Penyusun
1 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...4
1.2 RumusanMasalah…………………………………………………………….....……..4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Globalisasi dalam kebudayaan………………………………………………………...6
2.2 Keberagaman…………………………………………………………..……….……...8
2.3 Multikulturalisme………………………………………………………..…….………12
2.4 Kesetaraan…………………………………………………………………..….……...13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..………...15
2 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa kasih dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa,karena atas segala berkat dan rahmatNya yang melimpah sehingga saya
dapat menyelesaikanmakalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah IlmuSosial Budaya Dasar.
Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Muhammad Adi
Saputra,M.Pd atas kesempatan yangdiberikan dalam Tugas Tutorial 2
ini.Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu saya
menyadaribahwa penyusunan tugas makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan.
Untuk itu, saya selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
saya dapatselangkah lebih maju dan lebih belajar lagi. Besar harapan agar kiranya
makalah ini dapatbermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih.
BAB I PENDAHULUAN
3 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
1.1Latar Belakang
4 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
tahun 1998, Indonesia mengalami proses transisi dari corak otoriter menuju
masyarakat sipil demokratis. Reformasi bergulir dengan cita-citanya yang
sangat tinggi. Inti dari cita-cita tersebut adalah sebuah masyarakat sipil
demokratis, hukum ditegakkan untuk supremasi keadilan, pemerintahan
yang bersih dari KKN, terwujudnya keteraturan sosial dan rasa aman dalam
masyarakat yang menjamin kelancaran produktivitas warga masyarakat,
dan kehidupan ekonomi yang mensejahterakan rakyat Indonesia.
Indonesia yang dicita-citakan dengan semangat Orde Baru, yang
mengandaikan realitas masyarakat dengan ide “masyarakat majemuk”
(plural society), sangatlah berbeda dengan Era Reformasi yang
mengandaikan adanya “masyarakat multikultural Indonesia”. Dengan
perubahan sistem pemerintahan, tentunya mempunyai konsekuensi dalam
beberapa hal untuk mengikuti perubahan tersebut, terlebih dalam hal
pendidikan. Sehingga dengan sadar bangsa Indonesia adalah masyarakat
multikultural.
BAB II PEMBAHASAN
5 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
2.1 Globalisasi dalam kebudayaan
Globalisasi budaya adalah penyebaran gagasan, makna, dan nilai ke seluruh
dunia dengan cara tertentu untuk memperluas dan mempererat hubungan
sosial. Proses ini ditandai oleh konsumsi budaya bersama yang dibantu
oleh Internet, media budaya masyarakat, dan perjalanan luar negeri. Konsumsi
budaya bersama turut mendorong pertukaran barang dan kolonisasi yang
menyebarkan budaya ke seluruh dunia. Penyebaran budaya memungkinkan
seseorang terlibat dalam hubungan sosial lintas negara dan kawasan. Penciptaan
dan perluasan hubungan sosial seperti ini tidak terlihat di tingkat
material. Globalisasi budaya melibatkan pembentukan norma dan pengetahuan
bersama yang sesuai dengan identitas budaya mereka, baik individu atau
kelompok. Globalisasi budaya terus meningkatkan keterkaitan penduduk dan
kebudayaan di dunia.
Aspek globalisasi budaya yang terlihat jelas adalah percampuran masakan seperti
yang terjadi di jaringan restoran cepat saji Amerika Serikat. Gerai makanan dan
minuman McDonald's dan Starbucks adalah perusahaan Amerika Serikat yang
sering dijadikan contoh globalisasi; masing-masing perusahaan ini memiliki lebih
dari 32.000 dan 18.000 gerai di seluruh dunia per tahun 2008. Indeks Big
Mac merupakan cara yang tidak biasa untuk mengukur keseimbangan daya beli
mata uang dunia.
Kebudayaan merupakan konsep fundamental dalam disipilin ilmu
antropologi. E.B Taylor, salah satu ahli antropologi mendefinisikan kebudayaan
sebagai hal yang melingkupi semua pengalaman manusia. E.B Taylor mengatakan
bahwa kebudayaan meliputi pengetahuan, seni, moral, hukum, serta kapasitas dan
perilaku lainnya yang diterima atau dipelajari oleh manusia dan anggota
masyarakat (Taylor 1887).
Dari definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa budaya merupakan produk
yang diciptakan oleh manusia dimana budaya tersebut lah yang juga membentuk
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks budaya, manusia disebut
sebagai animal simboli yang merupakan makhluk yang penuh simbol dan makhluk
budaya yang hidupnya terbentuk oleh produk budaya.
Selain itu, budaya tidak diwariskan melalui kode genetik, melainkan melalui
proses enkulturasi yakni proses interaksi manusia dimana seorang individu belajar
dan menerima budayanya. Manusia memperoleh budayanya baik secara sadar
melalui pembelajaran langsung maupun secara tidak sadar melalui interaksi
(Rendell 2010) Budaya bersifat dinamis serta dapat tumbuh dan berkembang
mengikuti perubahan zaman, karena budaya dikontruksi dan direkontruksi oleh
manusia. Namun, terdapat budaya yang tidak dapat di ubah. Koentjaraningrat
membagi budaya menjadi dua wujud budaya, yaitu fisik dan non-fisik
6 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
(Koentjaraningrat 1982).
Budaya yang berwujud fisik berbentuk produk dan sulit mengalami
perubahan, contohnya candi dan prasasti. Sedangkan budaya non-fisik berbentuk
ide-ide dan aktivitas manusia yang dinamis dan terbuka terhadap perubahanserta
menyesuaikan dengan konteks zaman. Budaya non fisik berbentuk ide meliputi
nilai, norma, gagasan, dan pesan moral. Sedangkan budaya non-fisik berupa
aktivitas meliputi ritual, adat istiadat, tarian dan sebagainya. Budaya non fisik
memiliki keterkaitan yang erat dengan globalisasi karena sifatnya yang dinamis
dan dapat berubah sesuai dengan zaman.
Oleh karena itu, dalam konteks globalisasi definisi budaya merujuk pada
budaya non-fisik dalam bentuk ide dan aktivitas. Perkembangan globalisasi yang
menyentuh setiap lini kehidupan manusia juga berdampak terhadap perubahan
budaya. Seperti yang diketahui, globalisasi menjadi isu yang mendapat perhatian
besar sejak akhir abad ke-20 hingga awal abad ke-21.
Dalam proses globalisasi, batasan geografis suatu negara menjadi kabur
sehingga proses globalisasi dapat mengancam eksistensi budaya suatu bangsa
karena budaya lain dapat dengan mudah masuk dalam suatu kehidupan bangsa.
Tidak dapat dipungkiri jika pengaruh globalisasi Jurnal Hubungan Internasional
Tahun XI, No.1, Januari - Juni 2018 111 Dinda Larasati dalam penyebaran budaya
semakin terlihat dengan adanya perkembangan teknologi informasi, sehingga
penyebaran budaya tidak lagi harus melalui migrasi namun dapat dilakukan
melalui media sosial dan media massa.
Adanya akses internet telah memudahkan penyerapan kebudayaan karena
hampir semua orang terhubung dengan jaringan internet. Media menjadi senjata
utama dalam penyebaran budaya di era globalisasi, mengingat media berperan
sebagai agen penyebaran budaya yang masif dengan menjadi jembatan antara agen
dan konsumen. Media merupakan saluran yang berpengaruh dalam distribusi
kebudayaan global yang secara langsung memengaruhi perubahan gaya hidup
masyarakat dan menjadikan masyarakat sebagai konsumen suatu budaya. Jika
masyarakat telah menjadi konsumen dari suatu budaya baru, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan terhadap budaya yang ada di dalam masyarakat tersebut.
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian oleh para ahli yang mengatakan
bahwa media seringkali dijadikan sebagai alat perubahan masyarakat (Li 2004).
Globalisasi dalam konteks budaya selama ini selalu dikaitkan dengan dominasi
negara-negara Barat yang dikenal dengan istilah Westernisasi. Globalisasi dan
Westernisasi memiliki kerkaitan erat karena globalisasi sendiri merupakan proses
atau strategi negara-negara Barat dalam melakukan ekspansi produk dan pengaruh
termasuk dalam bidang kebudayaa. Jadi, dapat dikatakan bahwa Westernisasi
merupakan salah satu produk dari globalisasi.
Menurut Antony Black, Westernisasi dimulai sejak tahun 1700-an (Black
7 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
2006). Namun muncul sebuah fenomena baru dalam era globalisasi yang selama
ini didominasi oleh kebudayaan Barat, yakni Hallyu atau Korean Wave sebagai
bentuk globalisasi budaya versi Asia (Valentinda & Istriyani 2013). Sama seperti
Westernisasi, pola penyebaran Korean Wave dilakukan melalui budaya popular
seperti film, drama TV, musik pop, fashion, bahkan bahasa, makanan dan
teknologi.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa saat ini terdapat dua budaya yang
mendominasi kebudayaan global yaitu Westernisasi sebagai kebudayaan dengan
nilai-nilai budaya barat dan Korean Wave sebagai nilai-nilai budaya Korea Selatan.
Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam Korean Wave terdapat unsur-unsur
kebudayaan Barat sebagai efek Westernisasi yang telah berkembang terlebih
dahulu.
Namun saat ini Korean Wave juga menjadi tren tersendiri di berbagai
negara. Hal ini dibuktikan oleh budaya pop Korea yang mampu menembus pasar
dunia dan menyaingi budaya Barat. Korean Wave tidak hanya menyentuh negara-
negara di kawasan Asia seperti Jepang, Indonesia, China, Thailand, India, Fil-
Globalisasi Budaya dan Identitas: Pengaruh dan Eksistensi Hallyu (Korean-Wave)
versus Westernisasi di Indonesia 112 Jurnal Hubungan Internasional Tahun XI,
No.1, Januari - Juni 2018 lipina saja namun juga negara-negara Barat seperti
Amerika dan negara-negara Eropa, bahkan negara-negara Afrika dan Timur
Tengah. Kondisi tersebut membuktikan bahwa Korean Wave menjadi rival yang
paling kuat bagi Westernisasi saat ini.
2.2 Keberagaman
8 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
Sehingga akan mampu mengubah dunia secara mendasar, era tersebut sering
dikenal dengan era globalisasi.
Kemajuan teknologi sebagai dampak dari globalisasi yang begitu pesat telah
membawa kebudayaan asing masuk ke dalam negara Indonesia dan akan
mempengaruhi seluruh masyarakat Indonesia terutama generasi muda. Teknologi
yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan
kebudayaan dari suatu lingkungan. Oleh karena itu, di dalam diri generasi muda
perlu benar-benar mengerti dan memahami nilai-nilai budaya yang ada pada suatu
kebudayaan di lingkungan masyarakat, karena dengan memahami nilai-nilai
budaya yang sebenarnya maka kebudayaan asing yang masuk akan dapat disaring
secara baik oleh generasi muda.
9 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
muhrimnya tetapi tinggal seatap tidak dalam tali pernikahan. Di berbagai Negara
gaya hidup ini tidak dibenarkan karena menyalahi beberapa norma yakni norma
agama, norma kesusilaan, norma kesopanan. Sanksi yang diberikan bagi yang
melanggar juga cukup berat terutama pada lingkungan sekitarnya
Salah satu sifat dominan yang mudah diikuti oleh masyarakat adalah cara
Berpakaian Barat yang identik dengan liberalism dengan kata lain penuh
kebebasan dalam berpakaian, sangat bebas dalam berpakaian. Dan karena tren
pakaian dunia berkiblat pada bangsa Barat, maka style/cara berpakaian bangsa
Barat pun perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan
rok pendek sudah mejadi hal yang lumrah.
Masyarakat Indonesia sangat beragam. Beberapa faktor yang mendorong
keberagaman masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:
10 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
dua sisi mata uang karena konsensus dan konflik adalah dua gejala yang melekat
secara bersama-sama di dalam masyarakat.
2.3 Multikultural
11 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
Masyarakat muktikultural adalah masyarakat yang terdiri atas beragam
kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda. Mereka
hidup bersama dalam suatu wilayah lokal dan nasional. Bahkan mereka juga
berhubungan dengan masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
2.4 Kesetaraan
12 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan
memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Setiap manusia dilahirkan setara,
meskipun dengan keragaman identitas yang disandang. Kesetaraan merupakan
sesuatu yang inheren yang dimiliki manusia sejak lahir. Dengan identitas pluralis
dan multikulturalis, bangunan interaksi dan relasi antarmanusia Indonesia akan
bersifat setara. Paham kesetaraan akan menandai cara berpikir dan berperilaku
bangsa Indonesia, apabila setiap orang Indonesia berdiri di atas realitas bangsanya
yang plural dan multikultural itu. Identitas kesetaraan ini tidak akan muncul dan
berkembang dalam susunan masyarakat yang didirikan di atas paham dominasi dan
kekuasaan satu kelompok terhadap kelompok lain.
Kesetaraan sosial
13 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat tentang keberagaman yang terjadi di
Indonesia.
Harmonisasi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat perbedaan pasti ada. Akan tetapi, perbedaan
dan keragaman sosial dalam kehidupan masyarakat bukanlah penghalang untuk
menciptakan kehidupan yang harmonis. Salah satu jalan menciptakan
keharmonisan yaitu dengan penerapan prinsip-prinsip keseteraan. Harmoni sosial
dapat diartikan sebagai sebuah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi
serta setiap anggota masyarakat dapat menjalani secara baik sesuai kodrat dan
posisi sosialnya. Dalam mencapai harmoni sosial, maka perlu adanya pranata-
pranata sosial di masyarakat. Pranata hukum, sebagai salah satu pranata yang
sangat penting, merupakan lembaga yang mengontrol, mendukung, dan mendorong
terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat. Hierarki
atau tingkatan sosial baik berupa ras, suku bangsa, kebangsawanan ataupun
kekayaan dan kekuasaan tidak ada dalam konsep kesetaraan. Keberagaman tidak
lepas dari masalah.
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan dan kebangsaan memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain
sebagai suatu konsep yang terbuka dalam pengertian tidak bersifat statis, karena
menyangkut proses dinamika cipta, rasa, dan karsa masyarakat serta kehidupan
interaktif dalam kebersamaan dengan segala keragaman dan kepentingan
kelangsungan hidupnya. Kebudayaan pada hakikatnya merupakan suatu upaya
tanpa henti dari masyarakat untuk menjawab tantangan. Sedangkan kebangsaan,
adalah pernyataan kehendak menjadi satu bangsa.
Langkah ini diperkuat dengan peran budayawan daerah dan peranan lembaga adat.
Langkah penting lainnya yang harus ditempuh adalah dengan memanfaatkan
teknologi informasi modern.
15 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”
Dengan langkah-langkah ini maka kebudayaan Melayu-Islam diharapkan akan
bertahan dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman; serta tidak hanya
menjadi obyek dari masuknya kebudayaan asing, tetapi juga menjadi kebudayaan
yang bisa mendunia dan memberikan nilai positif bagi pembangunan kebudayaan
dan perdaban manusia di muka bumi ini.
16 | “ M a k a l a h M u l ti k u l t u r a l d i e r a G l o b a l i s a s i ”