Anda di halaman 1dari 30

1

MAKALAH STUDI MASYARAKAT INDONESIA

Dampak Globalisasi Terhadap Identitas dan Budaya dalam masyarakat multikultural

Untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester

Dosen Pengampu : Muhammad Faisal, S.H,.M.H

Disusun Oleh :

Dava Pratama Putra (21052079)

DEPARTEMEN ILMU SOSIAL POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023.
2

DAFTAR ISI

HALAMAN……………………………………………………………………………….1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...1

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………..................3

A. Latar Belakang…………………………………………………………………….3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………6
C. Tujuan…………………………………………………………………..................6

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………7

A. Pengaruh Globalisasi terhadap eksistensi budaya di Indonesia…………………...7


B. Dampak Globalisasi terhadap identitas dan budaya……………………………....10
C. Strategi untuk memelihara identitas dan budaya dalam masyarakat
Multicultural………………………………………………………………………13
D. Kaitan Globalisasi dengan Pendidikan Multikultural……………………………..23

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………28

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….28
B. Saran………………………………………………………………………………29

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..30
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Globalisasi merupakan perkembangan yang mempengaruhi terhadap munculnya
berbagai perubahan tatanan dunia. Pengaruh dalam globalisasi ini dapat menyebabkan
berbagai hambatan dan dimana globalisasi mencetuskan konsep “Dunia Tanpa Batas”
yang menjadi realitas serta berpengaruh secara signifikan terhadap perkembanmgan
budaya. Globalisasi ini mengacu kepada seluruh kegiatan masyarakat dunia dimana
intensifikasi hubungan social di seluruh dunia dihubungkan ke daerah terpencil dengan
berbagai cara.

Globalisasi tidak hanya terbatas pada fenomena perdagangan serta aliran keuangan
yang berkembang karena kecenderungan lain yang dapat mendorong kemampuan
teknologi yang memfasilitasi perubahan keuangan. Globaliasi ini dapat dilihat sebagai
kompresi ruang dan waktu dalam hubungan social. Globalisai dapat juga dilihat dari
proses integrasi yang terjadi secara internasional yang disebabkan adanya pertukaran
pandangan secara menyeluruh seperti pemikiran, pandangan dunia, produk, dan
berbagai aspek kebudayaan lainnya.

Waters mendefinisikan globalisasi dengan sebuah proses sosial dapat terjadi, yang
dimana batas geografis telah berpengaruh penting dalam kondisi sosial-budaya dimana
ini dapat mempengaruhi keadaan seseorang.

Multikulturalisme adalah ideologi yang menekankan pengakuan dan penghargaan


pada kesederajatan perbedaan kebudayaan yang ada. Ideologi ini bergandengan dan
saling mendukung dalam proses demokratisasi yang pada dasarnya adalah
kesederajatan pelaku secara individual yang terikat dalam Hak Asasi Manusia dalam
berhadapan dengan kekerasan dan komunitas atau masyarakat setempat.
Upaya penyebarluasan ideologi ini dalam amsyarakat Indonesia harus
bergandengan tangan dengan pemantapan ideologi demokrasi dan kebangsaan yang
4

seimbang, sehingga masyarakat Indonesia nantinya akan mempunyai kesadaran


sebagai warga negara Indonesia dan akan mampu untuk menolak diskriminasi dan
perlakuan sewenang-wenang oleh kelompok masyarakat yang dominan.
Multikulturalisme ini lebih menekankan relasi antar kebudayaan dengan keberadaan
suatu budaya harus mempertimbangkan keberadaan kebudayaan lainnya.
Dikatakan oleh Bikhu Parekh (2001), bahwa multicultural mengandung tiga
komponen, yakni pertama, konsep ini berkaitan dengan kebudayaan, kedua konsep ini
mengacu kepada pluralitas kebudayaan dan ketiga , konsep ini mengandung cara
tertentu untuk merespons pluralitas itu. Oleh sebab itu, multikulturalisme bukanlah
sebuah doktrin npolitik pragmatic melainkan bagaimana cara pandang atau ideologi
dalam kehidupan sehari-hari. Multikulturalisme adalah suatu ideologi jalan keluar dari
persoalan mundurnya kekuatan integrase dan kesadaran nasionalisme suatu bangsa
dikarenakan akibat dari perubahan di tingkat global. Indonesia mengalami perubahan
tersebut setidaknya kekhawatiran terjadinya kemunduran dalam kesadaran
nasionalisme telah terbukti.

Contoh yang paling nyata adalah semakin meningkatnya keinginan beberapa daerah
tertentu untuk memisahkan diri dari negara kesatuan republic Indonesia, meskipun
begitu jauh pemerintah masih mampu meredam kehendak tersebut sehingga perceraian
daerah-daerah tersebut belum terwujud pada saat ini. Konflik-konflik yang terjadi
akibat ketidaksetaraan sosial dan ekonomi juga meningkat pada awal abad keduapuluh
satu ini. Sebagian besar kebudayaan multikultural di dunia dapat digolongkan kedalam
tiga model. Pertama, model yang mengedepankan nasionalitas, dimana ini adalah sosok
baru yang dibangun bersama tanpa memperhatikan keanekaragaman suku bangsa,
agama, dan bahasa, serta nasionalitas ini bekerja sebagai perekat integrasi. Model ini
memandang setiap orang berhak untuk dilindungi negara. Model kebijakan
multikulturalisme ini rentan terjatuh ke dalam kekuasaan otoritarian karena kekuasaan
untuk menentukan unsur integrasi nasional tersebut berada di tangan suatu kelompok
tertentu yang menguasai negara. Nasionalitas dan nasionalisme menjadi tameng bagi
para elite untuk mencapai tujuannya. Kedua, model nasionalitas etnik yang berdasarkan
kesadaran kolektif yang kuat sebagai landasannya adalah hubungan darah dan
kekerabatan dengan para founders. Selain itu, kesatuan bahasa juga merupakan ciri
nasionalitas etnik ini. Model ini dianggap sebagai model tertutup karena orang luar
yang tidak memiliki sangkut paut hubungan darah dengan etnis pendiri bangsa, akan
5

tersingkir menjadi orang luar dan diperlakukan sebagai orang asing. Ketiga, model
multikultural etnik yang mengakui eksistensi dan hak-hak warga etnik secara kolektif.
Dalam model ini keanekaragaman menjadi realitas yang harus diakui negara, dan
identitas serta asal-usul warga negara diperhatikan.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Sehingga dengan adanya globaliasi menimbulkan berbagai
masalah dalam bidang kebudayaan, misalnya hilangnya budaya asli suatu daerah ,
terjadinya erosi nilai-nilai budaya , menurutnya rasa nasionalisme dan patriotism,
hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong dan gaya hidup yang tidak sesuai
dengan kultur Indonesia.

Oleh karena itu, perubahan yang terjadi akibat globalisasi ini sangat mempengaruhi
banyak orang (lintas wilayah, lintas negara, lintas budaya) sehingga secara tidak
langsung dapat mempengaruhi selera, lingkungan dan gaya hidup masyarakat Indonesia
karena banyaknya kultur luar yang masuk ke Indonesia dengan sangat mudah dan tanpa
batas. Akan tetapi Dunia memang selalu berubah dan globalisasi adalah dunia yang
terhubung (connected world) seolah tanpa ada batasnya; atau meminjam istilahnya
McLuhan sebagai global village (McLuhan, 1994) Melalui media yang kian terbuka
dan terjangkau, masyarakat menerima berbagai informasi tentang peradaban baru yang
datang dari seluruh penjuru dunia..Padahal, kita menyadari belum semua warga negara
mampu menilai dan menyaring serta memilah informasi yang diterima. Misalnya,
banjir informasi dan budaya baru yang dibawa media baik media cetak maupun media
elektronik tak jarang teramat asing dari sikap hidup dan norma yang berlaku di
Indonesia.

Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang
menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia
sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan
bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup,
orientasi, dan budaya. Penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi
modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih
baik secara budaya identitas merupakan ciri, symbol, atau suatu penanda yang ada pada
seseorang atau sesuatu sebagai pembeda dengan yang lainnya.
6

Identitas nasional adalah identitas yang ada pada kelompok yang lebih besar.
Sedangkan identitas nasional bangsa Indonesia yaitu, identitas yang ada pada negara
Indonesia seperti Bahasa, kebudayaan, kesenian, dan lainnya. Adapun identitas
nasional menurut (Kaelan 2007), bahwa identitas nasional pada hakikatnya adalah
manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan
satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu
bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Oleh karena itu kebudayaan
mempengaruhi suatu identitas nasional bangsa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah saya paparkan diatas, maka saya telah
merumuskan beberapa masalah diantaranya :
1. Bagaimana Pengaruh globalisasi terhadap eksistensi budaya di Indonesia?
2. Bagaimana Dampak globalisasi terhadap identitas dan budaya?
3. Bagaimana strategi untuk memelihara identitas dan budaya dalam masyarakat
multicultural?
4. Bagaimana kaitan Globalisasi dengan Pendidikan multikultural?

C. Tujuan

Berdasarkan Latar belakang di atas maka tujuan dari penyusunan makalah ini antar lain:

1. Dapat mengetahui maksud dari dampak globalisasi terhadap identitas budaya dalam
masyarakat multicultural.
2. Dapat mengetahui maksud pengaruh globalisasi terhadap eksistensi budaya di
Indonesia.
3. Dapat mengetahui strategi apa saja yang dapat memelihara identitas dan budaya
dalam masyarakat multicultural
4. Dapat mengetahui kaitan globalisasi dengan Pendidikan multicultural.
7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengaruh globalisasi terhadap eksistensi budaya di Indonesia


Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya
bangsa Indonesia. Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan
sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian
budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi)
mengakibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri.

Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong-royong dan sopan berganti


dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara)
misalnya, dua puluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat
untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan
dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan
budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-
kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat
disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Padahal kebudayaan-
kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata
budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah,
juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal
lain yang merupakan pengaruh globalisasi dalah dalam pemakaian Bahasa Indonesia
yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa).

Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak,
Ibu, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan
nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka
menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan
lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda menggunakan bahasa Indonesia
dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti Ok, No problem dan Yes, bahkan kata-
kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering
8

diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV


dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan
fashion. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma
kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi
remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan
bagian tubuh tertentu. Budaya berpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-
majalah luar negeri yang ditransformasikan ke dalam sinetron-sinetron Indonesia.
Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta
„menyumbang‟ bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi
trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan barat
ialah meluasnya. anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di barat
merupakan suatau yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan
teknologi) diterima dengan „baik‟. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai
sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia) sehingga terbuka pula
konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.

Pola hidup suatu bangsa dapat berubah sejalan dengan berjalannya waktu, dimana
setiap zaman pasti ada perubahan terkait dengan peradaban manusia seperti saat ini
dalam kondisi di era globalisasi masyarakat suatu bangsa cenderung memilih hidup
yang lebih modern dibandingkan dengan hidup yang istilahnya tertinggal oleh zaman.
Hal ini mengakibatkan masyarakat suatu bangsa lebih memilih akan adanya budaya
baru yang masuk dari luar daripada memilih budaya local yang sudah ada sejak dulu di
negaranya sendiri. Dengan kondisi yang seperti itu, dapat membuat budaya local
semakin tersisih bahkan bias saja tergantikan posisinya oleh budaya baru yang berasal
dari luar negara kita.
Berkaitan dengan era globalisasi saat ini yang banyak diperbincangkan oleh
banyak kalangan menjadi suatu ancaman terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia.
Globalisasi sendiri merupakan peristiwa yang menimpa peradaban manusia yang
berupa perubahan dalam kehidupan masyarakat global yang mencakup berbagai aspek-
aspek penting dalam kehidupan. Globalisasi juga dapat menimbulkan bermacam
tantangan serta rintangan terkait kehidupan manusia yang dimana harus di jawab dan
di selesaikan dengan menemukan jalan keluar atau solusinya. Karena globalisasi ini
menimbulkan dampak berupa pengaruh buruk dari dunia luar dengan mudahnya dapat
masuk ke dalam negara kita bahkan tanpa banyak orang yang menyadari bahwa dampak
9

yang ditimbulkan globalisasi tersebut dapat mempengaruhi karakter bangsa Indonesia


menjadi tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia semestinya dan juga dapat
membuat lunturnya nilai-nilai budaya Indonesia terutama para generasi muda yang saat
ini banyak menggemari budaya luar daripada budaya Indonesia sendiri. Itulah yang
sedang terjadi dan dialami oleh negara kita saat ini.

Pengaruh dari globalisasi dalam aspek budaya ini meliputi berbagai hal
diantaranya perubahan gaya hidup serta gaya berpakaian dan yang lainnya yang dimana
saat ini sangat bertentangan dengan nilai nilai budaya bangsa kita. Hilangnya beberapa
budaya local juga menjadi dampak dari adanya pengaruh globalisasi ini, contohnya
yaitu sikap gotong royong yang sekarang sudah hilang karena lebih mementingkan
kepentingan pribadi dan tidak perduli dengan orang lain bahkan sesame bangsa negara
Indonesia. Pada intinya globalisasi ini juga yang merubah sikap bangsa yang awalnya
hidup dengan gotong royong namun pada akhirnya berubah menjadi individualisme.
Dikarenakan dengan banyaknya dampak buruk yang disebabkan oleh
globalisasi, kita perlu memberi Batasan terhadap apa saja yang harus diikuti dan apa
saja yang harus di hindari terkait dengan ruang lingkup globalisasi dalam aspek apapun.

Selain itu, banyak juga cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun warga
negara Indonesia untuk mempertahankan serta melesatarikan budaya-budaya Indonesia
agar mengurangi bahkan mencegah terjadinya kelunturan pada budaya Indonesia di era
globalisasi saat ini dengan melakukan pembelajaran tentang kesenian dan budaya-
budaya local lainnya di sekolah, mengadakan perlombaan mengenai budaya-budaya
yang ada di Indonesia, mengadakan seminar mengenai pentingnya budaya bagi suatu
bangsa, dan lain sebagainya yang dapat berguna serta bermanfaat bagi banyak orang
dan terlebih lagi dapat mempertahankan nilai-nilai budaya Indonesia.

Dengan demikian, adanya globalisasi dapat membuat bangsa kita sendiri. Karena
pada dasarnya globalisasi juga mempunyai banyak dampak positif bukan hanya
dampak negative yang dapat kita ambil dan kita terapkan dalam kehidupan kita.
10

B. Dampak Globalisasi Terhadap Identitas dan Budaya


Globalisasi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap identitas dan budaya
di berbagai belahan dunia. Meskipun globalisasi memberikan manfaat dalam bentuk
pertukaran budaya d berbagai belahan dunia. Meskipun globalisasi memberikan
manfaat dalam bentuk pertukaran budaya dan pemahaman lintas budaya, tetapi juga
menimbulkan beberapa konsekuensi yang penting.

1. Homogenisasi budaya : salah satu dampak globalisasi yang paling mencolok adalah
homogenisasi budaya. Melalui media massa, teknologi informasi, dan perdagangan
internasional, unsur-unsur budaya dari berbagai belahan dunia dengan cepat
menyebar ke berbagai negara. Hal ini sering kali mengakibatkan penteragaman
dalam gaya hidup, pola piker, dan bahkan kesenian. Budaya local yang khas dapat
terancam oleh dominasi budaya yang lebih global, sehingga mengurangi keunikan
dan keberagaman budaya. Homogenisasi budaya mengacu pada proses di mana
budaya-budaya yang berbeda menjadi seragam atau semakin seragam dalam hal
nilai-nilai, norma, praktik, dan bahkan gaya hidup. Hal ini sering kali terjadi sebagai
akibat dari penyebaran globalisasi, di mana elemen-elemen budaya dari negara-
negara maju atau dominan mendominasi dan menggantikan aspek-aspek budaya
lokal di banyak daerah di seluruh dunia.
Proses homogenisasi budaya sering kali berjalan seiring dengan dominasi
budaya populer global, seperti musik, film, dan gaya hidup yang diadopsi oleh
orang-orang di berbagai belahan dunia. Beberapa faktor yang berkontribusi
terhadap homogenisasi budaya meliputi teknologi informasi dan komunikasi yang
memungkinkan penyebaran informasi secara cepat, perubahan ekonomi global
yang mengarah pada dominasi perusahaan multinasional, serta kekuatan politik
yang memengaruhi pembentukan arah budaya.
Meskipun homogenisasi budaya dapat memberikan manfaat dalam bentuk
kesamaan pemahaman dan pengalaman yang bersama, tetapi juga dapat
mengancam keberagaman budaya lokal. Banyak kelompok masyarakat percaya
11

bahwa homogenisasi budaya dapat menyebabkan hilangnya identitas budaya lokal,


tradisi, dan nilai-nilai yang telah ada selama berabad-abad. Hal ini dapat berdampak
negatif terhadap warisan budaya suatu masyarakat dan mengancam keberagaman
global secara keseluruhan.
Penting untuk mendorong pelestarian budaya lokal, mempromosikan apresiasi
terhadap keunikan budaya-budaya tersebut, dan mengambil langkah-langkah untuk
memastikan bahwa proses globalisasi tidak menghilangkan identitas budaya yang
khas dan beragam di berbagai belahan dunia. Melalui pelestarian dan penghargaan
terhadap keberagaman budaya, masyarakat dapat mencapai keseimbangan yang
sehat antara globalisasi dan pelestarian warisan budaya lokal.

2. Peleburan identitas budaya : globalisasi juga telah menghasilkan peleburan identitas


budaya di masyarakat. Dengan penyebaran nilai-nilai dan norma-norma budaya
yang berbeda, individu cenderung mengadopsi elemen-elemen dari budaya lain.
Hal ini dapat mengarah pada hilangnya Batasan yang jelas antara budaya asli dan
budaya yang di adopsi. Identitas budaya seseorang menjadi lebih kompleks dan
terkadang sulit untuk mengidentifikasi satu budaya spesifik yang dimiliki individu
tersebut. Peleburan identitas budaya merujuk pada proses di mana individu atau
kelompok masyarakat mengalami penggabungan atau penyatuan unsur-unsur
budaya dari berbagai latar belakang ke dalam identitas mereka sendiri. Hal ini
sering terjadi dalam situasi di mana individu atau kelompok masyarakat terpapar
dengan budaya yang berbeda dan kemudian mengadopsi elemen-elemen dari
budaya tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Peleburan identitas budaya dapat terjadi secara sukarela atau karena tekanan
sosial atau politik. Contohnya termasuk situasi di mana individu yang berasal dari
latar belakang budaya yang berbeda menikah dan membentuk keluarga yang
menggabungkan tradisi-tradisi dari kedua belah pihak. Hal ini juga dapat terjadi
dalam masyarakat yang multikultural di mana individu secara sukarela mengadopsi
aspek-aspek budaya yang berbeda dari lingkungan sekitarnya.
Namun, peleburan identitas budaya juga dapat menimbulkan konflik atau
kebingungan dalam hal identitas pribadi. Individu mungkin mengalami kesulitan
menentukan identitas mereka sendiri karena pengaruh dari berbagai budaya yang
berbeda. Peleburan identitas budaya juga dapat menimbulkan kekhawatiran tentang
kehilangan warisan budaya unik karena penyerapan budaya asing yang dominan.
12

Dalam konteks globalisasi dan pertukaran budaya yang semakin meningkat,


pelestarian identitas budaya yang khas dan penting. Penting untuk mempromosikan
pemahaman yang sehat tentang beragam identitas budaya, serta mendorong
penghargaan terhadap keunikan masing-masing budaya. Melalui pendidikan dan
penghargaan terhadap keberagaman budaya, masyarakat dapat memastikan bahwa
proses peleburan identitas budaya tidak menghilangkan kekayaan dan keunikan
warisan budaya yang ada. Dengan demikian, penting untuk mengembangkan
pendekatan yang seimbang untuk memungkinkan integrasi budaya yang harmonis
tanpa mengorbankan identitas budaya yang unik dan berharga.

3. Keberagaman budaya yang terancam:


Sementara globalisasi membawa pengaruh budaya dari berbagai belahan dunia,
dampaknya tidak selalu positif. Budaya local yang khas sering kali terancam oleh
dominasi budaya global. Bisnis multinasional dan merek global seringkali
mendominasi pasar local, mengurangi peran dan keberadaan produk dan praktik
budaya local, mengurangi peran dan keberadaan produk dan praktik budaya local.
Hal ini dapat mengarah pada penurunan apresiasi terhadap budaya local dan
mengancam keberagaman budaya di suatu masyarakat. Ada beberapa ancaman
utama terhadap keberagaman budaya termasuk:
• Globalisasi : Dengan penyebaran globalisasi dan dominasi budaya popular
global, budaya local sering kali terdesak dan terancam keberadaannya.
Budaya local cenderung tersingkir atau diabaikan karena pengaruh budaya
global yang lebih dominan.
• Urbanisasi dan modernisasi: pertumbuhan kota-kota besar dan modernisasi
mungkin juga mengakibatkan hilangnya aspek budaya tradisional dan local.
Perubahan gaya hidup dan lingkungan sosial sering kali berdampak pada
hilangnya tradisi dan praktik budaya yang khas dari suatu masyarakat .
• Konflik sosial dan politik : konflik sosial, politik dan perang dapat
,mengakibatkan kerusakan pada warisan budaya dan menyebabkan
hilangnya tradisi, Bahasa, dan praktik budaya yang unik. Pemusnahan situs
budaya dan warisan budaya juga sering terjadi selama konflik bersenjata.
• Modernisasi teknologi : kemajuan teknologi modern sering kali berdampak
pada pergeseran budaya yang cepat, dimana praktik-praktik tradisional
13

digantikan oleh teknologi modern, yang dapat mengancam keberadaan


tradisi dan praktik budaya yang sudah ada lama.
4. Peningkatan pemahaman antar budaya: di sisi lain, globalisasi juga membawa
kesempatan untuk meningkatkan pemahaman antar budaya. Melalui interaksi
dengan orang dari budaya yang berbeda, individu dapat belajar dan memahami
nilai-nilai, tradisi, dan perspektif yang berbeda. Ini dapat memperkaya pengalaman
hidup dan mempromosikan toleransi dan saling pengertian di antara masyarakat
yang beragam.

C. Strategi untuk memelihara identitas dan budaya dalam masyarakat multicultural


memelihara identitas dan budaya dalam masyarakat multicultural merupakan aspek
penting untuk menjaga keberagaman dan mendorong kerukunan antar kelompok.
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk memelihara identitas dan
budaya dalam masyarakat multicultural diantaranya:

1. Pendidikan multicultural
Pendidikan ini termasuk dalam suatu pendekatan progresif yang tujuannya untuk
mengubah Pendidikan secara menyeluruh dengan kritikan dan kekurangan, serta
kegagalan hingga praktek diskriminasi di bidang Pendidikan. Bukan tanpa alas an
mengapa Pendidikan seperti ini ada, muncul berdasarkan cita-cita tentang keadilan
sosial, persamaan Pendidikan dan dedikasi, Pendidikan ini mengakui adanya
sekolah merupakan hal penting dalam meletakkan dasar untuk perubahan
masyarakat. Khususnya dalam menghilangkan tekanan dan ketidakadilan,
sementara tujuan utama dari Pendidikan ini adalah mempengaruhi perubahan sosial
dengan menggabungkan tiga hal, diri sendiri, sekolah, dan masyarakat.

Pendidikan multicultural merupakan salah satu jenis Pendidikan yang berfokus


pada pentingnya menghargai heterogonitas, termasuk pada suku, budaya, etnis yang
diterapkan pada anak sejak dini. Untuk tumbuh menjadi generasi terhadap toleransi
keberagaman. Jenis Pendidikan ini bias diberi secara langsung oleh sekolah, lewat
guru dan diterapkan orang tua di rumah. Pada umumnya, masing-masingindividu
cenderung membentuk konsep diri dan menyesuaikan terhadap focus tertentu.
Beberapa di antaranya focus pada masalah institusional dan sistemik, terhadap
standarisasi test dan ketidaksesuaian pembiayaan.
14

Pendidikan ini awalnya berkembang dari gagasan dan kesadaran


interkulturalisme yang terjadi setelah perang dunia II. Muncul atas gagasan dan
kesadaran mengenai perkembangan politik internasional terkait hak asasi manusia
atau HAM. Selain itu juga pada kemerdekaan dari kolonialisme, diskriminasi rasial
dan lain sebagainya. Selain itu, jenis Pendidikan ini melihat masyarakat secara luas
berdasarkan pandangan bahwa sikap indifference dan non-recognition tak hanya
berasal dari ketimpangan struktur sosial, tetapi juga berdasarkan keterbelakangan
Pendidikan intercultural yang mencakup subjek-subjek atas adanya ketidakadilan,
kemiskinan serta penindasan maupun yang lainnya.

2. Menyelenggarakan acara dan festival budaya


Mengadakan acara dan festival yang memperingati dan menghormati beragam
budaya dalam masyarakat dapat memperkuat pemahaman dan toleransi antar
kelompok.
Contohnya dengan memamerkan desa wisata.yang merupakan destinasi yang
popular di Indonesia. Disana, pengunjung dapat mengetahui dan mengalami
kebudayaan local serta kehidupan masyarakat desa yang autentik. Salah satu daya
Tarik utama desa wisata adalah festival dan acara budayanya yang menarik. Festival
dan acara budaya yang diadakan di desa wisata, mengunkapa kekayaan dan pesona
tradisi local.
Festival tradisional adalah momen yang sangat ditungu-tunggu di desa wisata,
di mana masyarakat desa dan wisatawan dapat memeluk dan merayakan warisan
budaya yang kaya. Festival ini menyajikan berbagai pertunjukan music, tarian, dan
pameran kerajinan tangan tradisional, yang memberikan intisari dari kehidupan
sehari-hari masyarakat desa. Salah satu atraksi utama dalam festival tradisional di
desa wisata adalah pertunjukan tari klasik. Tarian ini menggambarkan keindahan
gerak dan keanggunan budaya local. Penari yang berbakat membawakan tarian
dengan penuh semangat dan keahlian, memadukan Gerakan yang rumit dengan
iringan music tradisonal yang memikat hati penonton. Bukan hanya pertynjukan
tari klasik yang menonjol dalam festival tradisonal di desa wisata, tetapi juga
berbagai jenis kesenian rakyat. Wisatawan akan terpesona oleh kreativitas dan
keterampilan para pengrajin dalam membuat kerajinan tangan tradisonal, seperti
anyaman, patung, dan tekstil. Mereka juga dapat memnyaksikan demostrasi
15

pembuatan kerajinan tersebut dan bahkan berpartisipasi dalam lokakarya untuk


belajar tentang seni dan keterampilan local.

Selain festival tradisional, desa wisata juga mengadakan berbagai acara budaya
yang memberikan pengalaman mendalam tentang kehidupan masyarakat local.
Acara-acara ini memungkinkan wisatawan untuk memahami nilai-nilai dan tradisi
yang dianut oleh masyarakat desa serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk
terlibat dalam aktifitas budaya. Festival dan acara budaya di desa wisata tidak hanya
sebagai ajang hiburan semata, tetapi juga berperan penting dalam mempertahankan
dan melestarikan warisan budaya lokal. Serangkaian acara ini menciptakan
kesadaran akan keunikan budaya setempat dan mendorong generasi muda untuk
berpartisipasi dalam menjaga tradisi hidup. Dengan demikian, tradisi lokal dapat
tetap terjaga dan dilestarikan untuk masa depan.

3. Mendorong Dialog antar-budaya


Mengadakan diskusi terbuka antara berbagai kelompok budaya dapat membantu
memecahkan stereotip, meningkatkan saling pengertian, dan membangun toleransi.
Kebanyakan konflik bermula dari intoleransi yang seringkali disebabkan oleh
ketidaktahuan. Keberagaman dunia memberikan pengalaman yang memperkaya
dalam berbagi dan belajar tentang perbedaan-perbedaan kita, pengalamn yang dapat
mendorong hidup berdampingan secara damai antar bangsa. Dialog antar budaya
mencakup pertukaran ide dan perbedaan dengan tujuan mengembangkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang perspektif dan praktik yang berbeda.
Menurut UNESCO, dialog antar budaya menumbuhkan kohesi sosial dan
membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan
berkelanjutan. Universitas dan Lembaga Pendidikan tinggi mempunyai kapasitas
unik untuk mendorong dialog antar budaya karena keduanya merupakan pusat
pengetahuan da wacana.

Kaum muda ingin membangun masyarakat berdasarkan kesetaraan, keadilan


sosial, inklusi, dan masa depan Bersama, yang semuanya memerlukan pertumbuhan
sosial-ekonomi yang inklusif berdasarkan sisem pemerintahn yang demokratis dan
inklusif serta penghormatan terhadap supremasi hokum dan hak-hak dasar serta
kebebasan, termasuk keanekaragaman budaya. Kaum muda dapat memainkan
16

peran penting dalam memajukan dialog antar budaya dan pemahaman lintas budaya
dan mereka dapat membantu membentuk kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan
budaya komunitas dan negara mereka.

4. Mendukung kegiatan seni dan budaya


Memberikan dukungan kepada komunitas seni dan budaya untuk mempromosikan
karya seni yang mencerminkan identitas dan keberagaman budaya dalam
masyarakat. Seni dan budaya memainkan peran yang sangat penting dalam
memperkuat identitas masyarakat. Identitas masyarakt merujuk pada karakteristik
unik, nilai-nilai, tradisi, dan warisan budaya yang menjadi ciri khas suatu kelompok
atau komunitas. Melalui berbagai ekspresi seni dan budaya, sebuah masyarakat
dapat menggali dan memperkuat identitas mereka, menjaga warisan budaya
mereka, serta mempromosikan keragaman dan persatuan di antara anggotanya.

Salah satu cara terpenting di mana seni dan budaya memperkuat identitas
masyarakat adalah dengan ,menjaga dan melestarikan warisan budaya. Setiap
kelompok masyarakat masyrakat memiliki tradisi, adat-istiadat, cerita rakyat, dan
seni yang unik bagi mereka. Melalui seni, seperti tarian, musik, lukisan, dan patung,
masyarakat dapat merayakan dan memperlihatkan kekayaan budaya mereka kepada
dunia. Warisan budaya ini menjadi bagian integral dari identitas mereka,
menghubungkan generasi sekarang dengan masa lalu mereka, serta memberikan
pijakan untuk masa depan.

Seni juga berfungsi sebagai wadah ekspresi bagi masyarakat untuk


mengkomunikasikan pengalaman, pemikiran, dan perasaan mereka. Melalui seni,
orang dapat menggambarkan kisah hidup mereka, tantangan yang mereka hadapi,
dan aspirasi mereka untuk masa depan. Dalam konteks ini, seni bertindak sebagai
sarana untuk menghubungkan dan membentuk ikatan emosional antara anggota
masyarakat. Seni menginspirasi, menggerakkan, dan mempengaruhi orang-orang,
sehingga menciptakan solidaritas dan rasa persatuan di antara mereka

Selain itu, seni dan budaya juga memainkan peran penting dalam
mempromosikan keragaman dan toleransi dalam masyarakat. Dalam sebuah
masyarakat yang multikultural, seni memungkinkan orang untuk memahami dan
17

menghargai perbedaan budaya, agama, dan latar belakang lainnya. Melalui seni,
masyarakat dapat berbagi pengalaman mereka, menghormati tradisi orang lain, dan
membangun jembatan antara kelompok yang berbeda. Hal ini membantu
mengurangi ketegangan antarbudaya dan meningkatkan saling pengertian antara
anggota masyarakat. Tidak hanya itu, seni dan budaya juga memiliki potensi untuk
mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi. Masyarakat yang memiliki
warisan budaya yang kaya dan menarik sering kali menarik wisatawan, yang pada
gilirannya dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat tersebut. Selain
itu, seni juga dapat menjadi sumber inspirasi dan inovasi dalam berbagai bidang,
termasuk teknologi, desain, dan komunikasi. Seniman dan budayawan dapat
memainkan peran kunci dalam merangsang kreativitas dan menciptakan lapangan
kerja yang baru.

Dalam kesimpulannya, seni dan budaya memainkan peran yang sangat penting
dalam memperkuat identitas masyarakat. Melalui seni dan budaya, masyarakat
dapat menjaga dan memperlihatkan warisan budaya mereka, menghubungkan dan
membentuk ikatan emosional antara anggota masyarakat, mempromosikan
keragaman dan toleransi, serta memberikan dampak sosial dan ekonomi yang
positif. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk mendukung
pengembangan seni dan budaya sebagai upaya untuk memperkuat identitas kolektif
dan memajukan masyarakat secara keseluruhan.

5. Mempromosikan kolaborasi antarbudaya : mendorong kerja sama antara kelompok


budaya yang berbeda melalui proyek-proyek komunitas yang membutuhkan
partisipasi lintas budaya. Kolaborasi budaya adalah proses kerja sama antar
individua tau kelompok yang memiliki budaya yang berbeda-beda dalam mencapai
tujuan Bersama. Kolaborasi budaya memfokuskan pada pengakuan dan
penghargaan terhadap perbedaan budaya yang ada, serta terbuka terhadap ide-ide
dan cara pandang yang berasal dari budaya yang berbeda.

Tujuan dari kolaborasi budaya adalah untuk menciptakan solusi yang inovatif
dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat, serta untuk membangun relasi yang
saling menghargai dan memahami antar budaya. Kolaborasi budaya bias terjadi di
beebagai bidang seperti bisnis, Pendidikan, sosial, dan lainnya. Kolaborasi budaya
18

dapat menciptakan produk-produk pariwisata yang unik dan menarik, sehingga


dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke destinasi pariwisata tersebut.

6. Menghargai Bahasa dan warisan budaya.


Budaya merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam kehidupan manusia.
Ia mencakup nilai-nilai, kepercayaan, adat istiadat, Bahasa, seni , dan segala hal
yang membentuk identitas suatu kelompok atau masyarakat. Enkulturasi budaya
merujuk pada proses di mana individu mempelajari, memahami, dan
menginternalisasikan nilai-nilai budaya mereka melalui interaksi sosial,
Pendidikan, dan pengalaman sehari-hari.

Enkulturasi budaya adalah proses yang tak terhindarkan dan terjadi sepanjang
hidup seseorang. Ia dimulai sejak kita lahir, ketika kita mulai belajar dari
lingkungan sekitar kita, terutama dari keluarga dan masyarakat tempat kita
dibesarkan. Melalui interaksi dengan anggota keluarga, teman sebaya, dan
lingkungan sekitar, kita mempelajari Bahasa, norma-norma sosial, adat-stiadat, dan
nilai-nilai budaya yang dianut oleh kelompok kita.

Pentingnya enkulturasi budaya terletak pada peran pentingnya dalam


membentuk identitas individu dan masyrakat. Budaya memberikan kerangka
referensi dan panduan untuk berinteraksi dengan orang lain, serta membantu kita
memahami peran dan tanggung jawab kita dalam masyarakat. Ia juga
mencerminkan sejarah, tradisi, dan warisan kelompok kita, yang menjadi inti
identitas budaya kita.

Enkulturasi budaya juga berperan dalam emlestarikan dan mempertahankan


warisan budaya yang berharga. Setiap kelompok budaya memiliki praktik, cerita,
seni, dan tradisi yang unik dan berharga. Melalui proses enkulturasi, nilai-nilai dan
tradisi ini diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini memungkinkan kita untuk
mempertahankan dan memperkaya warisan budaya kita, sambal menyesuaikannya
dengan perubahan zaman. Namun, enkulturasi budaya juga dapat menghadapi
tantangan dalam era globalisasi ini. Pengaruh budaya luar yang masuk melalui
media massa, teknologi, dan migrasi dapat mengancam kelestarian budaya local.
19

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengambil langkah-langkah aktif dalam
mempromosikan dan melindungi budaya kita sendiri.

7. Membangun kebijakan inklusif


Membuat kebijakan yang mendukung inklusi dan keberagaman dalam segala aspek
kehidupan, termasuk dalam bidang Pendidikan, pekerjaan, dan layanan public.

Membangun kebijakan inklusif memerlukan pendekatan yang komprehensif dan


progresif. Berikut adalah langkah-langkah penting yang perlu dipertimbangkan
dalam membangun kebijakan inklusif:

• Penelitian dan Analisis Komprehensif: Mulailah dengan melakukan


penelitian menyeluruh untuk memahami kebutuhan dan tantangan yang
dihadapi oleh kelompok yang rentan atau terpinggirkan dalam masyarakat.
Identifikasi area-area di mana inklusi diperlukan dengan mendengarkan
pengalaman dan pandangan dari kelompok-kelompok tersebut.
• Konsultasi dan Partisipasi Masyarakat: Libatkan masyarakat dan
kelompok yang terdampak dalam proses perumusan kebijakan. Dengan
mendengarkan aspirasi dan masukan mereka, Anda dapat memastikan
bahwa kebijakan yang dibuat benar-benar mewakili kepentingan mereka.
• Penetapan Tujuan yang Jelas dan Mengukur Kemajuan: Tetapkan
tujuan yang jelas dan terukur untuk memandu pelaksanaan kebijakan
inklusif. Hal ini akan memungkinkan Anda untuk memantau kemajuan yang
telah dicapai dan membuat penyesuaian jika diperlukan.
• Pelatihan dan Kesadaran: Pastikan bahwa pelatihan dan program
kesadaran diselenggarakan untuk mendorong pemahaman yang lebih baik
tentang pentingnya inklusi dalam masyarakat. Dukung pelatihan untuk
petugas publik dan masyarakat umum untuk memperkuat keterampilan
mereka dalam bekerja dengan populasi yang beragam.
• Kolaborasi dengan Pihak-pihak Terkait: Bangun kemitraan dan kerja
sama dengan organisasi masyarakat, lembaga pemerintah, dan lembaga
swadaya masyarakat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
relevan. Kolaborasi yang kuat dapat membantu memperkuat implementasi
kebijakan inklusif.
20

• Menghilangkan Hambatan dan Diskriminasi: Tetapkan aturan yang


tegas untuk mengatasi diskriminasi dan hambatan sosial yang mungkin
menghambat inklusi. Pastikan bahwa kebijakan tersebut tidak hanya
mengakui keberagaman, tetapi juga melindungi hak-hak individu dari
segala bentuk diskriminasi.
• Aksesibilitas yang Merata: Pastikan bahwa aksesibilitas fisik dan sosial di
semua bidang, seperti pendidikan, layanan kesehatan, dan lapangan kerja,
tersedia untuk semua orang tanpa memandang latar belakang atau kondisi
sosial-ekonomi.
• Kontrol dan Evaluasi yang Rutin: Lakukan evaluasi secara teratur untuk
memastikan bahwa kebijakan inklusif tetap relevan dan efektif. Lakukan
perubahan dan penyesuaian yang diperlukan berdasarkan hasil evaluasi
untuk memastikan kesinambungan keberhasilan kebijakan.
• Penegakan Hukum: Tetapkan undang-undang yang jelas dan tegas yang
mendukung kebijakan inklusif dan melindungi hak-hak individu dari
kelompok yang rentan atau terpinggirkan. Pastikan penegakan hukum yang
ketat terhadap pelanggaran terhadap kebijakan inklusif.
• Transparansi dan Akuntabilitas: Jaga transparansi dalam proses
pembuatan kebijakan dan pertanggungjawaban dalam pelaksanaannya.
Libatkan masyarakat dalam pemantauan dan evaluasi kebijakan untuk
memastikan akuntabilitas yang optimal.
Dengan mengadopsi pendekatan yang holistik dan melibatkan semua pihak yang
terlibat, kebijakan inklusif dapat secara efektif menciptakan masyarakat yang adil,
berkelanjutan, dan menghargai keberagaman.

8. Mengintegrasikan nilai-nilai multicultural dalam aktivitas sehari-hari


Mengintegrasikan nilai-nilai multicultural dalam aktivitas sehari-hari dapat
membantu membangun masyarakat yang lebih inklusif dan menghargai
keberagaman. Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan integrase nilai-nilai
multicultural dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu membangun
masyarakat yang lebih inklusif dan menghargai keberagaman. Berikut adalah
beberapa cara untuk melakukan integrase nilai-nilai multicultural dalam kehidupan
sehari-hari :
21

1. Saling menghormati : berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang


budaya yang berbeda dengan rasa hormat dan kesadaran akan perbedaan yang
ada.
2. Mencari kesempatan belajar : meluangkan waktu untuk memahami budaya,
adat-istiadat, dan tradisi orang-orang di sekitar anda, serta menghargai
perbedaan yang ada.
3. Berpartisipasi dalam acara budaya : menghadiri acara budaya, festival, atau
perayaan agama yang diadakan olehn komunitas lain untuk lebih memahami
keunikan mereka.
4. Berbicara dengan rasa hormat : berbicara dengan penuh perhatian dan hormat
terhadap keyakinan dan budaya orang lain. Hindari prasangka dan stereotif
negative.
5. Makanan dan kuliner : mencoba makanan dari budaya berbeda dapat membantu
anda menghargai keanekargaman kliner dan memahami bagaimana makanan
merupakan bagian penting dari identitas budaya.
6. Pengalaman masyarakat : terlibat dalam kegiatan masyarakat yang melibatkan
berbagai kelompok budaya, seperti kegiatan amal, layanan masyarakat, atau
program-program local yang mendukung keragaman.
7. Bahasa dan komunikasi : mencoba belajar Bahasa lain dan menghargai
pentingnya Bahasa sebagai sarana penting dalam mempertahankan identitas
budaya.
8. Kerjasama Tim multicultural : Bekerja dalam tim yang terdiri dari anggota
dengan latar belakang budaya yang berbeda dapat membantu memperkaya
perspektif dan menciptakan ikatan yang lebih kuat antar anggota tim..
9. Meyelaraskan perayaan dan liburan : Memahami perayaan dan liburan yang
penting bagi komunitas lain di sekitar Anda dapat membantu membangun
pengertian yang lebih baik tentang tradisi dan nilai-nilai mereka.
10. Mendukung Karya seni Multikultural : Menghargai dan mendukung seni,
musik, dan karya sastra yang mencerminkan keberagaman budaya dalam
masyarakat.

Dengan mengadopsi sikap terbuka dan responsif terhadap keberagaman


budaya, kita dapat memperkaya pengalaman hidup kita sendiri sambil
memperkuat hubungan dengan masyarakat yang lebih luas.
22

9. Mengadakan Pelatihan Tentang Kesadaran Budaya


Mengadakan pelatihan tentang kesadaran budaya penting untuk meningkatkan
pemahaman dan penghargaan terhadap keberagaman budaya di lingkungan kerja
atau masyarakat. Berikut ini beberapa langkah yang dapat diikuti dalam
mengadakan pelatihan semacam itu:
1. Penentuan Tujuan dan Fokus : Tentukan tujuan pelatihan dan fokusnya,
misalnya membangun pemahaman yang lebih baik tentang norma dan nilai
budaya, atau meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi secara efektif
dengan individu dari latar belakang budaya yang berbeda.
2. Desain Materi Pelatihan : Sertakan informasi yang relevan tentang budaya,
seperti sejarah, tradisi, agama, dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok
budaya yang berbeda. Jelaskan juga pentingnya memahami budaya dalam
konteks komunikasi dan kerjasama tim.
3. Menggunakan metode partisipasif : Gunakan metode yang melibatkan
partisipasi aktif peserta, seperti diskusi kelompok, simulasi, permainan peran,
atau studi kasus untuk memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam
4. Mengundang pembicara tamu : Undang pembicara tamu dari komunitas yang
mewakili berbagai budaya untuk berbagi pengalaman pribadi mereka, sehingga
peserta pelatihan dapat mendapatkan perspektif langsung dari mereka yang
telah mengalami budaya tersebut.
5. Menyediakan Sumber daya edukasi : Sediakan sumber daya edukasi yang
mendukung pelatihan, seperti buku, artikel, atau video yang dapat membantu
peserta pelatihan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang
keberagaman budaya.
6. Mendorong diskusi terbuka ; Buat suasana yang ramah dan terbuka di mana
peserta pelatihan dapat berbagi pandangan mereka tentang budaya dan
tantangan yang terkait dengan keragaman budaya di tempat kerja atau
masyarakat.
7. Mengukur hasil dan Dampak : Gunakan alat evaluasi untuk mengukur sejauh
mana pelatihan telah berhasil dalam meningkatkan kesadaran budaya dan
memahami dampaknya terhadap interaksi antarbudaya di tempat kerja atau
masyarakat.
23

8. Mengimplementasikan kebijakan Dukungan : Setelah pelatihan selesai,


pastikan untuk mengimplementasikan kebijakan dukungan, seperti menetapkan
pedoman yang mendukung keberagaman, atau menciptakan program
keterlibatan budaya yang berkelanjutan.
9. Memberikan Tindak Lanjut : Lakukan tindak lanjut secara berkala, seperti
pelatihan lanjutan atau sesi refleksi, untuk memastikan bahwa kesadaran budaya
terus diperbarui dan dipertahankan di lingkungan kerja atau masyarakat.

Dengan mengadakan pelatihan tentang kesadaran budaya yang efektif,


organisasi atau masyarakat dapat membangun lingkungan yang inklusif dan
mendukung keberagaman, yang pada akhirnya akan meningkatkan kerjasama
dan produktivitas.

10. Menghormati dan menghargai perbedaan


Menanamkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan sebagai
landasan utama bagi kerukunan antar kelompok dalam masyarakat
multikultural.

Dengan mengimplementasikan strategi-strategi ini, diharapkan masyarakat


dapat memelihara identitas dan budaya mereka sambil memupuk toleransi dan
kerukunan antar kelompok.

D. Kaitan Globalisasi dengan Pendidikan multicultural


Pendidikan multikultural adalah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk
menghargai, menghormati, dan memahami keberagaman budaya, etnis, agama, bahasa,
dan latar belakang sosial dalam lingkungan pendidikan. Pendekatan ini mengakui
bahwa masyarakat kita merupakan masyarakat yang multikultural, di mana individu-
individu dengan latar belakang yang berbeda hidup bersama.

Pendidikan multikultural di perkuliahan melibatkan pengembangan kurikulum yang


mencakup materi dan perspektif yang mencerminkan keberagaman budaya, agama,
etnis, dan latar belakang sosial. Kurikulum yang inklusif juga dapat mencakup studi
kasus, literatur, dan karya seni yang mewakili berbagai budaya. Melihat proses
Pendidikan di Indonesia memang selalu menonjol dan menjadi perdebatan, bahkan dari
24

masa ke masa system Pendidikan yang berubah-ubah selalu menjadi pro dan kontra
masyarakat. Indonesia adalah bangsa yang besar, beribu keragaman etnis, budaya, ras,
dan suku adalah keunikan dari bangsa yang besar serta majemuk ini. Tidak dapat
dipungkiri bahwa keragaman tersebut dapat menjadi sumber konflik yang mengarah
pada disintegrasi bangsa. Dalam era globalisasi ini, sangat dibutuhkan kontribusi dari
generasi masa depan bagi kemajuan Pendidikan di Indonesia.

Oleh karena itu, diperlukan peran penuh Lembaga Pendidikan seperti pengembangan
Pendidikan multicultural di sekolah. Pentingnya Pendidikan multicultural dalam
kemajemukan Indonesia yaitu sebagai media alternatif penyelsaian konflik, peserta
didik sebagai generasi bangsa sangat diharapkan agar tidak meninggalkan akar
budayanya, dan Pendidikan multicultural merupakan Pendidikan yang relevan
dierapkan untuk demokrasi yang ada saat ini.

Ada empat garis besar mengapa Pendidikan multicultural itu penting diterapkan.
1) Sarana penyelesaian konflik, pelaksaan Pendidikan multicultural diyakini bias
menjadi solusi yang realis bagi berbagai fenomena konflik dan disharmonisasi
yang terus terjadi dimasyarakat, khususnya masyarakat Indonesia yang dijuluki
masyarakat majemuk yang multi etnis, multikutur dan multi agama. Artinya,
Pendidikan multicultural dapat menjadi media alternative yang cukup relevan
dalam pemecahan masalah sosial-budaya.
2) Pendidikan multicultural juga berarti dalam usaha membangun peserta didik
agar tetap bertahan dalam akar budaya sendiri, saat peserta didik melakukan
kontak dengan realitas sosial dan budaya di era globalisasi. Untuk menyikapi
kenyataan tersebut, hendaknya peserta didik, diberikan pemahaman mengenai
keragaman.
3) Pendidikan multicultural sebagai landasan pengembangan kurikulum
4) Menuju masyarakat Indonesia yang multicultural

Perkembangan IPTEK yang semakin cepat dan padat dalam era globalisasi
merupakan pertanda dari masyarakat mas adepan. (Filsafat Ilmu, 1981). Perubahan-
perubahan yang sering kita jumpai dewasa ini, merupakan hasil dari kemajuan ilmu
dan teknologi serta bagian dari pusaran arus globalisasi yang membawa pengaruh
25

multimensional. Sehingga diperlukan pembelajaran dengan strategi dan model


perspektif global untuk memenuhi tuntutan kebutuhan peserta didik, masyarakat,
lapangan kerja di era kemajuan IPTEK ini.

Adapun perspektif global ialah suatu cara berpikir terhadap suatu persoalan,
fenomena atauaktivitas dari sudut pandang dari sisi kepentingan dunia atau
internasional. Oleh sebab itu,seyogianya sikap dan tindakan kita mengarah terhadap
kepentingan global. Menurut Rochiati(2002:278), tantangan dunia pendidikan,
dalam perspektif global salah satunya adalah pemahaman pendidikan multikultural
yang tidak rasis untuk mempersiapkan dan mendukung pembelajarantentang proses
kontak antar budaya, pembangunan kemasyarakatan dan aksi kelas. Dalam hal
ini,dunia pendidikan dalam era ini, wajib memahami desad-desus dan konflik
global misalnya :keanekaragaman budaya, ekonomi, politik, soial , konflik ,
masalah HAM, masalah lingkunganseperti : penyakit dan migrasi penduduk,
degradasi lingkungan dan lain-lain.

Oleh karena itu, dalam menghadapi segala tantangan tersebut, pendidikan


multikultural butuh perhatian khusus dengan memperhatikan beberapa aspek yakni:
1) kurikulum multikultural, yangmampu mengintegrasikan proses pembelajaran
yang harus didasarkan pada empat prinsip, yaitu :keragaman budaya dijadikan dasar
penentuan filsafat, keragaman budaya sebagai komponenkurikulum, budaya
sebagai objek dan sumber belajar, kurikulum sebagai media
mengembangkankebudayaan daerah dan nasional. 2) tenaga pendidik, harus
mampu menyusun silabus dan rencanayang sesuai dengan prinsip multikultural. 3)
proses pembelajaran, yang menepatkan peserta didik pada kenyataan sosial
disekitarnya, proses pembelajaran yang dikembangkan misalnya :cooperative
learning, problem solving, inquiry, 4) evaluasi pembelajaran, evaluasi
yangdigunakan mengacu pada kemampuan dan kepribadian peserta didik sesuai
dengan konten yang dikembangkan.
26

Globalisasi dan pendidikan multikultural memiliki keterkaitan yang erat, terutama karena
globalisasi telah mengubah lanskap pendidikan di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa cara
di mana globalisasi dan pendidikan multikultural saling terkait:

1. Akses terhadap Informasi Global: Globalisasi telah memudahkan akses terhadap


informasi dan pengetahuan dari berbagai budaya dan negara, memungkinkan siswa
untuk belajar tentang keberagaman budaya secara langsung dari sumber yang berbeda.

2. Peningkatan Kesadaran Budaya: Melalui globalisasi, siswa dapat menjadi lebih


sadar tentang budaya dan tradisi yang berbeda di seluruh dunia, yang dapat
meningkatkan pemahaman mereka tentang pluralisme dan toleransi.

3. Mengembangkan Keterampilan Antarbudaya: Pendidikan multikultural dalam era


globalisasi membantu siswa mengembangkan keterampilan antarbudaya yang penting
untuk bekerja dan berinteraksi dalam lingkungan multikultural yang semakin
terhubung.

4. Pembelajaran Kolaboratif Global: Globalisasi telah memungkinkan adanya


kolaborasi antara institusi pendidikan di berbagai negara, memungkinkan pertukaran
pengetahuan dan pengalaman langsung antara siswa dari berbagai budaya.

5. Menghadapi Tantangan Global Bersama: Pendidikan multikultural juga


mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global bersama, seperti perubahan
lingkungan, isu kesehatan global, dan masalah sosial yang melintasi batas budaya dan
negara.

6. Peningkatan Pemahaman Sosial dan Politik Global: Melalui pendidikan


multikultural, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu
sosial dan politik global, seperti migrasi, perdagangan internasional, atau konflik
antarbudaya.

7. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis: Pendidikan multikultural dalam


konteks globalisasi mendorong siswa untuk mempertanyakan perspektif mereka sendiri
dan melihat masalah dari berbagai sudut pandang budaya.

8. Peningkatan Penghargaan Terhadap Keberagaman: Globalisasi telah memperkuat


kebutuhan untuk menghargai dan merangkul keberagaman, dan pendidikan
27

multikultural membantu siswa untuk mengembangkan penghargaan yang lebih besar


terhadap keunikan dan keberagaman budaya.

9. Persiapan untuk Pasar Kerja Global: Pendidikan multikultural mempersiapkan


siswa untuk bekerja dalam lingkungan kerja yang semakin terhubung secara global,
membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang keberagaman budaya dan
kemampuan untuk beradaptasi dengan beragam situasi kerja.

Melalui integrasi pendidikan multikultural yang disesuaikan dengan tantangan


globalisasi, pendidikan dapat memainkan peran kunci dalam membentuk generasi
yang terbuka, adaptif, dan dapat bekerja secara efektif dalam masyarakat global
yang semakin terhubung.
28

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dampak globalisasi terhadap identitas dan budaya dalam masyarakat multikultural
telah menyebabkan serangkaian perubahan yang kompleks dan beragam. Meskipun
globalisasi telah membuka pintu bagi interaksi lintas budaya yang luas dan berpotensi
merangsang pertukaran pengetahuan yang berharga, tetapi juga menimbulkan
tantangan baru yang harus diatasi oleh masyarakat multikultural. Beberapa kesimpulan
penting yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Homogenisasi dan Heterogenisasi Identitas: Globalisasi telah
mengakibatkan penyebaran budaya yang seragam di seluruh dunia, yang pada
gilirannya dapat mengancam keberagaman budaya lokal. Namun, di sisi lain,
globalisasi juga telah mendorong perkembangan identitas yang lebih kompleks dan
inklusif, karena individu dapat mengadopsi elemen budaya yang berbeda secara
simultan.
2. Tantangan Terhadap Warisan Budaya: Dalam beberapa kasus, globalisasi telah
menyebabkan tergerusnya praktik-praktik budaya tradisional, bahasa, dan
kebiasaan lokal karena dominasi budaya populer yang seragam. Hal ini telah
memicu kekhawatiran tentang pelestarian warisan budaya yang unik dan penting
bagi identitas masyarakat multikultural.
3. Kemungkinan Pertentangan Budaya dan Identitas: Globalisasi telah memperdalam
interaksi antara berbagai kelompok budaya, yang kadang-kadang juga berpotensi
memicu konflik dan ketegangan budaya yang lebih besar. Perbedaan nilai,
keyakinan, dan norma budaya dapat menimbulkan gesekan antar kelompok dalam
masyarakat multikultural.
4. Peningkatan Kesadaran Budaya: Di sisi lain, globalisasi telah meningkatkan
kesadaran akan keberagaman budaya dan identitas, mendorong masyarakat untuk
lebih menghargai perbedaan dan memperkuat kerjasama lintas budaya.
5. Adopsi Budaya Hybrid dan Sinergi Budaya: Globalisasi telah merangsang
pembentukan budaya baru yang sering kali merupakan gabungan dari berbagai
elemen budaya yang berbeda. Hal ini telah memperkaya kekayaan budaya dan
kreativitas masyarakat multikultural, menciptakan bentuk-bentuk ekspresi budaya
yang inovatif dan menggabungkan tradisi lama dengan tren modern.
29

Kesimpulannya, globalisasi telah memberikan tantangan dan peluang yang kompleks


terhadap identitas dan budaya dalam masyarakat multikultural. Sambil mengakui
dampak negatifnya, penting bagi masyarakat multikultural untuk memelihara dan
memperkuat identitas budaya lokal mereka, sambil secara terbuka dan responsif
mengadopsi elemen baru yang dapat memperkaya kekayaan budaya mereka. Ini
memerlukan pendekatan yang seimbang antara mempertahankan warisan budaya dan
beradaptasi dengan perubahan global yang terus berlanjut.

B. SARAN
Tantangan yang dihadapi oleh identitas dan budaya dalam masyarakat multicultural
akibat globalisasi memerlukan langkah-langkah konkret untuk mmemastikan
pemeliharaan keberagaman budaya. Berikut adalah beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan :
1. Pengembangan Pendidikan multicultural yang holistic.
2. Promosi kegiatan budaya local dan tradisional
3. Penyediaan dukungan untuk industry kreatif local
4. Mendorong serta mendukung dialog antarbudaya
5. Penegakan kebijakan perlindungan warisan budaya
6. Kolaborasi budaya antar negara
7. Promosi nilai-nilai toleransi dan kerukunan

Dengan mengadopsi saran dari pemakalah, masyarakat multikultural dapat


memperkuat identitas dan warisan budaya mereka sambil tetap terbuka terhadap
pengaruh positif dari globalisasi
30

DAFTAR PUSTAKA

• Aliya, Sidqin L. (2020). Jati Diri Multikulturalisme di Era Globalisasi Indonesia,

Dapat diakses https://www.kompasiana.com/aliyalisa/5e807f64d541df29707424b3/jati-


diri-multikulturalisme-di-era-globalisasi-indonesia

• Hanum, F. (2009, December). Pendidikan Multikultural sebagai Sarana Pembentuk


Karakter Bangsa (Dalam Perspektif Sosiologi Pendidikan). In Makalah disampaikan
pada Seminar Regional DIY-Jateng dan sekitarnya yang diselenggarakan
HimpunanMahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta, tanggal
(Vol. 14).

• Giri Wiloso, P. Multikulturalisme dalam perspektif antropologi.

• Mahendra, Sucipta. 1990. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di


Kalangan Generasi Muda. Jakarta: Gramedia.

• Harjosahputro, suhadi dkk. 2005. Studi Masyarakat Indonesia, Surabaya : UNESA


Pers.

• Annisa, Dinnie,dkk. 2021. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI


IDENTITAS NASIONAL BANGSA INDONESIA SAAT INI. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia.

• Ningsih, A. R. (2018). Pendidikan Multikultural: Penguatan Identitas Nasional di


Era Revolusi Industri 4.0. 44-49

Anda mungkin juga menyukai