Anda di halaman 1dari 16

lOMoARcPSD|18955002

MAKALAH
“ MULTIKULTURAL DALAM GLOBALISASI”

Disusun untuk memenuhi tugas : Ilmu sosial dan Budaya

Penyusun:
Muhammad Hafizh Shofiyuddin
044978935

UNIVERSITAS TERBUKA
2022
lOMoARcPSD|18955002

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmatnya,


penyusun dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Multikultural dalam
globalisasi. Penyusun juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Semoga Allah memberi imbalan yang setimpal pada kalian yang telah membantu
penyusun.

Makalah ini telah penyusun susun dengan semaksimal mungkin. Penyusun


menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan, baik dari
segi teknis penulisan maupun materinya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
penyusun perlukan agar dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata dari penyusun, penyusun berharap semoga makalah


Multikultural dalam globalisasi dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Pekanbaru, 08 November 2022

Muhammad Hafizh Shofiyuddin

i
lOMoARcPSD|18955002

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................1

1.3 TUJUAN............................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Pengertian Multikultural....................................................................................3

2.2 Sejarah Multikulturalisme..................................................................................3

2.3 Multikulturalisme di Indonesia dalam globalisasi.............................................5

2.4 Pengertian Masyarakat Multikultural.................................................................6

2.5 Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural....................................................................6

2.6 Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural..............................................7

2.7 Konsep kesetaraan..............................................................................................9

2.8 Perbandingan Multikultural dan kesetaraan....................................................11

BAB III...................................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................12

3.1 KESIMPULAN................................................................................................12

i
lOMoARcPSD|18955002

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berawal dari mempelajari bab mengenai multikultural dan kesetaraan pada


mata kuliah ini. Lalu saya berusaha untuk mempelajarainya lebih dalam lagi.
Istilah Multikultural akhir-akhir ini mulai diperbincangkan di berbagai kalangan
berkenaan dengan merebaknya konflik etnis di negara ini. Dan kesetaraan adalah
jawaban untuk mengakhiri konflik konflik ini.

Hingga munculah konsep multikulturalisme. Multikulturalisme dan


kesetaraan dijadikan sebagai acuan utama terbentuknya masyarakat multikultural
yang damai dan setara.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Multikultural

2. Sejarah Multikultural

3. Multikultural di Indonesia dalam globalisasi

4. Pengertian Masyarakat Multikultural?

5. Ciri-ciri Masyarakat Multikultural?

6. Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural?

7. Konsep Kesetaraan

8. Perbandingan Multikultural dan kesetaraan

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui Pengertian Multikultural

1
lOMoARcPSD|18955002

2. Mengetahui Sejarah Multikultural

3. Mengetahui Multikultural di Indonesia

4. Mengetahui Masyarakat Multikultural.

5. Mengetahui Perbandingan Multikultural dan kesetaraan

6. Mengetahui Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural.

7. Mengetahui Konflik yang Muncul Akibat Keanekaragaman.

8. Mengetahui Pemecahan Masalah Keanekaragaman.

2
lOMoARcPSD|18955002

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Multikultural

Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan


pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan
kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya
keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam
kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan
politik yang mereka anut.

2.2 Sejarah Multikulturalisme

Multikulturalisme bertentangan dengan monokulturalisme dan


asimilasi yang telah menjadi norma dalam paradigma negara-bangsa (nation-
state) sejak awal abad ke-19. Monokulturalisme menghendaki adanya
kesatuan budaya secara normatif (istilah 'monokultural' juga dapat digunakan
untuk menggambarkan homogenitas yang belum terwujud (pre-existing
homogeneity). Sementara itu, asimilasi adalah timbulnya keinginan untuk
bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dengan cara
mengurangi perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah kebudayaan baru.

Multikulturalisme mulai dijadikan kebijakan resmi di negara


berbahasa-Inggris (English-speaking countries), yang dimulai di Afrika pada
tahun 1999. Kebijakan ini kemudian diadopsi oleh sebagian besar anggota
Uni Eropa, sebagai kebijakan resmi, dan sebagai konsensus sosial di antara
elit. Namun beberapa tahun belakangan, sejumlah negara Eropa, terutama
Inggris dan Perancis, mulai mengubah kebijakan mereka ke arah kebijakan
multikulturalisme.[8] Pengubahan kebijakan tersebut juga mulai menjadi
subyek debat di Britania Raya dam Jerman, dan beberapa negara lainnya?

Jenis Multikulturalisme Berbagai macam pengertian dan


kecenderungan perkembangan konsep serta praktik multikulturalisme yang
diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh
(1997:183-185) membedakan lima macam multikulturalisme (Azra, 2007,
3
lOMoARcPSD|18955002

meringkas uraian Parekh):

1. Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada masyarakat di mana


berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan
terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain

2. Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur


dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi
tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat ini
merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-
ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan kebebasan
kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan
kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak
menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di
beberapa negara Eropa.

3. Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural di mana kelompok-


kelompok kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality)
dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam
kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok-
pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka,
yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka
menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu
masyarakat di mana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.

4. Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakat plural di


mana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern)
dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan
kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif
distingtif mereka.

5. Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus batas-batas


kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana
setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan,
sebaliknya, secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan
interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural
masing-masing.
4
lOMoARcPSD|18955002

2.3 Multikulturalisme di Indonesia dalam globalisasi

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat


keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai
keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila
kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup
lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan
dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-
batas tertentu (Linton).

Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi


pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta
mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa
Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan
yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di
masyarakat. Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena:
1. Letak geografis Indonesia
2. perkawinan campur
3. iklim
Multikulturalisme dalam era Globalisasi, banyaknya budaya, disuatu
masyarakat. Diakibatkan salah satunya oleh globalisasi, karena globalisasi atau
mendunia, menyebabkan masuknya budaya asing atau luar negeri masuk
kesuatu negara tertentu. Tentunya ini akan sangat berpengaruh dinegara kita,
karena akan semakin banyak budaya baru yang bisa saja sulit untuk diterima
orang orang yang masih menganut dan menjalani budaya yang diturun
temurunkan oleh leluhur. namun banyak juga anak muda yang menjalankan
budaya baru, namun tidak meninggalkan kebanggannya terhadap budaya
bangsanya sendiri. Sehingga banyak juga terjadi akulturasi budaya dinegara
ini.

Contohnya adalah: Budaya musik DJ, yang berasal dari negara asing atau
negara lain, yang masuk negara indonesia maka orang indonesia ada yang
mengikutinya. Maka musik DJ di indonesia ada dan berkembang. Sehingga
menambahkan ragam budaya musik di indonesia.

5
lOMoARcPSD|18955002

2.4 Pengertian Masyarakat Multikultural

Pada hakikatnya masyarakat multikultural adalah masyarakat yang


terdiri atas berbagai macam suku yang masing-masing mempunyai struktur
budaya (culture) yang berbeda-beda. Dalam hal ini masyarakat multikultural
tidak bersifat homogen, namun memiliki karakteristik heterogen di mana pola
hubungan sosial antarindividu di masyarakat bersifat toleran dan harus
menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai (peace co-
exixtence) satu sama lain dengan perbedaan yang melekat pada tiap etnisitas
sosial dan politiknya. Oleh karena itu, dalam sebuah masyarakat multikultural
sangat mungkin terjadi konflik vertikal dan horizontal yang dapat
menghancurkan masyarakat tersebut.
Menurut C.W. Watson (1998) dalam bukunya Multiculturalism,
membicarakan masyarakat multikultural adalah membicarakan tentang
masyarakat negara, bangsa, daerah, bahkan lokasi geografis terbatas seperti
kota atau sekolah, yang terdiri atas orang-orang yang memiliki kebudayaan
yang berbeda-beda dalam kesederajatan.

2.5 Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural

1. Terjadi segmentasi, yaitu masyarakat yang terbentuk oleh bermacam-


macam suku, ras, dll tapi masih memiliki pemisah. Yang biasanya
pemisah itu adalah suatu konsep yang disebut primordial. Contohnya, di
Jakarta terdiri dari berbagai suku dan ras, baik itu suku dan ras dari
daerah dalam negeri maupun luar negeri, dalam kenyataannya mereka
memiliki segmen berupa ikatan primordial kedaerahaannya.
2. Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer, maksudnya
adalah dalam masyarakat majemuk suatu lembaga akam mengalami
kesulitan dalam menjalankan atau mengatur masyarakatnya alias karena
kurang lengkapnya persatuan yang terpisah oleh segmen-segmen
tertentu.
3. Konsensus rendah, maksudnya adalah dalam kelembagaan pastinya perlu
adanya suatu kebijakan dan keputusan. Keputusan berdasarkan
kesepakatan bersama itulah yang dimaksud konsensus, berarti dalam
suatu masyarakat majemuk sulit sekali dalam pengambilan keputusan.
4. Relatif potensi ada konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya
6
lOMoARcPSD|18955002

terdiri dari berbagai macam suku adat dan kebiasaan masing-masing.


Dalam teorinya semakin banyak perbedaan dalam suatu masyarakat,
kemungkinan akan terjadinya konflik itu sangatlah tinggi dan proses
peng-integrasianya juga susah.
5. Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan, seperti yang sudah saya jelaskan
di atas, bahwa dalam masyarakat multikultural itu susah sekali terjadi
pengintegrasian, maka jalan alternatifnya adalah dengan cara paksaan,
walaupun dengan cara seperti ini integrasi itu tidak bertahan lama.
6. Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam
masyarakat multikultural terdapat segmen-segmen yang berakibat pada
ingroup fiiling tinggi maka bila suaru ras atau suku memiliki suatu
kekuasaan atas masyarakat itu maka dia akan mengedapankan
kepentingan suku atau rasnya.

2.6 Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural

Pada dasarnya semua bangsa di dunia bersifat multikultural. Adanya


masyarakat multikultural memberikan nilai tambah bagi bangsa tersebut.
Keragaman ras, etnis, suku, ataupun agama menjadi karakteristik tersendiri,
sebagaimana bangsa Indonesia yang unik dan rumit karena kemajemukan suku
bangsa, agama, bangsa, maupun ras. Masyarakat multikultural Indonesia adalah
sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme atau
Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur
masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal.

Berkaca dari masyarakat multikultural bangsa Indonesia, kita akan


mempelajari penyebab terbentuknya masyarakat multikultural.
Keanekaragaman budaya dan masyarakat dianggap pendorong utama
munculnya persoalan-persoalan baru bagi bangsa Indonesia. Faktor penyebab
terciptanya masyarakat multikultural adalah sbb :

1. Faktor geografis, faktor ini sangat mempengaruhi apa dan bagaimana


kebiasaan suatu masyarakat. Maka dalam suatu daerah yang memiliki
kondisi geografis yang berbeda maka akan terdapat perbedaan dalam
masyarakat (multikultural).
2. Pengaruh budaya asing, mengapa budaya asing menjadi penyebab
terjadinya multikultural, karena masyarakat yang sudah mengetahui
7
lOMoARcPSD|18955002

budaya-budaya asing kemungkinan akan terpengaruh mind set mereka.


3. Kondisi iklim yang berbeda, maksudnya hampir sama denga perbedaan
letak geografis suatu daerah.
4. Keanekaragaman Suku Bangs
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan
budaya yang luar biasa banyaknya. Yang menjadi sebab adalah
keberadaan ratusan suku bangsa yang hidup dan berkembang di berbagai
tempat di wilayah Indonesia. Kita bisa membayangkan apa jadinya
apabila masing-masing suku bangsa itu mempunyai karakter, adat
istiadat, bahasa, kebiasaan, dan lain-lain.
5. Keanekaragaman Agama
Letak kepulauan Nusantara pada posisi silang di antara dua samudra dan
dua benua, jelas mempunyai pengaruh yang penting bagi munculnya
keanekaragaman masyarakat dan budaya. Dengan didukung oleh potensi
sumber alam yang melimpah, maka Indonesia menjadi sasaran pelayaran
dan perdagangan dunia. Apalagi di dalamnya telah terbentuk jaringan
perdagangan dan pelayaran antarpulau. Dampak interaksi dengan bangsa-
bangsa lain itu adalah masuknya beragam bentuk pengaruh agama dan
kebudayaan. Selain melakukan aktivitas perdagangan, para saudagar
Islam, Hindu, Buddha, juga membawa dan menyebarkan ajaran
agamanya. Apalagi setelah bangsa Barat juga masuk dan terlibat di
dalamnya. Agama-agama besar pun muncul dan berkembang di
Indonesia, dengan jumlah penganut yang berbeda-beda. Kerukunan
antarumat beragama menjadi idam-idaman hampir semua orang, karena
tidak satu agama pun yang mengajarkan permusuhan.
6. Keanekaragaman
Salah satu dampak terbukanya letak geografis Indonesia, banyak bangsa
luar yang bisa masuk dan berinteraksi dengan bangsa Indonesia.
Misalnya, keturunan Arab, India, Persia, Cina, Hadramaut, dan lain-lain.
Dengan sejarah, kita bisa merunut bagaimana asal usulnya.

Bangsa-bangsa asing itu tidak saja hidup dan tinggal di Indonesia, tetapi
juga mampu berkembang secara turun-temurun membentuk golongan sosial
dalam masyarakat kita. Mereka saling berinteraksi dengan penduduk pribumi

8
lOMoARcPSD|18955002

dari waktu ke waktu. Bahkan ada di antaranya yang mampu mendominasi


kehidupan perekonomian nasional. Misalnya, keturunan Cina.

Dari keterangan-keterangan tersebut terlihat bahwa bangsa Indonesia


terdiri atas berbagai kelompok etnis, agama, budaya yang berpotensi
menimbulkan konflik sosial. Berkaitan dengan perbedaan identitas dan
konflik sosial muncul tiga kelompok sudut pandang yang berkembang, yaitu:

a. Pandangan Primordialisme
Kelompok ini menganggap perbedaan-perbedaan yang berasal dari
genetika seperti suku, ras, agama merupakan sumber utama lahirnya
benturan-benturan kepentingan etnis maupun budaya.

b. Pandangan Kaum Instrumentalisme


Menurut mereka, suku, agama, dan identitas yang lain dianggap sebagai
alat yang digunakan individu atau kelompok untuk mengejar tujuan yang
lebih besar baik dalam bentuk materiil maupun nonmateriil.

c. Pandangan Kaum Konstruktivisme


Kelompok ini beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat
kaku, sebagaimana yang dibayangkan kaum primordialis. Etnisitas bagi
kelompok ini dapat diolah hingga membentuk jaringan relasi pergaulan
sosial. Oleh karena itu, etnisitas merupakan sumber kekayaan hakiki yang
dimiliki manusia untuk saling mengenal dan memperkaya budaya. Bagi
mereka persamaan adalah anugerah dan perbedaan adalah berkah.

2.7 Konsep Kesetaraan


Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak hanya sebatas mengenal
keanekaragaman, tetapi juga ada yang namanya kesetaraan sosial. Dimana,
kesetaraan ini berhubungan dengan kedudukan yang ada di masyarakat.

Kesetaraan sendiri berasal dari kata setara atau sederajat. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) setara berarti sejajar, sama tingkatannya
sederajat. Oleh karena itu, kesetaraan sosial bermakna bahwa semua manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan memiliki derajat yang sama dan harus
diperlakukan sama, sehingga setiap orang berhak mendapatkan pendidikan,
pekerjaan, dan konsumsi yang layak.

9
lOMoARcPSD|18955002

Kesetaraan sosial bisa juga diartikan sebagai tata politik sosial di mana
semua orang yang berada dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu
memiliki status yang sama. Setidaknya, ini mencakup hak yang sama di
bawah hukum, merasakan keamanan, memperolehkan hak suara, mempunyai
kebebasan untuk berbicara dan berkumpul, dan sejauh mana hak tersebut
tidak merupakan hak-hak yang bersifat atau bersangkutan secara personal.
Adapun kategori kesetaraan sosial ini dibedakan menjadi 5 yaitu :
• Hakikat politik ; kesetaraan dalam bidang pembangunan
• Hakikat ekonomi ; kesetaraan dalam pembagian sumber daya yang
dilakukan secara adil
• Hakikat sosial ; kesetaraan dengan tidak adanya dominasi oleh pihak
tertentu
• Hakikat moral ; kesetaraan dengan memiliki nilai yang sama
• Hakikat hukum ; kesamaan dihadapan hukum

Disamping itu, jika melihat secara keseluruhan konsep ini dibagi menjadi 3
yaitu kesetaraan sejak awal, kesetaraan kesempatan dan kesetaraan hasil.
• Kesetaraan sejak awal yang artinya kompetisi yang adil dan setara
mensyaratkan bahwa semua peserta mulai dari garis start yang sama
• Kesetaraan kesempatan mengindikasikan bahwa akses ke semua posisi
sosial harus di atur oleh kriteria universal
• Kesetaraan hasil, yaitu semua orang harus menikmati standar hidup dan
peluang kehidupan yang setara
Kesetaraan berarti kebebasan dari prasangka dan diskriminasi. Selain
hak yang sama, semua orang harus menikmati kesempatan hidup yang sama
secara umum. Di Indonesia sendiri, prinsip kesetaraan ini tertuang dalam
UUD 1945 pasal 27 ayat 1, 2, dan 3. Dengan demikian, secara yuridis
maupun politis, semua warga negara memiliki persamaan kedudukan, baik
dalam bidang politik, hukum, pemerintah, ekonomi, dan sosial.

10
lOMoARcPSD|18955002

2.8 Perbandingan Multikulturalisme dan kesetaraan

Multikulturalisme adalah istilah untuk menggambarkan tentang


pandangan yang berkaitan dengan ragam kehidupan di dunia atau kebijakan
kebudayaan yang menekankan penerimaan tentang adanya keragaman,
kebhinekaan, pluralitas, sebagai realitas utama dalam kehidupan masyarakat
menyangkut nilai-nilai, sistem sosial- budaya, dan lain-lain. Sedangkan,
kesetaraan sendiri menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang
sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain. Jadi,
multikulturalisme dan kesetaraan itu harus saling berkaitan agar menghindari
terjadinya kesenjangan sosial. Apabila kondisi multikulturalisme bangsa tidak
dibarengi dengan kesetaraan, maka akan berpotensi terjadi diskriminasi sosial.

Prinsip kesetaraan dalam kehidupan masyarakat yang beragam


Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan
memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Setiap manusia dilahirkan setara,
meskipun dengan keragaman identitas yang disandang. Kesetaraan merupakan
sesuatu yang inheren yang dimiliki manusia sejak lahir. Dengan identitas pluralis
dan multikulturalis, bangunan interaksi dan relasi antarmanusia Indonesia akan
bersifat setara. Paham kesetaraan akan menandai cara berpikir dan berperilaku
bangsa Indonesia, apabila setiap orang Indonesia berdiri di atas realitas bangsanya
yang plural dan multikultural itu. Identitas kesetaraan ini tidak akan muncul dan
berkembang dalam susunan masyarakat yang didirikan di atas paham dominasi
dan kekuasaan satu kelompok terhadap kelompok lain

11
lOMoARcPSD|18955002

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai


macam suku yang masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang
berbeda-beda. Ciri-ciri masyarakat multikultural yaitu :Terjadi segmentasi,
Memilki struktur, Konsensus rendah, Relatif potensi ada konflik, Integrasi

dapat tumbuh dengan paksaan dan Adanya dominasi politik terhadap


kelompok lain.

Penyebab timbulnya masyarakat multikultural sbb: Faktor geografis,


Pengaruh budaya asing, Kondisi iklim yang berbeda, Keanekaragaman Suku
Bangsa, Keanekaragaman Agama danKeanekaragaman Ras. Konflik yang
muncul karena adanya keanekaragamaan, seperti konflik antar etnis.
Penyelesaiannya dengan menggunakan kearifan lokal dan kearifan nasional.

Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan


memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Setiap manusia dilahirkan
setara, meskipun dengan keragaman identitas yang disandang. Kesetaraan
merupakan sesuatu yang inheren yang dimiliki manusia sejak lahir. Dengan
identitas pluralis dan multikulturalis, bangunan interaksi dan relasi
antarmanusia Indonesia akan bersifat setara. Paham kesetaraan akan
menandai cara berpikir dan berperilaku bangsa Indonesia, apabila setiap
orang Indonesia berdiri di atas realitas bangsanya yang plural dan
multikultural itu. Identitas kesetaraan ini tidak akan muncul dan berkembang
dalam susunan masyarakat yang didirikan di atas paham dominasi dan
kekuasaan satu kelompok terhadap kelompok lain.

Kesimpulannya multikultural haruslah diseimbangi dengan kesetaraan, karena


mustahil terjadinya perdamaian apabila tidak diseimbangi. Kita harus
menghargai perbedaan yang ada di negeri ini, dan memahami bahwa
sesungguhnya kita semua mempunyai drajat yang sama, tidak ada yang
berbeda satu sama lain. Perbedaan membuat kita kuat, bukan membuat
hancur kita, mari kita tingkatkan kesadaran kita dalam menyetarakan semua
masyarakat dan saudara saudara kita yang berada di indonesia tercinta.
12
lOMoARcPSD|18955002

Sumber :
- https://blog.unnes.ac.id/imasulufi16/2015/12/24/materi-sosiologi-sma-kelas-xl-
bab-3-perbedaan-kesetaraan-dan-harmonisasi-sosial/

- https://www.sosial79.com/2021/02/pengertian-kesetaraan-sosial-konsep.html

- https://www.pustaka.ut.ac.id/reader/index.php?
subfolder=MKDU4109/&doc=M5.pdf

Anda mungkin juga menyukai