Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SISTEM SOSIAL POLITIK INDONESIA

“Industrialisasi dan Sistem Sosial Masyarakat Indonesia Modern: Tantangan dan Peluang
dalam Intrgritas Nasional”

Dosen Pengampu: Trisylvana Azwari, S.Sos, M.AP.

Disusun Oleh:

Afrilia Anggi Putri Aryono (2110411220020)


Annisa Diandra Paramitha (2110411220019)
Putri Nur Aulia Sari (2110411220010)
Risda Eleyda Yahya (2110411220011)
Septia Putri Nabila (2110411220012)
Raudhatul Jannah (2110411220027)
Nurul Hikmah (2110411220008)
Naimatul Ahya (2110411220013)
Aulia Latifah (2110411220006)
Widya Ulva (2110411220009)
Nur Fatma (2110411220005)
Annisa Fitri (2110411220014)
Yati Elisa (2110411220016)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-
nya sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul ”Industrialisasi dan
Sistem Sosial Masyarakat Indonesia Modern: Tantangan dan Peluang dalam Intrgritas
Nasional” ini tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Trisylvana Azwari, S.Sos, M.AP. pada mata kuliah Sistem Sosial dan Politik Indonesia
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni saat ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menanti kritik dan saran yang membangun
sehingga kami dapat memperbaikinya dan dapat mengaplikasikannya dalam tugas
selanjutnya.

Banjarmasin, 21 November 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................2
BAB II ........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .........................................................................................................................3
A. Industrialisasi ......................................................................................................................3
B. Sistem Sosial Masyarakat Indonesia Modern .......................................................................8
BAB III ..................................................................................................................................... 15
PENUTUP ................................................................................................................................ 15
A. KESIMPULAN ................................................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia sejak awal dasawarsa 1990-an muncul sebagai salah satu negara
berkembang dengan sektor industri manufactor terbesar (kedelapan) diantara seratus lebih
negara berkembang. Ternyata, sektor ini sejak dasawarsa 1990-an telah menjadi leading
sektor bagi pertumbuhan ekonomi kita secara keseluruhan. Industrialisasi adalah bagian
dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat
hubungannya dengan inovasi teknologi. pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat
dari seberapa besar konstribusi sektor industri terhadap pertumbuhan ekonominya.
Industrialisasi dianggap penting bagi negara Indonesia karena industrialisasi
diyakini dapat menjadi alternatif solusi dalam mengatasi tingkat kemiskinan yang tinggi,
jumlah pengangguran yang besar terutama dari golongan masyarakat berpendidikan
rendah, ketimpangan distribusi pendapatan, dan proses pembangunan yang tidak merata
antara kota dan desa. Industri manufactur berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi
Indonesia sebesar 7.07% di kuartil kedua 2021, dengan pertumbuhan 6,91 % meski ada
tekanan dari pandemi COVID-19 pada saat itu. Sedangkan dikuartil ketiga 2021, industri
manufactur tumbuh sebesar 3,68% dan menyumbang 0,75 terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
Masyarakat dan juga sistem sosial memiliki sebuah peranan penting dalam kegiatan
pembangunan ekonomi, maka dapat dikatakan bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi. Dengan adanya
pembangunan industri disuatu wilayah tentu akan menyebabkan perubahan dan
peningkatan dalam struktur perekonomian masyarakat sekitar kawasan industri,
pemerintah daerah, serta pemerintah pusat (Syaifullah, 2009:47). Pembangunan industri
juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan peningkatan penadapatan masyarakat.
Dengan adanya industi maka akan ada kesempatan kerja baru yang akan berpengaruh
terhadap mata pencaharian dan pekerjaan masyarakat, sehingga akan ada usaha ekonomi
bebas yang merupakan usaha untuk langsung memenuhi kebutuhan industri (Singgih,
1991:6).

1
Perkembangan industri dapat membawa pengaruh yang sangat besar terhadap
perkembangan perekonomian Indonesia. Perkembangan industri memegang peranan
penting yang dapat menentukan pertumbuhan perekonomian di Indonesia, sehingga dalam
perkembangannya sangat perlu untuk diberikan perhatian khusus baik secara administrasi
maupun birokrasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori kebijakan industrualisasi, perkembangan industrialisasi masyarakat
indonesia dari masa kolonial hingga reformasi, dan bagaimana peluang dan tantangan
perkembangan industrialisasi terhadap perekonomian Indonesia?
2. Apakah perkembangan kapitalisme Indonesia, kelas menengah, dan struktur politik di
Indonesia dalam industrialisasi dan sistem sosial masyarakat Indonesia modern menjadi
tantangan atau peluang integrasi nasional?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang teori kebijakan industrialisasi, mengetahui bagaiman
perkembangan industrialisasi masyarakat Indonesia dari masa kolonial hingga masa
reformasi, serta mengetahui lebih jelas peluang dan tantangan perkembangan
industrialisasi terhadap perekonomian Indonesia.
2. Untuk mengetahui lebih jelas apakah kapitalisme Indonesia, perkembangan kelas
menengah, serta struktur politik Indonesia dalam industrialisasi dan sistem sosial
masyarakat Indonesia modern akan menjadi tantangan atau malah menjadi peluang bagi
integrasi nasional Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Industrialisasi
1. Pengertian industrialisasi
Industrialisasi adalah proses segala hal yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi,
perusahaan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya (Parker, 1992: 78). Dalam
pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses peminggiran otot dengan
buah karya otak yang kemudian menghasilkan berbagai perubahan yang mengagumkan
yang secara fisik melahirkan mesin-mesin. Dengan kata lain, menggunakan teknologi
canggih manusia ingin mensejahterakan manusia secara fisik materil dan mental spiritual.
Dalam proses industrialisasi membawa implikasi perubahan. Perubahan tersebut
tidak sematamata dengan perubahan kekuatan dari sektor pertanian ke sektor industri,
tetapi juga meliputi perubahan struktur industri itu sendiri dan kesiapan sumber daya
manusia (humanresources), termasuk kesiapan masyarakat setempat yang harus dibina
terlebih dahulu agar siap menerima keadaan yang drastis baik fisik maupun mental.

1. Teori kebijakan industrialisasi


Dalam implementasinya ada empat argumentasi basis teori yang melandasi suatu
kebijakan industrialisasi, yaitu:
 Keunggulan kompraratif. Negara-negara yang menganut basis teori
keunggulan komparatif (comparative advantage) akan mengembangkan sub
sektor atau jenis-jenis industri yang memiliki keunggulan komparatif
baginya.
 Keterkaitan industrial. Negara-negara yang bertolak dari keterkaitan
industrial (industrial linkage) akan lebih mengutamakan pengembangan
bidang-bidang industri yang paling luas mengait perkembangan bidang-
bidang kegiatan atau sektor-sektor ekonomi lain.
 Penciptaan kesempatan kerja. Negara yang industrialisasinya dilandasi
argumentasi penciptaan lapangan kerja (employment creator) niscaya akan

3
lebih memprioritaskan pengembangan industri-industri yang paling banyak
tenaga kerja. Jenis industri yang dimajukan bertumpu pada industri-industri
padat karya dan industri-industri kecil.
 Loncatan teknologi. Negara-negara yang menganut argumentasi loncatan
tekhnologi (tekhnologi jump) percaya bahwa industri-industri yang
menggunakan tekhnologi tinggi (hitech) akan memberikan nilai tambah
yang sangat best, diiringi dengan kemajuan bagi teknologi bagi industri-
industri dan sektor lain.

2. Perkembangan industrialisasi di Indonesia


a) Masa Kolonial
Pada masa kolonial, industri yang dikembangkan saat itu adalah industri
pengolahan hasil pertanian
b) Orde Lama (Soekarno)
Setelah kemerdekaan, Indonesia menjadi pengimpor barang-barang kapital
dan teknologi, serta mulai memprioritaskan pengembangan sektor industri
dan investasi asing. Sektor industri mengalami stagnasi dan perekonomian
mengalami masa teduh. Namun pada tahun 1960-1965, pertumbuhan
ekonomi turun drastis dari 6,9% menjadi 1,9%.
c) Orde Baru (Soeharto)
Perkembangan industri pada masa orde baru tertuang dalam REPELITA I-
VI (Rencana Pembangunan Lima Tahun). Pada masa orde baru
berlangsung, perekonomian Indonesia berembang pesat. Namun sayangnya
perkembangan itu dibarengi dengan praktek korupsi yang merajalela.
d) Era Reformasi
Di awali dengan kekacauan ekonomi yang diwariskan oleh Orde Baru dan
perubahan secara radikal sistem politik-ekonomi negara

3. Peluang perkembangan industrialisasi bagi perekonomian Indonesia


 Peningkatan Pendapatan Nasional
4
Industrialisasi memungkinkan negara-negara mengoptimalkan sumber daya
mereka yang mulai berkurang. Industrialisasi meningkatkan kuantitas dan
kualitas akan barang-barang yang diproduksi suatu perusahaan.
 Standar hidup yang lebih tinggi
Dalam masyarakat industri, tenaga kerja lebih berharga. Apabila
produktivitas lebih tinggi maka pendapatan individu meningkat.
 Stabilitas ekonomi
Negara yang bergantung pada produksi dan ekspor bahan mentah saja tidak
dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonoi yang cepat. Permintaan yang
terbatas akan produk pertanian dan bahan mentah didukung
ketidakpastianalam akan menghambat kemajuan ekonomi.
 Peningkatan neraca pembayaran
Industrialisasi mengubah pola perdagangan luar negari di dalam suatu
negara. Peningkatan ekspor barang-barang manufaktur lebih
menguntungkan dalam valuta asing. Pada saat yang sama memproses bahan
mentah di dalam negeri akan membatasi impor barang sehingga menghemat
devisa.
 Peningkatan peluang kerja
Industrialisasi memberikan peningkatan kesempatan kerja di industri skala
kecil dan besar. Industrialisasi menyerap pekerja yang menganggur dan
pengangguran dari sektor pertanian sehingga meningkatkan pendapatan
masyarakat.

4. Tantangan industrialisasi di Indonesia


 Belum dirumuskannya jenis industri dan produk yang hendak
dikembangkan dan dijadikan andalan di masa depan secara tuntas.
 Sistem produksi dam distribusi ekonomi nasional masih mengandalkan pola
proteksionisme sehingga menimbulkan distorsi pasar.
 Keberadaan sektor pertanian di Indonesia sangat memprihatinkan, dimana
kontribusinya terhadap pembangunan nasional semakin turun, juga tidak

5
menunjukkan adanya proses modernisasi dan keterkaitan dengan proyek
industrialisasi yang dikerjakan.
 Peningkatan produksi belum sepenuhnya didukung oleh penggunaan input
produksi yang efektif dan efisien.
 Perkembangan nilai tambah masih terkonsentrasi pada beberapa jenis
industri, sehingga kurang adanya perluasan usaha dan diversifikasi produk.
 Regulasi yang ada kurang mendorong pembinaan untuk menciptakan nilai
tambah.
 Kesinambungan keterkaitan antara industri hulu dan hilir kurang terjamin,
sehingga cenderung melemahkan peningkatan produksi.
 Kemampuan manajerial dan skill yang relatif terbatas.

5. Penyelesaian masalah dalam industrialisasi


 Negara harus menjamin tersedianya sumber energi yang memadai untuk
seluruh jenis industri. Korporasi-korporasi penghasil energi (minyak, gas,
dan batu bara) harus diambil-alih kepemilikan ke tangan negara untuk
memastikan tercukupinya kebutuhan energi dalam negeri. Sebaliknya, kerja
sama energi dengan negeri-negeri seperti Venezuela dan Iran perlu
ditingkatkan. Sejalan dengan itu, pemboyongan sumber energi ke luar harus
dihentikan atau dibatasi.
 Sebagai antisipasi jangka panjang, dibutuhkan kajian-kajian strategis
terhadap sumber energi alternatif dengan dampak negatif seminim mungkin
terhadap lingkungan hidup.
 Negara harus menjamin tersedianya bahan baku yang cukup untuk seluruh
jenis industri Penyedia kebutuhan primer masyarakat (sandang, pangan,
papan). Perlu segera memperhatikan pengadaan sumber bahan baku yang
sampai saat ini masih diimpor, seperti kapas untuk industri tekstil, dan juga
sebagian produk pertanian (mengenai pertanian terdapat poin tersendiri).
Larangan ekspor dikenakan terhadap jenis bahan baku yang menjadi basis

6
bagi produksi kebutuhan primer masyarakat, sejauh tidak terdapat surplus
yang bisa dipasarkan ke luar negeri.
 Kebijakan strategi industri dengan sektor swasta harus menghasilkan
pembangunan industri pengolahan bahan baku menjadi bahan baku
setengah jadi. Termasuk di dalamnya, membangun industri induk mesin,
industri kimia, industri baja olahan, alumunium, dan lain sebagainya.
Transfer teknologi dilakukan melalui kerja sama investasi dengan negeri
yang memiliki teknologi lebih maju, atau ‘mengadopsi’ teknologi yang
dipelajari dari luar negeri (Jerman, Jepang, Rusia, Cina, dll).
 Negara menjamin tersedianya pasar bagi industri yang masih membutuhkan
proteksi dengan pengenaan pajak atau cukai yang tinggi terhadap komoditi
sejenis, yang diimpor dari luar negeri. Untuk jenis komoditi tertentu, perlu
disediakan jalur distribusi yang dapat diakses oleh masyarakat luas dengan
harga yang disubsidi.
 Tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam konteks ini,
pendidikan dan kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh negara. Jaminan
penyediaan gizi bagi masyarakat, tidak dipandang sebagai program belas
kasihan untuk sebagian rakyat miskin (seperti program BLT atau raskin
yang dilakukan pemerintah saat ini). Kebutuhan yang sangat mendasar
tersebut harus diberlakukan secara umum sehingga, dapat diakses oleh
seluruh warga negara. Pengecualian hanya berlaku bagi warga negara yang
memiliki kemampuan lebih sehingga, memilih akses terhadap pendidikan
dan kesehatan di luar fasilitas yang disediakan oleh negara.
 Memajukan tenaga produktif pertanian dengan cara: a) mengalokasikan
kredit yang memadai dengan jaminan oleh pemerintah dan bunga rendah
kepada petani melalui bank pertanian; b) mobilisasi potensi seluruh
lembaga riset pertanian untuk mengembangkan teknologi pertanian yang
sesuai dengan karakter geografis dan sosial-budaya Indonesia.
Pengembangan tersebut meliputi masalah pembibitan, mekanisasi proses
tanam dan panen, pengairan, listrik, serta infrastruktur lainnya; c)
mendorong terbangunnya contoh pertanian kolektif dengan pengolahan

7
lahan bersama serta penerapan teknologi yang lebih maju. Penggarapan ini
dilakukan secara demokratis dengan melibatkan petani dalam mengambil
keputusan, baik saat proses produksi maupun pemasaran; d)
mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian dalam setiap batasan
teritori tertentu sesuai dengan komoditi pertanian yang diproduksi. Perlu
dijelaskan, program teknologisasi pertanian ini tidak akan menciptakan
pengangguran baru, sebaliknya akan membuka lapangan kerja. Karena dari
setiap pengembangan tenaga produktif akan membutuhkan tenaga-tenaga
kerja baru.
 Ijin operasi industri hulu harus disertai syarat pembangunan industri
pengolahan sehingga bahan mentah ekstraktif tidak langsung dijual ke luar
negeri. Dengan pengolahan tersebut, selain akan meningkatkan nilai
tambah, juga akan meningkatkan produktivitas masyarakat lewat industri-
industri pengolahan yang terbangun. Misalnya; hasil tambang bauksit yang
diolah menjadi alumunium, bijih besi menjadi baja, baja menjadi mesin, dll.
 Memberikan perhatian terhadap industri kecil dan menengah dengan sarana
dan kemudahan akses terhadap kredit mikro, bahan baku produksi yang
murah, serta jaminan ketersediaan pasar.

B. Sistem Sosial Masyarakat Indonesia Modern


1. Perkembangan Kapitalisme di Indonesia
a) Pengertian Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran
kapital (modal), yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-
barang yang digunakan dalam produksi barang lainnya (Bagus, 1996).
Kapitalisme memberikan kebebasan yang cukup besar bagi pelaku-pelaku
ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan
individual atas sumberdaya ekonomi atau faktor-faktor produksi.
Kapitalisme menganggap kebebasan individu tanpa batas untuk mencari
kekayaan peribadi adalah sebuah keharusan bagi iindividu1 (Sirajuddin &
Tamsir, 2015).

8
Ebenstein (1990) menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang
menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian. Ia mengaitkan
perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan individualisme.
Sedangkan Hayek (1978) memandang kapitalisme sebagai perwujudan
liberalisme dalam ekonomi. Heilbroner (1991) secara dinamis menyebut
kapitalisme sebagai formasi sosial yang memiliki hakekat tertentu dan
logika yang historis-unik. Logika formasi sosial yang dimaksud mengacu
pada gerakan-gerakan dan perubahan-perubahan dalam proses-proses
kehidupan dan konfigurasi-konfigurasi kelembagaan dari suatu masyarakat.

b) Sejarah Perkembangan Kapitalisme di Indonesia


Sistem ekonomi kapitalis di Indonesia dilatarbelakangi oleh
perseturuan politik antara negara-negara barat yang dikenal dengan sebutan
blok dan negara-negara timur atau yang dikenal sebutan blok timur. Blok
barat dalam mengembangkan perekonomian menggunakan konsep sistem
ekonomi kapitalis sedangkan blok timur mengembangkan sistem ekonomi
sosialis. Kapitalis di Indonesia adalah cangkokan dari Eropa yang dalam
beberapa hal tak sama dengan kapitalis yang tumbuh dan dibesarkan dalam
negerinya sendiri yakni Eropa dan Amerika Utara. Indonesia yang saat ini
menganut demokrasi pancasila tak urung dari sistem kapitalis yang terus
berkembang seiring dengan perkembangan kapitalis rakyat Indonesia pun
dapat menilai bagaimana kapitalisme menguntungkan maupun merugikan
bangsa ini.
Jejak kapitalisme di Indonesia dapat ditelusuri ketika Indonesia
mulai memasuki era pemerintahan orde baru yang dimulai sejak bulan
Maret 1966. Kebijakan orba lebih berpihak kepada barat dan menjauhi
ideologi sosialis. Dengan membaiknya politik Indonesia dengan negara-
negara barat, maka arus modal asing mulai masuk ke Indonesia, khususnya
PMA (Penanaman Modal Asing) dan hutang luar negeri mulai meningkat.
Menjelang awal tahun 1970-an atas kerjasama dengan Bank dunia, Dana
Moneter Internasional (IMF), Bank Pembangunan Asia (ADB) dibentuk

9
suatu konsorsium Inter-Government Group on Indonesia (IGGI) yang
terdiri atas sejumlah negara industri maju termasuk Jepang untuk
membiayai pembangunan di Indonesia. Saat itulah Indonesia dianggap telah
menggeser sistem ekonominya dari sosialisme lebih ke arah
semikapitalisme (Tambunan, 1998). Memasuki periode akhir 1980-an dan
awal 1990-an sistem ekonomi di Indonesia terus mengalami pergeseran.
Menilik kebijakan yang banyak ditempuh pemerintah, kita dapat menilai
bahwa ada sebuah mainstream sistem ekonomi telah dipilih atau telah
‘dipaksakan’ kepada negara kita.
Penerapan sistem ekonomi kapitalis di Indonesia masih berlangsung
sampai saat ini, karena ada beberapa faktor yang tetap dilaksanakan oleh
pemerintah, adalah sebagai berikut:
 Dihapuskannya berbagai subsidi dari pemerintah secara
bertahap. Berarti, harga dari barang-barang strategis yang selama
ini penentuannya ditetapkan oleh pemerintah, selanjutnya secara
berangsur diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar.
 Nilai kurs rupiah diambangkan secara bebas (floating rate).
Sesuai dengan kesepakatan dalam Lol dengan pihak IMF, penentuan
nilai kurs rupiah tidak boleh dipatok dengan kurs tetap (fix rate).
Dengan kata lain, besarnya kurs rupiah harus dikembalikan pada
mekanisme pasar.
 Privatisasi BUMN. Salah satu ciri ekonomi yang liberal adalah
semakin kecilnya peran pemerintah dalam bidang ekonomi,
termasuk di dalamnya adalah kepemilikan aset-aset produksi.
Dengan dijualnya BUMN kepada pihak swasta, baik swasta
nasional maupun asing, berarti perekonomian Indonesia semakin
liberal.
 Peran serta pemerintah Indonesia dalam kancah WTO dan
perjanjian GATT. Dengan masuknya Indonesia dalam tata
perdagangan dunia tersebut, semakin memperjelas komitmen

10
Indonesia untuk masuk kubangan liberalisasi ekonomi dunia atau
kapitalisme global.
Selain itu, terdapat banyak fenomena yang menggambarkan bahwa kapitalis
masih eksis di indonesia diantaranya banyak pemilik modal yang mengeruk
kekayaan untuk kepentingan sendiri sehingga menyebabkan kesenjangan
semakin besar antara kelas sosial yang ada.

c) Pengaruh Kapitalisme
Dampak Positif
Penerapan sistem ekonomi kapitalisme ini memiliki beberapa dampak
positif bagi negara jika diterapkan, di antaranya yaitu:
 Mendorong aktivitas ekonomi secara maksimal. Hal ini berkaitan
dengan persaingan bebas yang muncul dapat menciptakan produksi
serta harga yang wajar dan rasional.
 Mendorong pelaku ekonomi dalam mencapai prestasi bisnis yang
baik.
Dampak Negatif
Penerapan sistem ekonomi kapitalisme ini tentunya juga memiliki beberapa
dampak negatif bagi negara, di antaranya yaitu:
 Terjadi penumpukan harta, yang kemudian memunculkan sifat
individualisme yang terlalu berlebihan. Dalam kapitalisme, semua
orang akan berlomba dalam mendapatkan keuntungan sebeasar-
besarnya. Orang yang tidak dapat mengikutinya tentu akan tertindas
dan miskin.
 Sifat kerjasama antar masyarakat menjadi berkurang. Hal ini
disebabkan karena semua orang memiliki tujuan keuntungan
individual. Hal ini menyebabkan kerjasama sosial akan menghilang
secara perlahan.
 Timbulnya kesenjangan sosial serta sikap individualisme yang
tinggi karena hanya masyarakat yang memiliki modal dan mampu

11
mengembangkan kegiatan usahanya, yang akan hidup makmur.
Terlebih lagi dengan adanya persaingan atau kompetisi bebas.

2. Perkembangan Kelas Menengah


Pembangunan industri merupakan salah satu faktor dari pelaksanaan
pembangunan nasional, dengan begitu perkembangan industri diharapkan mampu
memberikan kontribusi yang berarti terhadap pembangunan nasional dan
perkembangan ekonomi di Indonesia. Oleh sebab itu, untuk menentukan tujuan
pembangunan pada sektor industri, pembangunan industri bukan hanya ditunjukan
untuk mengatasi permasalahan di sektor industri saja tetapi diharapkan mampu
untuk mengatasi permasalahan nasional.
Dampak yang akan terjadi didalam masyarakat diamati dari sudut pandang
ekonomi yaitu, dengan adanya pembangunan industri di suatu wilayah tentu akan
menyebabkan perubahan dan peningkatan dalam struktur perekonomian
masyarakat sekitar kawasan industri, pemerintah daerah, serta pemerintah pusat.
(Syaifullah 2009:47). Dampak yang lain dari pembangunan industri di suatu
wilayah adalah penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Dengan adanya penyerapan tenaga kerja dan pengingkatan pendapatan masyakat di
suatu wilayah tertentu diharapkan mampu mengurangi pengangguran sedikit demi
sedikit yang masih belum teratasi oleh pemerintah Indonesia. Sedangkan dampak
negatif dari adanya industri yang menjamur di Indonesia adalah pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh adanya industri tersebut.
Eksistensi kelompok atau kelas menengah (middle class) dalam suatu
negara atau perekonomian sebenarnya bukan lagi isu baru. Analisis tentang kelas
menengah sebagai isu sentral telah memberikan pengaruh yang kuat terhadap
kelompok ini pada masyarakat, politik dan ekonomi. Kelas menengah dianggap
sebagai tulang punggung ekonomi pasar (market economy) dan demokrasi yang
menjamin stabilitas sosial dan politik dengan mendorong kohesi sosial dan
memitigasi konflik antara yang kaya dan miskin (Barro 1996, Birdsall et al.
2000). Kelas menengah yang besar dan stabil diyakini dapat menghasilkan manfaat

12
ekonomi dan mendorong pembangunan ekonomi, melalui penekanannya pada
investasi sumber daya manusia, konsumsi dan tabungan.
Penentuan jumlah kelas menengah Indonesia ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan absolut (pengeluaran konsumsi), yang berkisar antara
1,2 juta-6 juta per kapita per bulan. Dan diperkirakan dalam beberapa tahun
mendatang jumlah kelas menengah akan mengalami peningkatan, akibat dari
peningkatan ini akan menimbulkan beberapa implikasi yaitu:
 Peningkatan kelas menengah akan membawa implikasi meningkatnya
konsumsi rumah tangga (RT), yang pada gilirannya mendorong naiknya
konsumsi nasional.
 Peningkatan konsumsi nasional lebih lanjut akan menambah permintaan
agregat dan selanjutnya mendorong naiknya pertumbuhan ekonomi
nasional (growth).
 Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan menambah daya serap pasar
kerja (lapangan kerja) atas tenaga kerja sehingga menambah jumlah
angkatan kerja yang bekerja dan mengurangi jumlah pengangguran.
 Pertambahan jumlah angkatan kerja yang bekerja dan berkurangnya
jumlah pengangguran pada gilirannya berpotensi menambah jumlah kelas
menengah.
Dengan kata lain, perkembangan kelas menengah menjadi sebuah peluang
integrasi nasional dalam industrialisasi karena kelas menengah yang besar diyakini
dapat mempromosikan pembangunan, karena: pertama, kelas menengah
menyediakan wirausaha yang menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan
produktivitas dalam masyarakat. Kedua, nilai-nilai kelas menengah (middle-class
values) yaitu nilai akumulasi dari modal sumber daya manusia dan tabungan sangat
penting bagi pertumbuhan ekonomi. Ketiga, kelas menengah mendorong
permintaan terhadap barang-barang konsumsi berkualitas tinggi dengan skala
produksi yang meningkat.

13
3. Perkembangan Struktur Politik
Struktur politik (aspek politik) bisa menjadi tantangan atau ancaman
integrasi nasional. Ancaman berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri
dapat berupa penggunaan kekuatan seperti pengerahan massa. Pengerahan massa
bisa memiliki agenda kudeta atau menumbangkan suatu pemerintahan yang
berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan
pemerintah.
Contohnya politik berdasarkan SARA (suku, agama, ras, dan
antargolongan) serta politik identitas yang sangat menguat pada Pilpres 2014
dan Pilkada DKI 2017. Diskriminasi SARA dan identitas dimanfaatkan untuk
keuntungan politik semata. Padahal, politik SARA mengancam keutuhan keluarga,
masyarakat, dan negara. Dengan kata lain, ancaman dalam integrasi nasional dari
aspek politik memiliki tingkat risiko yang besar. Sebab mengancam kedaulatan,
keutuhan dan keselamatan bangsa. Yang mana hal tersebut dapat tidak selaras
dengan tujuan integrasi nasional Indonesia, yaitu untuk menghilangkan kelas-kelas
sosial yang dapat memecah belah persatuan bangsa dan menjadikan perbedaan
yang ada sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Namun, disisi lain struktur politik (aspek politik) juga bisa menjadi faktor
pendukung atau peluang bagi integrasi nasional. Apabila aspek politik tersebut
dapat menciptakan birokrasi yang satu dan padu, menciptakan persatuan, dan dapat
diterima oleh masyarakat.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami berikan dari materi yang telah kami paparkan adalah
Indonesia telah masuk kedalam salah satu negara berkembang dengan industri manufactor
terbesar kedelapan diantara ratusan negara berkembang lainnya pada awal dasawarsa 1990-
an. Bahkan sejak saat itu, sektor ini telah menjadi leading sektor bagi pertumbuhan
ekonomi kita secara keseluruhan. Untuk mengatasi tingkat kemiskinan yang tinggi, jumlah
pengangguran yang besar terutama dari golongan masyarakat berpendidikan rendah,
ketimpangan distribusi pendapatan, dan proses pembangunan yang tidak merata antara
kota dan desa Indonesia melakukan sebuah alternatif solusi yaitu dengan idustrialisasi,
industrialisasi ini dianggap cara paling efektif dalam mengatasi masalah perekonomian
yang ada di Indonesia.
Industrialisasi merupakan transformasi proses peminggiran otot dengan buah karya
otak yang kemudian menghasilkan berbagai perubahan yang mengagumkan yang secara
fisik melahirkan mesin-mesin. Indutrialisasi juga dapat diartikan sebagai proses segala hal
yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat di
dalamnya. Dalam menjalankan sebuah industrialisasi tentunya terdapat teori kebijakan
yang berisikan antara lain: Keunggulan kompraratif, Keterkaitan industrial, Penciptaan
kesempatan kerja dan Loncatan teknologi. Perkembangan industrialisasi berkembang dari
masa ke masa, juga mengasilkan peluang bagi perekonomian Indonesia yaitu:
meningkatkan pendapatan nasional, menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi,
stabilitas ekonomi, meningkatkan neraca pembayaran dan meningkatkan peluang kerja.
Indonesia juga menghadapi beberapa masalah dalam menjalankan industrialisasi ini,
meskipun begitu juga terdapat penyelesaian masalah yang dilakukan dan telah kami
jelaskan diatas.
Kapitalisme muncul karena didasari oleh perseteruan politik antara negara-negara
barat yang dikenal dengan sebutan blok dan negara-negara timur atau yang dikenal sebutan
blok timur. Blok barat dalam mengembangkan perekonomian menggunakan konsep sistem
ekonomi kapitalis sedangkan blok timur mengembangkan sistem ekonomi sosialis.

15
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal),
yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam
produksi barang lainnya. Kepitalisme juga dapat dijelaskan sebagai sistem sosial yang
menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian, perkembangan kapitalisme sebagai
bagian dari gerakan individualisme. Kapitalisme ini pastinya menimbulkan dampak-
dampak, baik itu yang positif maupun yang negative.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nurdiaman, T. (2016, Maret 20). Perkembangsn Masyarakat Industri Indonesia. Diambil kembali
dari slideshare.net: https://www.slideshare.net/trisnaalient/perkembangan-masyarakat-
industri-indonesia-59778738

Putri, A. S. (2022, Januari 13). Ancaman Integritas nasional Bidang Politik. Diambil kembali dari
Kompas,com:
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2020/02/25/193000469/anca
man-integrasi-nasional-bidang-politik

Nizar, Muhammad Afdi. (2015). KELAS MENENGAH (MIDDLE CLASS) DAN


IMPLIKASINYA BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA. Diakses pada 18
November 2022 dari
https://www.researchgate.net/publication/279406954_Kelas_Menengah_Middle_Clas
(Placeholder2)Adianti, Novi Dwi. (2018). PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRIALISASI
TERHADAP KONDISI EKONOMI SOSIAL MASYARAKAT PROVINSI
BANTEN. Diakses pada 18 November 2022 dari
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14363/JURNAL%20PUBLIKAS
I.pdf?sequence=1

Damayanthi, Vivin Retno. (2008). PROSES INDUSTRIALISASI DI INDONESIA DALAM


PRESPEKTIF EKONOMI POLITIK. Journal of Indonesian Applied Economics. Vol.
2 No.1 Mei 2008, 68-89. Diakses pada 15 November 2022 dari
https://jiae.ub.ac.id/index.php/jiae/article/view/149

Rosyanti, Neneng Meli., Dadang Kuswana., Ratna Dewi. (2017). Dampak Industrialisasi
Terhadap Kehidupan Masyarakat. Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Volume 2, Nomor 1, 2017, 20-40. Diakses pada 15 November 2022 dari
http://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/tamkin/article/download/753/137

17

Anda mungkin juga menyukai