Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

BISNIS INTERNASIONAL

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI 4.0 TERHADAP


EKONOMI INDONESIA

Diselesaikan oleh :

- Muhammad Yusuf 02117071

Manajemen

NOVEMBER, 2019

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN


Dimulai pada abad ke-18, Revolusi Industri Pertama ditandai oleh mekanisasi produksi
melalui tenaga uap dan lahirnya kelas proletariat. Revolusi Industri kedua kemudian
bergulir pada akhir abad 19 dengan adanya otomisasi produksi massal.
Teknologi pun semakin maju dan memunculkan Revolusi Industri ketiga pada 1950-an
yang ditandai dengan perkembangan sistem digital dan teknologi informasi.

Foto: Wikimedia Commons


Revolusi Industri Keempat pertama kali dicetuskan oleh Profesor Klaus Schwab, seorang
ekonom Jerman yang juga pendiri World Economic Forum (WEF). Menurutnya, Revolusi
Industri 4.0 secara fundamental berbeda dengan revolusi industri edisi sebelumnya.
Revolusi Industri Keempat membuat batas antara dunia digital, fisik, dan biologis semakin
tipis, bahkan hilang. Kecerdasan buatan, teknologi robot, big data dan internet of things
membuat semua elemen dalam kehidupan manusia terhubung dengan mudah. Beberapa
pendapat bahkan sampai jauh berdebat mengenai arti keberadaan manusia di dunia ini yang
semakin gampang tergantikan oleh teknologi.
Profesor Klaus lebih lanjut mengatakan Revolusi Industri 4.0 dapat berdampak buruk bagi
pemerintah yang gagap dan tidak bisa memanfaatkan perkembangan teknologi yang cepat.
Kemajuan teknologi memungkinkan tumbuhnya ancaman-ancaman keamanan yang
melampaui batas-batas tradisional suatu negara. Adaptasi yang rendah juga akan
memperdalam kesenjangan ekonomi antar masyarakat.
Ke depan, negara yang dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik akan bisa
menjadi kekuatan global. Namun sebaliknya, mereka yang tidak siap dan sibuk sendiri
dengan urusan domestik takkan mampu bersaing.
Indonesia 4.0
Bagaimana kesiapan Indonesia saat ini dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0?
Menurut Global Competitiveness Report terbaru, sebuah laporan tahunan yang diterbitkan
World Economic Forum, Indonesia saat ini berada di urutan ke-36 dari 137 ekonomi yang
ada di dunia.

Foto: weforum.org
Indonesia naik 5 (lima) peringkat dari tahun lalu dan menunjukkan performa yang sangat
baik, utamanya karena besarnya pasar yang dimiliki (urutan ke-9 di dunia) dan stabilitas
makroekonomi yang baik.
Indonesia juga duduk di peringkat cukup tinggi dari segi inovasi, yaitu peringkat ke-31 di
dunia. Namun dari segi teknologi, kesiapan Indonesia dinilai masih rendah (ranking ke-
80). Ranking efisiensi labor market yang dimiliki juga masih rendah (urutan ke-96)
dikarenakan rendahnya fleksibilitas penentuan gaji dan masih terbatasnya keterwakilan
perempuan dalam angkatan kerja.
Apa langkah yang telah diambil Pemerintah dalam menghadapi Revolusi Industri
Keempat?
Terdapat 4 (empat) langkah strategis yang telah diidentifikasi oleh Menteri Perindustrian
RI Airlangga Hartarto supaya Indonesia bisa siap menghadapi Revolusi Industri 4.0.
Pertama, dari sisi sumber daya manusia (SDM), angkatan kerja Indonesia perlu
meningkatkan keterampilannya dalam memahami penggunaan internet of things. Untuk
itu, pendidikan vokasi perlu diarahkan supaya dapat link and match dengan kebutuhan
industri di masa depan. Hal ini juga dibutuhkan untuk menyiapkan tenaga kerja terampil
yang siap pakai di sektor industri dengan target mencapai satu juta orang pada 2019.
Kedua, pengembangan program e-smart industri kecil dan menengah (IKM). Melalui
program tersebut, diharapkan penguasaan pemanfaatan teknologi digital dapat memacu
produktivitas dan daya saing industri nasional.
Ketiga, pemerintah juga meminta industri nasional dapat menggalakkan penggunaan
teknologi digital (Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud dan Augmented
Reality) yang pada akhirnya dapat menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya sekitar 12-
15%.
Keempat, fasilitasi pembangunan tempat inkubasi bisnis yang dapat mendorong
pengembangan startup di tingkat nasional. Upaya Pemerintah ini terlihat melalui
pembangunan beberapa technoparks seperti di Bandung (Bandung Techno Park), Denpasar
(TohpaTI Center), Semarang (Incubator Business Center Semarang), Makassar (Makassar
Techno Park) dan Batam (Pusat Desain Ponsel). Tidak hanya pemerintah, institusi
pendidikan maupun kalangan swasta juga telah turut membangun fasilitas technoparks di
beberapa wilayah Indonesia.
Selain itu, Presiden RI Joko Widodo juga telah secara resmi meluncurkan peta jalan
“Making Indonesia 4.0” pada tanggal 4 April lalu di sela-sela Indonesia Industrial
Summit 2018. Peta jalan tersebut digagas oleh Kementerian Perindustrian yang pada
intinya ditujukan untuk mengupayakan revitalisasi industri nasional secara komprehensif.

Infografis: kominfo.go.id
Dalam peta jalan tersebut, terdapat 5 (lima) sektor industri manufaktur yang akan menjadi
percontohan untuk memperkuat fondasi struktur industri tanah air, yaitu industri makanan
dan minuman, industri kimia, industri tekstil dan pakaian jadi, industri otomotif, dan
industri elektronika.
Presiden Jokowi menuturkan bahwa kelima industri tersebut merupakan tulang punggung
industri nasional yang diharapkan dapat membawa efek ungkit yang besar dalam hal daya
saing. Kelima industri tersebut juga diharapkan dapat berkontribusi bagi perekonomian
nasional dengan menciptakan 10 juta lapangan kerja baru dan menjadikan Indonesia dalam
10 besar ekonomi dunia di 2030.
Tidak lupa diharapkan peta jalan ini dapat memastikan pertumbuhan secara inklusif yang
melibatkan seluruh lapisan ekonomi masyarakat, tidak hanya perusahaan besar melainkan
juga usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Ancaman vs Kesempatan

Sebagaimana mata uang, guliran Revolusi Teknologi 4.0 ini memiliki dua sisi. Kita dapat
melihatnya sebagai ancaman atau kesempatan. Langkah-langkah di atas menunjukkan
sikap pemerintah yang memilih untuk optimis dan memandang Revolusi Industri 4.0
sebagai suatu peluang yang menjanjikan.
Kebijakan-kebijakan yang antisipatif dan adaptif di atas sudah lahir. Namun tanpa
implementasi yang bersifat integratif oleh semua pemangku kepentingan, kebijakan
tersebut tidak akan menghasilkan apa-apa. Sustainability juga perlu dipastikan agar
kebijakan yang lahir tidak sekadar menjadi alat atau jargon, namun dapat menjadi legacy
yang dapat terus dibangun meski terdapat pergantian rezim.
Kebijakan-kebijakan yang inovatif juga perlu tumbuh di tengah-tengah enabling
environment yang suportif, bukan dinamika politik domestik yang carut-marut. Situasi
politik yang tidak kondusif hanya akan membuat negara ini semakin rentan dan tidak dapat
bersaing di kawasan sendiri.

https://kumparan.com/nona-gae-luna1519199971381/revolusi-industri-dan-indonesia-4-0
I. ALTERNATIVE PROBLEM

1. Apakah dampak ketika Revolusi industri 4.0 diterapkan di Indonesia ?

2. Apakah indonesia di wajibkan pindah ke Revolusi industri 4.0?

3. Apasaja yang harus di siapkan dalam menghadapi Revolusi industri 4.0 ?

II. MAIN PROBLEM

1. Apakah dampak ketika Revolusi industri 4.0 diterapkan di Indonesia ?

III. ALTERNATIVE SOLUTION

1. TEORI :
Era revolusi 4.0 akan berbasis pada penggunaan dunia digital, komputerisasi, dan
analisa big data serta teknologi artificial intelligence (AI) dalam dunia industri. Hal ini
harus disambut oleh pelaku industri dengan penuh kehati-hatian dan bijak.
Mengapa harus hati-hati? Sebab, revolusi ini akan fokus pada penggunaan teknologi
komputer dalam segala aspek untuk mengantikan tenaga manusia. Hal ini sudah terlihat,
pada beberapa aspek industri yang sudah menerapkan sistem komputer dengan
mengantikan tenaga manusia.
Seperti penerapan penggunaan uang elektronik (e-money) pada pembayaran tol, serta
penggunaan tiket elektronik atau hanya dengan scan barcodeyang telah dilakukan oleh
beberapa industri transportasi di Indonesia. Kita bisa melihat, berapa banyak tenaga
manusia yang akhirnya tergantikan oleh mesin-mesin komputer tersebut.

OPINI :
Menrut saya, pemerintah sekarang masih belum bisa memaksimalkan teknologi yang
ada,memang betul ada beberapa yang sudah di lakukan akan tetapi masih belum maksimal
contoh kecil saja di indonesia pemerintah bisa memberi 4 sampai 5 kartu kepada
mayarakat nya akan tetapi menurut saya lebih baik di jadikan satu kartu yaitu kartu KTP
yang sudah termasuk SIM, BPJS ,dll.

2. TEORI :
terdapat keuntungan yang sangat-sangat diidamkan oleh para pekerja. Terlebih bagi
mereka yang selalu rindu akan suasana rumah. Yah, kehadiran revolusi industri 4.0
membuat banyak pekerja bisa bekerja dari rumah.
Terpenting, mereka bisa terhubung dengan yang namanya internet. Orang-orang yang
bekerja di rumah, cukup berkoordinasi via telpon maupun via email dengan atasan mereka
atau dengan perusahaan yang memberikan mereka pekerjaan. Setelah itu, mereka bisa
mengerjakan pekerjaan yang diberikan tersebut dari rumahatau dari mana pun yang
memiliki akses internet tanpa harus datang ke kantor.
Saat ini cukup banyak para pekerja kreatif yang bekerja di perusahaan-perusahaan digital
menyelesaikan pekerjaan mereka dari rumah. Tak perlu lagi mereka takut dengan telat dan
masalah absensi, karena mereka tidak akan lagi fokus pada urusan seperti itu.
Dalam dunia digital, hasil pekerjaan adalah hal penting dibandingkan dengan kehadiran di
kantor. Para pekerja tak dituntut harus selalu datang ke kantor untuk menyelesaikan
pekerjaan mereka. Cukup bekerja dari rumah atau co-working space, mereka bisa
mengerjakan berbagai jenis pekerjaan yang dibebankan kepada mereka semua. Sehingga
sangat mudah dilakukan

OPINI :
Menurut saya , Pemerintah indonesia harus bisa mengolah SDM untuk lebih baik lagi
supaya orang orang dapat menjurus minat bakat nya ketika ada orang yang menggunakan
teknologi tersebut .kita pun harus bisa membuat teknologi tersebut jangan sampai kita
hanya menggunakan tekologi yang dari luar
3. TEORI :
Perkembangan teknologi informasi telah melanda masyarakat dalam wujud penggunaan
gawai dan platform, seperti smartphone, teknologi informasi berbasis cloud, dan data
analytic. Seperti halnya dalam setiap revolusi industri sebelumnya, selalu ada peluang baru
dan ancaman. Pada tingkat perseorangan kemampuan yang dibutuhkan untuk menguasai
teknologi informasi ialah kemampuan logika dan bahasa.
Ide dapat menghasilkan pemikiran baru dan melalui kemampuan beragumentasi dan
berinteraksi dengan orang lain/masyarakat dapat diwujudkan menjadi aplikasi fisik
(gawai/gadget) ataupun nonfisik (sistem). Sayang sekali skor PISA (Programme for
International Student Assessment) yang diujikan pada murid-murid SD sedunia masih
menempatkan Indonesia pada urutan ke-62 dari 70 negara yang disurvei. Hal ini
disebabkan karena matematika dan membaca masih menjadi titik lemah.
“Indonesia termasuk pengguna media sosial terbesar di dunia dengan 143 juta pemakai,
tetapi penggunaan internet untuk daya saing bisnis masih tertinggal. Menurut Indeks Daya
Saing Global menempatkan Indonesia diperingkat ke-32 untuk sofistikasi bisnis dan
peringkat ke-80 untuk kesiapan teknologi,” ucap Ari Kuncoro dalam rilis tulisannya di
Harian Kompas, (12/1/2019).
Dalam dunia bisnis, terutama relasi internasional, teknologi informasi berperan sangat
penting. Kegagalan melakukan tindak lanjut, koordinasi, dan menepati jadwal penyerahan
barang (delivery) dapat mengakibatkan suatu perusahaan terpelanting dari jaringan
distribusi/produksi internasional. Saat ini keterlibatan Indonesia dalam jaringan produksi
internasional mengalami stagnasi.
Di sektor manufaktur Indonesia, basis ekspor sekarang lebih terkonsentrasi di sektor
makanan (ekspor minyak kelapa sawit) dan otomatif yang didominasi oleh prinsipal dari
Jepang dan Korea Selatan. “Basis ekspor yang sempit ini menyebabkan Indonesia rentan
terhadap siklus bisnis dunia dan disrupsi terhadap perdagangan dunia, seperti yang terjadi
saat ini sebagai akibat dari perang dagang AS-Cina,” pungkasnya.
Defisitnya neraca perdagangan pada beberapa bulan tertentu di tahun 2018 turut
menjelaskan kelemahan SDM Indonesia dalam menghadapi perubahan di jaringan
produksi internasional yang makin tersebar di berbagai lokasi/negara. Secara spesifik
kemampuan manajemen logistik dan kemampuan mengelola manusia dengan latar
belakang yang berbeda ialah dasar-dasar untuk memperbaiki peranan Indonesia dalam
jaringan produksi internasional.
OPINI :
Menurut saya , mau tida mau indonesia harus mengikuti zaman karena sekarang sudah
beralih ke Revolusi industri yang dimana hampir semua sistem sudah online sudah
menggunakan internet kita tidak perlu khawatir dengan ancaman ancaman yang ada karena
di suatu sisi revolusi industri 4.0 memberi banyak nilai positif untuk kita semua

IV. MAIN SOLUTION

Bagi Indonesia, tidak ada cara lain kecuali memperbaiki kelemahan di pendidikan dasar ini
dengan kurikulum yang mengembangkan logika, bahasa, dan kreativitas. Dengan
perbaikan talenta dasar seperti itu pun tidak ada jaminan bahwa semua pekerjaan akan
dapat dipertahankan. “Otomatisasi dan digitalisasi akan menghilangkan beberapa jenis
pekerjaaan, seperti kasir di loket bank, pemasar jarak jauh, atau paling tidak seperti auditor
berubah menjadi analis,” tambahnya.
Sementara itu, pertumbuhan dunia internasional dari sisi produksi perekonomian,
subsektor hotel dan restoran di angka 5,9% YOY, transportasi dan pergudangan 5,6%,
perdagangan besar dan eceran 5,3%. Keunggulan di bidang SDM, bisnis daring (online)
internasional punya peluang untuk memiliki keunggulan tidak sepadan terhadap bisnis
konvensional dan daring dalam negeri.
Industri ritel dalam negeri dengan beban regulasi yang mereka hadapi mungkin harus
menghadapi rantai pasokan transnasional dengan beban regulasi, seperti perpajakan,
lingkungan, dan persaingan usaha yang jauh lebih ringan.
Perkembangan teknologi informasi menyebabkan sifat interaksi antara individu dan
pemangku kepentingan tidak lagi sekedar satu/dua arah, tetapi lebih merupakan
suatu strategic game dengan banyak pelaku.Implikasi bagi pengambil keputusan akan
memengaruhi perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang dalam membuat,
menilai, dan memahami prospek (outlook) ke depan dalam bidang sosio-ekonomi,
perkembangan teknologi, pergeseran aliansi, geopolitik dan perubahan tingkah laku
masyarakat.
RESERENSI

https://kumparan.com/nona-gae-luna1519199971381/revolusi-industri-dan-indonesia-4-0
http://mitv.ui.ac.id/4630/revolusi-industri-4-0-4-dampak-buruk-baik-yang-muncul/
http://antijobless.com/dampak-era-revolusi-industri-4-0-bisa-kerja-dari-rumah-dan-dapat-uang/
http://www.feb.ui.ac.id/blog/2019/01/12/ari-kuncoro-revolusi-industri-4-0-dan-dampaknya-terhadap-
perekonomian-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai