PENDAHULUAN
Pengaruh dari globalisasi salahs satunya yaitu pola kerja secara global telah
berubah secara drastis dalam waktu tiga puluh tahun terakhir. Hal ini terjadi
akibat adanya peurbahan gelombang besar yang mengakibatkan gangguan baru (a
new wave of disruption) yang saat ini melanda dunia. Fenomena ini disebut
revolusi Industri 4.0 atau revolusi digital. Proses relokasi industri dari Eropa dan
Amerika menuju Asia (Indonesia, Vietnam, Thailand, Pakistan, India, dll) dan
Amerika Latin (diwakili oleh Brazil) dimulai sejak tahun 1970-an. Dampak
1
relokasi industri adalah aplikasi otomatisasi yang intensif dan massif yang
merubah persyaratan pekerjaan yang bersifat digital. Sumber daya manusia (SDM)
yang tidak menguasai literasi digital cepat atau lambat akan tersingkir.3
Faktor penting lain penyebab terjadinya revolusi industri 4.0 adalah akibat
pengaruh kapitalisme keuangan (financial capitalism). Thompson dan harley,
didukung Lazonick menyatakan bahwa situasi bisnis saat ini telah keluar dari
tatanan Knowledge Based Economics (KBE). dampak dari revolusi industri 4.0
adalah terbentuknya pasar yang hiperkompetitif. Menurut Handy, pasar
hiperkompetitif menuntut kreatifitas dan inovasi, menguras sumber daya
keuangan dan dapat mengucilkan SDM dari lingkungan industri karena alasan
efisiensi.4
3 Siswoyo Haryono, Re-Orientasi Pengembangan SDM Era Digital pada revolusi Industri 4.0,
Makalah pada The Nation Conference on Management and Business (NCMAB) 2018 Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta , (Yogyakarta: UMY, 2018), hlm. 3.
4 Siswoyo Haryono, Ibid.
2
menghadapi berbagai tranformasi ketenagakerjaan yang merupakan tantangan di
era pasar bebas dan revolusi industri 4.0 ini.
5 Lihat pendapat Khairul Anwar, Sekretaris Jenderal Kemernterian Ketenagakerjaan Indonesia dalam
3
B. Identifikasi Masalah
4
BAB II
Revolusi Industri 4.0 tidak hanya berpotensi luar biasa dalam merombak
industri, tetapi juga mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Kita telah
melihat banyak negara, baik negara maju maupun negara berkembang, yang telah
memasukkan gerakan ini ke dalam agenda nasional mereka sebagai salah satucara
untuk meningkatkan daya saing di kancah pasar global. Revolusi Industri 4.0
pasti akan menuju Indonesia dan kita siap untuk mengimplementasikannya.6
Istilah Industri 4.0 secara resmi lahir di Jerman saat diadakan Hannover Fair
pada tahun 2011. Industri 4.0 ini menjadi bagian dari kebijakan pembangunan
Jerman yang disebut High-Tech Strategy 2020. Kebijakan tersebut bertujuan
untuk mempertahankan Jerman agar selalu menjadi yang terdepan dunia
manufaktur.7
6Lihat kata sambutan dari Manteri Perindustrian Republik Indonesia dalam “Making Indoesia 4.0”,
www.kemenperin.go.id/download/18384, diakses pada tanggal 30 Desember 2018.
7 Hoedi Prasetyo, “Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan Riset”, Jurnal
5
Cyber Physical System (CPS) guna mencapai tujuan tercapainya kreasi nilai baru
ataupun optimasi yang sudah ada dati setiap proses industri.9
Kemajuan teknologi pada era Industri 4.0 ini tentu membawa perubahan yang
sangat pesat pada pola pikir dan aktivitas secara keseluruhan. Tentu ini
merupakan tantagan seluruh negara dunia saat ini. Mau tidak mau, semua negara
harus merespon perubahan tersebut secara terintegrasi dan komprehensif. Espon
tersebut dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik global, mulai
dari sektor publik, swasta, akdemisi, hingga masyarakat sipil, sehingga tantangan
industri 4.0 dapat dikelola menjadi peluang.11
9 Ibid.
10 Muhammad Yahya, Era Industri 4.0: Tantangan dan Peluang Perkembangan Pendidikan Kejuruan
Indonesia, Pidato Pengukuhan Penerimaan Jabatan Profesor Tetap dalam Bidang Ilmu Pendidikan Kejuruan
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Tanggal 14 Maret 2018, hlm. 3.
11 Marojahan JS Panjaitan, Politik, Hak Asasi Manusia, dan Demokrasi dalam Bingkai Negara
Kesejahteraan dan Kebahagiaan Menurut UUD 1945 (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2018), hlm. 207.
6
Baik teknlogi maupun disrupsi, adalah kekuatan eksogen dimana manusia
tidak memiliki kendali terhadapnya. Manusia secara keseluruhan bertanggung
jawab untuk membimbing evolusinya, dalam keputusan yang dibuat setiap
harinya sebagai warga negara, konsumen, dan investor. Sehingga masyarakat
harus memahami peluang dan kekuatan yang dimiliki untuk membentuk Revolusi
Industri 4.0 dan mengarahkannya menuju masa depan yang mencerminkan tujuan
dan nilai bersamanya sebagai manusia. Namun untuk melakukan hal dimaksud
perlu dikembangkan pandangan bersama yang komprehensif dan global tentang
bagaimana teknologi memengaruhi kehidupan dan membentuk kembali
lingkungan ekonomi, sosial, budaya, dan manusia.12
Revolusi Industri 4.0 dapat dikatakan sebagai masalah, dapat juga dikatakan
sebagai tantangan. Dengan masuknya Indonesia ke dalam revolusi industro 4.0
dan pasar global, sudah tentu keadaan industri di Indonesia akan berubah,
disamping itu, karena teknologi dan informasi yang berkembang dengan pesat,
maka karakter pekerjaan pun akan berubah. Selain karakternya yang berubah, pola
kerjanya pun pasti akan berubah. Revolusi industri 4.0 dapat diakui memang akan
menghilangkan profesi dan pekerjaan tertentu karena diambil alih dengan metode
komputasi, robotisasi, dan otomatisasi. Namun demikian, tak menutup
kemungkinan era revolusi industri 4.0 ini juga akan melahirkan profesi baru yang
sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Berkaca dari masalah yang sudah diuraikan dalam latar belakang masalah dan
paragraf di atas, sudah pasti pekerja Indonesia akan mengalami
tantangan-tantangan yang ditimbulkan karena era revolusi industri 4.0 ini. Pekerja
Indonesia harus mampu bersaing dan berusaha dengan maksimal supaya memiliki
kompetensi yang mumpuni, keahlian yang baik sesuai bidangnya, mampu
7
menyesuaikan dan mau belajar dengan segala bentuk perubahan teknologi, serta
memiliki keberanian untuk bersaing dan menjadi kompetitor pekerja asing.
Di era milenial ini, pekerja Indonesia tidak bisa lagi hanya berkutat pada
isu-isu kovensional yang sudah tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman.
Pekerja Indonesia harus memperhatikan dan mempelajari untuk memulai
memasuki pasar tenaga kerja yang mampu bersaing dengan pekerja asing yang
memiliki kompetensi dan keahlian lebih bagus dan mampu menguasai teknologi.
Apabila pekerja Indonesia tidak mampu bersaing, maka kedudukannya dan
keberadaannya akan dalam bahaya, salah satunya yaitu tergantikan oleh pekerja
asing. Maka dari itu pekerja Indonesia harus berjuang supaya mamiliki kedudukan
yang kuat dan memiliki posisi tawar yang meningkat di pasar global.
Untuk mencapai hal tersebut, tentu harus ada peran serta dari pemerintah
sebagai pengambil kebijakan dan pembentuk regulasi. Pemerintah harus
melakukan upaya supaya pekerja Indonesia memiliki posisi tawar yang kuat dan
terus meningkat, sehingga dengan masuknya Indonesia ke dalam Revolusi
Industri 4.0 ini pekerja Indonesia tetap bisa bekerja sesuai dengan keahliannya
dan tidak terganti posisinya oleh pekerja-pekerja asing. Dan pekerja Indonesia
juga harus mampu masuk ke dalam pasar global sehingga mampu bersaing
dengan pekerja asing di negara lain. Pekerja Indonesia harus lebih kreatif, inovatif,
kompetitif, dan terampil.
8
penyusunan Making Indonesia 4.0 adalah menjadikan Indonesia masuk dalam 10
besar negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.13
13 Venti Eka Satya, “Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0”, Info Singkat Penelitian Badan
Keahlian DPR RI Vo. X No. 09/I/Puslit/Mei/2018 (Mei 2018), hlm. 19.
9
dengan dunia industri dan pengusaha sangatlah penting dan dibutuhkan untuk
mempertahankan dan meningkatkan posisi tawar pekerja Indonesia baik itu di
dunia kerja di Indonesia atau di pasar global.
10
wirausaha berbasis agar lebih banyak wirausaha berbasis teknologi di wilayah
Indonsia.14
Era revolusi industri 4.0 menjadi tantangan sekaligus peluang. Maka dari itu
pemerintah memandang sangat perlu untuk menyaipakn tenaga kerja dan sumber
daya manusia yang mumpuni dan terampil. Salah satunya dengan penguatan
sekolah vokasi. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan telah
membuat Grand Design Pelatihan Vokasi. Pemerintah memberikan akses yang
seluas-luasnya untuk tenaga kerja atau pencari kerja mengikuti pelatihan baik di
Balai Latihan Kerja (BLK), industri, atau program magang yang diharapkan bisa
masuk ke pasar kerja adn berwirausaha.15
Selain itu, untuk meningkatkan daya tarik terhadap tenaga kerja Indonesia,
pemerintah juga harus mengeluarkan kebijakan kerja inklusif (inclusive labor
market policy). Kemudian, disamping itu pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan tngkat kompetensi serta, redistribusi pendapatan dan aset, yang
berarti lebih banyak jaminan sosial untuk individu yang lemah dan Usaha Mikron,
dan Menengan (UMKM) menjadi faktor penting. Kementerian Ketenagakerjaan
telah menggelar program-program pelatihan dan sertifikasi APBN di Balai
Latihan Kerja (BLK) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).16
11
dasarnya, pertama, penyiapan tenaga kerja didasarkan atas kebutuhan pengguna
(demand driven), kedua, proses diklat sebagai wahana penyiapan tenaga kerja
dilakukan dengan menggunakan pendekatan pelatihan berbasis kompetensi
(Comptency Based Training/CBT).17
Dengan demikian, dalam rangka menghadapi iklim ekonomi di era globalisasi
harus menciptakan Competitive Advantage atau keunggulan daya saing melalui
peningkatan kualitas dan produktivitas produk jasa yang upayanya adalah dengan
sistem standarisasi dan sertifikasi bagi Tenaga Kerja Indonesia.18
/read/2018/10/19/155500826/soft-skill-jadi-kunci-generasi-z-bisa-hadapi-revolusi-industri-4.0, diakses 2
Januari 2019.
12
pengembangan kemampuan dan kepemimpinan juga diperlukan untuk dapat
mengambil keuntungan dari penerapan industri 4.0. maka dari itu, salah satu
langkah prioritas dan menjadi kunci impelemntasi dari peta jalan Making
Indonesia 4.0 adalah membangun SDM berkualitas. Apalagi Indonesia akan
menikmati dominasi jumlah penduduk usia produktif pada 10 tahun ke depan.
Bonus demografi ini diyakini dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional.20
20 Airlangga: Tenaga Kerja jadi Tantangan Industri 4.0, https://www.wartaekonomi. co.id/read 206452/
airlangga-tenaga-kerja-jadi-tantangan-industri-40.html, diakses 2 Januari 2019.
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Revolusi Industri 4.0 bukan hanya menimbulkan masalah, tetapi juga menjadi
tantangan baik itu bagi pemerintah maupun bagi para pekerja di Indonesia.
Maka dari itu, untuk dalam meningkatkan posisi tawar pekerja Indonesia agar
mampu bersaing dengan pekerja-pekerja asing di era globalisasi dan revolusi
industri ini, pemerintah melakukan upaya hukum melalui pembentukan
kebijakan dan regulasi sesuai yang diamanatkan dalam 10 prioritas pada
roadmap Making Indonesia 4.0, yang dibentuk oleh pemerintah. Kebijakan
dan regulasi yang dibentuk pemerintah tersebut, tidak hanya untuk
meningkatkan posisi tawar pekerja Indonesia baik itu di dalam maupun di
luar negeri, tetapi juga melindungi kedudukan pekerja Indonesia supaya
Indonesia tidak di dominasi oleh pekerja-pekerja dari luar Indonesia.
14
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
“Hadapi Revolusi Industri 4.0, Siapkan Tenaga Kerja Terampil”, https:// ekbis.
sindonews. com /read /1350016/34/hadapi- revolusi-industri-40-siapkan
-tenaga-kerja-terampil-1540779103, diakses 2 Januari 2019.
“Soft Skill Jadi Kunci Generasi Z Bisa Hadapi Revolusi Industri 4.0”.
https://ekonomi. kompas .com /read/2018/10/19/155500826/soft-
skill-jadi-kunci -generasi-z-bisa-hadapi-revolusi-industri-4.0, diakses 2
Januari 2019.
Budhijanto, Danrivanto. Teori Hukum dan Revolusi Industri 4.0. Bandung: Logoz
Publishing, 2018.
16
Haryono, Siswoyo. Re-Orientasi Pengembangan SDM Era Digital pada revolusi
Industri 4.0, Makalah pada The Nation Conference on Management and
Business (NCMAB) 2018 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Yogyakarta: UMY, 2018.
Panjaitan, Marojahan JS. Politik, Hak Asasi Manusia, dan Demokrasi dalam
Bingkai Negara Kesejahteraan dan Kebahagiaan Menurut UUD 1945.
Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2018.
Prasetyo, Hoedi. “Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan
Riset”. Jurnal Teknik Industri UNDIP Vol. 13 No. 1 (Januari 2018).
Satya, Venti Eka. “Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0”. Info Singkat
Penelitian Badan Keahlian DPR RI Vo. X No. 09/I/Puslit/Mei/2018 (Mei
2018).
17