Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

GLOBALISASI BUDAYA

KELOMPOK 3

NURFADHILAH CAESARY.MP. (E022231016)

JESIKA ANASTASIA (E022231021)

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN ...............................................................................................................3
LATAR BELAKANG ........................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................5
TUJUAN .......................................................................................................................5
GOLBALISASI BUDAYA ......................................................................................................6
DEFINISI GLOBALISASI..................................................................................................6
DIFUSI BUDAYA ............................................................................................................8
GLOBALISASI BUDAYA ................................................................................................ 12
Budaya Indonesia di era globalisasi ...................................................................... 13
PERSPEKTIF GLOBALISASI BUDAYA ............................................................................. 14
DAMPAK GLOBALISASI BUDAYA.................................................................................. 15
SOLUSI ATAS DAMPAK GLOBALISASI BUDAYA ............................................................. 19
Melestarikan Budaya Melalui Pendidikan dan Penelitian ........................................ 20
Pengembangan Produk Budaya Berbasis Lokal ....................................................... 20
Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengembangkan Budaya ................................. 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 23


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam era modern ini, globalisasi telah menjadi fenomena yang mendominasi
berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu dimensi yang paling terasa dari
globalisasi adalah dampaknya terhadap budaya. Globalisasi budaya mencakup
perubahan-perubahan dalam cara manusia berinteraksi, berkomunikasi, dan
mengalami kehidupan sehari-hari mereka. Dengan adanya kemajuan teknologi,
pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan interkoneksi yang semakin erat antarnegara,
batas-batas geografis dan budaya semakin terasa tipis. Yang ditandai oleh kemajuan
teknologi, konektivitas global, dan pertukaran informasi yang cepat, konsep
globalisasi telah mengubah secara mendasar cara kita memandang dunia.
Globalisasi tidak hanya mencakup aspek ekonomi dan politik, tetapi juga secara
signifikan memengaruhi kerangka budaya masyarakat di seluruh dunia. Fenomena
ini, yang dikenal sebagai globalisasi budaya, telah menarik perhatian para ahli dari
berbagai disiplin ilmu untuk memahami dampaknya, baik positif maupun negative.
Arjun Appadurai (1990), seorang antropolog terkemuka, menggambarkan
globalisasi budaya sebagai proses di mana unsur-unsur budaya seperti nilai, norma,
dan praktik bergerak melintasi batas nasional, menciptakan medan global yang
kompleks. Pada saat yang sama, seorang sosiolog, memperkenalkan istilah
"glocalization," menggarisbawahi adanya interaksi dinamis antara dimensi global
dan lokal dalam penyebaran budaya (Roland Robertson, 1990).
Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi pandangan beberapa ahli kunci
seperti (Anthony Giddens, 1990) yang menyoroti peran krusial teknologi informasi
dalam mempercepat globalisasi budaya. Dengan konsep "McDonaldization,"
membawa kita ke dalam realitas ekonomi dan konsumen yang semakin seragam di
berbagai penjuru dunia (George Ritzer, 1993).
Selain itu, kita juga akan melihat bagaimana pandangan mengenai
homogenisasi dan heterogenisasi budaya dalam konteks globalisasi, serta
bagaimana beberapa kelompok dan individu meresponsnya dengan penolakan dan
resistensi.
Melalui penelusuran konsep-konsep ini, kita dapat memahami kompleksitas
dinamika globalisasi budaya, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, dan
merenungkan implikasi mendalamnya terhadap keberagaman budaya di berbagai
komunitas. Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk menyajikan landasan
pemahaman yang kokoh mengenai globalisasi budaya berdasarkan pandangan para
ahli, membuka pintu untuk diskusi lebih lanjut tentang peran budaya dalam era
global.
Globalisasi budaya merujuk pada proses di mana elemen-elemen budaya
seperti nilai, norma, gaya hidup, dan ekspresi seni menjadi tersebar secara luas di
seluruh dunia. Ini melibatkan pertukaran informasi, ide, dan praktik budaya antara
berbagai komunitas di berbagai bagian dunia.
Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki perubahan-perubahan yang terjadi
dalam budaya manusia seiring dengan fenomena globalisasi. Sebagai konsep yang
kompleks, globalisasi budaya melibatkan pertukaran unsur-unsur budaya
antarbangsa, pengaruh media massa, serta adaptasi dan transformasi nilai-nilai
tradisional dalam masyarakat. Kajian ini tidak hanya akan mengeksplorasi dampak
positif, tetapi juga perubahan-perubahan yang menimbulkan tantangan terhadap
keberagaman budaya.
Menggali lebih dalam ke dalam isu ini, kita akan melihat bagaimana
globalisasi budaya tidak hanya membawa berbagai aspek positif seperti akses lebih
luas terhadap informasi dan kemajuan teknologi, tetapi juga menghadirkan risiko
terhadap homogenisasi budaya dan kehilangan identitas lokal. Oleh karena itu,
penting untuk mengkaji bagaimana masyarakat dapat merespon dan mengelola
pengaruh globalisasi budaya agar dapat menjaga keberagaman dan kekayaan
budaya yang dimiliki setiap komunitas.
Melalui makalah ini, diharapkan kita dapat lebih memahami dinamika
kompleks globalisasi budaya dan mengidentifikasi upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk merawat dan melestarikan warisan budaya dalam menghadapi arus
globalisasi yang terus berkembang. Dengan demikian, kita dapat memandang
globalisasi sebagai peluang untuk memperkaya budaya, bukan sebagai ancaman
terhadap keberagaman manusia,
B. RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan definisi dari globalisasi!


2. Menjelaskan apa itu difusi budaya!
3. Menjelaskan globalisasi budaya!
4. Menjelaskan presfektif globalisasi!
5. Dampak globalisasi budaya.
a. Dampak terhadap bidang pendiddikan
b. Dampak terhadap budaya nasional
c. Dampak terhadap gaya pemrtintahan
6. Apa Solusi atas dampak globalisasi budaya?

C. TUJUAN

1. Memahami definisi globalisasi


2. Memahami difusi budaya
3. Memahami globalisasi budaya
4. Memahami presfektif globalisasi
5. Menggalih dampak globalisasi budaya pada bidang Pendidikan,
budaya nasional dan gaya pemerintahan
6. Medapatkan Solusi atas dampak globalisasi budaya
GOLBALISASI BUDAYA

A. DEFINISI GLOBALISASI

“Globalisasi” berasal dari kata “globe” yang artinya dunia. Globalisasi artinya
proses mendunia atau menuju dunia. Globalisasi adalah sebuah istilah yang
memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antara
bangsa dan antara manusia diseluruh dunia melalui perdagangan, investasi,
perjalanan, budaya popular dan bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi bias. Globalisasi adalah proses, di mana berbagai peristiwa,
keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi
penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.

Francois Chaubet menjelaskan dalam bukunya, bahwa proses globalisasi ada


sejak manusia memasuki masa sejarah, ketika tersusunnya system politik, ekonomi,
agama, teknik, dan budaya supralokal mengakibatkan serangkaian penyingkapan
sekat-sekat. Awal mula dinamika global pertama yang disebut sebagai “globalisasi
kuno” ini berhasil ditandai, yakni sejak zaman perunggu mulai tahun 4000 SM
hingga Awal abad ke-17. globalisasi dapat diartikan sebagai perkembangan yang
relatif sangat cepat di dalam teknologi, komunikasi, informasi, transformasi, yang
bisa membawa bagian-bagian yang jauh menjadi hal-hal yang dapat dijangkau
dengan mudah. Secara historis, globalisasi berarti meluasnya suatu kebudayaan dan
iptek keseluruh dunia. Globalisasi juga berarti suatu fonomena khusus dalam
peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan
bagian dari proses manusia global itu. (BAB II, n.d.)

Menurut Princeton N. Lyman, globalisasi biasanya diartikan dengan


pernyataan pembangun disegala bidang, baik ekonomi, politik, maupun budaya.
Menurut para ilmuwan yaitu dari kelompok transformasioanalis bahwa globalisasi
adalah kekuatan utama dibalik perubahan-perubahan sosial, ekonomi dan politik
yang tengah menentukan kembali masyarakat modern dan tatanan dunia
(worldorder). Mereka menyatakan bahwa proses globalisasi yang tengah
berlangsung saat ini secara historis belum pernah terjadi sebelumnya, dimana tidak
ada lagi perbedaan antara internasioanal dan domestik karena hubungan-hubungan
internal dan eksternal tidak lagi menjadi jelas.

Kondisi sosial di negara-negara berkembang dalam menghadapi terpecah


menjadi dua golongan yaitu golongan yang pro dan yang anti. Golongan yang pro-
globalisasi giat mempromosikan bahwa globalisasi adalah suatu keharusan sejarah
yang tidak bisa ditolak. Sedangkan golongan yang anti globalisasi mencemaskan
adanya globalisasi dan bahkan mengatakan bahwa globalisasi adalah “kolonisasi
modern”. Globalisasi adalah rekayasa kaum kapalitas global untuk menguasai
ekonomi, sosial, polotik dan budaya (pendidikan). Dengan demikian, globalisasi
adalah suatu himpunan proses global berbagai jenis objek melibatkan berbagai
bidang aktivitas manusia. Objek yang diglobalisasikan boleh fisik atau nonfisik.
Objek-objek yang mengalami proses globalisasi berbeda-beda. Proses globalisasi
yang dialami juga berbedabeda, baik proses globalisasi teknologi, maupun proses
globalisasi budaya. Globalisasi adalah suatu tatanan masyarakat yang mendunia
dan tidak mengenal batas wilayah serta globalisasi yang pada hakikatnya adalah
suatu proses dari gagasan yang dimunculkan kemudian ditawarkan untuk diikuti
oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama bagi
bangsa-bangsa diseluruh dunia (Amini dkk, 2020). (Hafizah, 2023)

Proses globalisasi teknologi dapat berupa kemajuan di bidang komunikasi,


seperti televisi, radio, dan internet. Kita dapat melihat dan memperoleh informasi
sebagai peristiwa di dunia dalam waktu singkat. Globalisasi membawa perpindahan
teknologi dari negara maju ke negara berkembang sehingga memberi pengaruh
terhadap kemajuan pembangunan. Perkembangan teknologi sangat diterima baik
oleh bangsa dan negara sehingga terjadi perubahan teknonologi. perubahan
teknologi berupa adanya satelit, internet, multimedia, dan telkomunikasi yang akan
membawa perubahan pada dunia baru dan pergeseran peradaban di era milinium
baru. Adapun proses globalisasi budaya dapat terlihat dari pengadopsian budaya
luar.
Globalisasi dapat memperluas wawasan budaya, meningkatkan kemampuan
bahasa Asing, meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap mental ke arah yang
lebih baik, meningkatkan produktivitas kerja, dan memberikan arah dalam
bertingkah laku. Perkembangan globalisasi kebudayaan secara insentif terjadi pada
pada awal abad ke-20 dengan berembanganya teknologi komunikasi. Kontak
melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar
bangsa. perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah
dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi
kebudayaan.

B. DIFUSI BUDAYA

Difusi adalah penyebaran unsur budaya dari satu kelompok ke kelompok


lainnya. Difusi terjadi dalam hubungan antar manusia (kebudayaan), dan dalam
prosesnya terjadinya proses penyerapan. Dalam proses difusi tidak ada Pelajaran,
tetapi pengambilan dari system organisasi atau unit-unitnya akan ciri-ciri dan
kompleks kebudayaan (Lauer,1993).

Difusi ialah distribusi ataupun suatu yang bersifat tersebarnya akan budaya
tersebut baik secara ilmu geografi,yang memang dapat melakukan akan
perpindahan suatu bangsa- bangsa di permukaan bumi ini. Untuk proses dalam hal
difusi dapat disebutkan penyebaran manusia.

Difusi kebudayaan bagi F. Ratzel tahun (1844-1904), difusi selaku


pemindahan faktor sesuatu budaya kepada budaya lain. Faktor serta watak budaya
tersebut digunakan buat menuntaskan permasalahan ataupun dicampurkan buat jadi
komprehensif, di mana unsur akan budaya itu yang tak berkaitan baik antara yang
satu terhadap hal yang lainnya ( Malinowski, 1983: 27). Sejarah akan hal itu berasal
dari proses dalam penyebaran faktor budaya yang diucap proses difusi ini ialah
salah satu objek riset ilmu antropologi, paling utama sub akan ilmu antropologi
yang memang diakronik. (Zulfah, n.d.)
Adapun proses terhadap difusi dari didalam unsur budaya ayang mana
diantara lainnya yang diakibatkan dari migrasi bangsa tersebut yang mana
berpindah akan dari salah satu tempat terhadap tempat lainnya di mana berupa
tempat di permukaanbumi .

Paling utama terhadap era prasejarah sendiri, dimana kala itu kelompok dari
manusia sendiri yang akan hidup selaku sosok pemburu terhadap bermigrasi yang
akan menempuh suatu jarak yang memang sangatlah besar sekali , adapun unsur
dari bentuk kebudayaan adalah berupa hal yang memang mereka akan membawa
pula ikut sertanya penyebaran yang luas( Koentjaraningrat, 1996: 152).

Metode lain difusi kebudayaan merupakan ikatan yang diakibatkan oleh


perdagangan, tetapi dengan karena yang lebih jauh daripada yang terjalin pada
ikatan simbiotis. Unsur- unsur kebudayaan asing di membawa oleh para orang
dagang masuk kedalam kebudayaan penerima, tidak terencana serta tanpa paksaan,
dengan mengambil sebutan dari ilmu antropologi, kerap diucap
pacitifiquepenetration yang berarti pendapatan secara damai. Pendapatan secara
damai pasti pula terdapat pada wujud ikatan yang diakibatkan oleh usaha dari
penyiar agama. Jadi, datanglah para penyiar agama serta mulailah proses akulturasi
yang ialah akibat dari kegiatan tersebut.

Dari dua orang yang merupakan antropolog terkemuka, ialah Melville J.


Herskovits serta Bronislaw Malinowski, yang mana merka mengemukakan kalau
Cultural Determinism berarti seluruh suatu hal ada didalam warga didetetapkan
terdapatnya oleh suatu kebudayaan dan juga dipunyai oleh warga itu. Setelah itu,
Herskovits juga berpandangan bahwa kebudayaan selaku hal atau suatu yang
memang super organik dalam halnya,sebab kebudayaan akan turun-temurun yang
mana dari generasi terhadap generasi kedepan senantiasa akan hidup terus-menerus,
meski ada beberapa orang yang jadi satu kelompok atau warga tetap silih saling
berubah juga yang diakibatkan oleh kematian serta kelahiran . Dengan demikian,
sukar sekali buat memperoleh pembatasan penafsiran ataupun definisi yang tegas
serta terinci yang mencakup seluruh suatu yang sepatutnya tercantum dalam
penafsiran tersebut.

Didalam antroplogi sendiri akulturasi juga merupakan hal suatu proses dalam
sosial yang mana seketika dalam suatu kebudyaan tertentu akann berhdapan sendiri
dengan beberapa unsur yang berasal dari budaya orang asing.Yang mana
selanjutnya akan tahapan unsur-unsur itu akan dengan mudah diterima dan diolah
sehingga akan masuk ke dalam kebudyaan tersebut,akan tetapi akan tetap
mempertahanakn kepribadian kebudayaan sebelumnya dan tidak
menghilangkanya.Dalam mendeskripsikan proses akulturasi butuh mencermati
gimana kondisi warga penerima, siapa agents of acculturationnya, saluran ataupun
media apa yang dilalui, bagian tradisi mana yang terserang pengaruh, dan
bagaimana reaksi masyarakat terhadap pengaruh tersebut.

Difusi adalah proses yang memicu berlangsungnya perubahan sosial. Difusi


budaya merupakan penyebarluasan ciri budaya (ide, agama, bahasa, teknologi, dan
lain sebagainya) antar individu, baik dalam satu budaya maupun dari satu budaya
ke budaya lainnya. Persebaran kebudayaan ini biasanya disebabkan oleh
perpindahan atau migrasi yang dilakukan manusia dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Tahapan perpindahan tersebut selanjutnya menyebarkan budaya tertentu apalagi
jika perpindahan itu dilakukan dengan skala yang besar sehingga mampu
menciptakan difusi yang besar pula.
Namun, saat ini difusi tidak hanya ditimbulkan oleh perpindahan, tapi juga
dipicu oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menjadikan
suatu individu dapat melakukan komunikasi dengan individu lainnya tanpa harus
melakulakn perpindahan.
Contoh Difusi Kebudayaan di Indonesia
1. Bahasa
Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi serta simbol interaksi yang
berlangsungnya di dalam masyarakat. Salah satu bentuk difusi yang terjatuh adalah
banyaknya serapan kosakata bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia akibat
penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
2. Kepercayaan
Dalam hal kepercayaan, pengaruh agama Hindu dan Buddha dalam sejarah
Indonesia teramat sangat kuat. Contohnya ketika pengaruh agama Islam belum
masuk ke Indonesia, mayoritas masyarakat Indonesia banyak yang memeluk agama
Hindu dan Buddha. Melalui kepercayaan seperti itu, masyarakat Indonesia kerap
melaksanakan berbagai macam ritual persembahan yang diberikan bagi Pencipta
untuk menghindari kesialan.
Setelah agama Islam masuk ke Indonesia, persembahan ritual tersebut
digabung serta digantikan berdasarkan syariah Islam lewat bentuk sedekah. Hingga
sekarang masih banyak yang menjalankan ritual ini di pulau Jawa yang mengganti
namanya menjadi syukuran yang bertujuan untuk berzikir kepada Allah serta
mengamalkannya kepada sesama manusia.
3. Tradisi
Di Indonesia sering dilakukan tradisi berbagi rezeki ketika pesta yang tercipta
akibat proses akulturasi kebudayaan Tiongkok dengan agama Islam. Berbagi
dengan hati yang ikhlas merupakan bagian luhur dalam menjalani kewajiban umat
manusia.
Berbagi juga akan jauh lebih indah apabila seluruh kebajikan dilaksanakan di
dalam pesta tersebut. Menjalankan sebuah tradisi sendiri tentunya termasuk ke
dalam kebajikan. Salah satu contohnya seperti tradisi lebaran yang menyertakan
berbagi rezeki di dalam perayaannya.
Berbagi juga akan jauh lebih indah apabila seluruh kebajikan dilaksanakan di
dalam pesta tersebut. Menjalankan sebuah tradisi sendiri tentunya termasuk ke
dalam kebajikan. Salah satu contohnya seperti tradisi lebaran yang menyertakan
berbagi rezeki di dalam perayaannya.
4. Sistem Pemerintahan
Pengaruh budaya Hindu-Buddha di Indonesia terasa sangat kentara dalam
memengaruhi sistem pemerintahan di Indonesia. Hal ini dapat dirasakan dengan
perubahan sistem pemerintahan yang pada mulanya memakai kepala adat kemudian
berganti menjadi sistem kerajaan, hingga saat ini masih berlaku di beberapa daerah,
seperti Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan lainnya.

C. GLOBALISASI BUDAYA

Globalisasi budaya dapat terlihat dari pengadopsian budaya luar. Globalisasi


dapat memperluas wawasan budaya, meningkatkan kemampuan bahasa Asing,
meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap mental ke arah yang lebih baik,
meningkatkan produktivitas kerja, dan memberikan arah dalam bertingkah laku.
Perkembangan globalisasi kebudayaan secara insentif terjadi pada pada awal abad
ke-20 dengan berembanganya teknologi komunikasi. Kontak melalui media
menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa.
perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan,
hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
Globalisasi sesungguhnya bukan hanya merupakan fonomena ekonomi dan
politik, tetapi juga fonomena budaya. Dari segi budaya, globalisasi umumnya
dipahami sebagai proses penjajahan budaya, werternisasi, atau paling tidak proses
percampuran berbagai unsur budaya global dan lokal yang menghasilkan
glokalisasi. Glakolisasi adalah konsep yang dilahirkan paradigma hibridasi budaya
yang menekankan pada percampuran budaya sebagai akibat dari globalisasi dan
produksi semacam budaya hibridasi yang unik yang tidak bisa diroduksi secara
hitam putih sebagai budaya lokal maupun global.
Menurut Roland Robertson seperti di kutip oleh Bagong Suyanto dalam
bukunya, unsur - unsur penting dalam proses glokalisasi, antara lain yang pertama,
dunia sedang berkembang menjadi pluralistis. Kedua, para individu dan semua
kelompok lokal memiliki kekuatan yang luar biasa untuk beradaptasi, berinovasi,
dan bermanuver didalam sebuah dunia yang mengalami glakolisasi. ketiga, semua
proses sosial bersifat saling berhubungan dan bergantung satu dengan yang lain.
Keempat komoditas dan media tidak dipandang (sepenuhnya) koersif, tetapi
tepatnya menyediakan materi untuk digunakan dalam ciptaan individu atau
kelompok diseluruh dunia.

Budaya Indonesia di era globalisasi


Kebudayaan Indonesia adalah keseluruhan kebudayaan lokal yang ada disetiap
daerah di Indonesia.Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara
adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”.Kutipan pernyataan ini merujuk
pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makinlebih
dirasakan daripada kebhinekaan.Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi
nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional.Kebudayaan Indonesia dari
zaman ke zaman selalu mengalami perubahan, perubahan ini terjadi karena faktor
masyarakat yang memang menginginkan perubahan dan perubahan kebudayaan
terjadi sangat pesat yaitu karena masuknya unsur-unsur globalisasi ke dalam
kebudayaan Indonesia.(Nahak, 2019)

Unsur globalisasi masuk tak terkendali merasuki kebudayaan nasional yang


merupakan gambaran dari kebudayaan lokal yang ada disetiap daerah dari Sabang
sampai Merauke( Tobroni: 2012 : 123)

Pola hidup masyarakat masa kini dengan masa dahulu sangatlah berbeda hal ini
juga dampak arus globalisasi sehingga perlu penanganan yang lebih baik.
Dampak lain dari globalisasi yaitu berkembangnya teknologi-teknologi canggih
yang sangat membantu manusia namun juga dapat merusak mental dan moral
generasi muda. Sebagai contoh pada Masyarakat NTT yang dahulunya sangat
menjunjung tinggi budaya gotong royong dalam menyelesaikan pekerjaan dibidang
pertanian, namun pada saat ini masyarakat cenderung menggunakan mesin mulai
dari menanam hingga proses penggilingan padi, sehingga budaya gotong
royong yang sangat kental dalam masyarakat perlahan-lahan mulai dilupakan
pada generasi muda dimana; solidaritas mekanik dan solidaritas organik.

Sesuai dengan teori dari salah satu tokoh sosiologi yaitu Emile Durkheim
berpendapat bahwa; dalam masyarakat ada dua jenis solidaritas yaitu solidaritas
mekanikyang kebersamaannya berdasarkan rasa kekeluargaan sedangkan
solidaritas organikkebersamaannya berdasarkan adanya kepentingan. Oleh
karena itu semua unsur budaya dari luar yangmasuk pada masa sekarang,perlu
dikaji terlebih dahulu sebelum menerapkan unsur tersebut.

Dari sekian banyak kebudayaan yangterdapat di Indonesiamulai dari kuliner,


fashion, kesenian, seperti ada kuliner dari beberapa daerah sebagai contoh; rendang
dari Padang, kue delapan jam dari Palembang, sate susu dari pulau Dewata,
gudeg dari Yogyakarta, jagung bose dari Timor, mempunyai ciri khas
tersendiri. Semuanya merupakan aset bangsa yang perlu dijaga dan
dilestarikan agar keaslian dan eksistensinya tidak dikikis oleh derasnya arus
globalisasi. Adanya fenomena menarik di antara keberagaman budaya di setiap
daerah Indonesia, menjadi alasan kuat untuk upaya melestarikan Budaya Indonesia
di Era Globalisasi.

Melihat kenyataan bahwa masyarakatIndonesia saat ini lebih


memilihkebudayaan asing yang mereka anggap lebih menarik ataupun lebih
unik dan praktis.Kebudayaan lokal banyak yang luntur akibat dari kurangnya
generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisinya.Menurut
Malinowski, Budaya yang lebih tinggi dan aktif akan mempengaruhi budaya yang
lebih rendah dan pasif melalui kontak budaya (Malinowskidalam Mulyana,
2005:21). Teori Malinowski ini sangat nampak dalam pergeseran nilai-nilai
budaya kita yang condong ke Barat.

D. PERSPEKTIF GLOBALISASI BUDAYA

Globalisasi budaya adalah bentuk penyebaran suatu pemikiran, gagasan,


makna dan nilai sosial yang ada dalam masyarakat tertentu. Globalisasi budaya
ditandai dengan mulai masuknya budaya lain ke suatu negara dapat berupa pakaian,
gaya hidup, selera dll yang dapat mengubah kebiasaan hidup masyarakat.
Globalisasi budaya ini dapat berkembang pesat dengan cepat dipengaruhi oleh
banyak hal. Salah satu yang mempengaruhi cepatnya globalisasi budaya adalah alat
komunikasi.
Perspektif globalisasi budaya mencakup pemahaman bahwa globalisasi
telah menghubungkan dunia secara lebih erat melalui pertukaran budaya, ide, dan
nilai-nilai. Ini menciptakan kesempatan untuk pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan
kerjasama lintas-budaya. Namun, juga menimbulkan tantangan seperti ancaman
terhadap keberagaman budaya, eksploitasi komersial, dan kekhawatiran akan
hegemoni budaya. Dalam perspektif ini, penting untuk mempromosikan dialog dan
kerjasama antarbudaya yang saling menghormati, sambil juga menjaga
keberagaman budaya dan memperjuangkan keadilan sosial dalam konteks global
yang semakin terhubung.

Menurut Agung Feriyanto, globalisasi budaya adalah sebuah proses social


dan interaksi social untuk mengintegrasikan seluruh bangsa yang ada di dunia
dalam sebuah system yang luas. Sedangkan menurut Barker, globalisasi budaya
adalah suatu koneksi global dibeberapa bidang diantaranya bidang budaya, social,
ekonomi, dan politik. Bidang yang ada akan mengarah kepada negara tertentu.
Perubahan ini secara tidak sadar akan merasuk kedalam diri seseorang,

E. DAMPAK GLOBALISASI BUDAYA

Globalisasi memberi dampak positif dan negative dalam berbagai bidang


kehidupan, salah satunya bidang pendidikan

Dalam bidang pendidikan, globalisasi memberi dampak positif dan negative


Dampak positif :
1. Membuat pendidikan di Indonesia bisa bersaing dengan negara lain
2. Membantu menciptakan tenaga kerja berkualitas dan mampu bersaing
3. Menciptakan manusia profesional dan berstandar internasional dalam
bidang pendidikan
4. Dapat meningkatkan mutu pendidikan

Selain itu, globalisasi juga memberi dampak berpositif, berupa wawasan


dan pengetahuan yang semakin bertambah. Karena informasi yang didapat tidak
terbatas dari satu sumber saja. Globalisasi juga memberi kemudahan dalam proses
pembelajaran.
Sedangkan dalam dampak negative dapat meliputi :

1. Ketergantungan pada teknologi


2. Terkikisnya budaya di bidang pendidikan akibat masuknya budaya asing
3. Melahirkan golongan tertentu dalam bidang pendidikan
4. Dunia pendidikan dikuasai segelintir orang, misalnya pemilik modal

Pada satu sisi, salah satu contoh globalisasi membawa dampak negative
adalah konten yang tidak sesuai untuk pelajar, misalnya tayangan kekerasan dan
pornografi tentumnya sangat tidak baik untuk dikonsumsi pelajar karena bisa
membawa pengaruh buruk. Selain itu, globalisasi memberi dampak negative
terhadap pelajar yakni mengurangi waktu belajar karena ada banyak tontonan dan
hiburan yang dianggap lebih menarik. Dan dampak negative lain dari globalisasi di
bidang pendidikan adalah pengaruh budaya asing yang tidak baik khususnya yang
bertentangan dengan budaya Indonesia

Selain dampak globalisasi budaya terhadap pendidikan, ada juga dampak


globalisasi budaya terhadap budaya nasional. Dampak globalisasi budaya tidak
selalu positif, melainkan ada juga yang negative.

Berikut beberapa dampak positif dan negative globalisasi terhadap budaya nasional

Dampak positif :

1. Perubahan tata nilai dan sikap


Globalisasi menyebabkan perubahan tata nilai social budaya, cara hidup,
pola pikir, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang
telah maju. Misalnya meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja
keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dsb
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kehidupan social
ekonomi menjadi lebih produktif, efektif, dan efisien. Globalisasi memberi
peluang setiap negara bisa belajar dari negara lain, sehingga proses transfer
ilmu pengetahuan dan teknologi secara global terjadi dengan cepat
3. Kualitas atau tingkat kehidupan menjadi lebih baik
Globalisasi membantu lebih mudahnya proses memperkenalkan kehidupan
social dan budaya dari setiap negara, termasuk Indonesia ke negara lain.
Dampaknya adalah ekonomi pariwisata dapat berkembang dan
menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat di wilayah tujuan turis
Globalisasi juga membantu meluaskan jangkauan pasar sehingga produksi
dalam negeri mampu bersaing di dunia internasional. Proses ini akan
mendorong peningkatan aktivitas ekonomi serta kesejahteraan masyarakat
seiring dengan pembangunan yang meningkat.

Dampak negative :

1. Lunturnya nilai budaya asli


Arus globalisasi yang sangat pesat dapat menggerus nilai-nilai budaya asli.
Contohnhya, semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas,
kepedulian, dan kesetiakawanan social. Selain itu, lunturnya nilai budaya
asli dapat dilihat dari cara berpakaian, yakni saat model fashion dari barat
semakin berpengaruh di dalam negeri, sementara model budaya asli
Indonesia semakin tidak diminati
2. Perubahan gaya hidup
Contoh dari perubahan gaya hidup sebagai dampak negative globalisasi
adalah sifat banyak anggota masyarakat yang semakin individualistis.
Beberapa dampak negative terhadap perubahan gaya hidup, sebagai berikut
 Individualistis (sikap mementingkan diri sendiri)
 Pragmatis (sikap melakukan sesuatu demi keuntungan saja)
 Materialistis (sikap mengukur segala sesuatu dengan materi)
 Hedonism (sikap bergaya hidup mewah, boros, dan bersenang-
senang)
 Konsumtif (tindakan konsumsi yang sudah melebihi batas)
 Sekuler (sikap yang lebih mementingkan kehidupan duniawi
daripada agama)
Dampak globalisasi juga dapat berdampak terhadap bidang pemerintahan,
salah satunya adalah terciptanya tekanan untuk mengakomodasi keberagaman
budaya dalam kebijakan public. Pemerintahan harus mempertimbangkan berbagai
nilai, norma, dan kepercayaan dari masyarakat yang semakin terhubung secara
global dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu, globalisasi budaya juga
dapat mempengaruhi system politik dan struktur pemerintahan dengan adopsi
model dan praktik dari negara-negara lain. Dampak globalisasi budaya terhadap
bidang pemerintahan memiliki dampak postif dan negative.

Dampak positif globalisasi budaya terhadap bidang pemerintahan adalah


meningkatnya pemahaman dan toleransi antarbudaya. Melalui interaksi global yang
lebih intens, pemerintahan dapat mempromosikan kerjasama lintas-budaya,
memperkaya kebijakan public dengan ide-ide dan praktik terbaik dari berbagai
belahan dunia, serta meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai universal seperti
hak asasi manusia dan perdamaian. Selain itu, globalisasi budaya juga dapat
memperluas akses terhadap berbagai sumber daya, teknologi, dan informasi yang
dapat mendukung inovasi dan pembvangunan dalam bidang pemerintahan.

Sedangkan dampak negative globalisasi budaya terhadap pemerintahan


ialah, teranvamnya identitas budaya local. Ketika budaya global mengalir masuk,
ada risiko bahwa nilai-nilai dan tradisi local menjadi terpinggirkan atau bahkan
tergantikna oleh budaya dominan. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan antara
upaya untuk menjaga keaslian budaya local dan tekanan untuk mengadopsi budaya
global yang dianggap modern atau sukses. Selain itu, globalisasi budaya kaya dan
unik dihilangkan demi keseragaman global yang lebih besar. Hal ini dapat
mengancam keberagaman budaya dan mempersempit ruang bagi ekspresi budaya
local dalam kebijakan pemerintahan.
F. SOLUSI ATAS DAMPAK GLOBALISASI BUDAYA

Globalisasi yang semakin pesat telah membawa berbagai dampak positif


dan negative terhadap budaya local di Indonesia. Meskipun globalisasi memiliki
keuntungan ekonomi dan kemajuan teknologi yang memberikan akses yang lebih
luas bagi masyarakat, namun juga menghadirkan tantangan serius dalam
menghadapi homogenisasi budaya global. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang
serius untuk menjaga identitas budaya sebagai warisan berharga bagi masyarakat
Indonesia.

Salah satu upaya menghadapi globalisasi di bidang upaya adalah dengan


meningkatkan pembelajaran budaya di lingkungan pendidikan. Sekolah dan
perguruan tinggi dapat memainkan peran penting dalam memperkenalkan,
memahami dn menghargai budaya local maupun budaya global kepada generasi
muda. Melalui pelajaran budaya, siswa dan mahasiswa akan tumbuh dengan
pemahaman yang lebih baik mengenai keanekragaman budaya yang ada di
Indonesia dan dunia.

Promosi budaya local juga merupakan langkah penting dalam menghadapi


globalisasi di bidang budaya. Pemerintah, lembaga budaya, dan masyarakat harus
berperan aktif dalam memperkenalkan dan mempromosikan budaya local kepada
masyarakat Indonesia maupun dunia. Festival budaya, pameran seni, pertunjukan
tradisional, dan publikasi budaya lokal bisa menjadi sarana yang sangat efektif
untuk mengangkat kekayaan budaya Indonesia. Pelestarian budaya juga perlu
menjadi prioritas dalam upaya menghadapi globalisasi. Melalui pelestarian, budaya
local dapat terus hidup dan berkembang dalam masyarakat, pemerintah dan
masyarakat harus bekerja sama dalam melestarikan berbagai bentuk kesenian
tradisional, adat istiadat, dana kepercayaan budaya yang ada di Indonesia.

Kolaborasi budaya juga dapat menjadi strategi yang efektif dalam menghadapi
globalisasi di bidang budaya. Melalui kolaborasi budaya, berbagai elemen budaya
local dapat saling berbagi dan menggali potensi yang dimiliki. Kolaborasi ini dapat
berupa kerja sama antara seniman tradisional dengan seniman kontemporer,
pemuda dengan para tetua adat antar komunitas budaya.

Melestarikan Budaya Melalui Pendidikan dan Penelitian

Dalam menghadapi globalisasi yang semakin pesat, upaya untuk melestarikan


kebudayaan bangsa menjadi sangat penting. Salah satu cara yang efektif untuk
melakukan hal ini adalah dengan menggalakkan pendidikan dan penelitian tentang
budaya. Pendidikan tentang budaya dapat dimulai sejak dini, di tingkat pendidikan
dasar dan menengah. Melalui mata pelajaran seperti sejarah, seni, dan budaya lokal,
anak-anak dapat belajar tentang berbagai aspek penting dari budaya kita. Mereka
dapat mengetahui nilai-nilai, tradisi, dan adat istiadat yang melekat dalam
masyarakat kita.

Pengembangan Produk Budaya Berbasis Lokal

Globalisasi telah membawa dampak signifikan terhadap budaya suatu negara.


Budaya-budaya lokal mungkin terancam dengan kehadiran budaya asing yang
masuk dan mendominasi pasar. Namun, untuk menghadapi globalisasi, salah satu
langkah yang dapat diambil adalah dengan mengembangkan produk budaya
berbasis lokal. Ini dapat dilakukan dengan memadukan elemen-elemen budaya
lokal dengan nilai-nilai universal yang dapat dipahami dan diapresiasi oleh
masyarakat internasional. Melalui pemanfaatan teknologi dan desain yang inovatif,
kerajinan tangan tradisional dapat diperbarui menjadi produk yang modern dan
menarik bagi pasar global. Misalnya, pengrajin batik dapat menciptakan motif-
motif baru yang menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan desain
kontemporer. Dengan demikian, produk batik dapat memiliki daya tarik yang lebih
luas dan dapat dikenal di seluruh dunia.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengembangkan Budaya
Upaya menghadapi dampak globalisasi di bidang budaya dapat dilakukan dengan
mendorong masyarakat untuk aktif terlibat dalam mengembangkan dan
mempromosikan kekayaan budaya mereka.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mendorong


pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan budaya sebagai upaya
menghadapi dampak globalisasi:

1. Penyuluhan dan Pendidikan Budaya

Satu cara untuk memberdayakan masyarakat adalah dengan menyediakan


penyuluhan dan pendidikan budaya yang memperkenalkan dan meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang kekayaan dan pentingnya budaya mereka.

2. Penciptaan Wadah Partisipasi Masyarakat

Penciptaan wadah partisipasi masyarakat merupakan upaya untuk memberikan


kesempatan kepada masyarakat dalam mengembangkan dan mempromosikan
budaya mereka. Contohnya adalah dengan mendirikan kelompok seni atau
komunitas budaya yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

3. Pengadaan Sarana dan Prasarana Budaya

Untuk mendorong masyarakat dalam mengembangkan budaya, penting untuk


menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana budaya
ini dapat berupa tempat pertunjukan, gedung seni, museum, perpustakaan, studio
seni, atau taman budaya.
4. Pemberian Dukungan dan Pengakuan

Pemberian dukungan dan pengakuan kepada masyarakat merupakan langkah


penting dalam pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan budaya mereka.
Dukungan ini dapat berupa bantuan dana, pelatihan, atau bantuan teknis dalam
pengembangan budaya.
DAFTAR PUSTAKA

BAB II. (n.d.).

Hafizah, N. (2023). PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEBUDAYAAN BANGSA


INDONESIA. In Journal of Creative Student Research (JCSR) (Vol. 1, Issue 1).

Nahak, H. M. I. (2019). UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI.


Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65–76. https://doi.org/10.33369/jsn.5.1.65-76

Zulfah, S. (n.d.). Ilmu Pendidikan Antropologi Dalam Difusi Kebudayaan Dan


Akulturasi.

https://www.sosial79.com/2021/05/pengertian-globalisasi-budaya-ciri.html?m=1

https://amp.kompas.com/skola/read/2022/04/22/090000069/dampak-positif-dan-
negatif-globalisasi-di-bidang-pendidikan

https://perpustakaan.bsn.go.id/index.php?p=news&id=1436

https://buku.kompas.com/read/3902/simak-pengertian-dan-contoh-difusi-
kebudayaan-yang-ada-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai