“Industrialisasi dan Sistem Sosial Masyarakat Indonesia Modern: Tantangan dan Peluang
dalam Intrgritas Nasional”
Disusun Oleh:
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-
nya sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul ”Industrialisasi dan
Sistem Sosial Masyarakat Indonesia Modern: Tantangan dan Peluang dalam Intrgritas
Nasional” ini tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Trisylvana Azwari, S.Sos, M.AP. pada mata kuliah Sistem Sosial dan Politik Indonesia
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni saat ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menanti kritik dan saran yang membangun
sehingga kami dapat memperbaikinya dan dapat mengaplikasikannya dalam tugas
selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................2
BAB II ........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN .........................................................................................................................3
A. Industrialisasi ......................................................................................................................3
B. Sistem Sosial Masyarakat Indonesia Modern .......................................................................8
BAB III ..................................................................................................................................... 15
PENUTUP ................................................................................................................................ 15
A. KESIMPULAN ................................................................................................................ 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Perkembangan industri dapat membawa pengaruh yang sangat besar terhadap
perkembangan perekonomian Indonesia. Perkembangan industri memegang peranan
penting yang dapat menentukan pertumbuhan perekonomian di Indonesia, sehingga dalam
perkembangannya sangat perlu untuk diberikan perhatian khusus baik secara administrasi
maupun birokrasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori kebijakan industrualisasi, perkembangan industrialisasi masyarakat
indonesia dari masa kolonial hingga reformasi, dan bagaimana peluang dan tantangan
perkembangan industrialisasi terhadap perekonomian Indonesia?
2. Apakah perkembangan kapitalisme Indonesia, kelas menengah, dan struktur politik di
Indonesia dalam industrialisasi dan sistem sosial masyarakat Indonesia modern menjadi
tantangan atau peluang integrasi nasional?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang teori kebijakan industrialisasi, mengetahui bagaiman
perkembangan industrialisasi masyarakat Indonesia dari masa kolonial hingga masa
reformasi, serta mengetahui lebih jelas peluang dan tantangan perkembangan
industrialisasi terhadap perekonomian Indonesia.
2. Untuk mengetahui lebih jelas apakah kapitalisme Indonesia, perkembangan kelas
menengah, serta struktur politik Indonesia dalam industrialisasi dan sistem sosial
masyarakat Indonesia modern akan menjadi tantangan atau malah menjadi peluang bagi
integrasi nasional Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Industrialisasi
1. Pengertian industrialisasi
Industrialisasi adalah proses segala hal yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi,
perusahaan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya (Parker, 1992: 78). Dalam
pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses peminggiran otot dengan
buah karya otak yang kemudian menghasilkan berbagai perubahan yang mengagumkan
yang secara fisik melahirkan mesin-mesin. Dengan kata lain, menggunakan teknologi
canggih manusia ingin mensejahterakan manusia secara fisik materil dan mental spiritual.
Dalam proses industrialisasi membawa implikasi perubahan. Perubahan tersebut
tidak sematamata dengan perubahan kekuatan dari sektor pertanian ke sektor industri,
tetapi juga meliputi perubahan struktur industri itu sendiri dan kesiapan sumber daya
manusia (humanresources), termasuk kesiapan masyarakat setempat yang harus dibina
terlebih dahulu agar siap menerima keadaan yang drastis baik fisik maupun mental.
3
lebih memprioritaskan pengembangan industri-industri yang paling banyak
tenaga kerja. Jenis industri yang dimajukan bertumpu pada industri-industri
padat karya dan industri-industri kecil.
Loncatan teknologi. Negara-negara yang menganut argumentasi loncatan
tekhnologi (tekhnologi jump) percaya bahwa industri-industri yang
menggunakan tekhnologi tinggi (hitech) akan memberikan nilai tambah
yang sangat best, diiringi dengan kemajuan bagi teknologi bagi industri-
industri dan sektor lain.
5
menunjukkan adanya proses modernisasi dan keterkaitan dengan proyek
industrialisasi yang dikerjakan.
Peningkatan produksi belum sepenuhnya didukung oleh penggunaan input
produksi yang efektif dan efisien.
Perkembangan nilai tambah masih terkonsentrasi pada beberapa jenis
industri, sehingga kurang adanya perluasan usaha dan diversifikasi produk.
Regulasi yang ada kurang mendorong pembinaan untuk menciptakan nilai
tambah.
Kesinambungan keterkaitan antara industri hulu dan hilir kurang terjamin,
sehingga cenderung melemahkan peningkatan produksi.
Kemampuan manajerial dan skill yang relatif terbatas.
6
bagi produksi kebutuhan primer masyarakat, sejauh tidak terdapat surplus
yang bisa dipasarkan ke luar negeri.
Kebijakan strategi industri dengan sektor swasta harus menghasilkan
pembangunan industri pengolahan bahan baku menjadi bahan baku
setengah jadi. Termasuk di dalamnya, membangun industri induk mesin,
industri kimia, industri baja olahan, alumunium, dan lain sebagainya.
Transfer teknologi dilakukan melalui kerja sama investasi dengan negeri
yang memiliki teknologi lebih maju, atau ‘mengadopsi’ teknologi yang
dipelajari dari luar negeri (Jerman, Jepang, Rusia, Cina, dll).
Negara menjamin tersedianya pasar bagi industri yang masih membutuhkan
proteksi dengan pengenaan pajak atau cukai yang tinggi terhadap komoditi
sejenis, yang diimpor dari luar negeri. Untuk jenis komoditi tertentu, perlu
disediakan jalur distribusi yang dapat diakses oleh masyarakat luas dengan
harga yang disubsidi.
Tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam konteks ini,
pendidikan dan kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh negara. Jaminan
penyediaan gizi bagi masyarakat, tidak dipandang sebagai program belas
kasihan untuk sebagian rakyat miskin (seperti program BLT atau raskin
yang dilakukan pemerintah saat ini). Kebutuhan yang sangat mendasar
tersebut harus diberlakukan secara umum sehingga, dapat diakses oleh
seluruh warga negara. Pengecualian hanya berlaku bagi warga negara yang
memiliki kemampuan lebih sehingga, memilih akses terhadap pendidikan
dan kesehatan di luar fasilitas yang disediakan oleh negara.
Memajukan tenaga produktif pertanian dengan cara: a) mengalokasikan
kredit yang memadai dengan jaminan oleh pemerintah dan bunga rendah
kepada petani melalui bank pertanian; b) mobilisasi potensi seluruh
lembaga riset pertanian untuk mengembangkan teknologi pertanian yang
sesuai dengan karakter geografis dan sosial-budaya Indonesia.
Pengembangan tersebut meliputi masalah pembibitan, mekanisasi proses
tanam dan panen, pengairan, listrik, serta infrastruktur lainnya; c)
mendorong terbangunnya contoh pertanian kolektif dengan pengolahan
7
lahan bersama serta penerapan teknologi yang lebih maju. Penggarapan ini
dilakukan secara demokratis dengan melibatkan petani dalam mengambil
keputusan, baik saat proses produksi maupun pemasaran; d)
mengembangkan industri pengolahan hasil pertanian dalam setiap batasan
teritori tertentu sesuai dengan komoditi pertanian yang diproduksi. Perlu
dijelaskan, program teknologisasi pertanian ini tidak akan menciptakan
pengangguran baru, sebaliknya akan membuka lapangan kerja. Karena dari
setiap pengembangan tenaga produktif akan membutuhkan tenaga-tenaga
kerja baru.
Ijin operasi industri hulu harus disertai syarat pembangunan industri
pengolahan sehingga bahan mentah ekstraktif tidak langsung dijual ke luar
negeri. Dengan pengolahan tersebut, selain akan meningkatkan nilai
tambah, juga akan meningkatkan produktivitas masyarakat lewat industri-
industri pengolahan yang terbangun. Misalnya; hasil tambang bauksit yang
diolah menjadi alumunium, bijih besi menjadi baja, baja menjadi mesin, dll.
Memberikan perhatian terhadap industri kecil dan menengah dengan sarana
dan kemudahan akses terhadap kredit mikro, bahan baku produksi yang
murah, serta jaminan ketersediaan pasar.
8
Ebenstein (1990) menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang
menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian. Ia mengaitkan
perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan individualisme.
Sedangkan Hayek (1978) memandang kapitalisme sebagai perwujudan
liberalisme dalam ekonomi. Heilbroner (1991) secara dinamis menyebut
kapitalisme sebagai formasi sosial yang memiliki hakekat tertentu dan
logika yang historis-unik. Logika formasi sosial yang dimaksud mengacu
pada gerakan-gerakan dan perubahan-perubahan dalam proses-proses
kehidupan dan konfigurasi-konfigurasi kelembagaan dari suatu masyarakat.
9
suatu konsorsium Inter-Government Group on Indonesia (IGGI) yang
terdiri atas sejumlah negara industri maju termasuk Jepang untuk
membiayai pembangunan di Indonesia. Saat itulah Indonesia dianggap telah
menggeser sistem ekonominya dari sosialisme lebih ke arah
semikapitalisme (Tambunan, 1998). Memasuki periode akhir 1980-an dan
awal 1990-an sistem ekonomi di Indonesia terus mengalami pergeseran.
Menilik kebijakan yang banyak ditempuh pemerintah, kita dapat menilai
bahwa ada sebuah mainstream sistem ekonomi telah dipilih atau telah
‘dipaksakan’ kepada negara kita.
Penerapan sistem ekonomi kapitalis di Indonesia masih berlangsung
sampai saat ini, karena ada beberapa faktor yang tetap dilaksanakan oleh
pemerintah, adalah sebagai berikut:
Dihapuskannya berbagai subsidi dari pemerintah secara
bertahap. Berarti, harga dari barang-barang strategis yang selama
ini penentuannya ditetapkan oleh pemerintah, selanjutnya secara
berangsur diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar.
Nilai kurs rupiah diambangkan secara bebas (floating rate).
Sesuai dengan kesepakatan dalam Lol dengan pihak IMF, penentuan
nilai kurs rupiah tidak boleh dipatok dengan kurs tetap (fix rate).
Dengan kata lain, besarnya kurs rupiah harus dikembalikan pada
mekanisme pasar.
Privatisasi BUMN. Salah satu ciri ekonomi yang liberal adalah
semakin kecilnya peran pemerintah dalam bidang ekonomi,
termasuk di dalamnya adalah kepemilikan aset-aset produksi.
Dengan dijualnya BUMN kepada pihak swasta, baik swasta
nasional maupun asing, berarti perekonomian Indonesia semakin
liberal.
Peran serta pemerintah Indonesia dalam kancah WTO dan
perjanjian GATT. Dengan masuknya Indonesia dalam tata
perdagangan dunia tersebut, semakin memperjelas komitmen
10
Indonesia untuk masuk kubangan liberalisasi ekonomi dunia atau
kapitalisme global.
Selain itu, terdapat banyak fenomena yang menggambarkan bahwa kapitalis
masih eksis di indonesia diantaranya banyak pemilik modal yang mengeruk
kekayaan untuk kepentingan sendiri sehingga menyebabkan kesenjangan
semakin besar antara kelas sosial yang ada.
c) Pengaruh Kapitalisme
Dampak Positif
Penerapan sistem ekonomi kapitalisme ini memiliki beberapa dampak
positif bagi negara jika diterapkan, di antaranya yaitu:
Mendorong aktivitas ekonomi secara maksimal. Hal ini berkaitan
dengan persaingan bebas yang muncul dapat menciptakan produksi
serta harga yang wajar dan rasional.
Mendorong pelaku ekonomi dalam mencapai prestasi bisnis yang
baik.
Dampak Negatif
Penerapan sistem ekonomi kapitalisme ini tentunya juga memiliki beberapa
dampak negatif bagi negara, di antaranya yaitu:
Terjadi penumpukan harta, yang kemudian memunculkan sifat
individualisme yang terlalu berlebihan. Dalam kapitalisme, semua
orang akan berlomba dalam mendapatkan keuntungan sebeasar-
besarnya. Orang yang tidak dapat mengikutinya tentu akan tertindas
dan miskin.
Sifat kerjasama antar masyarakat menjadi berkurang. Hal ini
disebabkan karena semua orang memiliki tujuan keuntungan
individual. Hal ini menyebabkan kerjasama sosial akan menghilang
secara perlahan.
Timbulnya kesenjangan sosial serta sikap individualisme yang
tinggi karena hanya masyarakat yang memiliki modal dan mampu
11
mengembangkan kegiatan usahanya, yang akan hidup makmur.
Terlebih lagi dengan adanya persaingan atau kompetisi bebas.
12
ekonomi dan mendorong pembangunan ekonomi, melalui penekanannya pada
investasi sumber daya manusia, konsumsi dan tabungan.
Penentuan jumlah kelas menengah Indonesia ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan absolut (pengeluaran konsumsi), yang berkisar antara
1,2 juta-6 juta per kapita per bulan. Dan diperkirakan dalam beberapa tahun
mendatang jumlah kelas menengah akan mengalami peningkatan, akibat dari
peningkatan ini akan menimbulkan beberapa implikasi yaitu:
Peningkatan kelas menengah akan membawa implikasi meningkatnya
konsumsi rumah tangga (RT), yang pada gilirannya mendorong naiknya
konsumsi nasional.
Peningkatan konsumsi nasional lebih lanjut akan menambah permintaan
agregat dan selanjutnya mendorong naiknya pertumbuhan ekonomi
nasional (growth).
Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan menambah daya serap pasar
kerja (lapangan kerja) atas tenaga kerja sehingga menambah jumlah
angkatan kerja yang bekerja dan mengurangi jumlah pengangguran.
Pertambahan jumlah angkatan kerja yang bekerja dan berkurangnya
jumlah pengangguran pada gilirannya berpotensi menambah jumlah kelas
menengah.
Dengan kata lain, perkembangan kelas menengah menjadi sebuah peluang
integrasi nasional dalam industrialisasi karena kelas menengah yang besar diyakini
dapat mempromosikan pembangunan, karena: pertama, kelas menengah
menyediakan wirausaha yang menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan
produktivitas dalam masyarakat. Kedua, nilai-nilai kelas menengah (middle-class
values) yaitu nilai akumulasi dari modal sumber daya manusia dan tabungan sangat
penting bagi pertumbuhan ekonomi. Ketiga, kelas menengah mendorong
permintaan terhadap barang-barang konsumsi berkualitas tinggi dengan skala
produksi yang meningkat.
13
3. Perkembangan Struktur Politik
Struktur politik (aspek politik) bisa menjadi tantangan atau ancaman
integrasi nasional. Ancaman berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri
dapat berupa penggunaan kekuatan seperti pengerahan massa. Pengerahan massa
bisa memiliki agenda kudeta atau menumbangkan suatu pemerintahan yang
berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan
pemerintah.
Contohnya politik berdasarkan SARA (suku, agama, ras, dan
antargolongan) serta politik identitas yang sangat menguat pada Pilpres 2014
dan Pilkada DKI 2017. Diskriminasi SARA dan identitas dimanfaatkan untuk
keuntungan politik semata. Padahal, politik SARA mengancam keutuhan keluarga,
masyarakat, dan negara. Dengan kata lain, ancaman dalam integrasi nasional dari
aspek politik memiliki tingkat risiko yang besar. Sebab mengancam kedaulatan,
keutuhan dan keselamatan bangsa. Yang mana hal tersebut dapat tidak selaras
dengan tujuan integrasi nasional Indonesia, yaitu untuk menghilangkan kelas-kelas
sosial yang dapat memecah belah persatuan bangsa dan menjadikan perbedaan
yang ada sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Namun, disisi lain struktur politik (aspek politik) juga bisa menjadi faktor
pendukung atau peluang bagi integrasi nasional. Apabila aspek politik tersebut
dapat menciptakan birokrasi yang satu dan padu, menciptakan persatuan, dan dapat
diterima oleh masyarakat.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami berikan dari materi yang telah kami paparkan adalah
Indonesia telah masuk kedalam salah satu negara berkembang dengan industri manufactor
terbesar kedelapan diantara ratusan negara berkembang lainnya pada awal dasawarsa 1990-
an. Bahkan sejak saat itu, sektor ini telah menjadi leading sektor bagi pertumbuhan
ekonomi kita secara keseluruhan. Untuk mengatasi tingkat kemiskinan yang tinggi, jumlah
pengangguran yang besar terutama dari golongan masyarakat berpendidikan rendah,
ketimpangan distribusi pendapatan, dan proses pembangunan yang tidak merata antara
kota dan desa Indonesia melakukan sebuah alternatif solusi yaitu dengan idustrialisasi,
industrialisasi ini dianggap cara paling efektif dalam mengatasi masalah perekonomian
yang ada di Indonesia.
Industrialisasi merupakan transformasi proses peminggiran otot dengan buah karya
otak yang kemudian menghasilkan berbagai perubahan yang mengagumkan yang secara
fisik melahirkan mesin-mesin. Indutrialisasi juga dapat diartikan sebagai proses segala hal
yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat di
dalamnya. Dalam menjalankan sebuah industrialisasi tentunya terdapat teori kebijakan
yang berisikan antara lain: Keunggulan kompraratif, Keterkaitan industrial, Penciptaan
kesempatan kerja dan Loncatan teknologi. Perkembangan industrialisasi berkembang dari
masa ke masa, juga mengasilkan peluang bagi perekonomian Indonesia yaitu:
meningkatkan pendapatan nasional, menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi,
stabilitas ekonomi, meningkatkan neraca pembayaran dan meningkatkan peluang kerja.
Indonesia juga menghadapi beberapa masalah dalam menjalankan industrialisasi ini,
meskipun begitu juga terdapat penyelesaian masalah yang dilakukan dan telah kami
jelaskan diatas.
Kapitalisme muncul karena didasari oleh perseteruan politik antara negara-negara
barat yang dikenal dengan sebutan blok dan negara-negara timur atau yang dikenal sebutan
blok timur. Blok barat dalam mengembangkan perekonomian menggunakan konsep sistem
ekonomi kapitalis sedangkan blok timur mengembangkan sistem ekonomi sosialis.
15
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal),
yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam
produksi barang lainnya. Kepitalisme juga dapat dijelaskan sebagai sistem sosial yang
menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian, perkembangan kapitalisme sebagai
bagian dari gerakan individualisme. Kapitalisme ini pastinya menimbulkan dampak-
dampak, baik itu yang positif maupun yang negative.
16
DAFTAR PUSTAKA
Nurdiaman, T. (2016, Maret 20). Perkembangsn Masyarakat Industri Indonesia. Diambil kembali
dari slideshare.net: https://www.slideshare.net/trisnaalient/perkembangan-masyarakat-
industri-indonesia-59778738
Putri, A. S. (2022, Januari 13). Ancaman Integritas nasional Bidang Politik. Diambil kembali dari
Kompas,com:
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2020/02/25/193000469/anca
man-integrasi-nasional-bidang-politik
Rosyanti, Neneng Meli., Dadang Kuswana., Ratna Dewi. (2017). Dampak Industrialisasi
Terhadap Kehidupan Masyarakat. Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Volume 2, Nomor 1, 2017, 20-40. Diakses pada 15 November 2022 dari
http://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/tamkin/article/download/753/137
17