Anda di halaman 1dari 6

Pembahasan singkat beberapa konsep

dalam Teori Politik

6. Konsep pluralisme

Pengertian Pluralisme
Pluralisme merupakan keadaan majemuk
masyarakat yang berkaitan dengan kebudayaan,
sistem sosial, dan politik yang berbeda-beda akan
tetapi dari kesemuanya dapat mencapai keteraturan
sosial akibat adanya kesadaran bahwa kehidupan ini
dijalankan dengan rasa perbedaan.
Pluralisme adalah pandangan filosofis yang
dilakukan oleh seseorang/kelompok dengan tidak
mendiskriminasi sesuatu pada prinsip, dan menerima
keberagaman yang menyangkut pada berbagai
bidang seperti unsur kebudayaan, agama, dan politik.
Bahkan dalam hal ini pluralisme adalah penerimaan
bagi setiap individu yang mempunyai gagasan bahwa
perbedaan budaya yang ada di antara sesama harus
terus dihargai dan dipertahankan.
Itu artinya setiap masyarakat menyadari bahwa
perbedaan budaya yang dimiliki dan keberagaman
yang ada merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Keberagaman
budaya merupakan akar sebuah bangsa yang pantas
menjadi dasar terbentuknya negara yang besar seperti
Indonesia.
Pluralisme Menurut Para Ahli
Pluralisme yang dikemukakan oleh para ahli, antara
lain adalah sebagai berikut;

^ Mohammad Shofan, Pluralisme merupakan upaya


untuk membangun kesadaran normatif teologis dan
kesadaran sosial.

^ Syamsul Maa’arif, pluralisme merupakan suatu sikap


saling memahami, dan menghormati adanya
perbedaan demi tercapainyakerukunan antar umat
beragama.

^ Webster, pluralisme adalah keadaan sosial yang


hadir dalam beragam etnis, agama, ras dan etnis yang
mempertahankan tradisi berpartisipasi dalam
masyarakat. Keadaan seperti ini kemudian
menciptakan sebuah pola masyarakat yang hidup
saling berdampingan dalam keberagaman yang ada.

^ Anton M. Moeliono, pluralisme merupakan suatu hal


yang memberikan makna jamak dari segi kebudayaan
yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat. Rasa
hormat akan nilai kebudayaan lainnya dan sikap saling
menghargai merupakan dasar landasan terciptanya
plurarisme.

^ Santrock, pluralisme adalah penerimaan tiap individu


yang berpendapat bahwa perbedaan budaya
haruslah dipertahankan dan dihargai keberadaannya.
Macam- macam pluralisme
Berikut ini merupakan jenis-jenis pluralisme yang ada
di masyarakat secara umum, yaitu antara lain;

A. Pluralisme Agama
Keberagaman agama dalam mayarakat menajdikan
hidup ini lebih berwarna. Keberagaman tersebut dapat
diimbangi dengan sikap toleransi. Sebab, bila
keberagaman agama tidak disertai dengan sikap
toleransi akan mengakibatkan perpecahan maupun
konflik dalm masyarakat.

B. Pluralisme Ilmu Pengetahuan


Pertumbuhan dalam ilmu pengetahuan dapat
menunjukkan hak-hak individu dalam memutuskan
kebenaran yang sifatnya universal bagi masing-masing
individu.

C. Pluralisme Sosial
Dalam lingkungan sosial, interaksi dalam masyarakat
dapat ditunjukkan dengan rasa saling menghormati
satu dengan yang lain. Hidup berdampingan tanpa
adanya konflik merupakan sebuah cita-cita yang
hendak tercapai dalam pluralisme.

D. Pluralisme Media
Media merupakan salah satu apek terpenting sebagai
alat dalam menyiarkan informasi dan memiliki
wewenang secara bebas serta keberadaannya telah
diakui oleh negara. Dalam pengamalannya untuk
penyampaian pendapat ini beragam adanya,
misalnya saat adanya Pilihan Presiden di Indonesia.
Manfaat Pluralisme

Adapun untuk manfaat dari adanya pluralisme di


dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
 Membangkitkan sifat saling menghargai antara satu
dengan yang lainnya.
 Dapat mengembangkan kultur, tradisi dan
kepercayaan yang diyakini oleh masing-masing
individu.
 Meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh Sumber
Daya Manusia.
 Membentuk masyarakat yang mengedepankan
sikap toleransi dalam menyikapi perbedaan.

Dampak Positif dan Negatif Pluralisme


Adapun dampak dari adanya pluralisme dalam
masyarakat adalah sebagai berikut:
A. Positif.
- Memahami adanya perbedaan dalam
masyarakat. - Membentuk masyarakat yang modern.
Meningkatkan pendapatan negara. - Menjadi daya
tarik bagi turis yang berkunjung ke negara.
B. Negatif
- Timbulnya persaingan antar suku, ras maupun
agama. - Timbulnya perpecahan yang disebabkan
kurangnya rasa dan sikap toleransi. - Munculnya rasa
egois di kalangan masyarakat. - Timbulnya gesekan
sosial yang terjadi akibat konflik yang terjadi dalam
masyarakat. - Timbulnya sikap individualisme yang
terjadi di kalangan masyarakat.
Perubahan perilaku masyarakat terhadap Pluralisme
Secara universal, perubahan perilaku masyarakat
terhadap pluralisme terbagi dalam 3 bentuk, hal
tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Afektif, yaitu perubahan perilaku masyarakat yang


timbul dari segi perilaku kehidupan di lingkungan
masyarakat.

2. Kognitif, yaitu contoh perubahan perilaku


masyarakat yang berdasakan pola pikir.

3. Psikomotorik, yaitu contoh perubahan perilaku


masyarakat berdasarkan tindakan yang dilakukan
dalam lingkungan sosial.

Adapun contoh-contoh pluralisme dalam kehidupan


sehari-hari adalah sebagai berikut:
 Kebersamaan dalam kegiatan gotong royong
membersihkan lingkungan sekitar.
 Tidak memaksakan kehendak orang lain untuk
menerima keyakinan yang kita miliki.
 Tidak memaksakan kehendak orang lain untuk
memeluk agama yang kita peluk.

Pluralisme di Indonesia

Indenesia mempunyai banyak ragam suku, bangsa,


budaya, bahasa serta agama. Maka dari itu,
kenyataan tersebut memunculkan Bhinneka Tunggal
Ika sebagai semboyan yang dijunjung tinggi oleh
negara kesatuan republik Indonesia.
Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pluralisme
Indonesia yang harus terus ditanam di setiap individu
warga negara di tengah diferensiasi sosial di berbagai
lapisan masyarakat.
Meski semangat Bhinneka Tunggal Ika telah ditanam
kepada kita sejak lahir, tetapi masih ada saja individu
yang mengabaikan atau bahkan menolak individu
atau kelompok masyarakat lain yang memiliki
pandangan atau prinsip yang berbeda dengan kita.
Pluralisme di Indonesia masih dipandang sebelah mata
oleh masyarakat Indonesia sendiri, di mana masih
terjadi keributan-keributan antar etnis atau antar
agama di beberapa daerah di Indonesia. Hal tersebut
merupakan bukti nyata bahwa masyarakat Indonesia
belom memahami makna dari pluralisme itu sendiri.
Bagi siapapun yang mengasingkan manusia lain
yang menolak pluralisme, bahwa sebenarnya mereka
sendiri juga menolak pluralisme itu sendiri, karena
perbedaan pandangan seseorang dalam menyikapi
pluralisme juga disebut pluralisme.
Menurut pakar studi pluralisme dari Harvard, Profesor
Diana Eck, pluralisme tidak sekedar toleransi, melainkan
sebuah proses pencarian pemahaman secara aktif
menembus batas-batas perbedaan.
Pluralisme terjadi karena adanya perbedaan
pendapat antara satu pihak dengan pihak lainnya.
Bangsa Indonesia boleh terdiri dari berbagi suku, ras,
agama, maupun adat istiadat, tetapi semangat
Bhinneka-lah yang kita pegang teguh untuk saling
menghargai dan mengormati keberagaman tersebut.

Anda mungkin juga menyukai