaan dalam identitas yang juga berbeda (intra cultural differentiation).
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Prof. Dr. Supardi Suparlan multikultural merupakan sebuah ideologi yang
menjunjung tinggi adanya perbedaan budaya atau sebuah keyakinan yang mengakui dan
mendorong terwujudnya pluralisme (keberagaman) budaya sebagai suatu corak kehidupan
masyarakat.
Menurut Bikhu Parekh, seorang akademisi dan ahli teori politisi, multikultural
merupakan kesepakatan yang telah dibuat oleh masyarakat yang didasari oleh rasa kesatuan
dengan mengesampingkan perbedaan seperti perbedaan agama, etnis, politik, budaya, dan
perbedaan lainnya.
2
Sedangkan menurut Azyumardi Azra, Multikultural adalah suatu paradigma hidup
bermasyarakat yang didasari atas persatuan yang mengesampingkan perbedaan untuk
mengantisipasi terjadinya konflik sosial lainnya melalui kerjasama.
Sehingga konsep dari multikulturalisme itu sendiri adalah suatu pandangan dunia yang
kemudian diimplementasikan dalam kebijakan mengenai kesedian menerima kelompok lain
secara sama sebagai kesatuan tanpa memperdulikan perbedaan (diferensiasi) seperti perbedaan
budaya, etnik, gender, bahasa, dan agama.
Contoh yang paling nyata adalah semakin meningkatnya keinginan beberapa daerah
tertentu untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, meskipun begitu
jauh pemerintah masih mampu meredam kehendak tersebut sehingga perceraian daerah-daerah
tersebut belum terwujud pada saat ini. Konflik-konflik yang terjadi akibat ketidaksetaraan
sosial dan ekonomi juga meningkat pada awal abad keduapuluh satu ini.
Menurut Giddens (1999), globalisasi ini menciptakan zona ekonomi baru dan budaya
baru di dalam dan antar bangsa. H. A. R. Tilaar mengungkapkan bahwa globalisasi dapat
melahirkan kebudayaan yang bersifat monoisme kebudayaan atau monokulturalisme dimana
menyebabkan imperialisme kebudayaan barat dan ini menjadi nilai - nilai intrinsik dan nilai
instrumental dalam masyarakat yang semakin terkikis sejalan dengan arus globalisasi.
Multikulturalisme yang ada di Indonesia sangatlah membutuhkan solidaritas antar sesama
manusia demi terciptanya solidaritas antar masyarakat.
Menurut Emile Durkheim yang dikutip oleh Robert M.Z Lawang (1985:63), bahwa
solidaritas sosial adalah keadaan saling percaya antar anggota kelompok atau komunitas.
Adanya solidaritas yang kuat dan selalu berpegang teguh terhadap nilai gotong-royong,
menjadikan Indonesia tetap aman dan kuat. Akibat arus globalisasi yang masuk dengan tidak
seimbang dan ketidakmampuan dalam memfilter budaya yang masuk dari luar akan menjadi
salah satu faktor penyebab pudarnya jati diri masyarakat.
3
Dalam konteks kehidupan multikultural, pemahaman berdimensi multikultural harus
ada untuk memperluas wacana pemikiran manusia yang masih mempertahankan egoisme
terhadap kebudayaan, agama, dan kelompok. Memelihara kebudayaan dan keberagaman
budaya merupakan interaksi sosial dan politik antara orang yang berbeda cara hidup dan
berpikirnya dalam satu masyarakat. Secara ideal, multikulturalisme berarti penolakan terhadap
kefanatikan dan menerima secara inklusif keanekaragaman yang ada.
4
BAB III
PENUTUP
Multikulturalisme ini adalah keadaan masyarakat yang terdiri atas beberapa elemen
kelompok yang berbeda antara ras, adat, kebiasaan, dan juga kebudayaan yang akan tetap hidup
tanpa adanya pembauran satu sama lain sehingga multikultural disini adalah masyarakat yang
terdiri atas dua atau lebih masyarakat yang secara kultur yang akan mengalami fragmentasi dan
mempunyai struktur sosial kelembagaan yang beda satu sama lain. Multikulturalisme ini
cenderung terjadi karena adanya paksaan di masyarakar karena harus menerima apa yang ada
masyarakat dan juga multikulturalisme ini juga rentan terjadi konflik di dalamnya. Banyak
keanekaragaman ras yang menunjukkan pengelompokan manusia serta keberagaman lainnya
yang terdiri atas beberapa kelompok kecil sehingga tidak ada posisi yang dominan dalam aspek
kehidupan bermasyarakat.
5
DAFTAR PUSTAKA
https://mempelajari.com/masing-masing-berikan-perbandingan-antara-konsep-
multikulturalisme-dengan-kesetaraan
Waters, M. 1995. Globalization. 2nd Edition. Taylor and Francis Group. London.
iv