Anda di halaman 1dari 27

MASYARAKAT

MULTIKULTURAL
XI IPS
Konteks
Masyarakat multikultural dibentuk karena adanya himpunan dari
manusia yang hidup bersama

Kriteria himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial menurut


Soerjono Soekanto :
1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian
dari kelompok yang bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota
yang lainnya.
3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara
mereka bertambah erat, misalnya : nasib yang sama, kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
5. Bersistem dan berproses.
PENGERTIAN MASYARAKAT
MULTIKULTURAL
(Multicultural society): masyarakat yang terdiri
dari banyak kebudayaan dan antara pendukung
kebudayaan saling menghargai satu sama lain.
Jadi, masyarakat multikultural merupakan
masyarakat yang menganut multikulturalisme,
yaitu paham/ pandangan/sikap yang meyakini
bahwa berbagai budaya yang berbeda memiliki
kedudukan yang sederajat.
Multikultural adalah suatu keniscayaan
Pandangan Ahli
• Menurut Furnival,
masyarakat
multikultural adalah
suatu masyarakat yang
terdiri dari dua atau lebih
elemen yang hidup sendiri-
sendiri tanpa ada
pembauran satu sama lain di
dalam satu kesatuan politik
Pandangan Ahli
• Multikulural = Suatu
masyarakat yang
menganut berbagai
sistem nilai yang dianut
oleh berbagai kesatuan
sosial yang menjadi
bagian-bagiannya.
(Dr. Nasikun)
Pandangan Ahli
• Clifford Gertz
Masyarakat multikultural adalah merupakan
masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem
yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-
masing sub sistem terkait oleh ikatan-ikatan
primordial.
Ciri-ciri masyarakat
multikultural menurut Pierre van den
Berghe :
a. Segmentasi (terbagi) ke dalam kelompok-
kelompok.
b. Kurang mengembangkan konsensus
(kesepakatan bersama).
c. Sering mengalami konflik.
d. Integrasi sosial atas paksaan.
e. Dominasi (penguasaan) suatu kelompok atas
kelompok lain.
Tipe-tipe masyarakat multikultural :

a. kompetisi seimbang : kelompok-kelompok yang


ada mempunyai kekuasaan yang seimbang.
b. mayoritas dominan : kelompok terbesar
mendominasi.
c. minoritas dominan : kelompok kecil yang
mendominasi.
d. fragmentasi : masyarakat terdiri dari banyak
kelompok yang kecil, tidak ada yang mendominasi.
Bentuk-bentuk multikulturalisme:

a. Multikulturalismeisolasi
b. Multikulturalisme akomodatif
c. Multikulturalisme otonomi
d. Multikulturalisme kritikal /
interaktif
e. Multikulturalisme kosmopolitan
A. Multikulturalisme Isolasi

Masyarakat jenis ini biasanya menjalankan hidup


secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang
saling mengenal satu sama lain. Kelompok-
kelompok tersebut pada dasarnya menerima
keragaman, namun pada saat yang sama
berusaha mempertahankan budaya mereka
secara terpisah dari masyarakat lain umumnya.
B. Multikulturalisme Akomodatif
• Masyarakat ini memiliki kultur dominan, yang
membuat penyesuaian-penyesuaian dan akomodasi-
akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultural kaum
minoritas. Masyarakat multicultural akomodatif
merumuskan dan menerapkan undang-undang,
hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara
kultural, serta memberikan kebebasan kepada kaum
minoritas untuk mengembangkan/mempertahankan
kebudayaan mereka. Sebaliknya, kaum minoritas
tidak menentang kultur dominan
C. Multikulturalisme Otonomi
• Dalam model ini kelompok-kelompok kultural utama
berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya
dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam
kerangka politik yang secara kolektif dapat diterima. Prinsip-
prinsip pokok kehidupan kelompok-kelompok dalam
multikultural jenis ini adalah mempertahankan cara hidup
mereka masing-masing yang memiliki hak-hak sama dengan
kelompok dominan. Mereka juga menentang kelompok
dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat di
mana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.
D. Multikulturalisme Kritikal/Interaktif
• Jenis multikulturalisme ini terjadi pada masyarakat
plural di mana kelompok-kelompok yang ada
sebenarnya tidak terlalu menuntut kehidupan otonom,
akan tetapi lebih menuntut penciptaan kultur kolektif
yang menegaskan perspektif-perspektif distingtif
mereka. Kelompok dominan dalam hal ini tentunya
menolak, bahkan berusaha secara paksa menerapkan
budaya dominan mereka dengan mengorbankan
budaya kelompok-kelompok minoritas.
E. Multikulturalisme Kosmopolitan
• Kehidupan dalam multikulturalisme jenis ini
berusaha menghapus segala macam batas-
batas kultural untuk menciptakan masyarakat
yang setiap individu tidak lagi terikat pada
budaya tertentu. Bisa juga sebaliknya, yaitu tiap
individu bebas dengan kehidupan-kehidupan
lintas kultural atau mengembangkan kehidupan
kultural masing-masing.
Bentuk Struktur Sosial Masyarakat Majemuk

1. Struktur sosial yang terinterseksi (intersected social


structure) : persilangan keanggotaan masyarakat.
• Kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat
menjadi wadah beraktivitas dari orang-orang yang berasal
dari berbagai latar belakang sukubangsa, agama, ras, dan
aliran.
• Dalam bentuk struktur sosial yang demikian keanggotaan para
anggota masyarakat dalam kelompok sosial yang ada saling
silang-menyilang sehingga terjadi loyalitas yang juga silang-
menyilang (cross-cutting affiliation dan cross-cutting
loyalities).
• Bentuk struktur yang terinterseksi mendorong terjadinya
integrasi sosial dalam masyarakat multicultural.
Keterangan :
• A : Suku Jawa                   I  :  Islam
• B : Suku Minahasa           II : Kristen
Penjelasan :
• Si A dan B, berbeda suku bangsa tapi sama
agamanya.
Bentuk Struktur Sosial Masyarakat Majemuk

2. Struktur sosial yang terkonsolidasi (consolidated social structure):


penguatan keanggotaan masyarakat.
• Dalam bentuk struktur yang demikian, kelompok-kelompok sosial
yang ada hanya mewadahi orang-orang yang berlatar belakang
sukubangsa, agama, ras, atau aliran yang sama.
• Sehingga terjadi tumpang tindih parameter dalam pemilahan struktur
sosial. Orang Bali akan identik dengan orang Hindu, orang Melayu
identik dengan orang Islam. Partai tertentu identik dengan orang
Islam, partai yang lain identik dengan orang Kristen, dan seterusnya.
• Bentuk struktur sosial yang semacam ini akan menghambat
terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat multicultural, karena
akan terjadi pertajaman prasangka antar-kelompok.
Pengaruh Terbentuknya Masyarakat
Multikultural

a. Konflik
b.Primordialisme
c. Etnosentrisme
d.Sikap fanatik dan ekstrem
Pengaruh Terbentuknya Masyarakat
Multikultural
a. Konflik : Kondisi kemajemukan berpengaruh terhadap
munculnya potensi : konflik horizontal.(UN 2010)
b. Munculnya sikap primordialisme : paham yang memegang
teguh hal-hal yang dibawa sejak lahir, baik mengenai tradisi,
kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam
lingkungan pertamanya. Contoh perilaku primordial :
• Membentuk partai politik berdasarkan paham, ideologi, atau
keterikatan pada faktor-faktor seperti suku bangsa, agama,
dan ras
• Memberikan prioritas atau perlakuan istimewa kepada orang-
orang yang berasal dari daerah, suku bangsa, agama, atau ras
tertentu. (UN 2010)
Pengaruh Terbentuknya Masyarakat
Multikultural

c. Munculnya sikap etnosentrisme.


Etnosentrisme : sikap atau pandangan yang
berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan
sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan
pandangan yang meremehkan masyarakat dan
kebudayaan lain.
Pengaruh Terbentuknya Masyarakat
Multikultural
d. Munculnya sikap fanatik dan ekstrem.
Fanatik : sangat kuat meyakini ajaran atau mendukung suatu
kelompok.
Kerusuhan antarsuporter sepak bola merupakan contoh negatif
perilaku masyarakat multikultural yang didasari : fanatisme.
(UN 2008)
Ekstrem : fanatik, sangat keras dan teguh.
Seorang ekstremis menganggap bahwa hanya pendapat
kelompok sendirilah yang benar dan menolak pendapat dari luar
kelompoknya.  Dalam kehidupan multikultural, sikap ekstrem
tersebut dapat merusak upaya untuk memperkuat proses
integrasi. (UN 2010)
Sudut pandang yang berkembang

1. Pandangan Primordialisme
Kelompok ini menganggap perbedaan-
perbedaan yang berasal dari genetika seperti
suku, ras, agama merupakan sumber utama
lahirnya benturan-benturan kepentingan
etnis maupun budaya.
Pengaruh Terbentuknya Masyarakat
Multikultural
e. Politik Aliran : ideologi nonformal yang dianut
oleh anggota organisasi politik dalam suatu negara.
Contoh : partai Islam, partai Kristen

Dampak positif dari berkembangnya politik aliran


yang terwujud dengan banyaknya partai politik
adalah: beragam saluran aspirasi.
(UN 2008)
2. Pandangan Kaum Instrumentalisme
Menurut mereka, suku, agama, dan identitas
yang lain dianggap sebagai alat yang digunakan
individu atau kelompok untuk mengejar tujuan
yang lebih besar baik dalam bentuk materiil
maupun nonmateriil.
3. Pandangan Kaum Konstruktivisme
Kelompok ini beranggapan bahwa identitas kelompok
tidak bersifat kaku, sebagaimana yang dibayangkan kaum
primordialis. Etnisitas bagi kelompok ini dapat diolah
hingga membentuk jaringan relasi pergaulan sosial. Oleh
karena itu, etnisitas merupakan sumber kekayaan hakiki
yang dimiliki manusia untuk saling mengenal dan
memperkaya budaya. Bagi mereka persamaan adalah
anugerah dan perbedaan adalah berkah.
Uji Kompetensi
1. Menurutmu apa yang dimaksud dengan masyarakat
multikultural?
2. Dapatkah Indonesia dikatakan sebagai masyarakat multikultural?
Jelaskan!
3. Sebutkan ciri masyarakat multikultural!
4. Jelaskan hubungan antara masyarakat multikultural dengan
multikulturalisme!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan multikultural isolasi!
6. Apa yang melandasi terjadinya konflik etnis Dayak dan Madura?
7. Apa yang dimaksud dengan kearifan lokal dan kearifan nasional?
8. Sebutkan upaya-upaya pencegahan terjadinya masalah
keanekaragaman!
9. Jelaskan mengapa keanekaragaman berpotensi memunculkan
konflik!
10. Tulislah pengalaman mu mengenai pluralisme di Manado
Tugas / ulangan
Untuk ulangan harian Masyarakat Multikultural akan diberikan tugas
yaitu membuat essay tentang pengalaman hidup di dalam masyarakat
multi kultural dengan kerangka sbb.
Judul : Pengalamanku hidup dalam masyarakat multicultural / Pluralisme
Halaman 1 : Pemahamanku tentang masyarakat multicultural
Halaman 2 ; Pengalamanku, di keluarga besar, masyarakat di lingkungan
anda, di sekolah, di gereja/ kolom, di Manado / tempat kelahiran anda,
baik yang positif dan negative
Halaman 3: dari pengalaman yang negative, kalau tidak mengalaminya
sendiri dapat melihat pengalaman daerah-daerah yang mengalami konflik,
seperti Ambon, Ternate, Palu, Papua dsb.Halaman
4 penutup berupa harapan/ gambaran ideal hidup rukun dan damai
dalam masyarakat multicultural dan bagaimana cara untuk
mewujudkannya.

Anda mungkin juga menyukai