Anda di halaman 1dari 4

Multikulturalisme terbagi menjadi 5 jenis, yaitu :

1. Multikulturalisme Akomodatif

Multikulturalisme akomodatif ini meliputi masyarakat yang memiliki kultur dominan


yang membuat penyesuaian dan akomodasi – akomodasi tertentu bagi kebutuhan
kultur kaum minoritas.

Masyarakat di sini merumuskan dan menerapkan hukum, undang – undang, dan


ketentuan – ketentuan yang sensitif secara kultural.

Masyarakat juga memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk


mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan meraka.

Begitupun sebaliknya, kaum minoritas juga tidak menantang kultur dominan.

Multikulturalisme akomodatif ini diterapkan di beberapa negara yang ada di Eropa.

2. Multikulturalisme Otonomis

Multikulturalisme otonomis meliputi masyarakat plural di mana kelompok –


kelompok kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan atau equality.

Mereka menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu


masyarakat di mana semua kelompok bisa eksis secara sejajar.

3. Multikulturalisme Interaktif atau Kritikal

Multikulturalisme interaktif atau kritikal meliputi masyarakat plural di mana


kelompok – kelompok kultural tidak terlalu terfokus atau concern dengan kehidupan
kultural otonom.

Mereka lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan dan menegaskan


perspektif – perspektif distingtif mereka sendiri.

4. Multikulturalisme Isolasionis

Multikulturalisme isolasionis ini mengacu pada masyarakat di mana berbagai


kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi
yang hanya minimal satu sama lainnya.

5. Multikulturalisme Kosmopolitan
Multikulturalisme kosmopolitan ini mencangkup usaha penghapusan batas – batas
kultural untuk menciptakan sebuah masyarakat yang tidak lagi terikat kepada
budaya tertentu.

Dan sebaliknya, secara bebas terlibat dalam percobaan – percobaan interkultural


dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural secara masing – masing.

Ciri – ciri dari masyarakat multikulturalisme adalah sebagai berikut ini :

1. Mengalami segmentasi dalam kelompok – kelompok dengan sub kebudayaan


yang berbeda.
2. Mempunyai struktur sosial yang terbagi menjadi lembaga – lembaga
nonkomplementer.
3. Rendahnya konsensus diantara anggota kelembagaan.
4. Relatif sering terjadi konflik maupun perdebatan.
5. Integrasi cenderung terjadi karena paksaan.
6. Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain.

Terdapat beberapa unsur multikulturalisme, khususnya di Indonesia. Berikut adalah


unsur – unsur multikulturalisme yang ada di Indonesia :

1. Suku Bangsa; suku bangsa di Indonesia sangatlah beragam, mulai dari


Sabang sampai Merauke.
2. Ras; ras di Indonesia muncul karena adanya pengelompokan besar manusia
yang memiliki ciri biologis, seperti warna rambut, warna kulit, ukuran tubuh,
dan lain sebagainya.
3. Agama dan Keyakinan; agama dan keyakinan di Indonesia cukup beraneka
ragam, mulai dari agama islam, kristen, katolik, hindu, budha, hingga kong hu
cu.
4. Ideologi; ideologi memiliki pengaruh yang kuat terhadap tingkah laku.
5. Politik; politik merupakan usaha untuk menegakkan ketertiban sosial.
6. Tata Krama; tata krama merupakan segala tindakan, perilaku, adat istiadat,
sopan santun, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai dengan kaidah maupun
norma tertentu.
7. Kesenjangan Sosial; adanya penggolongan manusia berdasarkan kasta.
8. Kesenjangan Ekonomi; adanya penghasilan yang berbeda antar manusia.

Multikulturalisme terjadi pasti ada sebabnya. Berikut adalah beberapa sebab dari
terjadinya multikulturalisme :

1. Faktor geografis; dalam suatu daerah yang memiliki kondisi geografis


berbeda pasti akan terdapat perbedaan di dalam masyarakatnya.
2. Faktor iklim; dalam suatu daerah yang memiliki kondisi iklim berbeda pasti
akan terdapat perbedaan di dalam masyarakatnya.
3. Pengaruh budaya asing; masyarakat yang sudah mengetahui budaya –
budaya asing kemungkinan besar akan terpengaruh dengan kebiasaan
budaya asing tersebut.
4. Bentuk masyarakat multikulturalisme terbagi menjadi 5 bentuk, yaitu :
5. 1. Primordialisme
6. Primordialisme merupakan sebuah pandangan atau paham yang memegang
teguh terhadap berbagai hal yang sudah ada sejak kecil.
7. Pandangan tersebut dapat berupa kepercayaan, tradisi, adat istiadat, ataupun
segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan hidup pertama seorang
individu.
8. Primordialisme ini memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya.
9. Namun primordialisme ini juga dapat membuat seorang individu atau
kelompok memiliki sikap etnosentrisme.
10. Sikap etnosentrisme adalah sikap yang cenderung bersifat subyektif dalam
memandang budaya orang lain.
11. Mereka akan sulit menerima paham lain selain paham yang telah mereka
bawa sejak kecil.
12. Jadi primordialisme dapat diartikan dengan suatu kepercayaan yang sudah
mendarah daging.
13. 2. Etnosentrisme
14. Etnosentrisme merupakan anggapan suatu kelompok sosial bahwa
kelompoknyalah yang paling unggul dibandingkan dengan kelompok lain.
15. Mereka akan sulit menerima paham lain selain paham yang telah mereka
bawa sejak kecil (primordialisme).
16. Jadi etnosentrisme dapat diartikan dengan suatu anggapan dari kelompok
sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul dibandingkan dengan
kelompok lain.
17. 3. Interseksi
18. Interseksi merupakan suatu pertemuan atau titik potong yang dikenal sebagai
suatu golongan etnik yang majemuk di dalam sosiologi.
19. Interseksi juga merupakan pertemuan atau persilangan keanggotaan suatu
kelompok sosial dari berbagai seksi.
20. Baik berupa suku, agama, kelas sosial, jenis kelamin, dan lain sebagainya
dalam suatu masyarakat majemuk di dalam sosiologi.
21. Interseksi ini akan terbentuk melalui interaksi sosial atau pergaulan yang
intensif dari para anggotanya.
22. Interaksi sosial ini akan terbentuk melalui sarana pergaulan dalam
kebudayaan manusia, diantaranya adalah bahasa, kesenian, sarana
transportasi, pasar, sekolah, dan lain sebagainya.
23. Jadi interseksi dapat diartikan dengan suatu masyarakat yang terdiri dari
banyak suku, budaya, agama, ras, dan lainnya yang berbaur menjadi satu
kesatuan di dalam komunitas tertentu.
24. 4. Konsolidasi
25. Konsolidasi merupakan suatu proses penguatan pemikiran atas kepercayaan
yang telah diyakini menjadi semakin kuat.
26. Konsolidasi juga merupakan suatu proses penguatan yang dilakukan untuk
memberikan tambahan keimanan untuk seseorang atas apa yang telah
seseorang yakini.
27. Jadi konsolidasi dapat diartikan dengan suatu penguatan atas apa yang telah
melekat pada dirinya.
28. 5. Politik Aliran
29. Politik aliran merupakan suatu kelompok masyarakat yang tergabung ke
dalam ormas – ormas yang memiliki suatu pemersatu.
30. Pemersatu tersebut dapat berupa partai politik yang ada di dalam suatu
negara.
31. Politik aliran juga merupakan suatu organisasi masyarakat yang digunakan
untuk memelihara dan menyejahterakan anggota masyarakatnya.
32. Jadi politik aliran dapat diartikan dengan suatu partai politik yang memiliki
dukungan dari organisasi masyarakat sebagai pembangun kekuatan dalam
pemilihan umum.

https://www.yuksinau.id/pengertian-multikulturalisme/

Anda mungkin juga menyukai