0 Menciptakan
Disusun Oleh:
07021282025101
Dosen Pembimbing
Universitas Sriwijaya
I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dunia sekarang telah memasuki era yang sangat canggih. Era ini memberikan
dampak yang sangat besar, terutama bagi umat manusia. Banyak hal yang bisa dilakukan
pada saat sekarang tanpa ada hambatan apapun dan kemajuan dunia ini disebut dengan
era Revolusi 4.0. Revolusi 4.0 adalah era dimana kecanggihan mesin, alat digital serta
robot ditetapkan sebagai suatu yang sangat berperan dalam kehidupan manusia. Kondisi
ini atau era ini bisa terbentuk karena setiap generasi melakukan lompatan raksasa
kedepan yang mana maksudnya bahwa setiap generasi memiliki keinginan yang besar
untuk memajukan dunia.
Revolusi 4.0 ini merupakan revolusi industri yang berkembang melanjutkan
revolusi sebelumnya, yaitu revolusi 3.0 pada 1980-an yang dimana pada revolusi saat itu
kemajuan teknologi sudah terlihat, yaitu pada era revolusi 3.0 terdapat peningkatan
komputasi dan robotika yang sangat besar dari terciptanya chip silikon. Lalu selanjutnya
dilanjutkan ke revolusi 4.0. Namun, sebelum terjadinya revolusi 3.0 dan revolusi 4.0
pastinya ada revolusi 1.0 dan revolusi 2.0 sebagai awal perkembangan muncul. Banyak
yang sudah mengetahui bahwa sebelum tahun 1780-an, manusia bekerja menggunakan
tangan dan tenaga manusia adalah penggerak utama bagi sebuah usaha atau pabrik pada
saat itu dan istilah “industri” belum ada. Kemudian diciptakanlah mesin uap oleh James
Watt, yang memungkinkan transportasi berkecepatan tinggi serta produksi massal di
pabrik-pabrik. Dari revolusi industri tersebut, dunia berubah drastis dan berlanjut hingga
1870-an yang dimana revolusi 2.0 dimulai. Pada revolusi ini, penggunaan listrik, minyak,
dan baja dilakukan secara luas dan akhirnya perubahan mengarah pada penemuan seperti
bola, lampu, telegraf dan mesin pembakaran internal.
Banyak keuntungan yang didapatkan dari era revolusi 4.0 ini. Di era yang juga
disebut revolusi digital ini, kecanggihan mesin, alat digital serta robot sudah tidak bisa
dikatakan sebagai kecanggihan yang biasa, sebab kecanggihan yang sudah tercipta pada
akhirnya sangat berperan dalam kehidupan manusia. Kecanggihan yang ada digunakan
untuk membantu mengatasi kekurangan manusia yang tidak mahir dalam segala hal,
sehingga mesin dan alat digital sebagai tangan lain manusia. Kemajuan ini menjadikan
dunia ke kehidupan atau skema yang baru atau bisa dikatakan terjadi banyak perubahan
di banyak aspek kehidupan. Kemajuan digital yang sangat besar saat ini, memberikan
banyak inovasi-inovasi bermunculan dan memberikan dampak yang cukup besar bagi
kehidupan. Dari era ini maka tidak dapat dipungkiri suatu perubahan akan timbul, seperti
pada perubahan sosial. Perubahan merupakan sesuatu yang lazim dan terjadi bahkan
setiap hari dan masa datang pun akan tetap terjadi perubahan selama masih ada
kehidupan di dunia ini. Revolusi 4.0 adalah salah satu dari berbagai faktor dari suatu
perubahan sosial terjadi pada masyarakat, tak terkecuali pada masyarakat Indonesia.
Namun di balik kemudahan yang ditawarkan, Revolusi Industri 4.0 menyimpan
berbagai dampak negatif, diantaranya ancaman pengangguran akibat otomatisasi,
kerusakan alam akibat ekspoitasi industri, serta maraknya hoax akibat mudahnya
penyebaran informasi. Oleh karena itu, kunci dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0
adalah selain menyiapkan kemajuan teknologi, di sisi lain perlu dilakukan pengembangan
sumber daya manusia dari sisi humaniora agar dampak negatif dari perkembangan
teknologi dapat ditekan.
2. Rumusan masalah
1) Bagaimana Revolusi 4.0 mampu menciptakan perubahan sosial di Indonesia?
2) Bagaimana penerapan Industri 4.0 yang akhirnya membentuk perubahan sosial?
3) Dampak dari perubahan sosial bagi masyarakat Indonesia akibat Revolusi 4.0?
II. Pembahasan
A. Revolusi 4.0 Menciptakan Perubahan Sosial Di Indonesia
Era Revolusi Industri keempat ini diwarnai oleh kecerdasan buatan (artificial
intelligence), super komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, dan
inovasi. Mengutip dari laman Forbes, revolusi industri generasi keempat bisa diartikan
sebagai adanya ikut campur sebuah sistem cerdas dan otomasi dalam industri. Hal ini
digerakkan oleh data melalui teknologi machine learning dan AI. Teknologi menjadi inti
dari era revolusi ini. Teknologi pada era Revolusi 4. 0 ini tidak hanya melekat pada satu
bidang, namun meliputi banyak bidang kehidupan teknologi ada di dalamnya. Sehingga
masa sekarang nampaknya sulit memisahkan kehidupan manusia dengan teknologi,
bahkan sudah merupakan kebutuhan manusia. Awal perkembangan teknologi yang
sebelumnya merupakan bagian dari ilmu atau bergantung dari ilmu, sekarang ilmu dapat
pula bergantung dari teknologi.
Indonesia sendiri telah mengawali proses adaptasi terhadap Industri 4.0 dengan
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia melalui program link and match antara
pendidikan dengan industri. Upaya ini dilaksanakan secara sinergis antara Kementerian
Perindustrian dengan kementerian dan lembaga terkait seperti Bappenas, Kementerian
BUMN, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto juga mengatakan, bahwasanya agar Indonesia dapat bersaing dengan negara lain
di bidang industri, Indonesia juga harus mengikuti tren.
Kementerian Perindustrian telah menetapkan empat langkah strategis dalam
menghadapi Industri 4.0. Langkah-langkah yang akan dilaksanakan tersebut adalah:
Pertama, mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus meningkatkan kemampuan
dan keterampilannya, terutama dalam menggunakan teknologi internet of things atau
mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri. Kedua,
pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri
kecil dan menengah (IKM) agar mampu menembus pasar ekspor melalui program E-
smart IKM. Ketiga, pemanfaatan teknologi digital yang lebih optimal dalam
perindustrian nasional seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan
Augmented Reality. Keempat, mendorong inovasi teknologi melalui pengembangan start
up dengan memfasilitasi inkubasi bisnis agar lebih banyak wirausaha berbasis teknologi
di wilayah Indonesia.
Dari penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa Indonesia mulai mengandalkan
teknologi dalam berbagai sektor kehidupannya. Teknologi memperlihatkan fenomenanya
dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang
kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Selain itu, teknologi juga membentuk pola
pikir masyarakat Indonesia yang pada awalnya irasional (bersifat tradisional dan afektif)
berubah menjadi rasional secara tidak langsung yang sangat mempengaruhi tindakan dan
pola hidup masyarakat Indonesia. Sebagaimana menurut Gilin dan Gillin, menyatakan
bahwa perubahan sosial merupakan suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima
masyarakat karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil,
komposisi penduduk, ideology ataupun karena adanya difusi dan penemuan-penemuan
baru dalam masyarakat (dalam Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, 2013: 263).
Selain karena teknologi yang membentuk perubahan sosial terjadi, dari
masyarakat Indonesia sendiri juga memiliki jiwa ingin maju dan menganggap perubahan
sebagai suatu tantangan yang harus dihadapi, maka mereka akan menerima dan
mendukung perubahan. Individu atau masyarakat yang secara positif menerima
perubahan, umumnya karena merasa diuntungkan oleh adanya perubahan. Mereka adalah
oranng-orang yang optimis dan proaktif terhadap adanya perubahan. Namun demikian,
jika ada yang menerima tetap saja ada kelompok yang menolak perubahan yang ada.
Mereka yang pasif dan merasa tidak mampu bersaing dan merasa dirugikan. Jadi,
tergantung pada masyarakatnya menerima atau menolak agar teknologi dapat
berkembang di suatu kelompok atau wilayah.
III. Kesimpulan
Revolusi 4.0 memiliki pengaruh yang sangat besar tehadap perubahan sosial
masyarakat, terutama masyarakat Indonesia. Perubahan yang terjadi juga pengaruh dari
masyarakat itu sendiri, menerima atau menolak teknologi yang datang. Jika suatu
teknologi banyak yang menerima dan merasa diuntungkan, maka perubahan akan terjadi
dan sebaliknya juga begitu jika yang menolak teknologi banyak pada suatu wilayah,
maka perubahan akan sulit terjadi.
Banyak keuntungan dari adanya kemajuan teknologi ini. Namun di balik
kemudahan yang ditawarkan, Revolusi Industri 4.0 menyimpan berbagai dampak negatif,
diantaranya ancaman pengangguran akibat otomatisasi, kerusakan alam akibat ekspoitasi
industri, serta maraknya hoax akibat mudahnya penyebaran informasi. Oleh karena itu,
kunci dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 adalah selain menyiapkan kemajuan
teknologi, di sisi lain perlu dilakukan pengembangan sumber daya manusia dari sisi
humaniora agar dampak negatif dari perkembangan teknologi dapat ditekan.
Daftar Pustaka
Prasetyo, B., & Trisyanti, U. (2018). Revolusi industri 4.0 dan tantangan perubahan
sosial. IPTEK Journal of Proceedings Series, (5), 22-27.
Ngafifi, M. (2014). Kemajuan teknologi dan pola hidup manusia dalam perspektif sosial
budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2(1).
Satya, V. E. (2018). Strategi Indonesia menghadapi industri 4.0. Info Singkat, 10(9), 19-24.
Tarantang, J., Awwaliyah, A., Astuti, M., & Munawaroh, M. (2019). Perkembangan sistem
pembayaran digital pada era revolusi industri 4.0 di indonesia. Jurnal al-qardh, 4(1), 60-75.
Andrew. 2021. “Pengertian Revolusi Industri 4.0: Jenis, Dampak dan Contoh Penerapannya”,
https://www.gramedia.com/best-seller/revolusi-industri-4-
0/#Dampak_dari_adanya_Revolusi_Industri_40, diakses pada 26 April 2022.