Anda di halaman 1dari 6

Tugas Personal ke-2

(Minggu 7 / Sesi 11)

Nama : Anwar Musyahada Al Anshori

NIM : 2502051616

Kelas : Teknik Industri

Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.

Kita semua mengetahui bahwa Indonesia memiliki sangat banyak keberagaman. Untuk itu,
sangat dibutuhkan pengamalan paham multikulturalisme. Menurut Anda bagaimana
pernyataan tersebut? Bagaimana pendapat Anda sendiri tentang multikulturalisme di
Indonesia?

Istilah Multikultural akhir-akhir ini mulai diperbincangkan di berbagai kalangan


berkenaan dengan merebaknya konflik etnis di negara ini. Multikultural yang dimiliki
Indonesia dianggap faktor utama terjadinya konflik. Konflik berbau SARA yaitu suku,
agama, ras, dan antargolongan yang terjadi di Aceh, Ambon, Papua, Kupang, Maluku dan
berbagai daerah lainnya adalah realitas yang dapat mengancam integrasi bangsa di satu sisi
dan membutuhkan solusi konkret dalam penyelesaiannya di sisi lain. Hingga munculah
konsep multikulturalisme. Multikulturalisme dijadikan sebagai acuan utama terbentuknya
masyarakat multikultural yang damai.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan
seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang
menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya
(multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem,
budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut
Multikulturalisme bertentangan dengan monokulturalisme dan asimilasi yang telah
menjadi norma dalam paradigma negara-bangsa (nation-state) sejak awal abad ke-19
Monokulturalisme menghendaki adanya kesatuan budaya secara normatif. istilah
'monokultural' juga dapat digunakan untuk menggambarkan homogenitas yang belum
terwujud (pre-existing homogeneity). Sementara itu, asimilasi adalah timbulnya keinginan
untuk bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dengan cara mengurangi
perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah kebudayaan baru.
Multikulturalisme mulai dijadikan kebijakan resmi di negara berbahasa-inggris (English-
speaking countries), yang dimulai di Afrika pada tahun 1999. Kebijakan ini kemudian
diadopsi oleh sebagian besar anggota Uni Eropa, sebagai kebijakan resmi, dan sebagai
konsensus sosial di antara elit. Namun beberapa tahun belakangan, sejumlah negara Eropa,
terutama Inggris dan Prancis mulai mengubah kebijakan mereka ke arah kebijakan
multikulturalisme.
Menurut C.W. Watson (1998) dalam bukunya Multiculturalism, membicarakan
masyarakat multikultural adalah membicarakan tentang masyarakat negara, bangsa, daerah,
bahkan lokasi geografis terbatas seperti kota atau sekolah, yang terdiri atas orang-orang yang
memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dalam kesederajatan.
Pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik multikulturalisme yang
diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh (1997:183-185)
membedakan lima macam multikulturalisme (Azra, 2007, meringkas uraian Parekh):
1. Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada masyarakat di mana berbagai kelompok
kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya minimal
satu sama lain
2. Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan yang
membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur kaum

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan
ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum

minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun


sebaliknya, kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini
diterapkan di beberapa negara Eropa.

3. Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural di mana kelompok-kelompok kutural


utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan
menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima.
Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang
memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok dominan

dan berusaha menciptakan suatu masyarakat di mana semua kelompok bisa eksis sebagai
mitra sejajar.
4. Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakat plural di mana kelompok-
kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern) dengan kehidupan kultural otonom; tetapi
lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-
perspektif distingtif mereka.
5. Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus batas-batas kultural sama sekali
untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat kepada
budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan
interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.
Multikulturalisme di Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang
sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan
istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia
yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu
(Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki
makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti
apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.

Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat
yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang
menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat
berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di
masyarakat.Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena:
1. Letak geografis indonesia
2. perkawinan campur
3. iklim
Pada hakikatnya masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai
macam suku yang masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang berbeda-beda.
Dalam hal ini masyarakat multikultural tidak bersifat homogen, namun memiliki karakteristik
heterogen di mana pola hubungan sosial antarindividu di masyarakat bersifat toleran dan
harus menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai (peace co-exixtence) satu
sama lain dengan perbedaan yang melekat pada tiap etnisitas sosial dan politiknya. Oleh
karena itu, dalam sebuah masyarakat multikultural sangat mungkin terjadi konflik vertikal
dan horizontal yang dapat menghancurkan masyarakat tersebut.
Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural
1. Terjadi segmentasi, yaitu masyarakat yang terbentuk oleh bermacam-macam suku, ras,
dll tapi masih memiliki pemisah. Yang biasanya pemisah itu adalah suatu konsep yang
disebut primordial. Contohnya, di Jakarta terdiri dari berbagai suku dan ras, baik itu suku dan
ras dari daerah dalam negeri maupun luar negeri, dalam kenyataannya mereka memiliki
segmen berupa ikatan primordial kedaerahaannya.
2. Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer, maksudnya adalah dalam
masyarakat majemuk suatu lembaga akam mengalami kesulitan dalam menjalankan atau

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


mengatur masyarakatnya alias karena kurang lengkapnya persatuan yang terpisah oleh
segmen-segmen tertentu.
3. Konsensus rendah, maksudnya adalah dalam kelembagaan pastinya perlu adanya suatu
kebijakan dan keputusan. Keputusan berdasarkan kesepakatan bersama itulah yang dimaksud
konsensus, berarti dalam suatu masyarakat majemuk sulit sekali dalam pengambilan
keputusan.

4. Relatif potensi ada konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya terdiri dari
berbagai macam suku adat dan kebiasaan masing-masing. Dalam teorinya semakin banyak
perbedaan dalam suatu masyarakat, kemungkinan akan terjadinya konflik itu sangatlah tinggi
dan proses peng-integrasianya juga susah.
5. Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan, seperti yang sudah saya jelaskan di atas,
bahwa dalam masyarakat multikultural itu susah sekali terjadi pengintegrasian, maka jalan
alternatifnya adalah dengan cara paksaan, walaupun dengan cara seperti ini integrasi itu tidak
bertahan lama.
6. Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam masyarakat
multikultural terdapat segmen-segmen yang berakibat pada ingroup fiiling tinggi maka bila
suaru ras atau suku memiliki suatu kekuasaan atas masyarakat itu maka dia akan
mengedapankan kepentingan suku atau rasnya.
Dari keterangan-keterangan tersebut terlihat bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai
kelompok etnis, agama, budaya yang berpotensi menimbulkan konflik sosial. Berkaitan
dengan perbedaan identitas dan konflik sosial muncul tiga kelompok sudut pandang yang
berkembang, yaitu:
a. Pandangan Primordialisme
Kelompok ini menganggap perbedaan-perbedaan yang berasal dari genetika seperti suku,
ras, agama merupakan sumber utama lahirnya benturan-benturan kepentingan etnis maupun
budaya.
b. Pandangan Kaum Instrumentalisme
Menurut mereka, suku, agama, dan identitas yang lain dianggap sebagai alat yang
digunakan individu atau kelompok untuk mengejar tujuan yang lebih besar baik dalam bentuk
materiil maupun nonmateriil.
c. Pandangan Kaum Konstruktivisme

CHAR6019 – Character Building: Pancasila


Kelompok ini beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat kaku, sebagaimana
yang dibayangkan kaum primordialis. Etnisitas bagi kelompok ini dapat diolah hingga
membentuk jaringan relasi pergaulan sosial. Oleh karena itu, etnisitas merupakan sumber
kekayaan hakiki yang dimiliki manusia untuk saling mengenal dan memperkaya budaya.
Bagi mereka persamaan adalah anugerah dan perbedaan adalah berkah.

Kesimpulan
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku yang
masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang berbeda-beda. Ciri-ciri
masyarakat multikultural yaitu :Terjadi segmentasi, Memilki struktur, Konsensus rendah,
Relatif potensi ada konflik, Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan dan Adanya dominasi
politik terhadap kelompok lain. Penyebab timbulnya masyarakat multikultural sbb: Faktor
geografis, Pengaruh budaya asing, Kondisi iklim yang berbeda, Keanekaragaman Suku
Bangsa, Keanekaragaman Agama danKeanekaragaman Ras. Konflik yang muncul karena
adanya keanekaragamaan, seperti konflik antar etnis. Penyelesaiannya dengan menggunakan
kearifan lokal dan kearifan nasional.

Referensi
Lecture note – Multiculturalism
http://geoenviron.blogspot.com/2013/04/masyarakat-multicultural-dan_1110.html
http://makalahcyber.blogspot.com/2012/04/makalah-masyarakat-multikultural.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme

CHAR6019 – Character Building: Pancasila

Anda mungkin juga menyukai