Anda di halaman 1dari 10

Fenomena Revolusi Industri 4.

0 Menciptakan

Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia

Disusun Oleh:

Jessica Meyria Putri

07021282025101

Dosen Pembimbing

Mery Yanti, S.Sos., MA

Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sriwijaya
I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dunia sekarang telah memasuki era yang sangat canggih. Era ini memberikan
dampak yang sangat besar, terutama bagi umat manusia. Banyak hal yang bisa dilakukan
pada saat sekarang tanpa ada hambatan apapun dan kemajuan dunia ini disebut dengan
era Revolusi 4.0. Revolusi 4.0 adalah era dimana kecanggihan mesin, alat digital serta
robot ditetapkan sebagai suatu yang sangat berperan dalam kehidupan manusia. Kondisi
ini atau era ini bisa terbentuk karena setiap generasi melakukan lompatan raksasa
kedepan yang mana maksudnya bahwa setiap generasi memiliki keinginan yang besar
untuk memajukan dunia.
Revolusi 4.0 ini merupakan revolusi industri yang berkembang melanjutkan
revolusi sebelumnya, yaitu revolusi 3.0 pada 1980-an yang dimana pada revolusi saat itu
kemajuan teknologi sudah terlihat, yaitu pada era revolusi 3.0 terdapat peningkatan
komputasi dan robotika yang sangat besar dari terciptanya chip silikon. Lalu selanjutnya
dilanjutkan ke revolusi 4.0. Namun, sebelum terjadinya revolusi 3.0 dan revolusi 4.0
pastinya ada revolusi 1.0 dan revolusi 2.0 sebagai awal perkembangan muncul. Banyak
yang sudah mengetahui bahwa sebelum tahun 1780-an, manusia bekerja menggunakan
tangan dan tenaga manusia adalah penggerak utama bagi sebuah usaha atau pabrik pada
saat itu dan istilah “industri” belum ada. Kemudian diciptakanlah mesin uap oleh James
Watt, yang memungkinkan transportasi berkecepatan tinggi serta produksi massal di
pabrik-pabrik. Dari revolusi industri tersebut, dunia berubah drastis dan berlanjut hingga
1870-an yang dimana revolusi 2.0 dimulai. Pada revolusi ini, penggunaan listrik, minyak,
dan baja dilakukan secara luas dan akhirnya perubahan mengarah pada penemuan seperti
bola, lampu, telegraf dan mesin pembakaran internal.
Banyak keuntungan yang didapatkan dari era revolusi 4.0 ini. Di era yang juga
disebut revolusi digital ini, kecanggihan mesin, alat digital serta robot sudah tidak bisa
dikatakan sebagai kecanggihan yang biasa, sebab kecanggihan yang sudah tercipta pada
akhirnya sangat berperan dalam kehidupan manusia. Kecanggihan yang ada digunakan
untuk membantu mengatasi kekurangan manusia yang tidak mahir dalam segala hal,
sehingga mesin dan alat digital sebagai tangan lain manusia. Kemajuan ini menjadikan
dunia ke kehidupan atau skema yang baru atau bisa dikatakan terjadi banyak perubahan
di banyak aspek kehidupan. Kemajuan digital yang sangat besar saat ini, memberikan
banyak inovasi-inovasi bermunculan dan memberikan dampak yang cukup besar bagi
kehidupan. Dari era ini maka tidak dapat dipungkiri suatu perubahan akan timbul, seperti
pada perubahan sosial. Perubahan merupakan sesuatu yang lazim dan terjadi bahkan
setiap hari dan masa datang pun akan tetap terjadi perubahan selama masih ada
kehidupan di dunia ini. Revolusi 4.0 adalah salah satu dari berbagai faktor dari suatu
perubahan sosial terjadi pada masyarakat, tak terkecuali pada masyarakat Indonesia.
Namun di balik kemudahan yang ditawarkan, Revolusi Industri 4.0 menyimpan
berbagai dampak negatif, diantaranya ancaman pengangguran akibat otomatisasi,
kerusakan alam akibat ekspoitasi industri, serta maraknya hoax akibat mudahnya
penyebaran informasi. Oleh karena itu, kunci dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0
adalah selain menyiapkan kemajuan teknologi, di sisi lain perlu dilakukan pengembangan
sumber daya manusia dari sisi humaniora agar dampak negatif dari perkembangan
teknologi dapat ditekan.

2. Rumusan masalah
1) Bagaimana Revolusi 4.0 mampu menciptakan perubahan sosial di Indonesia?
2) Bagaimana penerapan Industri 4.0 yang akhirnya membentuk perubahan sosial?
3) Dampak dari perubahan sosial bagi masyarakat Indonesia akibat Revolusi 4.0?

II. Pembahasan
A. Revolusi 4.0 Menciptakan Perubahan Sosial Di Indonesia
Era Revolusi Industri keempat ini diwarnai oleh kecerdasan buatan (artificial
intelligence), super komputer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil otomatis, dan
inovasi. Mengutip dari laman Forbes, revolusi industri generasi keempat bisa diartikan
sebagai adanya ikut campur sebuah sistem cerdas dan otomasi dalam industri. Hal ini
digerakkan oleh data melalui teknologi machine learning dan AI. Teknologi menjadi inti
dari era revolusi ini. Teknologi pada era Revolusi 4. 0 ini tidak hanya melekat pada satu
bidang, namun meliputi banyak bidang kehidupan teknologi ada di dalamnya. Sehingga
masa sekarang nampaknya sulit memisahkan kehidupan manusia dengan teknologi,
bahkan sudah merupakan kebutuhan manusia. Awal perkembangan teknologi yang
sebelumnya merupakan bagian dari ilmu atau bergantung dari ilmu, sekarang ilmu dapat
pula bergantung dari teknologi.
Indonesia sendiri telah mengawali proses adaptasi terhadap Industri 4.0 dengan
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia melalui program link and match antara
pendidikan dengan industri. Upaya ini dilaksanakan secara sinergis antara Kementerian
Perindustrian dengan kementerian dan lembaga terkait seperti Bappenas, Kementerian
BUMN, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto juga mengatakan, bahwasanya agar Indonesia dapat bersaing dengan negara lain
di bidang industri, Indonesia juga harus mengikuti tren.
Kementerian Perindustrian telah menetapkan empat langkah strategis dalam
menghadapi Industri 4.0. Langkah-langkah yang akan dilaksanakan tersebut adalah:
Pertama, mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus meningkatkan kemampuan
dan keterampilannya, terutama dalam menggunakan teknologi internet of things atau
mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri. Kedua,
pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri
kecil dan menengah (IKM) agar mampu menembus pasar ekspor melalui program E-
smart IKM. Ketiga, pemanfaatan teknologi digital yang lebih optimal dalam
perindustrian nasional seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan
Augmented Reality. Keempat, mendorong inovasi teknologi melalui pengembangan start
up dengan memfasilitasi inkubasi bisnis agar lebih banyak wirausaha berbasis teknologi
di wilayah Indonesia.
Dari penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa Indonesia mulai mengandalkan
teknologi dalam berbagai sektor kehidupannya. Teknologi memperlihatkan fenomenanya
dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang
kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Selain itu, teknologi juga membentuk pola
pikir masyarakat Indonesia yang pada awalnya irasional (bersifat tradisional dan afektif)
berubah menjadi rasional secara tidak langsung yang sangat mempengaruhi tindakan dan
pola hidup masyarakat Indonesia. Sebagaimana menurut Gilin dan Gillin, menyatakan
bahwa perubahan sosial merupakan suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima
masyarakat karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil,
komposisi penduduk, ideology ataupun karena adanya difusi dan penemuan-penemuan
baru dalam masyarakat (dalam Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, 2013: 263).
Selain karena teknologi yang membentuk perubahan sosial terjadi, dari
masyarakat Indonesia sendiri juga memiliki jiwa ingin maju dan menganggap perubahan
sebagai suatu tantangan yang harus dihadapi, maka mereka akan menerima dan
mendukung perubahan. Individu atau masyarakat yang secara positif menerima
perubahan, umumnya karena merasa diuntungkan oleh adanya perubahan. Mereka adalah
oranng-orang yang optimis dan proaktif terhadap adanya perubahan. Namun demikian,
jika ada yang menerima tetap saja ada kelompok yang menolak perubahan yang ada.
Mereka yang pasif dan merasa tidak mampu bersaing dan merasa dirugikan. Jadi,
tergantung pada masyarakatnya menerima atau menolak agar teknologi dapat
berkembang di suatu kelompok atau wilayah.

B. Penerapan Industri 4.0 Yang Membentuk Perubahan Sosial


Penemuan-penemuan baru yang tercipta atau inovasi yang ada sekarang
merupakan bentuk dari penyerapan dari unsur kebudayaan,sosial, agama dan yang
lainnya secara selektif kemudian di tuangkan dalam teknologi yang pesat saat ini, guna
untuk memberikan kemudahan sesuai dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Beberapa bentuk penerapan Industri 4.0


1. E-commerce. Menurut Laudon dan Laudon (1998) E- Commerce adalah suatu
proses membeli dan menjual produk - produk secara elektronik oleh konsumen
dan dari perusahaan ke perusahaan dengan komputer sebagai perantara transaksi
bisnis. Media yang dapat digunakan dalam aktivitas e-commerce adalah world
wide web internet atau aplikasi belanja online yang sekarang sudah banyak
diciptakan untuk mempermudah berbelanja online.
2. Aggregator Layanan, Dalam terminologi perkomputeran agregator disebut
pengumpul. Secara definisi adalah suatu klien (perangkat lunak) atau layanan web
yang mengumpulkan isi web tersindikasi seperti tajuk berita, blog, podcast, dan
vlog pada suatu lokasi agar mudah untuk dibaca.
3. Agency Digital. Agen baik perorangan atau perusahaan sebagai pihak ketiga yang
membantu klien untuk membentuk, merancnag dan mengelola kegiatan
pemasaran digital. Pada umunya meliputi Branding, SEO, Search Engine
Marketing, Display Advertising, Content Marketing dan Sosial Media
Management.
4. Pembayaran Digital. Pembayaran yang berbasis teknologi. Di dalam pembayaran
digital uang disimpan, diproses, dan diterima dalam bentuk informasi digital dan
proses pemindahannya diinisialisasi melalui alat pembayaran elektronik. Contoh
pembayar digital OVO, Gopay, Shopeepay, DANA.
5. Online Course. Konsep dari online course menurut (Picciano 2002) adalah
menyajikan bahan belajar secara online, dan menyediakan ruang bagi pelajar dan
pengajar untuk berinteraksi. Desain dari komunikasi dari online course terbagi
menjadi dua, yaitu synchronous communication dan asynchronous
communication ((Hrastinski 2008) dan (Kordaki & Daradoumis 2009)). Konsep
dari synchronous communication adalah proses belajar dilakukan secara online
dan terjadi secara real-time, sedangkan asynchronous communication proses
belajarnya dapat dilakukan tidak secara realtime ((Branon & Essex 2001) dan
(Murphy et al. 2011)).
Dari beberapa bentuk penerapan industri 4.0, dapat dilihat bahwa ada penyerapan
kebiasaan dari masyarakat sendiri yang akhirnya dicampur adukan dengan
kemajuan teknologi. Seperti pada penerapan Industri 4.0 e-commerce, masyarakat
Indonesia tercatat termasuk masyarakat yang konsumtif sebagaimana yang
dinyatakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa masyarakat Indonesia
semakin konsumtif dan mulai meninggalkan kebiasaan menabung. Hal ini
tercermin dari menurunya Marginal Propensity to Consume (MPC). Dan hal ini
bisa jadi terjadi, sebab adanya kemajuan teknologi yang akhirnya menciptakan
wadah seperti e-commerce yang menyediakan layanan jual beli secara online yang
dalam prosesnya sangat mudah dilakukan dan juga terjamin keefisienan
waktunya.
Hal tersebut akhirnya menciptakan perubahan sosial yang baru lagi, yang pada
awalnya masayrakat harus melakukan transaksi jual beli di pasar atau sebagainya dan
melakukan interaksi sosial secara langsung, beralih ke e-commerce yang tingkat interaksi
penjual dan pembeli hanya sebatas jaringan saja serta tingkat konsumtif pun menjadi
lebih besar dan mungkin saja akan membentuk masyarakat yang hedonism.

C. Dampak Perubahan Sosial Akibat Revolusi 4.0


1. Dampak Positif Revolusi Industri 4.0
o Kemudahan dalam mengakses informasi dikarenakan dapat menggunakan gadget
maupun teknologi lainnya.
o Efektivitas dalam bidang produksi dengan mengganti tenaga manusia yang ada
dan menggantinya dengan teknologi mesin. Selain mengurangi biaya produksi
karena mengurangi penggunaan tenaga kerja, dengan menggunakan teknologi
dapat meningkatkan hasil produksi.
o Dapat meningkatkan pendapatan nasional karena dapat memproduksi barang
dalam waktu yang relatif singkat dengan kualitas yang baik.
2. Dampak Negatif Revolusi Industri 4.0
o Lebih rentan terhadap serangan siber, hal ini dikarenakan proses produksinya
menggunakan mesin teknologi, oleh sebab sangat penting untuk memiliki
sistem keamanan yang baik.
o Butuh biaya besar dalam investasi alat serta pekerja, hal ini dikarenakan harus
mengeluarkan uang untuk membeli alat terlebih dahulu serta pelatihan
keterampilan pegawai agar dapat menjalankannya.
o Adanya urbanisasi, dimana meningkatnya jumlah populasi masyarakat yang
ada di kota besar.
o Berdampak untuk lingkungan, hal ini dikarenakan dengan penggunaan mesin
yang ada dapat menghasilkan polusi udara, limbah dalam jumlah besar, serta
hal negatif lainnya yang dapat merusak lingkungan.
o Tinggat pengangguran yang tinggi karena tergantinya tenaga manusia dengan
mesin dan robot

D. Teori Perkembangan atau Linear


Perubahan sosial yang dijelaskan pada teori perkembangan atau linear ini adalah
perubahan sosial yang sifatnya itu linear atau berkembang menuju ke sutu titik tujuan
tertentu. Para penganut teori ini memiliki pemahaman bahwa sebuah perubahan sosial
yang terjadi bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Sebagai
sebuah contoh, masyarakat yang pada awalnya berasal dari masyarakat tradisional dapat
diarahkan menuju kepada masyarakat yang lebih kompleks dan modern yang dimana itu
merupakan tujuan yang ingin dicapai. Banyak para ahli yang mengembangkan teori ini
sejak abad ke-18. Teori perkembangan ini dapat dibagi menajdi dua, yaitu teori evolusi
dan teori revolusi. Teori evolusi melihat sebuah perubahan bergerak secara lambat,
sedangkan untuk teori revolusi melihat sebuah perubahan bergerak secara cepat dan
drastis. Tokoh yang ikut mengembangkan teori ini ialah Herbert Spencer, Emile
Durkheim, dan Max Weber.
Dari situasi yang terjadi yang sudah dijelaskan sebelumnya , yaitu perubahan
sosial akibat revolusi industri 4.0, jika dikaitkan dengan teori perkembangan atau linear
maka perubahan yang terjadi pada masyarakat Indonesia merupakan bentuk arahan untuk
menuju ke suatu titik tujuan yang mana tujuan tersebut adalah keberkembangannya
masyarakat Indonesia terhadap kemajuan zaman global sekarang dengan bantuan
teknologi yang sudah sangat pesat sekarang. Dan juga sudah jelas bahwa revolusi 4.0
termasuk kedalam perubahan yang cepat dan dratis bagi masyarakatnya.

III. Kesimpulan
Revolusi 4.0 memiliki pengaruh yang sangat besar tehadap perubahan sosial
masyarakat, terutama masyarakat Indonesia. Perubahan yang terjadi juga pengaruh dari
masyarakat itu sendiri, menerima atau menolak teknologi yang datang. Jika suatu
teknologi banyak yang menerima dan merasa diuntungkan, maka perubahan akan terjadi
dan sebaliknya juga begitu jika yang menolak teknologi banyak pada suatu wilayah,
maka perubahan akan sulit terjadi.
Banyak keuntungan dari adanya kemajuan teknologi ini. Namun di balik
kemudahan yang ditawarkan, Revolusi Industri 4.0 menyimpan berbagai dampak negatif,
diantaranya ancaman pengangguran akibat otomatisasi, kerusakan alam akibat ekspoitasi
industri, serta maraknya hoax akibat mudahnya penyebaran informasi. Oleh karena itu,
kunci dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 adalah selain menyiapkan kemajuan
teknologi, di sisi lain perlu dilakukan pengembangan sumber daya manusia dari sisi
humaniora agar dampak negatif dari perkembangan teknologi dapat ditekan.
Daftar Pustaka

Suwardi. 2019. Sosiologi 3 Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Palembang: Quadra.

Prasetyo, B., & Trisyanti, U. (2018). Revolusi industri 4.0 dan tantangan perubahan
sosial. IPTEK Journal of Proceedings Series, (5), 22-27.

Ngafifi, M. (2014). Kemajuan teknologi dan pola hidup manusia dalam perspektif sosial
budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2(1).

Satya, V. E. (2018). Strategi Indonesia menghadapi industri 4.0. Info Singkat, 10(9), 19-24.

Tarantang, J., Awwaliyah, A., Astuti, M., & Munawaroh, M. (2019). Perkembangan sistem
pembayaran digital pada era revolusi industri 4.0 di indonesia. Jurnal al-qardh, 4(1), 60-75.

Andrew. 2021. “Pengertian Revolusi Industri 4.0: Jenis, Dampak dan Contoh Penerapannya”,
https://www.gramedia.com/best-seller/revolusi-industri-4-
0/#Dampak_dari_adanya_Revolusi_Industri_40, diakses pada 26 April 2022.

Anda mungkin juga menyukai