Anda di halaman 1dari 12

MASYARAKAT MADANI DALAM KONTEKS INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pedagogik


Dosen Pengampu Budi Hendrawan, M. P.d

Oleh Kelompok 7 :

Aldzira C20862060
Alvi Nurmeisa C2086206027
Pita Pitriyanti C2086206015
Riffanny Amalia Hayat C2086206035
Sarah Adisty Maharani C2086206052
Yundra Fatmawati N C2086206019

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2021
Jl.Tamansari NO.KM,2,5,Mulyasari,Kec.Tamansari Tasikmalaya,Jawa Barat
46196
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum,Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan. Makalah ini berjudul Masyrakat Madani dalam Konteks
Indonesia, merupakan tugas dari mata kuliah Pedagogik membahas secara detail
yang berhubungan dengan Masyarakat Madani, Karakteristik Masyarakat Madani,
dan lain-lainnya yang tercakup dalam makalah ini. Kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan karena dari
kekhilafan kami. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari kawan-
kawan maupun Dosen Pengampu yang bersifat pembelajaran dan perbaikan agar
kita dimasa akan datangmendapat pengertian mengenai masyarakat madani.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Tasikmalaya,06 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Sejarah perkembangan masyarakatat madani...............................................3
B. Masyarakat madani Indonesia ......................................................................4
C. Tantangan dan hambatan penerapan masyarakat madani di Indonesia .......4
D. Karakteristik masyarakat madani..................................................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan globalisasi yang sedang berlangsung sekarang ini membawa


dampak tersendiri bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Kemajuan teknologi
komunikasi telah membabat habis batas-batas yang mengisolasi kehidupan
manusia. Karena itu, lahirlah apa yang disebut masyarakat terbuka (open society)
dimana terjadi aliran bebas informasi, yakni manusia, perdagangan, serta berbagai
bentuk-bentuk aktivitas kehidupan global lainnya yang dapat menyatukan umat
manusia dari berbagai penjuru dunia.
Masyarakat mau tidak mau dengan terpaksa harus mau menyadari bahwa
betapa pentingnya memperjuangkan hak-hak asasinya serta harus mampu
bertanggung jawab terhadap kehidupan dalam membangun keadaan
masyarakatnya sendiri. Oleh karena itu, kelangsungan hidup manusia mendatang
di negara Indonesia ini sudah menjadi kelaziman apabila menjadi tanggung jawab
bersama untuk memajukannya. Tanggung jawab tersebut bukanlah merupakan
tanggung jawab dari satu masyarakat atau oleh negara saja tetapi merupakan
tanggung jawab kolaborasi, yakni pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia.
Masyarakat yang diinginkan tentunya adalah masyarakat yang damai,
sejahtera, terbuka, maju, dan modern, bukan sebagai masyarakat yang totaliter,
yakni masyarakat yang menginjakinjak akan hak asasi manusianya sendiri.
Masyarakat madani akan tersusun dari masyarakat-masyarakat madani lokal
dengan berdasarkan pada kebudayaannya masingmasing.
Oleh karena itu, dunia pendidikan sebagai bagian dari pendidikan umat
manusia haruslah senantiasa berpartisipasi untuk membangun terwujudnya
masyarakat madani. Baru-baru ini hampir semua masyarakat diseluruh dunia
menginginkan kehidupan demokrasi partisipatoris, yakni kehidupan masyarakat
yang menghendaki rakyatnya supaya berkemampuan untuk ikut serta dalam
membangun masyarakatnya sendiri.
Perkembangan demokratisasi masyarakat ini tentunya menuntut suatu

3
pendidikan yang sesuai. Sebab pendidikan merupakan bagian dari proses
memasyarakatkan masyarakatnya dengan kebudayaan yang konkrit, maka
pembentukan masyarakat madani dengan sistem nilai yang ingin diwujudkan tidak
terlepas dari konfigurasi nilai-nilai yang terdapat dalam kebudayaan setempat.
Masalah ini bagi masyarakat dan bangsa Indonesia merupakan hal yang wajar
dengan realitas kebhinnekaan masyarakat dan budayanya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan masyarakat madani?
2. Bagaimana masyarakat madani di Indonesia?
3. Bagaimana tantangan dan hambatan penerapan masyarakat madani di
Indonesia?
4. Apa saja karakteristik masyarakat madani ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah perkembangan masyarakat madani
2. Mengetahui masyarakat madani di Indonesia
3. Mengetahui tantangan dan hambatan penerapan masyarakat madani di
Indonesia
4. Mengetahui karakteristik masyarakat madani

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Masyarakat Madani

Untuk pertama kali istilah Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar


Ibrahim, mantan wakil perdana menteri Malaysia. Menurut Anwar Ibrahim,
masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip
moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan
masyarakat. Inisiatif dari individu dan masyarakat akan berupa pemikiran, seni,
pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau
keinginan individu.
Dawam Rahardjo mendefinisikan masyarakat madani sebagai proses
penciptaan peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama.
Dawam menjelaskan, dasar utama dari masyarakat madani adalah persatuan dan
integrasi sosial yang didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan diri
dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam
suatu persaudaraan.
Masyarakat Madani pada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu
masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan,
toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten memiliki
bandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui,
emansipasi, dan hak asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang
demokratis.
Masyarakat madani adalah kelembagaan sosial yang akan melindungi
warga negara dari perwujudan kekuasaan negara yang berlebihan. Bahkan
masyarakat madani dapat dikatakan sebagai tiang utama kehidupan politik yang
demokratis. Sebab masyarakat madani tidak saja melindungi warga negara dalam
berhadapan dengan negara, tetapi juga merumuskan dan menyuarakan aspirasi
masyarakat.

5
B. Masyarakat Madani di Indonesia

Indonesia memiliki tradisi kuat civil society (masyarakat madani). Bahkan


jauh sebelum negara bangsa berdiri, masyarakat sipil telah berkembang pesat yang
diwakili oleh kiprah beragam organisasi sosial keagamaan dan perangkat nasional
dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Selain berperan sebagai organisasi
perjuangan penegakan HAM dan perlawanan terhadap kekuasaan colonial,
organisasi berbasis islam, seperti Syarikat Islam (SI), Nahdlatul Ulama (NU), dan
Muhammadiyah, telah menunjukkan kiprahnya sebagai komponem civil society
yang penting dalam sejarah perkembangan masyarakat sipil di Indonesia. Sifat
kemandirian dan kesukarelaan para pengurus dan anggota organisasi tersebut
merupakan karakter khas dari sejarah Masyarakat Madani di Indonesia.

Berkembangnya masyarakat madani di Indonesia diawali dengan kasus-kasus


pelanggaran HAM dan pengekangan kebebasan berpendapat. Sejak zaman orde
lama dengan rezim demokrasi terpimpin Soekarno sudah terjadi manipulasi peran
serta masyarakat untuk kepentingan politis dan terhegemoni sebagai alat
legitimasi politik. Sampai masa orde baru pun pengekangan demokrasi dan
penindasan HAM tersebut kian terbuka seakan menjadi tontonan gratis yang bisa
dinikmati oleh siapapun bahkan untuk segala usia. Seperti contoh pembungkaman
lembaga pers dan pengambilan hak tanah oleh penguasa dengan alasan
pembangunan yang sebenarnya hanya bersifat semu. Melihat itu semua, maka
secara esensial Indonesia memang membutuhkan pemberdayaan dan penguatan
masyarakat secara komprehensif agar memiliki wawasan dan kesadaran
demokrasi yang baik serta mampu menjunjung tinggi HAM, maka diperlukan
pengembangan masyarakat madani.

Apabila di telusuri, Sebenarnya di Indonesia telah lahir masyarakat madani


sejak zaman kolonial, bahkan sejak awal abad 20 ini, jika konsep masyarakat
madani mulai banyak konsep organisasi kemasyarakatan aatu organisasi sosial,
politik dan kebudayaan secra independen dan mengimbangi peran negara.
munculnya istilah masyarakat madani berawal dari gagasan Datuk Anwar Ibrahim
dalam ceramahnya pada 26 September 1995 di festival Istiqlal. Istilah itu diadopsi
dari hasil pemikiran An-Naquib Al-Attas, yang kemudian mendapat legitimasi
dari beberapa pakar di Indonesia.

6
Pada saat pemerintahan Presiden Habibie terbentuklah satu tim, dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 198 tahun 1998, tentang
Pembentukan Tim Nasional Reformasi menuju Masyarakat Madani. Tim tersebut
diberi tugas untuk membahas masalah-masalah pokok yang harus disiapkan untuk
membangun Masyarakat Madani Indonesia, yaitu diantaranya: pertama,
menghimpun pemikiran tentang transformasi ekonomi, politik, hukum, sosial dan
budaya serta perkiraan dampak globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan
bangsa. Kedua, merumuskan rekomendasi serta pemikiran tentang upaya untuk
mendorong transformasi bangsa menuju masyarakat madani.

C. Tantangan dan Hambatan Penerapan Masyarakat Madani di Indonesia

Faktor Penghambat Terwujudnya Masyarakat Madani di Indonesia Ada beberapa


faktor atau sebab-sebab yang menghambat terwujudnya masyarakat madani di Indonesia :
1) Masih kurangnya sikap toleransi di tengah masyarakat.
Contohnya adalah dilarangnya mengumandangkan azan di salah satu daerah di
kalimantan.
2) Masyarakat yang kurang menghargai pluralitas.
Pembantaian umat muslim di Poso merupakan salah bukti masih kurangnya rasa
menghargai keberagaman di tengah masyarakat.
3) Belum terwujudnya keadilan sosial.
Hal yang sering kita lihat dan dengar akhir-akhir ini adalah ada beberapa keputusan
pengadilan yang dirasa kurang adil pada kasus-kasus tertentu. Sebagaimana yang
pernah dikatakan oleh alm. Zainuddin M.Z. bahwa “di negeri kita ini banyak
pengadilan tapi sedikit keadilan”. Contoh lain yaitu belum adanya penanganan hak-
hak korban lumpur lapindo di Sidoarjo yang terpenuhi, padahal pemerintah telah
berjanji melakukan rehabilitasi, ganti rugi, dan rekonstuksi.
4) Masih ada pihak-pihak yang tidak bebas dalam meyuarakan pendapatnya.
Pada era reformasi ini, kebebasan berpendapat sudah bisa dikatakan jauh lebih baik
daripada era orde baru. Namun, baru-baru ini terjadi kasus yang membuat rakyat atau
pihak-pihak tertentu tidak bebas dalam mengemukakan aspirasinya yaitu kasus
pemboikotan situs-situs Islam yang dianggap radikal, padahal ada diantara situs
tersebut yang tidak terbukti demikian.
5) Kemerosotan moral rakyat Indonesia.
Contohnya yaitu prostitusi di kalangan artis dan kalangan elit, pergaulan bebas

7
remaja, banyaknya remaja putri yang hamil di luar nikah bahkan sampai ada yang
jadi korban pembunuhan kekasihnya sendiri, banyaknya bayi-bayi tidak berdosa yang
ditelantarkan, kasus perdagangan manusia di Maluku, penemuan ladang ganja dan
senjata api di Mandailing, Natal ; kemudian yang terakhir adalah penganiayaan yang
dilakukan oleh bupati Biak terhadap seorang wartawan.
6) Demokrasi kebanyakan hanya wacana tapi kurang dalam prakteknya.
DPR yang lebih mementingkan kenaikan tunjangan daripada memberantas
kemiskinan masyarakat. Padahal demokrasi itu merupakan sistem pemerintahan yang
dilakukan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat.
Menurut hemat penulis, solusi dari semua pelanggaran yang dilakukan itu sekaligus salah
satu cara yang terpenting dalam mewujudkan masyarakat madani adalah dengan
melakukan perbaikan moral warga negara Indonesia. Karena alasan suatu negara atau
bangsa dikatakan berperadaban bukan hanya pada teknologinya yang maju tapi yang
terpenting adalah rakyat serta pemerintahnya yang bermoral. Yang dibutuhkan di
Indonesia bukan saja orang pintar, tetapi yang dibutuhkan adalah orang pintar yang benar.

D. Karakteristik Masyarakat Madani


Selain memiliki ciri khas, masyarakat madani juga memiliki karakteristik tersendiri
yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Berikut adalah beberapa karakteristik
dari masyarakat madani yang perlu kamu pahami.
1. Integrasi antar individu dan kelompok terjalin secara eksklusif ke dalam masyarakat
dengan melalui aliansi sosial dan juga kontrak sosial.
2. Kekuasaan yang ada di dalam masyarakat madani bersifat menyebar. Sehingga
kepentingan yang sifatnya mendominasi bisa dikurangi dengan adanya kekuatan
alternatif.
3. Adanya program pembangunan yang didominasi oleh negara atau pihak pemerintah
dan juga program pembangunan lain yang didominasi oleh masyarakat itu sendiri.
4. Dilengkapi dengan akses hubungan antara kepentingan individu dan juga negara.
Sebab, anggota organisasi relawan bisa memberikan masukan kepada keputusan yang
diambil oleh pemerintah.
5. Maju dan berkembangnya kreativitas yang awalnya terhambat oleh rezim totaliter.
6. Terciptanya loyalitas atau kesetiaan serta kepercayaan. Sehingga setiap individu
mengakui keterikatannya dengan individu lain dan mereka tidak memprioritaskan
kepentingan sendiri.
7. Terdapat pembebasan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan dari lembaga sosial
dengan berbagai macam perspektif.

8
8. Memiliki kepercayaan dan keimanan kepada Tuhan. Itu artinya mereka adalah
masyarakat yang memiliki agama dan mengakui keberadaan Tuhan. Selain itu,
mereka juga menempatkan hukum Tuhan sebagai pondasi dalam mengatur
kehidupan.
9. Hidup damai dan tentram. Sebab, semua orang yang ada di masyarakat madani baik
itu secara kelompok maupun individu sangat menghormati dan menghargai pihak
lain.
10. Saling tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal seseorang yang bisa saja
mengurangi kebebasan mereka.
11. Toleransi, itu artinya mereka tidak akan mencampuri urusan orang lain yang sudah
memiliki kebebasan sebagai manusia. Mereka juga tidak akan merasa terganggu
dengan pihak lain yang memiliki latar belakang yang berbeda.
12. Terciptanya keseimbangan antara hak serta kewajiban.
13. Memiliki peradaban yang tinggi. Itu artinya mereka mempunyai kecintaan terhadap
ilmu pengetahuan dan menggunakan serta memanfaatkan ilmu tersebut untuk masa
depan.
14. Memiliki akhlak yang mulia.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_madani

https://media.neliti.com/media/publications/121296-ID-konsep-masyarakat-
madani-dii-indonesia-d.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/121296-ID-konsep-masyarakat-
madani-dii-indonesia-d.pdf

https://khairulfikri25.blogspot.com/2015/05/faktor-penghambat-terwujudnya.html

11

Anda mungkin juga menyukai